Istri Direktur Kemarilah - Bab 109 Tidak Boleh Menginjakkan Kaki di Rumah Keluarga Salim Selama-Lamanya (2)

“Omong kosong apa! Panggil perahu periksa di daerah sekitar Hotel! Adalagi periksa semua rumah sakit yang ada!” TKP adalah di Hotel Marriot, tidak ada rumah sakit di sekitarnya, kalau tidak ada di rumah sakit, walaupun tidak mati juga terluka parah, tidak bisa jalan jauh.

……

Sheila berdiri di depan jendela, melihat Denis berjalan semakin jauh, tempat yang jauh dari jendela sana sedang ada pembangunan, Harry setelah sibuk mengantar Denis bak majikannya naik ke pesawat, ia pun lalu berlari ke lokasi pembangunan mengaturnya.

“Apa yang terjadi?” Sheila bertanya ke pelayan di sampingnya.

“Tuan muda bilang rumah keluarga Wijaya terlalu kecil, kemudian membeli tanah sekitar, mau memperbesar rumah keluarga Wijaya.”

Sheila diam menyetujui, rumah keluarga Wijaya memang kecil jika dibanding dengan rumah keluarga Salim, mengadakan pesta saja sempit rasanya, bagi Denis memperbesar rumah hanya semudah seperti bermain balok-balokan lego, ini juga tidak aneh kalau ayah sangat menurut sejiwa terhadap Denis, memeluk pohon besar Denis ini, berarti ada kekayaan yang tak akan habis untuk dinikmati.

Suara bangunan ribut bunyinya, Sheila baru saja mau menutup jendela untuk mengedapkan suara, kelihatan paviliun yang jauh di sana, Seli sedang berpegangan tangan berjalan dengan Karina.

Karina yang sedang hamil 4 bulan, memakai baju hamil yang besar, ditambah biasanya merawat diri dengan baik, sama sekali tidak kelihatan adalah seorang ibu hamil.

Seli memapahnya duduk di kursi kayu kecil di paviliun: “Ma, beberapa hari lagi pesta keluarga, kenapa Denis pergi ya? Apa mau meninggalkan Sheila dan tidak peduli dengan wanita itu lagi?”

Karina dengan halus mengosok-gosok perut kecilnya: “Kamu tidak dengar yang dikatakan Papamu? Dia bisa kembali lagi, kalau tidak kenapa bisa dia memperbesar rumah keluarga Wijaya? Justru bukannya karena merasa rumah keluarga Wijaya kecil, memalukan jika mau mengadakan pesta? Tapi omong-omong, kali ini tidak hanya ada Denis, masih mengundang keturunan dari jenderal ternama Tuan Huo, pada saatnya, pasti ada banyak wanita terkenal lainnya berusaha mau hadir, tidak bisa kalau tempatnya terlalu kecil.”

“Keturunan dari jendral ternama?” Seli seakan tercium mangsa saja: “Keturunan dari jendral ternama yang mana?”

“Jendral yang berperan dalam kemerderkaan negara kamu rasa masih ada siapa lagi? Dia masih adalah politukus ternama.” Tiba-tiba angin bertiup, membawa sedikit debu, Karina mengambil keluar kain sutranya menutupi hidup: “Sayang sekali, tidak disangka Denis meminta Sisi untuk menjadi tokoh utama pada pesta, pada saat itu semua hal baik pun diambil habis olehnya, Denis sudah dirampas oleh Sheila wanita itu, andai kata Tuan Huo terkait pergi oleh Sisi, dua keturunan ternama di kota ini sudah dirampas pergi oleh putri pelakor!”

“Pria mana bisa menyukai Sisi, kecambah yang belum berkembang itu, mau memakan pun tidak ada rasa.”

“Kemampuan dirinya tidak cukup, tapi Denis mendatangkan Josiah untuk meriasnya langsung, burung kecil pun bisa jadi phoenix.”

“Kalau begitu bagaimana?” Kewaspadaanpun disampaikan oleh Karina, teringat akan sesuatu, mengangkat membuka langkah kaki kemudian berkata: “Aku pergi cari Suni untuk diskusi bagaimana menghadapi ini.”

……

Sheila meminta pelayan pergi, dirinya sendiri mulai membereskan koper.

Keluarga Wijaya mengatur mereka di kamar yang paling besar, kelihatan kamarnya ditata dengan seksama, banyak pajangan dan peralatan pun diganti jadi baru.

Membuka pintu lemari baju, awalnya berpikir mau memasukkan bajunya ke dalam, di dalamnya sudah ada beberapa baju baru yang dipersiapkan oleh mereka, baju tidur, baju Denis lebih banyak, hampir semuanya adalah baju bermerek yang spesial dibuat tangan.

Hal-hal detail yang kecil, Harry komplit memikirkannya.

Ketika koper diantar masuk, sebenarnya Harry sudah meminta pelayan untuk membantunya merapikan koper, tapi Sheila tidak mengizinkannya untuk menyentuhnya….

Sheila menggantungkan baju ke dalam lemari baju.

Di bagian paling bawah koper, sebuah surat persetujuan tidak sengaja terlihat.

Hari itu persetujuan ditanda-tangani dengan sangat tergesa-gesa, dia tidak sempat melihat dengan seksama, hanya peduli bagian surat yang sengaja ditandai dengan kolom tanda tangan, mengambilnya, membuka, surat persetujuan cerai selain ditulis setengah tahun kemudian baru berlaku, masih ada lagi akan ada pesangon untuk pihak wanita setelah bercerai.

Sebenarnya dia tidak ingin mengambil sesuatu dari keluarga Salim, kalau di antara mereka masih ada peluang untuk berdiskusi, dia pasti akan menolak pesangon dari perceraian.

Membuka kembali halaman, di atas surat itu ada sebaris kecil yang menarik perhatiannya: Kalau sudah bercerai, pihak wanita selamanya tidak boleh masuk ke rumah keluarga Salim.

Ini adalah peraturan rumah keluarga Salim, kalau memutuskan hubungan dengan keluar Salim, untuk selama-lamanya tidak boleh menginjakkan kaki di pintu besar rumah keluarga Salim.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu