Istri Direktur Kemarilah - Bab 116 Apakah Kamu Akan Membiarkan Pria Lain Memiliki Kesempatan Ini? (1)

Lantai dua kamar tidur Suni.

Suni diberi tahu bahwa dia bisa mengenakan pakaian untuk menghadiri jamuan makan, dan berhenti menangis dalam sekejap, tetapi masih mengeluh.

Penampilan Seli memang kelihatannya tidak terima dengan apa yang dialami oleh Suni. Dia membuka pakaian Suni dan memilih gaun malam berwarna kuning angsa untuknya: "Aku juga merasa wanita sundal itu sengaja dan ini memang niatnya. Bahkan, dia pasti tahu Denis akan marah, dia sengaja kasih kamu gaun itu,dan tidak memberitahukan kepada Denis dulu ,makanya Denis bisa begitu marah dan bahkan dia mungkin juga menambah sedikit bumbu dan memprovokasinya. "

"Wanita itu memang sengaja, padahal Denis sudah jelas-jelas memuji aku cantik dan ketika melihat gaunku , mukanya langsung berubah."

"Denis memuji kecantikanmu? Kalau pria memuji wanita itu cantik , hanya ada satu tujuan."

"Apa itu?"

"Dia ingin melakukan sesutau dengan wanita itu ..."

Mata Suni sedikit bersinar, tapi dia menolak untuk menggelengkan kepalanya. "Jika dia menginginkan sesuatu terjadi, dia tidak akan memukulku."

"Dia hanya tidak senang,karena kamu memakai gaun desainnya sendiri tanpa ijin dari dia. Jika tidak, mungkin dia makan kamu sampai tidak bersisa, pria mana yang tidak mau melihat makanan enak didepannya, apalagi orang kaya seperti Denis. " Seli memang terlihat seperti sedang menganalisa masalah, tentu saja, dia tidak akan membiarkan Suni tahu bahwa dia sebenarnya ingin memprovokasi kecemburuan dan kebenciannya terhadap Sheila!

Suni tiba-tiba berdiri: "aku akan membuat perhitungan dengan wanita itu!"

Pundaknya langsung ditahan: "Pria tidak suka wanita kasar, aku tahu kamu sekarang sangat marah, tetapi jika kamu terus seperti ini, itu pasti akan mengarah pada masalah baru…...."

Suni seperti disiram air dingin dan duduk: "Kakak, aku tidak bisa menahan amarah ini!"

“Tidak bisa tahan juga harus tahan, siapa suruh kamu tidak berguna?” Karina sudah merias wajahnya, mengenakan gaun malam yang longgar, dan tanpa sadar merendahkan suaranya: “Aku telah mengirim foto itu ke media yang dapat diandalkan. Sebelum wartawan datang, kita harus jaga sikap baik-baik,kalau tidak nanti kita bisa ketahuan. "

"Bu, jika Denis sampai tahu kita yang melakukannya ..."

"Jangan khawatir, kali ini tidak akan bocor, dia tidak akan tahu ..."

.............

Setelah pergumulan tadi, Sheila tidak memiliki kekuatan untuk berdiri, terpaksa harus memeluk leher Denis untuk menopang tubuhnya.

Setelah hampir selesai, Sheila berusaha untuk mendorongnya agar lebih cepat keluar.

Namun, Denis sangat bersemangat, sehingga tidak peduli dengan Sheila.

Sheila cemas dan berteriak: "Jangan di dalam!"

“Sudah terlambat.” Pria itu menjilat bibirnya dengan puas dan dengan enggan melepaskan dirinya dari tubuhnya.

Sheila tanpa pikir panjang langsung pergi ke kamar mandi.

Dia menyesal karena sekotak obat di hotel tidak dia ambil tadi, jika langsung dicuci dengan air, apakah akan lebih baik?

Sebuah tangan besar menahan pintu yang dia ingin buka

Mata Denis merah, dan dia menundukkan kepala dan dengan sengaja membuat tanda di lehernya.

"Tidak boleh mandi!"

"……..." Sheila merasa lehernya panas, begitu keras gigitannya, bisa dibayangkan bahwa lehernya dihisap begitu dalam: "Seluruh tubuhku berkeringat, dan bau keringat, kamu mau membiarkan aku keluar seperti ini? "

Setelah bertanya, Sheila merasa ada yang salah, dia tampaknya telah mengatakan apa yang dipikirkan pria itu.

"Bau apa? Um?" Denis tertawa jahat dan mengulangi kata-katanya: "Takut kalau Tuan Huo mencium bauku di tubuhmu?"

"Sudah selesai? Biarkan aku pergi!" Sheila menginjak kaki Denis, dan jika dia bisa, dia benar-benar ingin membuangnya ke toilet dan menghilangkannya!

Denis tidak memaksa lagi, tetapi perlahan-lahan melepaskannya dari lengannya, sialan, sekarang malah pergi, dan dia tidak bisa menahan diri untuk menginginkannya lagi, aromanya membuatnya kecanduan sepanjang waktu.