Istri Direktur Kemarilah - Bab 256 Biarkan Aku Pergi Tanpa Penyesalan

Jantung Regen tiba-tiba mengerut, berlari kembali ke sana.

Di dalam ruangan VIP asapnya hitam tebal, lantainya penuh dengan bercak darah, juga mayat, serpihan pintu kayu, kepingan pecahan piring porselen, juga sisa makanan……

“Selamatkan.” Regen memerintah pengawal di sisinya dengan nafas panik, situasi setragis ini, pasti terjadi di saat Denis tidak sempat berlindung.

Menyingkirkan orang yang terluka dan mati karena ledakan, ia sedang khawatir mencari bayangan tubuh Sheila, seseorang bergerak, Jack, Jack membersihkan benda tidak jelas yang menempel di tubuhnya, tiba-tiba teringat harus mencari Tuan Muda dan Nyonya Muda.

Regen menerjang ke arah Jack, sambil menyingkirkan orang di sisi Jack, sambil bertanya: “apa yang terjadi?”

“Bom manusia meledak di depan kita.”

Sheila dilindungi dalam pelukan Denis, Sheila juga bergerak, segera setelahnya Regen menarik Sheila: “tidak apa-apa kan?”

“Denis?” Sheila sama sekali tidak punya waktu memikirkan dirinya sendiri kenapa-napa atau tidak.

“Tuan Muda?”

Denis karena melindungi Sheila, Regen barusan menyingkirkannya, menarik Sheila keluar.

Di bagian kepala Denis seketika mengalir darah segar melewati dahinya, di tempat lainnya tidak tahu masih terluka di mana lagi.

Sheila berlutut memeluk kepala Denis: “Denis? Cepat panggil ambulans! Cepat! Cepat lah!”

Jack sudah sedang menelepon, Regen lihat wanita di hadapannya yang sudah acak-acakan, panik sampai tidak tahu baiknya harus bagaimana.

Regen sangat jarang melihat saat-saat Sheila seperti ini, pertama kalinya saat Regen membohongi Sheila mau membawanya melihat Kenny, Sheila panik sampai sudah kehilangan kemamouan membuat keputusannya.

Kedua kalinya itu sekarang, wajah Sheila putih pucat, memeluk Denis dalam pelukannya, sangat erat seperti takut di detik selanjutnya akan kehilangan Denis.

2 kali, tapi dua duanya malah bukan demi dirinya sendiri, iri, cemburu, dengan mudah menyebar, Regen merasa bau amis darah di ruangan terlalu tajam, sampai hatinya sedih.

Dengan sangat cepat membawakan tandu, ambulans sudah sampai di lantai bawah, polisi juga datang, hotel sepenuhnya berantakan.

Sheila mengikuti Denis dengan erat merasakan tubuhnya runtuh, barusan Sheila memeluk Denis, Denis malah sama sekali tidak sadar......

Pakaian Sheila sudah penuh dengan darah Denis.....

Sheila langsung seperti kehilangan arwahnya saja, beberapa kali hampir saja tersandung langkah kaki berantakkannya sendiri.

Regen mengikuti di sebelah Sheila, kadang-kadang mengulurkan tangan memapah sebentar, Sheila malah sama sekali tidak sadar.

Di depan ada suara Jack、pengawal、juga petugas medik mendorong ranjang pasien gawat darurat, untuk mereka, waktu adalah nyawa.

Sheila yang seluruh tubuhnya dipenuhi darah mengikuti di belakang, sampai pintu UGD menahannya di luar.

Jack dan beberapa pengawal juga ada di sana, berjalan ke hadapan Sheila dengan raut wajahnya tegang: “Nyonya Muda, kamu terluka tidak?”

Sheila menggelengkan kepala bengong, Denis melindungi Sheila dengan badannya, segala luka Denis terima demi Sheila, jadi ia sama sekali tidak terluka.

“Tuan Muda Susanto?” Sheila menyebut Samuel nama ini, teringat malam itu sorot mata yang terlihat suka membunuh itu, dipenuhi dengan nafsu ingin membalas dendam.

“Aku bawa orang pergi membunuhnya!” Jack refleks mau membawa pengawal dan menerjang ke luar.

“Jangan sembarangan bergerak dulu, tunggu Tuan Muda kalian sadar.” Sheila memaksa dirinya sendiri untuk tenang, Samuel pasti dari awal sudah berpersiapan, Jack sekarang pergi sama saja mengantar diri untuk mati.

Di otak Sheila teringat kembali skenario barusan bom manusia meledak di hadapannya, Sheila duduk kesal.

Semua pelayan yang masuk dan keluar menyajikan makanan, sebelum masuk ke ruangan VIP tidak ada satupun pengecualiam semua diperiksa pengawal, kenapa hanya pelayan ini yang lolos dari pemeriksaan?

Waktu sedetik demi sedetik berlalu dengan sangat lama, lampu operasi terang sampai menyilaukan……

“Tuan Muda.” pengawalnya Regen , ia langsung lari ke hadapan Regen: “Tuan Muda Susanto menanamkan bom ke dalam tubuh…”

Rasa kaget Sheila seperti ombak tinggi saja, Sheila tahu setelah memasukkan bahan peledak tingkat tinggi ke kapsul baru ditanamkan di dalam tubuh, di bagian-bagian seperti bokong, dada, kemudian meledak di saat yang tepat……

“Yang digunakan adalah bom yang keluatannya paling kecil, jadi seharusnya bukan mau merebut nyawa……”

Regen melambaikan tangan, menyuruh pengawal turun, Regen bersender di tembok dengan postur sesukanya, sambil kakinya menyilang di atas lututnya, kakinya menginjak tembok putih.

Tentu saja Samuel tidak berani merebut nyawa, Kenny masih sisa senafas, kalau ia berani mengapa-apakan Denis, seluruh keluarga Susanto akan dikubur menemani Denis karena tindakannya.

Jadi Samuel berulang kali menakuti kamu, tidak mau nyawamu, menyiksa kamu.

Regen melihat Sheila sekilas: “tenang saja, tidak akan mati .”

Sheila sedikitpun juga tidak suka sikapnya yang seperti ini, ini sudah ketiga kalinya perilaku Samuel membalas dendam, sekali demi sekali lagi lebih menakutkan.

Regen merasakan ketidaksenangan wanita itu, mendongak dan tertawa, pas sekali kepalanya kena tembok, lagi dan lagi: “kemampuan Tuan Muda Salim lebih kuat Tuan Muda Susanto, tahu Denis kenapa tidak lebih kejam dari Tuan Muda Susanto?”

Hati Sheila tertarik kuat karena pertanyaan Regen ini, tangan Sheila menarik rok di atas lututnya, kurang lebih sudah bisa menebak jawabannya.

“Tuan Muda Salim punya titik lemah, Tuan Muda Susanto tidak punya.”

Regen mengatalan jawaban yang Sheila pikir dalam hati, jadi, setiap kali Denis akan terluka demi melindungi Sheila.

Jack mondar mandir di depan ruang operasi, sama sekali tidak punya pikiran untuk mendengarkan mereka sedang membicarakan apa, langkah kaki yang panik dan tidak tenang itu, membuat orang di sekelilingnya juga jadi sangat terganggu.

“Tuan Muda Salim kira, merebut jantungku, adalah cara yang paling sedikit melukai kita.” Regen menengok melihat Sheila: “Kenapa Denis kira keluarga Huo akan melepaskannya begitu saja?”

Sheila menutup kelopak matanya kencang-kencang, ia tahu Regen mau bilang apa.

Sheila teringat kata-kata yang Regen bilang padanya.

【Nikahi aku, setahun kemudian aku akan kembalikan jantungku padanya.】

“Aku beri kamu waktu untuk berpikir, sampai hari ini.” Regen meletakkan kakinya, sepasang tangannya ia masukkan ke kantung, sorot matanya menembus ooni yang tipis melihat Sheila: “nikahi aku, setelah aku mati, kamu tetap saja bisa kembali ke sisi Tuan Muda Salim, aku akan menjelaskan pada keluarga Huo, aku juga akan menjelaskan pada keluarga Susanto, ini barulah cara tepat yang paling sedikit melukai kita.”

Sebenarnya dari awal ia juga sudah melihat dengan sangat jelas.

Kalau tidak keluarga Salim 、keluarga Huo、keluarga Susanto ketiganya pasti akan terluka.

“Kenapa harus aku?” hati nurani Sheila sangat berantakan, tapi di luarnya ia tetap tenang.

“Sebelum aku mati tidak bisakah mencari kambing hitam? Aku tidak tahan melihat kamu dan Tuan Muda Salim semudah itu baik-baik saja.” nada bicara tidak bermoral Regen, tidak ada orang yang tahu di lubuk hatinya sebenarnya ia sedang memikirkan apa.

“Kamu freak ya?” Sheila mengernyitkan alisnya, selalu senang di atas penderitaan orang lain.

“Sebenarnya aku punya jutaan cara menahan kamu di sisiku.“

“……”

“Kalau sungguh ingin seperti itu, sejak keluar dari kantor polisi, kamu harusnya bukan pulang ke kediaman Salim, melainkan rumah kabut.”

Sheila meraba bibirnya dan tidak bicara.

Regen tertawa ringan: “saat kamu di rumah kabut aku punya jutaan kesempatan memaksa untuk memilikimu, kenapa aku tidak melakukan itu?”

Sheila menggelengkan kepala: “karena aku ibu hamil?”

Memang, kalau ia mau, Sheila sama sekali tidak bisa menolak, juga tidak bisa kabur.

Sheila tidak memahaminya, juga tidak ingin paham.

Lampu di UGD masih tetap menyala, Regen menarik kembali pandangannya, berkata: “karena yang mau aku temani itu jantungmu, dan bukan luarannya.”

“Nikahi aku, temani aku, biarkan aku pergi tanpa penyesalan.” kata Regen.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu