Istri Direktur Kemarilah - Bab 20 Akan Kukabulkan Satu Permintaanmu

Bab 20 Akan Kukabulkan Satu Permintaanmu


Denis mempercepat langkahnya, sesampainya di rumah, dia diberitahu pembantu bahwa Sheila sudah tertidur.
   
Sheila dengan malas meringkuk di dalam selimut, keempat sudut selimut tidak terlihat, rambut keriting  berwarna kastanye berserakan di atas bantal putih.
   
Bulu mata yang melengkung sedikit bergetar, Bagian leher yang terbuka menampakkan leher yang putih dan tulang selangka yang elok, membuat orang tergoda.
   
Dia yang dulu bagaikan boneka yang tidak berjiwa, tapi, sekarang dia seperti berubah menjadi orang yang berjiwa menarik, menantangnya, membuatnya marah, menghinanya, dan membuatnya memiliki keinginan untuk memiliki dia… …
   
Tenggorakan wanita mengeluarkan suara bersenandung, sepertinya tidak enak badan, kepala yang terkubur di samping bantal mengganti posisi baru.
   
Wajahnya memerah dengan aneh, dilanjutkan dengan bersenandung sesuatu
   
Denis mendekatinya dan mendengarkan dengan jelas, udara panas melalui daun telinganya :”lepaskan aku, biarkan aku pergi… …”
   
Mengerutkan alis dengan ganas, walau di mimpi pun tetap ingin pergi darinya?
   
Dulunya bagaimanapun Denis mengusirnya, Sheila pun tidak pergi, sekarang Sheila malah ingin pergi darinya.
   
Apa yang terjadi di tengah-tengah ini?
   
Sialan!
   
Dia malah semakin penasaran dengan Sheila.
   
Sheila sepertinya sangat panas?
   
Mengulurkan tangan ke dahinya, alinya mengerut lebih ketat, dia menekan lonceng pelayan, memanggil Dodi.
   
Dodi melihat termometer :”panas tinggi 39.2. Sepertinya karena berendam air dingin ditambah tiupan angin, diinfus dulu biar panasnya turun.”
   
Setelah selesai menyocokkan obat, Dodi dengan canggung berdiri di sana, Sheila masih tidur, tangannya ada di dalam selimut, dia tidak tahu bagaimana mengeluarkan tangan Sheila, kalau tidak mengeluarkannya dia tidak bisa menyuntiknya.
 
 “Tangan… …”
   
 “Panggil perawat, kamu tidak perlu datang lagi.” Denis malah mengambil sudut selimut dan menutupinya lebih ketat lagi.
Seperti raja hewan sedang memerintah bawahannya.
   
Selimut tertutup dengan ketat, Sheila merasakan tidak nyaman karena kepanasan, tangannya menarik selimut, melihat kondisi ini, Dodi segera keluar, dia takut melihat sesuatu yang tidak pantas dilihatnya dan kemudian matanya akan digali raja hewan.
   
Sheila bersenandung dengan nada rendah, berusaha mengangkat kelopak matanya, dan terlihat figur seseorang yang tidak asing ada di hadapannya.
   
 “Kenapa kamu yang disini?”
 
“Sudah bangun?” Pria mengulurkan tangan ingin menyampingkan rambut Sheila yang menempel di mukanya :”masih ada yang tidak nyaman?”
 
 “aku selalu tidak nyaman ketika ditempat yang ada kamu.” Walau Sheila sakit, dia tetap dengan bersikeras menyampingkan kepalanya, tidak ingin pria ini menyentuhnya.
   
Di waktu sakit pun tidak lupa mengeluarkan gigi taring yang tajam.
   
Tangan Denis menahan dagu Sheila :”kamu tidak sadar kalau kamu sendiri demam?”
 
 “Berkat Tuan Salim.” Kalau bukan karena pria di depan ini, dia pun tidak bakal berendam air dingin, sehingga demam.
   
Dia sekali lagi menyampingkan kepala untuk menyingkirkan tangan Denis.
   
Perutnya malah sangat mengecewakan, mengeluarkan suara ‘kulukulu”
   
Dia dibangunkan pagi-pagi oleh Nyonya besar Salim, kemudian berkeliaran dengan pria di depannya ini, sampai sekarang masih belum makan.
   
“Lapar?”
   
Denis tersenyum rendah tanpa mengeluarkan suara, membuat Sheila semakin sebal :”tidak lapar, bisakah kamu keluar!”
   
Kucing liar yang keras kepala.
   
Denis sudah mecoba merendahkan diri dan menghiburnya, tapi Sheila masih bersikap dingin.
   
Setelah Denis sadar, dia sendiri pun tidak tahu dirinya sendiri ternyata memiliki sifat baik seperti ini, demi menghibur seorang wanita!
   
Tapi wanita ini sangat keras kepala, tidak terima baik pria menggunakan cara lembut maupun kasar.
   
Denis meletakkan tangan di pinggang, memerintah orang untuk membawakan makanan :”aku tidak mau makan! Pintu ada disana, selamat tinggal.”
 
Karena berendam air dingin,  kepala sepertinya masuk angin sehingga sangat sakit, dia hanya ingin tidur.
   
 “Kamu lapar.”selesai berkata Denis menatap pembantu.
   
Perawat menyuntik jarum infus di tangan kanan, susah untuk makan, pembantu pun harus menyuapnya, tapi kepala Sheila berputar ke kiri kanan, tidak ingin makan sama sekali.
   
Denis menatap dengan tatapan dalam “keluar!”
   
Pembantu dan Sheila sama-sama terbengong
   
Tatapan Denis bagai api yang terbakar, pembantu ketakutan dan segera keluar.
   
Dia melipat kedua sisi lengan baju, menampakkan lengannya yang panjang, berjalan ke samping Sheila dan duduk :”aku yang suap.”
 
    “……”
 
 “Tidak perlu terharu, kamu dihukum Nyonya besar karena aku,”
   
Sheila tidak berkata apapun, hidungnya mendengus.
   
Sesendok bubur ayam dikirim ke depan mulut Sheila, Sheila memutar kepalanya, Denis menahan dagu Sheila :”kalau tidak patuh, aku akan menghukummu lagi.”
   
Mata Denis memancarkan sinar jahat yang mempesona, tiba-tiba mencium kedua bibir Sheila
 
 “Uhm… …” Sheila tidak bisa melepaskannya, tubuhnya dipeluk erat oleh Denis.
 
 “Sialan, padahal hanya menciumnya, tapi perut bagian bawah Denis langsung bagai api sedang membakar.!”
   
Ciuman lebih membuatnya tergoda daripada berhubungan intim.
   
Tubuh Sheila ditekan kuat ke dada Denis, kedua bahunya hampir hancur karena pelukan Denis yang erat.
   
Denis mencium  Sheila hingga dia hampir sesak nafas.
   
Setelah ciuman intens berlalu, nafas kedua orang itu menjadi cepat
   
Sheila menatap Denis dengan ganas, kenapa setiap kali Denis menciumnya seperti ingin menyabut nyawanya, menakutkan.
   
Jari yang kasar mengelus bibir Sheila yang memerah.
   
Denis dengan nada serak :”kalau tidak patuh, aku boleh saja melanjutkan hukuman siang tadi.”
   
Tangan Sheila mengepal erat, tidak bergerak lagi, juga tidak memiliki tenaga untuk gerak, dia pastinya tahu hukuman yang dimaksud Denis.
   
 “Makanlah, aku akan memenuhi satu permintaanmu.”
   
Muka Sheila yang pucat karena sakit mengangkat dengan merasa aneh, apakah otak pria ini dijepit atau dia tiba-tiba menemukan hati nuraninya?
   
“Selain cerai, apapun boleh dipenuhi.” Denis menambahkan.
   
“Hapus larangan keluar, bolehkan aku pergi keluar setiap saat, itu pun boleh?”
   
“Boleh.”
   
“Harap kamu jangan mengingkar janji…”
   
“Tidak akan ingkar janji…”
   
Sendok sekali lagi terkirim ke tepi bibirnya, dia akhirnya membuka mulut dan makan sedikit demi sedikit.
   
Sheila dengan lembek menyandar di tepi ranjang, Denis memyuapnya sendok per sendok.
 
Suasana harmonis yang tidak terduga, ini adalah pertama kalinya.
   
Janji Denis, ditambah Sheila yang sakit tidak bertenaga melepaskan diri, selesai makan, dia mendorong mangkok :”ngantuk, aku mau tidur.”
   
Sedikit kecanggungannya tentu tidak bisa lepas dari mata Denis, dia menekan senyumnya, menjawab iya, kemudian menyuruh pembantu membereskan mangkok, dia sendiri pun keluar dari kamar Sheila.
   
Di ruang kerja.
 
Jack masuk langsung merasakan semburan angin musim semi, mengangkat mata, melihat Tuannya sendiri tersenyum bagai angin musim semi.
   
Apa yang terjadi?
   
“Tuan, nona Yuna ingin bertemu anda.”
   
“Suruh dia masuk.”
   
Jack memundurkan diri,  Yuna sudah masuk melewati pintu, dia menunduk kepala menatapi sudut sepatunya, bagai anak kecil yang ingin mengakui kesalahannya, membuat orang yang melihatnya merasa kasihan padanya dan tidak tega menghukumnya.
   
“Kak Denis..”
  
Jack keluar, dia ingin menutup pintu, tapi dihentikan Denis.
Pintu terbuka, Yuna dengan sedikit tidak tenang melihat ke arah pintu, Jack berdiri di luar pintu, apapun yang dibilangnya akan terdengar oleh Jack
   
“Kak Denis, sebenarnya saat nenek ingin menghukum kak Sheila, aku juga sudah membela Kak Sheila, hanya tidak sangka Kak Sheila tetap membuat nenek marah… …”
   
“Kamu juga tahu emosi kak Sheila, padahal dia tahu nenek tidak enak badan, tapi dia tetap saja… …”
   
“Sudah selesai?”
 
“Ha?”
 
“Kalau sudah selesai bicara, keluarlah.”

Yuna terbengong di tempat, dia sedikit kaget dengan sikap Denis yang tidak sabar dengannya, dia pun mengangkat kepala melihat ke arah Denis :”ada lagi… …”

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu