Istri Direktur Kemarilah - Bab 18 Akan Kubawa Pergi Dengan Cara Apapun

Bab 18 Akan Kubawa Pergi Dengan Cara Apapun

Jack melirik ke arah Denis, suaranya semakin mengecil :”Nyonya sedang bersama dokter Kenny.”


Sheila tetap tidak ingin disentuh Denis walaupun di kondisi seperti tadi, tapi sekarang dia malah pergi mencari Kenny?


Tatapan Denis perlahan jatuh ke arah Jack, matanya terpancar cahaya dingin, membuat Jack tidak berani bertatapan dengannya.


Perilaku Nyonya semakin aneh, padahal dia jelas mengetahui kalau Tuan Salim sangat peduli dengan nama baik keluarga Salim, tapi dia malah berkali-kali menemui dokter Kenny secara diam-diam, walaupun dia pergi karena kondisi nenek Lan yang sakit, sebagai Nyonya Salim, dia tetap harus lebih memperhatikan tingkah lakunya.


 “Suruh perawat khusus beritahu Nyonya, kalau dia tidak mengangkat telepon dalam waktu sepuluh menit, aku bakal punya banyak cara mencabut tabung oksigen nenek Lan.”
  



Rumah sakit Shengde


Sheila baru saja keluar dari taksi, raut wajahnya terlihat sedikit lemas, Kenny menilainya dari ujung rambut hingga ujung kaki :”tidak sehat?”


 “Sudah minum banyak obat.” Hanya saja tadinya dia berendam air dingin, kemudian keluar tertiup angin lagi, jadinya dia terasa agak dingin.


Sheila menarik-narik seragam pembantu yang dipakai, kemeja halus terasa berat, membuat tubuhnya bergoyang-goyang karena tiupan angin.


 “Mau isitirahat sebentar di tempatku? Kalau tau begini kondisimu, aku tidak akan membiarkanmu datang.”


 “Bukannya ada surat operasi yang butuh tanda tanganku.”


 “Tidak masalah walau telat beberapa hari.”


 “Keluar untuk rileks cari udara, sekalian tanda tangan.” Sheila menerima data yang diberi Kenny, sedikit info tentang peringatan penggunaan obat dan bahaya penggunaan yang butuh persetujuannya.


Setelah menandatanganinya , dia mengembalikan ke Kenny, di waktu yang bersamaan, perawat khusus keluar dari rumah sakit dengan mengangkat tinggi handphone yang ada ditangannya, berlari sambil mengatakan :”Nyonya, panggilan dari Tuan.”


Perawat itu berlari terburu-buru, saat turun tangga dia jatuh dan terlempar ke lumpur, sangat menyedihkan.


Kenny melangkah ke depan, mengangkat perawat itu bangun, perawat sekilas melihat Kenny, berterima kasih, mukanya menampakkan rasa malu.

Rasa sakit dengan cepat menyadarkannya, dia segera mengasihkan  handphone ke Sheila :”Tuan bilang kalau tidak mengangkat telepon dalam waktu sepeluh menit, dia akan mempunyai banyak cara untuk mencabut tabung reaksi nenek Lan..”


Sheila mengerut ketat alis, menggertak giginya, sialan ini, baru bangun sudah langsung bersikap bagai setan.


Kenapa tadi tidak langsung membunuhnya saja?


Handphone berada di depan Sheila, layar handphone segera muncul wajah Denis yang ganteng, Denis mengangkat alis, nafas berat dan menggila bagaikan dia akan keluar dari layar handphone yang tipis itu.


Dalam videocall itu, Denis mengaitkan bibirnya :”Nyonya Salim menarik sekali, bermain peran pembantu di rumah sakit, siapa yang ingin kamu layani?”


Belakang Denis ada sebuah akuarium besar berbentuk persegi panjang, dalamnya terisi aneka ragam ikan mahal, generator oksigen didalamnya mengeluarkan gelembung setiap beberapa saat.


Tangan panjang Denis memainkan pipa transparan dari generator oksigen, hanya sedikit ditarik, pipa akan terlepas, ikan dalam akuarium tidak akan mati, tapi Sheila tau, jika yang dilepaskan adalah tabung oksigen nenek Lan...


Setan yang ada di depan mata ini sebenarnya ingin mengingatkannya, kalau dia tidak patuh, Setan ini punya banyak cara.

 “Kalau Tuan Salim menelepon hanya untuk hal ini, saya akan mematikan telponmu.”

 “Orang saya sudah sampai di kamar pasien...”

“Denis, berani kamu?!”


 “Tidak ada kata tidak berani dalam kamusku, coba saja kalau mau—”


Sheila teringat di pagi hari, Denis memegang tangannya dan menusukkan jarum ke dada dia sendiri, Sheila menjadi sedikit gemetaran.

 “Sheila, baik-baik saja?” Melihat Sheila bersikap aneh, dan tadi diberitahukan kalau dia sakit, Kenny menjadi sedikit khawatir.


Tapi Sheila sedang bertelepon, Kenny hanya bisa dengan sopan melihatnya dari jauh.

Sheila menggelengkan kepala ke arah Kenny, menyuruhnya untuk jangan khawatir.

Mendengar suara Kenny, alis Denis sedikit bergerak, dia tetap memperlihatkan gayanya yang sombong :”katakan, ngapain saja di rumah sakit?”

 “Tentu saja datang cek penyakit, apakah saya kelihatan datang ke sini untuk bersenang-senang?”

 “Bersenang-senang? Setelah mencium bau pengharum, butuh pengobatan dokter Kenny? Hm?”

 “Kamu kira orang lain sama buruknya seperti kamu?”

 “Bagus kalau tidak! Aku mau bertemu kamu dalam waktu dua puluh menit.”Denis dengan santai melemparkan makanan ikan ke dalam aquarium, membuat ikan di dalam aquarium 

saling merebut.

Nada yang biasa, suara yang menarik, namun sampai ke telinga Sheila seperti terdengar :”lihat bagaimana aku menghukummu setelah ketemu nanti.


Sheila dengan tegas mematikan teleponnya, dia tidak ingin mendengarkan suaranya lagi, dan juga tidak mau tau apakah dia masih ingin membicarakan sesuatu.

Dia tidak pernah setidak sabar ini terhadap seseorang


Handphone dikembalikannya ke perawat, di belakangnya tersusun rapi belasan mobil mahal yang diparkirkan di depan pintu rumah sakit, terlihat sangat sombong.

Dia melihat sekilas barisan mobil itu, semuanya adalah mobil pengawal, Denis tidak ada  di dalam, tapi Sheila tau dirinya harus berangkat sekarang.


“Menjemputmu pulang?”


“Iya.”


Kenny mengangguk, mengkhawatirkannya seharian membuat pikirannya tidak tenang, tapi setelah melihat Sheila baik-baik saja, dia akhirnya bisa melepaskan kekhawatirannya itu.


Kenny bukannya tidak melihat leher Sheila yang tersisa jejak mesra bersama Denis.

Dia hanya bisa berkata ke dirinya sendiri, harus belajar untuk sabar, bersiap untuk masa depan, suatu hari nanti, Sheila bakal menjadi miliknya.

“Sheila.” Karena gugup, saluran suaranya mengetat, suaranya pun sedikit serak dan rendah, melihat Sheila akan pergi, Kenny segera memanggilnya.

Sheila membalikkan kepala, hanya terlihat pria jas putih, tinggi dan tegak, angin yang meniup membuat pakaian pria menari sesuai arah angin, poni di depan dahi juga berantakan akibat tiupan angin.


 “Aku lupa memberitahu kamu, aku suka makan mie ayam.”
   
Sheila pernah bilang dia akan masak untuk pesta jika kemudian hari dia berhasil cerai, dia menanyakan makanan kesukaan Kenny, Kenny pun bercanda mengatakan semua makanan tradisional Jawa, sebenarnya dia ingin bilang, dia suka makanan apapun yang penting itu buatan Sheila. Jika ingin jawaban yang spesifik, mungkin jawabannya adalah mie ayam.
   
Mie ayam kesukaannya, dibuat oleh orang yang paling dia cintai, memikirkan suasana itu, dia pun merasa sangat puas


“Bukan makanan tradisional Jawa?”
   
Kenny memasukkan kedua tangan ke dalam kantong saku, menyampingkan kepala, berkata menyeringai :”aku orangnya setia.”
   
Canda itu membuat Sheila tersenyum :”tunggulah.”
   
Senyum bagai bunga yang mekar, Kenny terbengong melihatnya, sayangnya, perawat memanggilnya, dia kembali sadar dan hanya bisa mengucapkan selamat tinggal walaupun enggan.
   
Jack membukakan Sheila pintu mobil, di depan ada dua sisi jalan untuk mobil, tidak lama mobil pun sudah berada di jalan utama.
   
Mobil melaju ke rumah megah bagai kastil, sekumpulan pembantu dan pengurus rumah tangga sudah menunggu di kedua sisi.


Sheila melihat figur yang tidak asing berdiri di barisan paling depan, dia adalah Andi, pengurus pribadi Nyonya besar Salim.
   
Pengurus tua itu melihat Sheila, mengangkat tangan dan memerintah :”ikat dan bawa dia!”

   
Sheila merespon dengan memundurkan diri, para pembantu segera mengelilinginya.
   
“Siapa yang memberi kalian keberanian untuk membawaku pergi? Denis ingin bertemu aku, kalian membawaku pergi, tidak takut dimarahi Denis?”
   
Pengurus tua melihat Jack yang menghalang di depan Sheila.
   
Jack berkata :” Tuan Salim memang ingin bertemu Nyonya.”
   
Andi ragu sejenak, dia mengarahkan pembantu di samping dengan tatapannya :”perintah Nyonya besar Salim, yang memiliki komentar, bilang sendiri ke Nyonya besar Salim, orang ini saya harus membawanya.”


“ini… …” tidak ada perintah dari Denis, Jack tidak berani membantah perintah Nyonya besar Salim, jadi dia pun tidak melindungi Sheila lagi.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu