Istri Direktur Kemarilah - Bab 14 Masalah Ini Harus Diperiksa

Bab 14 Masalah Ini Harus Diperiksa

Denis kembali berdiri, seragam gelap yang menyelubungi tubuhnya membuat dia terlihat lebih tegak, hanya saja dia seperti terdengar sesuatu, tubuhnya pun seketika memancarkan aura jahat.


"Nyonya muda sudah mulai beromong kosong sebelum bangun tidur" tatapan ganas Denis tidak memberikan sedikit pun kehangatan, yang terpancar hanyalah aura dingin, dia mendekati Sheila langkah demi langkah.


Lebih buruk dibanding rumput di bawah kakinya?


Siapa suka, siapa ambil?


Setiap langkah diikuti dengan dorongan untuk membunuh wanita tersebut.


"Denis, kamu datang di waktu yang tepat, dengar apa yang dikatakan wanita ini?!"


Denis menggertak giginya :"apa yang telah dia katakan?"


"Katakan, Yuna."


Yuna menundukkan kepala, terbelit-belit mengatakan:" dia bilang ... dia ingin menyatukan kita, dia juga bilang, demi menyatukan kita berdua dia membelikan kita sebotol pengharum yang mengandung obat hipnotis sebagai hadiah untuk membantu kita bersenang-senang, dengan begitu dia pun bisa menyocokkan kita, kemudian meninggalkan rumah Salim, dia juga bilang dia tidak suka kamu, mending rumput yang terinjak di bawah kaki dibanding kamu."


Sheila dengan ekspresi dingin melihat Yuna sengaja menuang minyak di api yang membakar, dia juga melihat sekilas wajah Denis, Denis kebetulan juga sedang melihat dirinya, muka Denis terpasang ekspresi yang sulit dijelaskan.


Jika di masa lalu, dia mungkin bisa menjelaskannya, dan melihat Denis yang menatap dirinya, dia pun akan bertingkah bagai burung yang ketakutan, segera menghindari tatapannya.


Namun, sekarang, dia malah sama sekali tidak takut ketikap bertatapan langsung dengan tatapan pria yang dingin itu, diantara tatapan mereka seperti ternyalakan percikan api.


"Kak Denis, Kak Sheila mungkin masih belum sadar sehingga berkata seperti itu ... mana mungkin kamu itu rumput..."


Yuna sengaja melafalkan kata 'rumput' lebih jelas, selesai bicara, sudut mulutnya diam-diam melampiaskan perasaan bangga, mengintip sekilas wajah Denis, tidak ada lagi ekspresi yang lebih buruk selain ekspresi pria sekarang ini.


Mata Nyonya besar Salim memberi pertanda ke pembantu, pembantu kemudian mengambil sebotol pengharum dan diletakkan di atas meja kopi :"Denis, lihatlah, pengharum ini."


"Sebagai Nyonya keluarga Salim, dia tidak patuh peraturan wanita, tidak menjaga nama baik keluarga Salim, jika tidak dihukum berat, bagaimana orang luar menilai keluarga Salim?" Nyonya besar Salim meletakkan cangkir teh yang ada di genggamannya, menyuruh Yuna membantunya bangkit dari tempat duduk.


Sampai di depan Sheila:"keluarga Wijaya juga termasuk keluarga yang terkenal di Jakarta, kesopanannya juga terjaga secara keseluruhan, kenapa bisa muncul bibit buruk seperti kamu 

yang tidak tahu peraturan, apa kamu berani mengulang perkataanmu di depan Denis?"


Sheila memerhatikan sekilas pengharum itu, sudut mulutnya muncul sentuhan dingin, Nyonya besar Salim berdiri di depan matanya, menggalikannya sebuah lubang, mau tidak mau dia 


harus melompat ke dalam, mau tidak mau, dia harus berkata sesuatu.


Dia mengangkat wajahnya, tersenyum dengan maksud mengejek, senyuman yang terjatuh di suasana ini, terlihat sedikit mengerikan, dia dengan pelan berkata :"tidak salah kalau aku memberikan pengharum, tapi seingatku pengharum yang kuberikan bersumbu biru muda, kenapa berubah menjadi sumbu berwarna ungu, tidak ada yang ingin kamu jelaskan kah, Yuna?"


Mendengar perkataannya, Yuna terbengong sejenak, dia menyimpan kembali tatapannya yang terobsesi ke arah Denis, menoleh ke arah Sheila dan menampakkan muka tidak bersalah:"aku tidak tahu, apakah kamu mengira aku yang menukar pengharum itu?"


Selesai berkata, dia merasa terlalu konyol, terus-menerus menggelengkan kepala:"aku tidak melakukannya, hari itu aku diberitahukan pembantu untuk pergi ke kamar Denis atas perintah Denis, kemudian dia juga mengatakan Kak Sheila memberikan sebotol pengharum, seingatku sumbu pengharum itu benaran berwarna ungu... Denis, mana mungkin aku melakukan hal seperti itu?"


Sesudah berkata, matanya sudah berkaca-kaca, Nyonya besar Salim memegang tangannya dengan penuh kasih sayang:"nenek percaya kamu, Yuna biasanya baik hati dan polos, seekor semut saja tidak tega diinjaknya, mana mungkin melakukan hal seperti ini?"


Tangan Nyonya besar Salim mengelus muka Yuna, menghapus air matanya, tiba-tiba berkata tegas terhadap Denis:"Denis, masalah ini harus diperiksa dengan tegas!"


"Suruh pembantu yang memberikan pengharum itu kesini!" Denis menutup separuh matanya, dengan santai duduk di atas sofa, tidak lama, pembantu, Linda pun muncul, sampai di ruang tamu melihat Denis dan Nyonya besar Salim, dia langsung berlutut di lantai


"Tuan, Nyonya."


"Apa yang terjadi dengan pengharum semalam?"


Mendengar itu, Linda terkejut hingga pucat, baru saja berpikir cara menjawab, dia merasakan Nyonya besar Salim menatapnya dengan seperti memperingatkan sesuatu, dia panik sejenak, namun ketika bertatapan sekilas dengan Yuna, dia mulai menemukan jawaban, dia segera menundukkan kepala


"Nyonya memerintahku untuk memberikan pengharum untuk tuan dan Nona Yuna ... ... " menunjuk ke arah meja kopi :"botol itu..."


Selesai berkata, dia dengan hati-hati mengintip ke arah Denis, Tuan Salim begitu sayang nona Yuna, kali ini Nyonya Salim bakal mampus.


Plakkk--


Nyonya besar Salim berdiri paling dekat dengan Sheila, setelah mendengar perkataan pembantu itu, ayunan tangan dengan keras menepuk ke pipi Sheila.


"Ternyata kamu? Keluarga Wijaya tidak mampu mengajari anak perempuannya ini, aku bantu mereka!" Setelah menamparnya, dia melihat Sheila menutupi pipinya dan melototnya dengan penuh amarah, kemarahannya belum menghilang, jari yang gemetar menunjuk ke arah Sheila :"kenapa? Tidak senang?"


Membalikkan badan dan berkata ke Denis :"Denis, wanita yang jahat ini tidak cocok menjadi Nyonya Salim."


Sheila hanya merasa pipi yang ditampar terasa panas, dia melototi dengan dingin dan mengejek.


Nyonya besar merasa tidak nyaman karena dipelototi, pada saat yang sama Jack masuk dan berbisik di telinga Denis :"tuan, semalam kabel perekam ruangan rusak akibat terbakar, 

jadi..."


Jack berusaha mengecilkan suaranya, tapi tetap terdengar dengan jelas, Sheila menahan tawa ejekan, tapi malah membuat kata yang diucapkan terdengar aneh:"rusak? Suamiku, tidak apa-apa kamu tidak bisa mengatur seorang pembantu, sekarang peralatan perekam yang kecil saja kamu tidak bisa mengontrolnya, seperti apa kamu ingin aku menilaimu?"


Mendengar Sheila memanggilnya suami, Denis menaikkan alisnya, tidak tahu apa yang akan dilakukan wanita itu, dia hanya menganggap wanita itu sedang meminta bantuannya, 


bagaimanapun, kondisi sekarang tidak akan menguntungkan wanita itu, jadi dia dengan nada rendah berkata :"sini."


Sheila patuh bagaikan seekor kucing, berpindah ke tempat Denis, tidak menunggu perintah lain dari Denis, dia langsung memeluk leher pria, dan duduk ke dalam pelukannya.


Ekspresi Yuna memucat seketika, kenapa wanita ini begitu tidak tahu malu, melakukan hal seperti ini di depan tetua.


Linda terkejut dengan badannya yang tidak berhenti bergetar, Yuna menghampirinya di pagi hari, memberikannya selembar cek, memperingatkannya untuk tidak mendukung orang yang salah, namun sekarang, apa yang terjadi dengan tingkah Tuan Salim dan Nyonya Salim yang begitu asmara?


Tangan Denis tanpa jejak memeluk di bagian pinggang Sheila, hidungnya tercium aroma shampoo cewek yang menggoda, membuat hatinya sedikit melayang.


Sheila malah melihat ke arah Yuna :"menurut logika, kenapa semalam alat perekam itu dirusak?"


Tangan Denis yang memeluk perut Sheila sedikit mengerat, berbisik :"bagaimana kamu membuktikan bahwa bukan kamu yang melakukan itu?"

Saat wanita itu memanggilnya suami, duduk di pahanya dan menampakkan sisi lemah, pria pun memutuskan untuk membantu dia terlepas dari masalah ini, tidak peduli apakah dia yang melakukan atau bukan, namun wanita itu kembali tidak menunjukkan kelemahannya, membuat pria itu penasaran bagaimana cara dia melepaskan dirinya dari masalah ini.


Mata Sheila sedikit menyipit, dengan pelan berkata :"tadinya nona Yuna berkata hanya melihat pengharum bersumbu ungu?"


"Be... ... benar!" Mata Yuna menatap tajam ke Sheila, terlihat sedikit keringat di ujung hidungnya sendiri.


Sheila hanya tersenyum, dan segera berbisik di telinga Denis, Denis memanggil Jack kemari, juga memerintahkan sesuatu, Jack pun segera pergi.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu