Istri Direktur Kemarilah - Bab 269 Kamu Ingin Melakukannya Bersamaku?

Gedung Belakang, adalah gedung yang paling gelap dan mengerikan di Villa Salim.

Sebagian dihuni oleh pelayan dan pengawal, dan sebagian dijadikan kamar untuk tamu, biasanya untuk tamu yang memiliki status sosial yang iasa.

Di jam-jam segini para pelayan-pelayan sudah tidur, suasana koridor sangat sepi dan sunyi, kesunyian yang sedikit mengerikan, hanya cahaya lampu yang berwarna kuning menerangi jalan mereka.

Pelayan membawa dia masuk ke dalam kamar, baru saja membuka pintu, pelayan tersebut langsung mendorong, Sheila, ke dalam, menutup pintu dengan kuat, kemudian pergi dengan ketidaksabaran.

Sheila, meraba-raba dalam kegelapan untuk menyalakan lampu, kakinya merasa seperti menginjak sesuatu, ketika, Sheila membuka lampu, seekor tikus yang terkejut dan segera kabur.

Biasanya gedung-gedung yang di dalam Villa Salim tidak mungkin ada tikus, yang bisa membuat tikus-tikus tersebut berkeliaran, itu pasti perbuatan manusia.

Trik-trik seperti ini bukan masalah bagi, Sheila, akan tetapi melihat ke sekeliling, kamar tersebut sangat berantakan, kursi yang diletakkan terbalik, meja yang diletak sembarangan, cairan yang di atas sofa, dan di atas kasur penuh dengan pakaian yang tidak atau apakah itu bersih atau tidak.

Corak pakaian-pakaian tersebut sangat norak, berwarna-warni, kelihatan seperti pelacur-pelacur yang memakai pakaian seksi dan sedang menggoda pelanggan yang di tepi jalanan.

Mungkin ini adalah pakaian wanita simpanan yang dimaksud dengan, Denis ?

Pakaian yang di, rumah utama, semuanya sudah dibakar, Denis, baju yang, Sheila, pakai sekarang sudah basah karena keringatan, sudah tidak bisa dipakai lagi, melipat pakaian-pakaian seksi yang di hadapannya, terpaksa, Sheila, harus memakainya.

Dari tumpukan-tumpukan baju,, Sheila, memilih dua gaun tidur yang lebih nyaman dipakai, kemudian menyimpan semua pakaian ke dalam lemari baju, bahkan, Sheila, malas melipatnya.

Setelah, Sheila, mandi, membereskan kamar, sudah pukul satu malam,, Sheila, menopang pinggangnya dengan satu tangan, di saat, Sheila, dengan lelah jalan ke tempat tidur hendak mau tidur.

Terdengar suara langkah kaki yang berisik dan berat dari luar pintu.

Tiba-tiba, pintu kamar, Sheila, terdorong kuat,, Jack, merangkul, Denis, masuk ke dalam,, Jack, menatap, Sheila, dengan tatapan segan, kemudian langsung menundukkan kepala, jika, Sheila, hanya memakai satu lapis pakaian saja pasti akan terlihat terawang, sehingga dia memakai dua lapisan pakaian, warna ungu dan warna kuning, tidak tembus pandang akan tetapi terlihat sangat jelek.

Bagaimanapun Nona Muda adalah seorang wanita tampak elegan dan berkarisma, memakai baju yang begitu jelek, jelas-jelas menurunkan standarnya ke tingkat yang paling bawah.

“Tu… …, Nona Wijaya, Tuan sudah mabuk… …”

“... …”, Sheila, mengambil sebuah selimut, menyelimuti tubuh, Denis : “Dia sudah mabuk, mengapa kamu masih membawa dia kesini?”

“Kata Tuan, dia ingin bertemu denganmu.”

Ingin melihat apakah, Sheila, sudah tinggal di sini?

“Apabila sudah melihat, bisakah kamu pergi?” Sepertinya, Denis, terlalu banyak minum minuman alkohol, menundukkan kepala, tidak melihat wajahnya, di saat, Sheila, memberikan perintah untuk mengusir tamu,, Denis, mengangkat kepalanya, kedua mata memerah, dan menyindir: “Kamu hanya seorang wanita simpanan saja, apakah kamu berhak mengusir aku?”

“Kamu sudah mabuk, menyuruh, Jack, mengantar kamu pulang.” Sheila, menasehati, Denis, dengan baik.

“Keluar!”, Denis, menyuruh, Jack, keluar.

Sheila, tertegun, kemudian berkata: “Buatin semangkuk sup penawar, mabuk untuk Tuan.”

Selesai berkata, kemudian memanggil, Jack, kemari lagi: “Lupakan saja, biar aku yang pergi saja.” berada di sini sendirian menghadapi, Denis, mending dia menghadapi panci dan wajan yang di dapur.

“Kamu pantas memerintah orang-orangku? Kamu yang pergi!”

Sheila :“……”

Jack, tidak berani meragukan, dia langsung turun ke bawah memerintah pelayan untuk memasak sup penawar mabuk,, dan, Jack, juga khawatir apabila dia berada di sini akan berubah menjadi abu.

“Sebagai wanita simpananku, jangan lupa kewajibanmu, apakah perlu aku yang mengajarkanmu bagaimana untuk menjadi seorang wanita simpanan?”

Sheila, merasa bersalah kepada, Denis, akan tetapi itu tidak berarti, Denis, boleh sembarangan menghinanya, kalimat wanita simpanan ini, mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut, Denis, kurang lebih, Sheila, akan merasa tersinggung.

Denis, berjalan sempoyongan ke arah, Sheila, akhirnya duduk di atas kasurnya, menatap, Sheila, dengan pandangan kabur: “Kemari!”

“... …”, Sheila, tidak tahu apa yang ingin dia lakukan, menggenggam selimut yang di tangannya dengan erat. .

“Berlutut.”

“... …”, Sheila, tertegun.

“Kamu berlutut dan membuka sepatuku.”

“Apabila kamu tidak ingin menikah denganku, maka tinggal di sini merasakan penderitaan agar kamu sadar diri.”

Mata, Sheila, berkaca-kaca.

Mengetahui, Denis, sengaja mempersulitkan dia, membuat dia marah, bahkan, Sheila, sudah pernah mencuci kaki, Denis, sehingga dia merasa apapun untuk membuka sepatunya.

Sehingga, Sheila, membengkokkan lututnya, disaat dalam keadaan setengah berlutut,, Denis, menggerenyotkan bibir, mengangkat kaki dan menghalangi gerakkan lututnya.

Denis, mencintai, Sheila, memanjakan, Sheila, bahkan tidak tega untuk memarahi, Sheila, Selama ini, Sheila, bersikap cuek kepadanya, demi untuk meninggalkan, Denis,, Sheila, bisa melakukan perbuatan yang begitu mencelakan.

Denis, menarik lengannya, menarik, Sheila, dan melempar ke atas kasur dengan kuat.

“Apakah kamu tau apa yang sedang kamu lakukan?”, Denis, tidak bisa mengendalikan emosinya lagi: “Kamu sedang melecehkan diri sendiri!”

Sheila, tidak mengatakan apapun, terduduk dengan ekspresi, datar.

Denis, merasa semakin marah saat melihat, Sheila, sama sekali tidak bereaksi, menarik bahunya, kemudian menekan, Sheila, ke atas kasur lagi: “Mengapa kamu tidak bicara? Bukankah sebelumnya kamu sangat jago berbicara? Katakanlah??”

“Apa yang harus aku katakan?”, Sheila, tidak tahu harus berkata apa,, Sheila, khawatir jika semakin banyak dia berkata, semakin banyak celah untuk salah dalam berkata-kata.

“Apabila tidak tahu harus berkata apa, lakukan itu!”

“... …”

“Bantu aku membuka celana.”

“... …”, Denis, telah menahan nafsu selama tiga bulan, apabila, Denis, ingin melakukannya,, Sheila, sama sekali tidak kaget,, Sheila, ditimpa oleh, Denis, sehingga, Sheila, hanya bisa mengangkat tangan membuka kancing baju, Denis .,

Tangan, Sheila, ditekan ke atas kasur dengan kuat: “Mengapa kamu membuka bajuku?”

“Bukannya kamu ingin melakukan?”

“Kamu ingin melakukannya bersamaku?” kata-kata, Denis, penuh dengan sindiran dan penghinaan: “ Sheila, sudah berpengalaman melakukannya di antara kedua pria, apakah kamu kira tubuhmu cukup bersih untuk melakukan bersamaku?

“Kamu yang menyuruhku membuka celana.”

“Aku yang menyuruhmu membuka baju?”, Denis, membalikkan badan dan berbaring datar: “Buka celanaku.”

“... …”, Sheila, menahan kata-kata, Denis, yang penuh dengan penghinaan, membuka tali pinggangnya, dan kemudian membuka celananya.

Tubuh bagian bawah, Denis, terlanjang total di hadapannya, meskipun bukan pertama kali melihat, bentuk yang jelek dan aneh membuat, Sheila, tidak berani melihatnya.

Akan tetapi rambutnya ditarik mengencang oleh, Denis, dan memaksa, Sheila, untuk menghadapinya.

“Menyenangkan dia.”

“... …”, Sheila, sudah menduga, ingin menyentuh dia——

“Menggunakan mulut.”

Sheila, menatap, Denis, dengan kedua mata terbuka lebar, dua kata tersebut sangat mengejutkan, membuat darahnya mengalir kembali.,

Sheila, menatap, Denis, dengan penuh ketidakpercayaan, apa yang dia katakan?

Denis, merasa sangat puas melihat ketakutan yang di mata, Sheila, tersenyum dingin dan berkata satu demi satu kata: “Apakah kamu tidak mengerti? Aku ingin kamu menyenangkan dia, menggunakan mulutmu.”

Ekspresi, Denis, memberitahu, Sheila, hanya wanita simpanan dan pelacur yang akan melakukan hal seperti ini.

Denis, sedang memaksa, Sheila ?

“Kenapa? Merasa jijik?”, Denis, melihat ekspresi, Sheila, kemudian tertawa terbahak-bahak: “Ketika kamu sedang berciuman dengan, Regen, tidak merasa jijik?”

Denis, menarik kencang rambutnya,, Sheila, hanya bisa sedikit demi sedikit merebut kembali rambutnya dari tangan, Denis, seberkas rambutnya putus di tangan, Denis, akan tetapi, Sheila, sama sekali tidak merasa sakit, rasa bersalah terhadap, Denis, juga menghilang sedikit demi sedikit.

Sheila, tersenyum dingin, berkata dengan tegas: “Apakah kamu mengetahui alasannya mengapa di antara kamu dan, Regen, aku memilih, Tuan Huo ?”

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu