Istri Direktur Kemarilah - Bab 137 Memang Hamil (2)

Dia mengangguk: "Iya, benar."

"Kalau begitu aku berdiri saja. Jika nanti kakek menyalahkannya, aku harus memikirkan apa yang harus kukatakan ..."

"Apa yang harus dilakukan sehingga kamu mau duduk?"

"Aku ingat seseorang menendangku tadi..."

Muka Andi berubah dan segera meminta bantuan dengan Nyonya Besar Salim: "Nyonya Besar, aku ..."

"Cepat melutut, minta maaf kepada Nyonya Muda!"

Andi begitu ketakutan sehingga dia melutut di depan Sheila: "Nyonya Muda, aku salah tadi, aku tidak seharusnya menendangmu, kamu orang yang bermurah hati, mohon maafkanku."

"Dokter Dodi, apakah kamu punya obat luka tendang?"

Tendangan tadi kena di punggungnya, dan punggungnya masih sakit, betisnya tiba-tiba dipeluk oleh Andi. Dia sedikit terkejut dan mengambil setengah langkah mundur.

"Nyonya Muda, ini salahku! Ini semua salahku. Tolong jangan beritahu Tuan Besar Salim ..." Selesai dia mengatakan, dia menampar wajahnya sendiri, hanya beberapa kali, dan kulitnya yang gelap mulai merah dan bengkak.

Suara tamparannya terdengar sangat keras membuat Sheila kesal, dia menarik kursi: "Cukup, aku akan duduk dengan terpaksa."

Sikap Sheila yang sombong terlihat di mata Yuna, dan dia sangat marah, dia tidak bisa melihat tampilan bangga wanita ini, tetapi dia hamil sekarang, dan begitu telepon Tuan Besar Salim datang, mengubah sikap nenek terhadapnya!

Setelah Sheila duduk, tepat di depannya adalah steak mentah yang penuh dengan darah ...

Dia mengerutkan kening, belum sempat berbicara, Andi mengambil inisiatif dan bergegas datang: "Nyonya Muda, ini bukan untukmu makan, kamu salah paham."

Dia dengan sengaja bertanya: "Bukan untukku?"

Andi terkejut: "Bukan, ini aku yang makan, aku suka makan steak mentah ..."

Setelah itu, giginya yang putih menggigit steak mentah, dan darah merah cerah mengalir dari sudut mulutnya ...

"Sheila! Kamu jangan keterlaluan!" Yuna membuka dengan mata besar melihat Andi makan steak mentah dan membencinya.

"Siapa yang keterlaluan? Siapa yang menyajikan steak mentah untukku makan?" Sheila melihat Yuna dan berkata: "Jika yang barusan disajikan adalah steak yang dipanggang, maka yang dia makan sekarang, adalah steak panggang, ini namanya menggunakan pendekatan orang lain untuk memperlakukan terhadap orang itu sendiri. "

“Kamu!” Yuna sangat membenci, awalnya dia ingin menggunakan nenek untuk melemahkan ketajaman wanita ini, dia tidak menyangka dia akan berbalik badan dengan cara ini!

Dia mulai khawatir tentang pesta ulang tahun besok. Nenek awalnya mengundang orang-orang terkenal dan ingin membantunya untuk menjalin hubungan. Sekarang, berita kehamilannya mungkin dapat mengganggu semua rencananya ...

Tidak! Dia tidak akan pernah membiarkan wanita ini berhasil!

Matanya terlintas kilauan seram dan berlalu dengan cepat.

Pada saat ini, juru masak menyajikan makanan ibu hamil dan meletakkannya di depan Sheila: "Nyonya Muda, silahkan makan."

Sheila duduk di kursi dengan malas, memegangi kepalanya, dan wajah kecil yang cantik itu berkerut: "Tiba-tiba aku tidak mau makan."

"..." Ini seperti penguasa. Nyonya Besar Salim sangat tidak sabar dan tidak boleh menunjukkannya. Dia hanya bisa menekan emosinya dan bertanya: "Apa yang ingin kamu makan?"

Sheila memandang Yuna: "Nona Yuna, aku minum sup ikanmu terakhir kali, aku terobsesi ..."

"...!" Yuna berdiri dan mengetuk meja makan. Peralatan makan dan meja mengeluarkan suara.

Dia berkata dengan wajah hitam: "Kamu ingin aku memasak untukmu? Kamu jangan keterlaluan!"

"Tidak mau?" Sheila mengambil serbet dan mengelap sudut mulut. Dia berkata dengan tidak bersalah: "Kalau begitu ya sudah, aku lapar beberapa hari lagi seharusnya akan baik-baik saja."