Istri Direktur Kemarilah - Bab 121 Sudah Buntu Masih Mengelak ! (1)

Sheila tidak berkata sepatah kata pun, melainkan langsung melihat ke arah Suni dan yang lainnya, ketiga wanita itu tertawa puas, mereka tidak percaya kalau Sheila bisa mengeluarkan bukti apapun,

Sheila tertawa dingin, lalu memanggil Jack, lalu memberikan perintah dengan suara rendah.

Begitu mendengar perintah Nyonya Muda, seketika seluruh sel di tubuh Jack menggelora.

Demi menghindari kebocoran informasi, maka hal ini harus dia sendiri yang pergi mengurusnya.

Suni tidak tahu apa yang direncanakan oleh wanita itu, dia hanya merasa hatinya tidak tenang, lalu dia berbisik ke Seli yang berdiri di sebelahnya : “Dia mau apa?”

Seli pun menggelengkan kepala, dia juga tidak tahu apa yang Sheila lakukan, dia hanya merasa wanita berbeda dengan Sheila yang dulu.

Dulu dia sama seperti Sisi yang sekarang, nyalinya kecil dan takut, bahkan meskipun permintaan mereka sangat keterlaluan, Sheila yang dulu bisa menahan amarah dan menelannya sendiri.

Sedangkan penampilannya sekarang yang terlihat arogan, membuat Seli merasa tidak nyaman.

Hanya saja dia tidak turun tangan sendiri dalam seluruh persoalan ini, biarpun Sheila punya kemampuan untuk mengungkap ini semua, dirinya juga tidak akan tersentuh.

Degan cepat, Jack sudah muncul kembali, tangannya mengenakan sarung tangan putih, dan tangannya memegang sebuah nampan, di atas nampan itu ada sebuah kuas, ada kertas, dan juga ada sebuah kantong dokumen yang berisi perjanjian cerai….

Untuk apa ini?

Suni mengerutkan alisnya, dia melihat Sheila sudah menyuruh Jack untuk menaruh nampan itu diatas meja ruang tamu, tanpa dikomando semua orang langsung mendekat ke meja itu.

Wajah Sheila benar-benar serius, jelas saja dia harus serius, karena dia ingin membuktikan kalau bukan Sisi pelakunya.

Denis berada di sebelah kirinya, memandangi Sheila, supaya bisa melihat dengan jelas jadi dia juga berdiri.

Seperti yang dia lihat, dia tahu kalau wanita ini sangat cerdas, Denis pun merasa sangat tertarik melihat apa yang akan dipertunjukkan oleh Sheila, dia juga merasa wanita seperti sebuah kaleidoskop, selama dirimu mau mempelajarinya, maka pasti akan memberikan kejutan yang tak terduga.

“Nyonya Muda, kuas dan bubuk tinta yang anda butuhkan, serta orang yang ada cari sebentar lagi akan datang.”

Sheila hanya diam saja, dia sudah setengah berjongkok di depan meja tamu, dan Jack telah mendorong nampan itu tepat ke hadapan Sheila.

Lalu Sheila juga mengenakan sarung tangan, lalu menaruh beberapa lembar kertas HVS di atas meja, kemudian mengambil kuas, lalu dicelupkan ke dalam mangkuk yang berisi bubuk tinta.

Kemudian dia menyapukan kuas itu ke atas permukaan kantong dokumen yang bening, dengan cepat kantong dokumen tersebut menjadi hitam!

“Sheila, kamu ini sedang apa?” Harry sama sekali tidak mengerti, dia berharap hati jangan sampai ada muncul kekacauan yang baru lagi.,..

Sheila sangat fokus, jadi dia tidak menjawab pertanyaan ayahnya, tak lama kemudian, kantong dokumen yang telah disapukan bubuk tinta itu, samar-samar muncul sebuah gambar, setelah diperhatikan dengan seksama, pelan-pelan mulai terlihat, itu adalah sidik jari!

Sebuah sidik jari?

Wajah Suni seketika memucat, dia mulai curiga apakah wanita ini sudah memperhitungkan kemungkinan ada orang yang mengambil perjanjian cerai, maka dia sengaja memasukkannya ke dalam kantong dokumen, dan juga berguna dalam mengambil sidik jari?

Dan juga, dia bahkan bisa menggunakan cara seperti ini untuk mendapatkan sidik jari!!

Tidak hanya Suni, bahkan Karina juga terlihat pucat, karena kalau dengan cara seperti ini, maka bukan hanya sidik jari di atas kantong dokumen saja yang akan ketahuan, termasuk sidik jari di handphone Sisi, pasti juga bisa ketahuan….

Sheila berkata dengan suara yang mantap : “kantong dokumen ini sudah diproses lebih dulu, saat menggunakannya silakan pakai sarung tangan, jadi sidik jari yang ada di permukaan itu, adalah sidik jari orang yang memanipulasi semua ini.”

Lalu dia mengeluarkan beberapa lembar kertas HVS dan memberikannya kepada Jack : “Kumpulkan sidik jari mereka.”

Begitu mendapat perintah, Jack langsung menghampiri Seli : “Nona besar, silakan!”

Sekelilingnya adalah para pengawal yang membawa senjata, Seli tahu kalau dia tidak bisa menolak, lalu kesepuluh jari tangannya dicelupkan ke tinta bubuk, lalu dicap keatas kertas putih.

“Silakan nona besar tanda tangan disini.” Selesai memberikan cap tangan, jack memberikan dia sebuah pulpen.

Selanjutanya adalah Suni, dia merespon dengan mundur setengah langkah, kemudian menggelengkan kepala : “Hitam sekali, kalau kena tangan pasti kotor, aku tidak mau.”

Dengan isyarat dari Jack para pengawal itu sudah berkumpul di belakang Suni, kalau dia tidak mematuhi, maka para pengawal itu akan memaksanya untuk membuat cap tangan.

Sheila mengangkat dagunya : “Kecuali kamu mengaku kalau kamu adalah pelakunya."

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu