Istri Direktur Kemarilah - Bab 195 Kamu Hanya Ditakdirkan Untuk Menjadi Istriku

Denis mengikuti ranjang operasi Sheila dengan wajah muram sepanjang jalan. Aura Denis membuat staf medis yang mendorong tempat tidur di bawah tekanan besar.

Ketika mendorong ranjang sakit masuk ke lift, rol roda ranjang pasti melewati pintu lift, terdengar bunyi benturan roda.

Mata tajam Denis dengan dingin menyapu mereka.

Para perawat yang mendorong tempat tidur menjadi ketakutan. Bahkan bernapas saja tidak begitu berani. Ketika mereka keluar dari lift lagi, mereka berusaha untuk mengencangkan empat kaki ranjang operasi, mengangkat seluruh tempat tidurnya dan melewati ambang pintu lift supaya tidak ada suara benturan.

Dorong tempat tidur ke bangsal perawatan intensif yang paling mewah di rumah sakit itu. Setelah perawat memberi Sheila cairan infus, beberapa dokter dan perawat dengan cepat menarik diri dari bangsal dan meninggalkan ruang untuk mereka berdua.

Denis berdiri di samping tempat tidur rumah sakit, menatap Sheila yang masih koma.

Melihat wajahnya yang pucat, Sheila pasti menangis karena rasa sakit dan matanya terlihat bengkak.

Sheila menangis. Ketika Denis melihatnya menangis, hatinya seperti ditusuk dengan pisau.

Denis lebih suka ditusuk beberapa kali daripada melihatnya menangis atau tersakiti walau sedikit ...

Denis mendekati Sheila, dengan lembut membelai matanya, turun ke bawah, melewati ujung hidungnya yang lembut, dan akhirnya berhenti pada kelembutan bibirnya.

Jari-jari kasarnya Denis mengelus Sheila dengan lembut, tiba-tiba napas Denis terasa berat, tangannya yang panjang dan kuat memegang tangan dingin

Sheila yang tergolek lemah di sisi tubuhnya.

Denis membungkuk di samping tempat tidur, meletakkan tangannya di wajahnya sendiri dan membiarkannya menyentuh wajahnya.

"Sheila, kamu akan baik-baik saja ... Tanpa persetujuanku, aku tidak akan membiarkan terjadi sesuatu pada kamu."

Suara Denis rendah, disertai dengan suara alat medis yang halus, suasana di dalam ruang perawatan terasa sunyi dan sedih.

………....

Di ranjang, kelopak mata Sheila sedikit bergetar.

Dalam mimpi, di taman bermain, Denis kecil sedang bermain di bawah sinar matahari pagi, mengendarai sepeda mini sambil meniupkan gelembung.

Gelembung itu makin banyak dan makin besar dan akhirnya melayang di udara bersama angin.

Gelembung yang tak terhitung jumlahnya di bawah sinar matahari terlihat indah dengan warna warni yang indah, dia mengendarai sepedanya untuk mengejar gelembung-gelembung itu, dengan nakal mengulurkan tangan untuk menusuknya.

【Ma Ma! 】 Versi kecilnya Denis dengan suara polosnya, meninggalkan sepedanya dan berlari ke arahnya.

Detik berikutnya, sebuah tangan besar menghentikannya dan mengangkatnya ke pundak.

Tangan besar Denis mengangkat tangan kecilnya tinggi-tinggi, dan kakinya di pundaknya bergoyang kesana kemari.

Tiba-tiba, Denis tampaknya tidak dapat mendengar suaranya, menggendong anak itu dan berjalan menuju cahaya pagi.

【Denis】

【Denis- tunggu aku! 】

Suaranya bertambah keras dan semakin keras, sementara Denis semakin lama semakin jauh …..

Sheila tiba-tiba membuka matanya, wajah penuh kelelahan dan sangat tampan, perlahan membesar di depannya.

"Kamu memimpikan aku?"

"…………..?"

"Apakah kamu mimpi tentang aku?"

Sheila memiringkan kepalanya: "tidak ada! Kapan itu?"

Tiba-tiba Sheila memikirkan sesuatu, melihat sekeliling, dan segera mengetahui bahwa ini adalah rumah sakit ...

Sheila sangat ketakutan sehingga dia langsung meraba perutnya dengan tangannya: "anak ..."

"Anak kita baik-baik saja untuk saat ini, tetapi kamu perlu lebih banyak istirahat."

Sheila jelas merasa lebih lega. Untungnya, anak baik-baik saja, meskipun itu hanya sementara ...

Denis mengulurkan tangan untuk meraba dahinya: "tadi malam, kamu demam. Sekarang sudah mendingan. Apa yang ingin kamu makan? Aku akan minta orang mengirimkannya."

Sheila mengangkat matanya, masih merasa kebingungan, dia tidak nafsu makan, apalagi mengatakan apa yang ingin dia makan.

Denis meraih dagunya dan mengelusnya: "aku akan meminta juru masak untuk membuatkan kamu bubur ? ya?”

"Um." Sheila memiringkan dagunya dan tidak terbiasa dengan kedekatannya setelah berpisah begitu lama.

Tangan Denis berubah arah, menyentuh daun telinganya: " Sheila ..."

"Hah?"

Suara Denis terdengar serak: "bagaimana ya, aku tiba-tiba berpikir ….. ingin menciummu."

Sheila: "………….."

Denis tidak bisa menahan diri untuk membungkukan badan dan mencium bibirnya: "ciuman ini seharusnya tidak membuat kamu takut, kan, istriku."

Wajah Sheila panas, tetapi matanya tajam menatapnya: "siapa istrimu?"

Pikirannya dengan cepat terlintas pemandangan antara Denis dan Yuna di kamarnya, jadi kepalanya secara naluriah mengelak.

Sheila belum cukup bermurah hati untuk melupakannya, walaupun Denis mungkin diberi obat afrodisiak oleh Yuna.

Namun, Denis bukanlah orang yang bisa dia tolak, dia tidak akan memberinya kesempatan untuk mengelak atau menghindarinya.

Bibir tipis yang dingin mendarat dengan kuat dan langsung membuka bibirnya Sheila.

Lidahnya, dengan mudah menembus kedalam, menjangkau ke dalam bibir dan giginya.

Ciuman semakin mendominasi, semakin tak tertahankan, pada akhirnya, Sheila sudah tidak bisa menahan diri dan meraih serta memegang erat lengannya Denis yang kuat.

Ciuman ini, dengan sebelumnya, setiap ciuman seharusnya sama, tetapi semakin dia mencium, Sheila selalu merasakannya berbeda.

Sheila tidak bisa menghindar, ciumannya yang kuat hampir menyedot jiwanya keluar dari tubuh.

Sampai ujung lidahnya mati rasa oleh ciumannya Denis, bibir ceri merah muda menjadi sedikit bengkak, tapi wajah Denis masih terlihat penuh makna dan nafsu.

Denuis mulai mencium bibir Sheila lagi seperti ketagihan.

"Denis... Jangan ..." Sheila mendorongnya dengan lembut, tapi tidak bisa.

"Biarkan aku mencium lagi." "Aku tidak akan menyentuhmu," janjinya lembut.

Pada saat yang sama, Denis menenangkannya, dan pada saat yang sama, dia dengan lembut memegang pundaknya yang harum, ciumannya jelas sangat melambat dan lebih lembut dibanding sebelumnya.

Ciuman kali ini, perlu lebih menahan diri.

Ciuman perlahan, sedikit demi sedikit mengisap ... Cium lagi, membuat Sheila lebih sulit untuk mengendalikan napasnya.

Tubuh Sheila menjadi lemas berada di bawah tubuhnya ... Setelah sakit, wajahnya yang pucat menjadi berwarna merah muda akibat ciumannya.

Ciumannya, nakal dan membuat Sheila tersiksa, sampai-sampai membuat akal sehatnya pun hilang.

Sayangnya, berciuman adalah langkah terbesar mengingat kondisinya.

Mereka tidak bisa melanjutkan lebih jauh.

Sheila mencoba bernapas, Denis memikirkan penolakan status istri Sheila tadi, Denis dengan tegas berkata:

"Kalau bukan kamu, siapa lagi? Hidupmu sekarang, untuk seterusnya, kamu ditakdirkan hanya untuk menjadi istriku.”

Tubuh Sheila memang masih lemah, ditambah ciuman yang begitu intens, mmebuat Sheila sepewrti terserang asma.

Sheila menggerakkan matanya dengan canggung, dan bibirnya menegang dengan keras, mengingatkannya dengan suara rendah, "kita bahkan sudah menandatangani surat perjanjian perceraian. Siapa bilang aku istrimu?"

"Siapa bilang kalau sudah menandatangani surat perceraian, tidak bisa menikah kembali?"

Sheila dengan wajah pucat, mengingat pasal pada perjanjian perceraian bahwa jika perceraian sudah mulai berlaku, pihak wanita tidak boleh masuk kedalam rumah keluarga Salim.

Itu adalah aturan keluarga Salim. Selama kamu sudah memutuskan hubungan dengan keluarga Salim, kamu tidak akan pernah bisa memasuki pintu rumah keluarga Salim lagi.

Selain kondisi fisiknya, siapa yang tahu apa yang akan terjadi setelah melahirkan?

Jadi, apa gunanya menikah kembali atau tidak?

"Apa? Kamu tidak percaya padaku?" Alisnya, matanya yang dalam dengan makna yang tidak bisa diragukan.

Sheila menggelengkan kepalanya secara naluriah. Tentu saja, Sheila tidak bisa mengatakan tidak di depan Denis.

"Terus karena apa?"

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu