Istri Direktur Kemarilah - Bab 182 Kalau Kamu Masih Percaya Padaku, Temukan Aku

“Kamu mau apa?” Sheila mengambil selangkah demi selangkah mundur, punggungnya akhirnya menempel pada batang pohon ara.

“Maaf ya, kemampuanku payah, kudanya juga tak familiar denganku, jadi aku juga tak bisa mengontrol.”

Sheila hanya bisa bergantung pada pohon, untung juga ada pohon ini, kalau di tempat yang lapang dan terbuka, akan lebih bahaya dikejar kuda.

Dengan cepat Sheila mencari dimana Regen berada, kebetulan berlawanan arah dengan Sheila, meski teriak, Regen juga tak akan dengar.

“Kenapa, kamu merasa Tuan Huo masih bisa menyelamatkanmu?” Leni tertawa dengan marah: “kalau anak ini milik Tuan Denis, Tuan Huo mungkin saja akan berterimakasih padaku.”

“Aku peringatkan jangan sembarangan mendekat!”

“Aku juga tak berdaya, kalau tidak kamu bicara saja sendiri dengan kuda?”

Kuda dibawah tubuh Leni menunjukkan giginya, sekali lihat ketahuan kuda liar, tali leher kudanya membuat ia terikat sakit, seketika amarahnya naik.

(Kuda meringkik)——

Sheila dengan cepat mematahkan sepotong dahan pohon, menunjuk ke kuda yang kasar, seperti memperingatinya, kalau mendekat lagi, Sheila akan menggunakan dahan pohon untuk menusuknya.

Leni malah panik: “jangan mengerjainya!”

Kalau membuat kudanya marah, akan menjatuhkan Leni dari punggungnya, kalau diinjak, kuda seliar ini pasti akan menginjak Sheila sampai mati.

Leni berusaha ingin menggunakan tali leher kuda mengontrol kudanya, supaya berputar, siapa sangka wanita yang tidak takut mati itu mengambil kesempatan disaat ia berputar, melompat dari tempat pijakan kaki, duduk bersamanya di seekor kuda yang sama.

“Kamu!”

Tangan Sheila mengitari ke depan Leni, merebut tali leher kuda: “ kalau tidak ingin hancur bersama-sama bertindak baiklah.”

Leni tak berani bertindak sembarangan lagi, juga lebih tak menyangka wanita hamil ini, berani melompat ke punggung kuda: “kamu tak takut keguguran karena jatuh dari kuda?”

“Bukannya kamu berharap aku keguguran?”

“……”

Kaki Sheila menjepit tubuh kuda, teriak ‘ayo’, kuda dengan cepat berlari, lewat membawa angin kencang, saking cepatnya pohon di kedua sisi hanya terlihat sebagai bayangan.”

“Tanpa disangka kamu bisa menunggang kuda.”

“Apa aku pernah bilang aku tak bisa?” Sheila menarik tali leher kuda erat-erat: “percaya atau tidak, asal aku mau, bisa aku buat kudanya semakin gila!?”

“Cewek gila! Kamu mau apa?” Leni menangis karena angin yang bertiup, ia hanya mampu menutup matanya erat-erat.

Sheila mengeluarkan sebatang dahan dari sol sepatu: “asalkan aku masukkan dahan ini ke pantat kuda, kamu rasa apa yang akan terjadi?”

“Aku tak apa bagaimanapun, kamu sekali mati 2 nyawa melayang! Kamu berani!?”

“Kamu mau taruhan sama aku?”

“Sebenarnya kamu mau apa?”

“Kita tukeran.”

Sheila kesulitan di punggung kuda, tiba-tiba menarik ke belakang tali leher kuda, kaki depan kuda terangkat, mendarat, dengan cepat berhenti.

“Tukar apa?” kuda berputar-putar di tempatnya, menunduk makan rumput di tanah, Leni takut sampai raut wajahnya putih pucat, nafasnya terengah-engah.

“Aku dengar kamu sangat dekat dengan penjaga Tuan Huo?” Sheila melihat ke belakang, mereka sudah sangat jauh dari lapangan kuda.

Ekspresi Leni sudah pelan-pelan kembali, tidak tahu kenapa jadi melihat Sheila.

“Aku kamu mau atur dan berikan aku seorang penjaga.”

“……”

“Percayalah, kamu tadi juga sudah lihat, Tuan Huo sedang mengajari Wani berkuda.”

“Apa hubungannya denganku?”

“Aku sepenuhnya punya kemampuan memberikanmu kesempatan untuk mendekati Tuan Huo.”

“……” syarat ini memang sangat menggoda untuk Leni.

“Tentu saja kamu juga bisa tak bersedia, aku akan memberikan kesempatannya untuk orang lain.”

“Kapan kamu mau pergi?”

Sheila membiarkan kudanya berputar dan berjalan pulang: “semakin cepat semakin baik.”

……

Rumah Salim.

Alkohol kuat menerjang tenggorokan, tersedak.

Dalam keredupan, Denis mengulurkan tangan mengangkat botol alkohol, menuang ke gelas kaca, menggoyang-goyangkannya, setetespun tak ada.

PRANG——

Botol alkohol terlempar ke kejauhan, tak tahu kena benda apa, jatuh bersamaan dengan botol alkohol, memunculkan suara botol alkohol pecah.

Jack menerjang masuk tanpa mengetuk pintu: “Tuan Muda, ada fax dari rumah sakit……”

Selembar hasil pemeriksaan di tangan Denis seperti obat yang mampu melanjutkan hidup, dipegang seperti harta karun oleh Jack.

“Tuan Muda, hasilnya sudah keluar, juga ada hadiah yang Nyonya berikan untukmu……”

Jack sudah bicara 2 kali, Denis baru mengangkat matanya yang merah, urat darah di matanya yang terlihat sudah menyebar seperti jaring.

Seluruh ruang belajar bau alkohol, Jack mengernyitkan alisnya karena bau alkohol, menyalakan lampu yang berwarna hangat.

Dengan hati-hati Jack menaruh fax rumah sakit ke hadapan Denis: “Tuan Muda, anak itu anakmu.”

“……” pupil mata Denis sedikit membesar, ekspresinya malah tetap kaku membatu: “?”

“Tuan Muda, Apa sudah dengar? Anak di perut Nyonya muda itu milkmu.”

“Anak itu anakku.” Denis terlihat tidak sesenang yang Jack bayangkan, malah sepeperti robot yang diprogram, mengulang hasil terus-terusan.

Anak Denis, anak Denis terus kenapa?

Sheila melindungi Regen, bersedia menghalangi pistol untuk Regen, hal-hal ini tak pernah Sheila lakukan untuk Denis.

“Alkohol!” Denis seperti singa yang terluka, mengaum dengan suara rendah, sekarang, satu-satunya yang bisa menghibur Denis, kurang lebih ya alkohol, cairan dingin yang meluncur ke tenggorokan Denis.

“Tuan Muda?” Jack tak tahu kenapa setelah tahu hasilnya, tuan muda malah sepertinya tambah depresi, Jack menaruh kotak di tangannya di meja teh: “Tuan Muda, kurangi sedikit minum alkohol, kalau Nyonya Muda tahu, dia akan paling sedih juga.”

“Sheila sedih?” Denis tertawa dengan suara rendah, penuh cemoohan.

Sheila tak akan sedih, kalau ia tahu aku seperti ini, pasti senang.

“Ambilkan aku alkohol!” Denis melambaikan tangan dengan merasa terganggun

BRUK——

Kotaknya jatuh ke lantai——

Kali ini kotaknya tak rusak, malah tombol nyalanya lansung tertekan, suara tiba-tiba tersiar:

【Denis, kamu bodoh, kenapa kamu tak percaya padaku? Aku hanya pernah bersama kamu seorang, dulu, nanti, selamanya.】

【Masih ingat tidak, aku digigit ular beracun, kamu tanya aku, terpikir tidak untuk kembali padamu, memukul ke sekitar berharap kamu cinta padaku, ya, aku berharap kamu mencintaiku lebih dari saat apapun, karena aku juga sama.】

Tubuh Denis seluruhnya jadi kaku mendengar sampai sini, perlahan ia melihat kotak yang jatuh di lantai.

Sheila bilang, Sheila juga sama?

Sheila bilang Sheila juga mencintai Denis?

【Di kota Visga ku pertama kali bertemu Tuan Huo, hari itu Regen demi menghindar dari kejaran dan tangkapan, sembunyi di kamar mandi, kebetulan aku masuk——Regen memaksa aku bekerja sama dengannya, jadi makanya ada video yang kamu kemudian temukan itu. Tak peduli kamu percaya atau tidak percaya, aku tak ada hubungannya dengan Regen.】

【Kalau untuk kenapa aku harus pergi mencari Regen, Sisi ada di tangannya, syarat Regen itu aku harus pergi bertukar, aku tak tahu kenapa Regen harus menginginkan aku, demi tak bertindak gegabah dan membuat musuh marah, jadi maaf, aku tak memberitahumu.】

【Kalau kamu mendengar rekaman ini, kalau kamu masih percaya padaku, temukan aku, anak ini milik kita, aku ingin melahirkannya……】

Seluruh ruang belajar khususnya sangat hening, Jack melihat ekspresi Denis dengan hati-hati, sudah seperti terong beku yang dipukuli.

Jack kemudian dengan resah menyerahkan sebuah komputer tablet: “Tuan Muda, aku menyuruh orang membesarkan suara rekaman video di kota Visga itu, mau dengar tidak?”

Denis tak bicara, Jack tahu artinya Denis mau mendengarkan, jadi dinyalakan:

【Teriak!】

【Teriak apa?】

【Teriak……ranjang!】

【Kamu tak takut aku memanggil mereka ke sini?】

【Mau bagaimana lagi? Setidaknya cukup beruntung, di dunia bawah sana ada wanita cantik yang menemani…】

【Siapa namamu?】

【Bunga Wijaya】

【……】

Kedengarannya, mereka sama sekali tidak dekat, di dalamnya selain beberapa suara Regen, sungguh tak terjadi apapun.

Denis dengan kuat menahan dadanya, ulu hatinya sakit sekali.

Ternyata Sheila memohon bantuan Renis di kamar mandi, minta dibawa pergi itu semuanya semuanya sungguhan, Sheila sungguh ingin pergi dengannya, Denis malah membuang Sheila dengan tangannya sendiri.

Denis membuang Sheila.

Skenario-skenario ini seperti terlintas di otak Denis, Sheila bilang: 【apa perlu? Bahkan tak ada kepercayaan yang paling mendasar diantara kita, apa gunanya juga kalau diperiksa?】

Sheila bilang: 【kalau kamu masih percaya padaku, temukan aku.】

Denis tiba-tiba bangkit berdiri, dengan sempoyongan berjalan keluar ruang belajar.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu