Istri Direktur Kemarilah - Bab 196 Mungkin Berciuman Seumur Hidup Juga Tidak Cukup!

"Terus karena apa?"

"Tidak ada. Aku lapar." Sheila menggeser topik dan tidak ingin terus membahas topik itu lagi.

Denis secara alami tahu bahwa Sheila tidak ingin mengatakannya. Melihat wajahnya yang awalnya merah muda dan sekarang berubah menjadi pucat lagi, hatinya langsung melembut dan tidak memaksanya lagi.

Denis memanggil pengawal dan menyuruhnya pulang dan minta juru masak menyiapkan bubur.

Dalam setengah jam, Denis menuangkan bubur hangat dari rantang ke dalam mangkuk kecil dengan pelan-pelan.

"Agak panas."

Sheila melihat serangkaian tindakannya. Denis yang selalu menunggu orang lain untuk melayaninya. Tiba-tiba, ketika melihat bahwa dia melakukannya sendiri, kegananasan dirinya langsung hilang, namun, wibawanya masih ada.

Ketika Sheila mencoba duduk dengan bantuan kedua tangannya di tempat tidur, ternyata lengannya masih sangat lemah, dan tergelincir ke bawah lagi.

"Wanita bodoh, buat apa terburu-buru?" Denis meletakkan mangkuk itu kembali di atas meja dan datang untuk membantunya.

Bantu Sheila duduk di ranjang, dan letakkan bantal lembut di belakangnya.

"Aku akan makan sendiri." Sheila mencoba meraih mangkuk di tangan Denis, tapi Denis tidak mengijinkannya.

Denis duduk di samping tempat tidur, mengaduk bubur panas dalam mangkuk dengan lembut dengan sendok, dan meniup bubur di sendok dengan hati-hati.

Sheila menatap Denis dengan tenang sampai dia menyerahkan sendok dengan bubur ke mulutnya. Alih-alih bergegas makan, Sheila menatapnya sejenak. Mata hitam dan putihnya terdapat bayangannya.

"Kenapa? Tidak suka?"

"Tidak, aku tidak terbiasa kamu begitu."

"Biasakan saja. Lagipula kita punya banyak waktu supaya terbiasa."

"………..."

Sudahlah, meski tidak terbiasa, Sheila dengan cepat menundukkan kepalanya untuk makan bubur yang disuapi Denis.

Mata Denis terlihat dalam, mengawasinya menyelesaikan sendok terakhir, bibirnya Sheila, masih tersisa noda bubur.

Keisengannya sulit ditahan.

"Lezat?" Denis bertanya dengan suara serak.

Sheila menatapnya dan merasa Denis yang begitu sabar malah membuatnya bingung ...

Sheila tidak mendengar jelas makna dalam suaranya yang serak itu, tetapi tetap mengangguk.

Detik berikutnya, Denis telah membungkuk, menundukkan kepalanya dan mencium bibir lembutnya Sheila.

"….....!" Sheila sedikit mengernyit, seolah-olah dia telah bertahan sampai ambang batas, mengulurkan tangan dan mendorongnya: "Denis, cukup!"

Sheila baru saja bangun berapa lama dan Denis sudah menciumnya tiga kali?

"Tidak cukup!" Meskipun Denis didorong menjauh, tetapi tidak sampai jauh sekali, jarak antara ujung hidung mereka berdua masih dekat, ambiguitas menyelimuti keduanya.

"Kamu!"

"Berciuman seumur hidup juga tidak cukup!"

Sheila menemukan bahwa sejak Denis mengaku cinta padanya, Denis merasa tidak ada beban lagi dan setiap kali buka mulut pasti ada kata-kata romantis yang keluar.

Hatinya terasa dipermainkan, sebentar-sebentar dibuat bergetar tak karuan, tetapi ketika Sheila memikirkan Denis dan Yuna, hatinya perlahan-lahan menjadi tenang.

"Aku baru tahu kulit mukamu sangat tebal. Kamu bisa berciuman seumur hidupmu dengan Yuna saja..."

"Apa hubungannya dengan dia?"

"Kalian..."

Sebelum Sheila selesai berbicara, tiba-tiba melihat ada orang berdiri di pintu.

"ehem……" Jack batuk dua kali dengan canggung. Pintunya tidak tertutup. Dia bergegas masuk dan langsung menghentikan langkahnya tepat waktu, tetapi dia tidak bisa maju maupun mundur. Dia terjebak di sana dengan canggung ...

Mata dingin Denis menyapunya, dan Jack merasakan lehernya dingin dalam sekejap.

"Tuan Muda ... Leni sudah ditemukan. Minta perintah lebih lanjut?"

"Apa yang ingin kamu lakukan dengan dia?" Denis meminta pendapat Sheila.

Sheila menggigit bibirnya, memikirkan adegan mengejutkan malam itu, dia hampir mati di tangannya, tapi tidak tahu mengapa, Sheila tampaknya tidak tega.

"Aku ingin melihatnya." Masih ada beberapa misteri yang tak terpecahkan di benaknya yang ingin dia ketahui dengan bertatap muka dengannya.

Denis menatap tajam padanya: "kita akan mengurungnya dan tunggu badan kamu sudah lebih baik baru ketemu dia."

Sheila diam, tahu bahwa Denis khawatir suasana hatinya akan terpengaruh, sehingga memengaruhi anak dalam kandungannya ...

Jack ragu sejenak dan bertanya pada tuan mudanya: "dan Tuan Huo…...."

"Apa aku perlu mengajarimu bagaimana menghadapinya?"

Sheila dengan kuat meremas selimut: "apa yang ingin kamu lakukan padanya?"

"Dia mengancam dan mengurungmu. Apakah itu masih tidak cukup kejam terhadapmu?"

"Tidak! Jangan menyentuhnya!" Sheila menyatakan keberatan tanpa ragu, dan takut membuat Denis menjadi curiga. Sheila menjelaskan: "dia tidak melakukan apa-apa kepadaku, dan dia juga punya penyakit jantung ..."

Yang utama adalah bahwa tubuhnya memiliki jantung Dokter Kenny.

"Apakah kamu melindunginya?"

"Aku hanya tidak ingin menyakiti orang yang tidak bersalah ..."

"Apakah dia menangkapmu dan Sisi? Dia masih tidak bersalah ? Kamu tidak melindunginya kan?"

"tidak, percaya atau tidak, terserah!" Sheila terlalu malas untuk menjelaskan.

Suasana hati wanita itu sedikit bergejolak, takut mempengaruhi janin, Denis terlihat muram, lalu berkata kepada Jack: "sementara tidak membuat perhitungan dengannya."

Pada saat ini, telepon Denis berdering, dia melihat ke bawah ke layar ponsel dan melihat ke arah Sheila: "Aku akan keluar untuk menjawab telepon ini."

Sheila menghela nafas lega. Sheila tidak tahu apakah terlalu berlebihan memikirkannya. Sheila melihat ekspresi Denis tidak wajar ketika melihat ID penelepon, mungkin saja tidak ada apa-apanya….....

Sheila menatap Jack, tiba-tiba teringat Sisi dan memanggilnya, "apakah Tuan Huo ada mengembalikan Sisi?"

"Nona Sisi seharusnya masih berada di rumah keluarga Salim. Ponsel sudah kuserahkan kepadanya."

Sheila memiringkan kepalanya dan melihat sekeliling tempat tidur. Tidak butuh waktu lama, Sheila menemukan ponselnya di tempat tidur. Mengetahui bahwa Sheila ingin melakukan panggilan telepon, Jack yang tahu diri langsung meninggalkan bangsal.

Panggilan itu segera terhubung, dan ada suara yang ditekan rendah di ujung telepon: "kakak."

Suara itu sangat rendah. Ini seperti ketika rapat dan ada telepon berdering tiba-tiba, diam-diam mengangkatnya dan mengatakan sesuatu dengan suara pelan karena takut ketahuan.

Detik berikutnya, tampaknya sudah normal, lalu terdengar teriakan: "kakak !!!"

Ada perbedaan besar antara suara di awal dan sekarang. Sheila harus menjauhkan ponsel dari telinganya: "Sisi, apa-apaan sih kamu?"

"Aku sedang mencari sesuatu ... Kakak, apakah Denis menyelamatkanmu dari Tuan Huo? Apakah dia ada melakukan sesuatu kepadamu? Pertanyaan terakhir menjadi rendah hingga ekstrem.

"Tuan Huo tidak menyakiti aku. Di mana kamu dan apa yang kamu cari?" kenapa kamu terdengar seperti takut ketahuan orang? Sebentar bicara keras, sebentar pelan.

“Er ... Hanya mencari sesuatu.” Sisi memandangi kamar mandi di dalam kamar.

"Di mana kamu? Rumah keluarga Salim?"

"Tidak..."

"Apartemen sewaan?"

"Kakak, bagaimana kamu bisa tahu?"

"Siapa pria itu? Sisi, kamu kenapa begitu berani…...."

"Ah -"

Lalu terdengar suara telepon ditutup dengan tiba-tiba.

Di ujung telepon lain.

Sisi, sambil mengaduk-aduk meja samping tempat tidur, sambil berbicara dengan Sheila dengan suara rendah. Tiba-tiba, bayangan gelap menutupi badannya dan ponselnya terjatuh dan mengejutkannya.

Sisi spontan berdiri, punggungnya menempel ke dinding.

Ketika melihat dengan jelas, seorang pria jangkung berdiri di depannya.

Pria ini habis mandi, poni keriting berwarna pirang masih meneteskan air. Air mengalir ke pipinya yang indah, meninggalkan bekas air pada otot-otot dadanya yang seksi dan kuat, mengikuti aliran tetesan air itu, melihat ke bawah ……...

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu