Istri Direktur Kemarilah - Bab 24 Harimau Tidak Memakan Anaknya Sendiri

Tuan besar Salim tidak bicara, semua orang pun tidak berani bicara, makan malam diselesaikan dengan cepat, hanya menghabiskan waktu kurang dari satu jam.

    

Kenny meletakkan garpu dan pisau, dia masih sedikit kesal, hari ini datang demi mie ayam, tapi Denis menghalanginya dengan berbagai cara, hatinya sedikit tidak tenang, karena kepemilikan seperti ini, merupakan suatu pertanda buruk baginya.

    

Kalau Denis tertarik dengan Sheila, kemungkinan untuk melepaskannya sangat kecil bahkan tidak ada.

 

 “Sudah selesai, Kenny? Sajikan buah-buahan.” Tuan besar ingin memutarkan kepala untuk memerintah pembantu, tapi terhentikan oleh Kenny :”tidak usah, pak, bolehkah saya periksa anda sekarang?”

    

Kenny akan memeriksa asam urat Tuan besar, Tuan besar pun dibantu pembantu untuk bangun :”sampai di ruang tamu, kamu periksa dulu si Sheila, lihat apakah tubuhnya perlu dirawat.”

    

Selesai bicara, berkata ke pembantu :”masak seteko teh.”

    

Ruang tamu penuh dengan aroma teh yang wangi, Sheila duduk di atas sofa jacquard mewah, sedangkan Kenny setengah terjongkok di hadapannya, suasana tenang.

    

Tangan Sheila menumpuk di atas kain putih, pergelangan tangan menghadap atas, di bawah kulit yang tipis, setiap urat nadi terlihat amat mencolok.

    

Kenny dengan pelan mengangkat tangannya dan memegang nadi, memejamkan mata dan fokus merasakan denyutan.

    

Semua orang memperhatikan mereka, Tuan besar Salim sedikit memejamkan mata, mencicipi teh, dia tahu jelas keahlian Kenny dalam bidang medis, yang tidak bisa diobati orang lain, dia bisa, yang bisa diobati orang lain, dia bisa mencabut hingga akar penyakitnya.

    

Tuan besar Salim dan Yuna seperti sedang menyaksikan drama bagus, sangat berharap Kenny akan menyimpulkan penyakit tidak bisa hamil.

    

Melihat Kenny mengerutkan alisnya, Tuan besar Salim menghela nafas, bertanya :”bagaimana?”

    

 “Nyonya lemah fisik dan rahim lemah, kondisi sekarang tidak cocok hamil.”

    

 “Dokter Kenny bisa bertanggung jawab atas perkataaan sendiri?”

    

Sambil berbicara, Denis sambil melangkah besar ke arah Sheila, langsung merangkul tangannya dan membelakanginya.

    

Dia juga tidak tahu kenapa dirinya sendiri tidak suka Sheila disentuh orang lain, apalagi disentuh oleh pria ini, walau hanya sekedar memeriksa penyakitnya.

    

 “Perlu dirawat, kalau tidak dirawat, akan sangat berat walau hamil.” Kenny berdiri dan berjalan ke samping Tuan besar Salim.

    

 “Butuh waktu berapa lama?” Denis mengangkat alis.

    

 “Kalau cepat tiga bulan, kalau lambat setengah tahun.”

    

 “Tiga bulan, setengah tahun?” Denis sudah melangkah maju dengan cepat, langsung menarik kerah Kenny :”tidak cocok hamil atau kamu tidak ingin dia hamil?”

    

 “Saya mengerti kalau Tuan Salim peduli dengan kondisi tubuh Nyonya, tapi hamil atau tidak, bukan saya yang memutuskan.” Kenny merentangkan tangan sebagai tanda tidak ingin kelahi di sini.

    

 “Lepaskan!” Tuan besar meletakkan cangkir teh ke meja dengan keras :”kamu hari ini kenapa Denis, Kenny hanya berkata sesuai fakta, apa yang kamu lakukan tadi hingga seemosi ini! Ikuti aku ke ruang kerja!”

    

Denis melihat Kenny dengan tatapan peringatan, kemudian mendorongnya sebelum mengikuti Tuan besar ke ruang kerja,

    

 “Aku ambilkan Tuan besar obat antihipertensi.” Sekarang tekanan darah Tuan besar pasti melonjak, Nyonya besar berdiri dan berkata ingin mengambilkannya obat.

    

Mengambilkan Tuan besar obat, sekalian bisa mendengar apa yang dibicarakan.

    

Melihat Nyonya besar memberikan isyarat mata, Yuna segera berdiri :”Nenek, saya ambilkan Tuan besar air.”

    

Dalam waktu sekejap, ruang tamu hanya tersisa Kenny dan Sheila, dan beberapa pembantu yang siap melayani.

    

 “Hari ini aku datang tanpa diundang, apakah membuatmu kesulitan?”

 

Sheila mengambil garpu dan menancapkannya ke apel di atas meja yang sudah dipotong, mengasihkannya ke Kenny :”kesulitan apa? Kalau kamu tidak datang, aku tidak dapat menonton drama sebagus ini.”

 

“Sayangnya tidak bisa makan mie ayam buatan kamu, tapi sisakan harapan untuk waktu berikutnya, seketika merasa hidup penuh harapan.”

 

“Jadi semangkuk mie ayam adalah harapanmu?”

    

“Yang memberiku harapan bukanlah mie ayam, tapi…” kata ‘kamu’ belum terucap, terdengar suara dari ruang kerja di lantai atas yang melempar porselen kaca ke lantai.

    

Sheila membalikkan kepala melihat ke arah ruang tamu, sebaik apa emosi Tuan besar Salim di depan orang luar, maka seburuk itulah emosinya di rumah, meski Denis terlihat berkuasa dan kuat, di depan Tuan besar Salim, Denis tetap memberinya muka.

    

“Tidak akan terjadi apa-apa, sejahat apapun harimau tidak akan memakan anaknya.”

 

Baru selesai dikatakan, terdengar lagi suara pecahan barang dari ruang kerja.

 

Pada saat ini, ruang kerja sudah berantakan, Tuan besar memukul permukaan meja dengan keras :”keluarga Salim tidak boleh tidak ada keturunan, harap kamu tidak lupa dengan perjanjian kita, setengah tahun kemudian, kalau Sheila masih belum hamil, cerai.”

    

“Kalau tidak?”

    

“Tidak?” Tuan besar Salim tertawa tajam dan kejam, seperti baru mendengar suatu canda :”hal ini kamu ada pilihan lain?”

 

    “……”

 

“Saat keluarga Salim sudah punya keturunan, aku mesti akan menepati janji, walau kamu tidak suka Sheila, kamu tetap harus menghamili dia, kalau tidak ada anak, aku yang akan pilih Nyonya besar Salim berikutnya.”

    

“Agus Salim!” Denis melempar satu-satunya barang yang ada di tangan ke lantai :”kamu lebih baik tidak ingkar janji, setengah tahun kemudian aku menghamili dia, kamu tepati janjimu.”

    

Selesai bicara, dia membuka pintu dengan kasar dan menutupnya dengan keras lagi.

    

Saat ke luar, Denis kebetulan bertabrakan dengan Nyonya besar Salim yang membawa obat dan air :”Denis, kenapa seemosi gitu, ini minum air.”

    

Denis tidak menghiraukannya, langsung berjalan ke ruang tamu.

    

Nyonya besar Salim terbengong di tempat.

    

Dia sepertinya terdengar rahasia yang luar biasa, demi memaksa Denis mempunyai keturunan, Tuan besar bahkan berjanji…

    

 “Dimana Nyonya dan pria itu?”

    

 “Nyonya dan dokter Kenny?” Setelah pembantu memastikan, dia menunjuk ke arah pintu, berkata :”Dokter Kenny katanya punya masalah mendesak, jadi akan pergi, Nyonya pun membawanya ke luar.”

    

Sheila dan Kenny melewati taman yang mempunyai air mancur, berjalan ke pintu gerbang.

    

Orang di pintu gerbang sedikit, Sheila akhirnya mempunyai kesempatan untuk menanyakan hal yang membuatnya penasaran :”Kenny, tadi yang kamu bilang rahim lemah tidak cocok hamil, benarkah itu?”

    

 “Tidak.” Kenny menghentikan langkahnya, membalikkan badan menghadap Sheila :”rahim lemah tidak benar, tapi kamu sekarang tidak cocok hamil, tunggu sakitmu sembuh, kalau mau hamil…”

    

Sheila tau sakit yang dimaksud Kenny, tubuhnya ada virus penyakit baru, jadi dia menggelengkan kepala :”aku tidak mau.”

    

Kenny diam-diam senang, dia mengeluarkan sebotol obat dari kantong saku dan mengasihkannya ke Sheila :”antihamil, obat ini tidak berefek buruk bagi tubuh.”

    

Sheila segera menyimpan obatnya :”mie ayamnya lain kali.”

    

 “Iya, kamu cepat masuk, anginnya kencang, kamu masih sakit.” Tiupan angin melalui mereka, Kenny ingin melepaskan jasnya untuk dipakai Sheila, tapi sini adalah rumah Salim, dia tidak boleh berbuat lebih, jadi hanya bisa menyuruhnya masuk.”

    

Sheila memang terasa dingin, dia tidak menolak, setelah mengucapkan salam tinggal dengan Kenny, dia pun berbalik badan dan melangkah masuk.

 

Jalan menuju rumah harus melewati sebuah air mancur malaikat, tangan malaikat memegang sebuah harpa, air di bawah menghantamnya sekali-kali, percikan air berhamburan di udara.

    

Sheila termenung memikirkan sesuatu, percikan air yang jatuh ke pakaian membasahinya, dia tidak menyadarinya…

    

Dia lagi berpikir, perbincangan Denis dan Tuan besar Salim mungkin berhubungan dengan masalah hamil, membuat gerakan begitu besar, Tuan besar Salim begitu licik, sepertinya masalah ini tidak ada jalan lain lagi?

    

Tuan besar Salim ingin mempunyai keturunan, Denis bersikap tidak jelas, tapi bagaimanapun Sheila tidak boleh hamil.

    

Kalau perjanjian empat tahun antara Tuan besar Salim dan Denis benaran ada, maka setengah tahun yang tersisa, dia hanya bisa memundurkan diri.

 

Saat terfokus dengan persoalan itu, suatu bayang hitam tiba-tiba menghalanginya.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu