Istri Direktur Kemarilah - Bab 114 Ini Adalah Pertama Kalinya Bagiku (1)

Dia samar-samar merasa kalau ada yang salah dan dengan keras mengangkat kepalanya untuk melihat wajahnya.

Wajah Suni pelan-pelan terlihat jelas.

Denis menyipitkan matanya mencoba melihat dengan jelas, nyala api dan kelembutan di matanya menghilang dalam sekejap, dan menjadi sengit dan mengerikan!

"Kenapa bisa kamu!"

"Tuan Muda... Denis..."

Suni mulai sadar dan mulai merasa takut.

Malam itu Denis mengira itu adalah ilusi karena mabuk, menekan pelipisnya yang terasa sedikit sakit , dan menatapnya dengan teliti.

Memang itu adalah Suni , bukan Sheila.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

Ini adalah ruang ganti Sheila, dia memakai pakaian dan perhiasan Sheila.

Suara Denis terdengar sangat dingin, seperti baru berjalan keluar dari neraka.

Suni takut sampai tubuhnya menyusut : "Aku hanya ... ke sini untuk berganti pakaian ... ah!"

Kalung di lehernya itu tiba-tiba diangkat.

Suni tidak bisa bernapas, rantai itu mengencang di lehernya, tubuhnya terangkat, kakinya berangsur-angsur menggantung.

Dan pria di depannya, wajahnya suram dan mengerikan!

"Pakaian siapa yang kamu kenakan !?"

"Tuan Muda …….Denis... punya Sheila, dia yang membiarkanku memakainya!"

Nama Sheila menyadarkan kembali pikiran Denis.

Wajah Suni kelihatan seperti orang yang sudah mati: "Ini benar-benar yang dia berikan padaku!"

Tangan besarnya terlepas, dan Suni terjatuh ke lantai dan batuk-batuk.

Sheila memberikan gaun itu ? dia berani memberikan gaun pemberiannya yang dirancangnya sendiri kepada wanita lain!

Mutiara putih menghiasi gaun putih itu, menjadi sangat menyakitkan mata.

“Lepaskan!” Dia menatapnya dengan dingin.

Suni tertegun: "Lepas?"

"Lepaskan segera !!!"

Kepanikan di mata Suni berangsur-angsur berubah menjadi kejutan. Dia menyuruhnya melepas pakaiannya. Dia benar-benar berpikir dia cantik.

Suni menanggalkan pakaiannya dengan malu-malu, mungkin itu karena penuh ketegangan, atau mungkin sosoknya sudah lebih gemuk dari Sheila, dan awalnya memang susah payah waktu mengenakannya, sekarang mau lepaskan juga lebih susah lagi.

Denis dengan kasar merobek gaunnya .

Karena terlalu kuat, terdengar suara kain sobek.

Dia merobek dengan keras dan gaun itu secara bertahap rusak dan berubah bentuk.

Tubuh Suni yang putih mulus perlahan-lahan terlihat. Untuk pertama kalinya, tubuhnya ditunjukkan kepada laki-laki. Meskipun dia sudah lama berfantasi ingin menyerahkan dirinya pada Denis, dia tidak menyangka saat ini datang begitu cepat.

Suara robekan terakhir, gaun itu jatuh ke lantai.

Ternyata dia begitu menginginkannya dan tidak sabaran!

Stimulasi mental dan fisik semacam ini membuat wajahnya memerah dan langsung menerjang Denis dan memeluknya: "Tuan Muda Denis... Ini adalah pertama kalinya bagiku…...."

"………."

"Aku akan melayanimu dengan baik."

Kening Denis langsung berkerut, keengganan tiba-tiba muncul diikuti rasa jijik, dengan kuat dia menampar!

Suni menabrak dinding di belakangnya, dia berkedip dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tamparan keras jatuh di wajahnya.

Suni ditampar sampai jatuh ke lantai , dan boneka di dinding jatuh beberapa buah berturut-turut.

Patung kecil yang terbuat dari kaca ada yang patah lengan dan kaki, atau muncul retakan diwajahnya.

Suni tertegun oleh tamparan di bagian telinganya, dan telinga masih mendengung.

Apa yang terjadi ?Kenapa dia tiba-tiba menampar wajahnya? Bukankah Denis tadi menyuruh dia membuka pakaian?

Suara dingin Denis seperti palu yang menghantamnya ke bawah: "Keluar!"

Rambut Suni acak-acakan, pipinya sedikit bengkak, dan dia sangat malu.

Suni masih tidak tahu kesalahan apa yang dia lakukan dan dia tidak punya waktu untuk mencari tahu lagi. Dia bahkan berjalan maju dengan sempoyongan dan sempat jatuh bangun.

Mendengar suara pintu ditutup, Denis menekan kepalanya, dan perasaan sakit yang samar di pelipis membuatnya merasa sangat tidak nyaman.

Mata dinginnya terpaku pada gaun yang sobek di lantai

Seolah-olah hatinya telah terkoyak.