Istri Direktur Kemarilah - Bab 53 Seorang Perempuan Dungu Mencoba Cara Ini

Bab 53 Seorang Perempuan Dungu Mencoba Cara Ini

“Direktur Wijaya, meja di restoran sudah disiapkan.” Pelayan restoran datang dan menginterupsi pembicaraan mereka.

Sheila mengangguk, menoleh ke Dona, berkata dengan tulus: “terima kasih.”

Jika bukan karena Dona, dia mungkin tidak akan bisa mengingat masalah ini lagi, meski menikah selama tiga tahun, hal semacam ini sudah menjadi sebuah kebiasaan baginya.

Tapi di saat ini, malah semakin meyakinkannya untuk mengambil keputusan.

“Anggap saja aku tidak pernah mengatakannya, aku pergi makan dulu.” Dona agak tidak yakin apakah mengatakan hal-hal itu adalah patut atau tidak, tampak gelisah, berbalik badan dan berkata hendak pergi makan.

Sheila sudah memesan meja di restoran, berjanjian dengan Fahmi Lan dan Kenny.

Tapi, sampai pada saat pelayan menyajikan lauk terakhir, Fahmi Lan tetap tidak muncul.

Kenny menuangkan anggur merah untuk Sheila, di atas meja terdapat mawar yang merah bagai api yang membakar, hari ini adalah hari pertama dia mengambil alih Hotel Universal, Kenny memilihkannya mawar merah.

“Aku telpon Fahmi Lan.” Selesai berkata, Sheila pun mengeluarkan ponsel.

“Tidak usah, dia sudah mengirimkanku pesan, katanya ada panggilan mendadak……” Kenny juga menuangkan anggur merah untuk dirinya sendiri

Fahmi Lan memang mengirimkannya pesan, tapi masalah mendadak adalah alasan yang dibuat Kenny.

“Begitu kebetulan?” Sheila melihat Kenny dengan penuh keraguan, hari ini Kenny berpakaian formal, dia yang tidak mengenakan jubah putih, bertambah semacam keanggunan.

“Tidak nyaman untuk makan berdua bersamaku?”

Sheila menggoyangkan gelas dengan pelan: “aku tidak pernah memikirkan persoalan ini.”

Kenny juga mengangkat gelasnya, menyentuhkan kedua gelas: “selamat, hari pertama mengambil alih Hotel Universal.”

“Mungkin juga hari terakhir.” Sheila mengangkat alis, berterus terang.

Mendengar ini, Kenny sama sekali tidak kaget, dia mengeluarkan sebuah kartu nama dari saku jasnya: “sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan terdaftar multinasional, mengoperasikan beberapa macam industri, mereka tidak keberatan dengan harga yang kamu usulkan. “

“kamu juga boleh tidak menampakkan diri, aku akan membantumu berdiskusi dengan mereka.”

Melihat sekilas kartu nama, set kartu nama bertepi emas hitam, dirancang dengan sangat bertekstur, dan tampak misterius ...

Mendengar kata-katanya, Sheila mengangguk dan menerima kartu nama: “Aku tidak khawatir jika kamu yang merekomendasikannya.”

“Apakah kamu sudah yakin ingin pergi?”

Apakah dia harus pergi?

Ketika masih ragu-ragu, pikirannya tiba-tiba muncul adegan di malam pernikahan, Denis memanggil belasan pengawal untuk menghabiskan waktu malam bersamanya, tatapannya menggelap perlahan.

Iya, dia yakin ingin pergi.

Dia berkata dengan nada rendah: “ada perjanjian antara Denis dan Tuan besar Salim, jika aku masih tidak hamil anak Denis dalam waktu setengah tahun, maka Tuan Besar Salim akan campur tangan pernikahan kami, aku hanya memerlukan waktu setengah tahun.”

Dia ingin pergi dari sini dan bersembunyi selama setengah tahun, sekarang adalah waktu terbaik, Denis mencabut larangannya untuk keluar, tidak ada pengawal yang mengikutinya, boleh dibilang bahwa sekarang gerak-geriknya adalah dalam keadaan bebas.

Sebelumnya, dia hanya perlu memindahkan nenek Lan, dan menyewa rumah selama setengah tahun di suatu tempat, semua ini memerlukan uang. Kalau dia langsung mengambil uang dari rumah Salim, ataupun menggesek kartu mereka, kelakuan ini akan menyebabkan mereka bersikap waswas padanya, jadi dia hanya bisa menjual saham Hotel Universal.

Yang lebih penting lagi adalah dia tidak ingin melakukan sedikit pun kontak dengan Denis lagi setelah perceraian.

Sebuah cahaya berkilauan berkelip di mata Kenny, dia tahu Sheila membutuhkan uang, dia bisa membantunya, tetapi Sheila pasti akan menolak.

Selain itu, Hotel Universal adalah hadiah yang diberikan Denis kepadanya, tetapi Sheila malah ingin menjualnya, ini menunjukkan bahwa dia tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan Denis setelah setengah tahun nanti. Kenny lebih berharap demikian daripada Sheila.

“Aku akan membantumu, seminggu sudah cukup.”

“Dan juga pemindahan nenek… …” Kalau tidak dipindahkan, maka nenek akan menjadi syarat ancaman Denis bagi Sheila di setiap saat.

“Serahkan semua padaku.”

“Semoga lancar.” Sheila tersenyum lebar, mengangkat gelas dan bersulang dengan Kenny, matanya tertulis penuh harapan yang cerah.

Sayangnya, masa indah tidak bertahan lama, suasana yang harmonis dan damai tiba-tiba menjadi kaku karena sebuah tatapan yang dingin dan tajam.

Sheila merasakan semacam aura yang kuat, menoleh ke arah pintu, sosok bayangan yang ganas dan dingin menghampiri mereka.

Denis langsung berjalan ke sisi Sheila tanpa segan, Jack yang mengikuti di belakang bergegas untuk menarikkannya kursi.

“Denis? Buat apa kamu datang ke sini?” Sheila agak mengerutkan alis.

“Ini adalah meja reservasi ku.”

“Meja reservasi mu?”

“Direktur Wijaya, meja ini memang sudah dipesan oleh Tuan muda Salim.” Kata pelayan.

“Lalu kenapa kamu masih membawa kami ke meja ini?”

“Saat Tuan muda Salim pesan, ia mengatakan akan makan bersama Nyonya muda Salim… …” Dia mana tahu kalau Nyonya muda Salim akan membawa seorang pria……

“Kapan aku setuju untuk makan bersamamu?”

“Belum terlambat untuk setuju.” Denis meletakkan lengannya di sandaran kursi Sheila, melirik sekilas bunga mawar merah yang ada di atas meja, terlihat amat silau, tatapannya pun beralih ke Jack.

Jack segera mengambil mawar: “Maaf dokter Kenny, tuan kami alergi dengan serbuk sari bunga.”

Lalu membuangnya ke dalam tong sampah.

Alergi terhadap serbuk sari bunga? Kenapa Sheila tidak tahu?”

Sheila meletakkan dengan keras gelas berkaki panjang ke atas meja, kemudian bangkit: “Karena meja ini adalah pesanan Tuan Salim, maka silakan menikmatinya, Kenny, kita ganti ke meja lain.”

Kenny mengerti maksud Sheila, dia pun berdiri dengan gentleman: “Maaf Tuan Salim, lain kali jika ada kesempatan ayo makan bersama.”

“Nyonya, semua meja di sini sudah di pesan oleh tuan kami.”

“Ternyata Tuan Salim suka dengan pertunjukkan besar, kita tak jadi makan, boleh?”

“Tampaknya tidak boleh.” Denis memainkan pemantik api di tangannya: “Dokter Kenny adalah tamu, bagaimana boleh membiarkan tamu pergi dengan perut kosong?”

Selesai bicara, jari mengetuk dua kali permukaan meja: “Dengar-dengar dokter Kenny suka makan mie ayam, aku sudah menyuruh orang restoran membuatkan mie, Dokter Kenny pasti menghargai ini, kan?”

Nada bertanya, tapi yang disalurkan malah adalah maksud yang tak bisa ditolak.

Kenny dengan santai mengangkat bahu: “Tentu saja tidak, Tuan Salim begitu tulus, bahkan mengingat makanan kesukaanku, ini adalah sebuah kehormatan bagiku.”

Jack diam-diam memerhatikan Kenny, di bawah aura kuat Tuan muda, dia masih bisa menghadapinya, pria ini tampak lembut dan hangat, tapi ada semacam kesabaran dan keuletan yang tidak bisa diabaikan.

Seperti seekor landak yang menyimpan semua duri-durinya, saat dia mengeluarkan semua durinya, selalu akan memberikan ancaman yang mengerikan dan mematikan.

Kenny kembali duduk, walau Sheila tidak ingin, dia juga hanya bisa duduk kembali.

Keposesifan Denis yang kuat membentuk sebuah ancaman bagi Kenny di setiap saat, Sheila tidak boleh meninggalkan Kenny sendirian untuk menghadapi pria yang bahaya ini.

Meski sudah duduk kembali, tapi amarahnya tidak mereda, kedua tangan Sheila berpelukan di depan dada, dengan kuat menyandarkan punggungnnya ke sandaran kursi.

Lengan Denis sedang bertumpu di sandaran kursi Sheila, perempuan yang kurang diberi pelajaran ini menjepit lengannya dengan kuat di antara punggungnya dan sandaran kursi.

Raut wajah Denis tidak berubah, dia menganggap Sheila sedang marah padanya karena masalah semalam, tersenyum rendah, lalu bertanya pada Kenny: “Dokter Kenny, kalau dilukai anjing, apakah efektif dengan menaburkan abu dari bulu anjing yang dibakar ke luka?”

Punggung Sheila kaku sejenak, bagaimana dia bisa tahu?”

Tubuh Kenny juga menyandar ke belakang: “memang ada cara pengobatan seperti ini yang beredar di masyarakat, tapi tidak ada pembuktian secara ilmiah, jika digigit ataupun tergores anjing, harus disuntik vaksin rabies.”

“Seorang perempuan dungu menggunakan cara ini.” Sambil berkata, jari-jarinya melingkar-lingkar di punggung Sheila, amat mesra.

“Kenapa lauk belum dihidangkan?” Sheila mencondongkan badan ke depan, menjauh dari cakarnya, membalas: “Seorang pria dungu yang kesepian semalam menghabiskan malamnya dengan seekor anjing betina, pasti sangat lapar.”

“Masam?”

“Masam? Kepercayaan diri Tuan Salim selalu begitu baik?”

“Aku bertanya apakah kamu suka sedikit masam? Apakah mie ayamnya mau dikasih cuka? Begitu terburu-buru untuk menyangkal?”

Kedua orang bergiliran berkata, tidak ada yang mau mengalah, seperti pasangan lawan yang bahagia.

Hati Kenny terasa pengap, keposesifan Denis terhadap Sheila hari ini, jauh melebihi hubungan suami istri yang sederhana.

Dia melihat semacam hubungan yang lebih dalam, seperti sedang bermesraan, mesra yang menghancurkan belenggu hubungan mereka yang sebelumnya.

Meski Sheila sudah mati hati terhadap Denis, tapi pria seperti Denis Salim, selama dia mau, selama dia berkehendak, hampir tidak ada barang di dunia ini yang tidak bisa didapatkannya.

Pria seperti ini, tidak ada perempuan di bumi ini yang bisa menyainginya.

Yang lebih ditakutinya adalah, Denis akan menghidupkan kembali hati Sheila, bagaimanapun caranya.

Jadi dia, Kenny tidak boleh menunggu lagi, dia harus segera membantu Sheila untuk berhasil melarikan diri.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu