Istri Direktur Kemarilah - Bab 219 Dengan Cepat Dia Akan Menikah Lagi Denganku

Setelah berpisah dengan Weni, Sheila berjalan terhuyung-huyung keluar dari kafe, pancaran sinar matahari sore di bulan April masih belum menyengat, rasanya masih hangat.

Dia masih mengolah informasi yang tadi dia dapatkan dalam benaknya, perlahan hatinya mulai tertekan.

Tiba-tiba pengawalnya menaungi sebuah payung berenda di atas kepala Sheila dan menyodorkan handphone : “Nyonya Muda, ada telepon dari Tuan Muda…..”

Sheila berpikir sejenak, kemudian dia memutuskan untuk menerima teleponnya, terdengar suara yang bernada menekan dari seberang telepon : “Sudah ketemu?”

“Ya.”

“Kenapa suaramu begitu berat?”

Inilah penyebabnya kenapa Sheila ragu menerima telepon dari Denis, karena dia sangat peka, jadi sedikit saja ada yang tidak beres dia bisa merasakannya.

“Tidak apa-apa, hanya saja perasaanku sedikit terluka.”

Denis terdiam, dia tidak bisa bersimpati karena ketika dia lahir dia sudah tidak memiliki ibu.

“Kalau kamu merasa bosan dirumah, maka tidak usha buru-buru pulang, atau aku akan kesana mencarimu.” Selesai berkata, terdengar suara Jack di telepon : “Tuan Muda……data-data yang anda inginkan…..”

Sheila tahu kalau dia sedang ada urusan, semenjak dia pulang dari rumah sakit, Denis berubah menjadi sangat sibuk, dia sering mengurung diri bersama Jack di ruang baca, bahkan terkadang sampai seharian tidak keluar rumah….

“Kamu ada urusan.”

“Sudah mau selesai, apa kamu ingin pergi menengok Nenek Lan?”

“Aku mau.” Meskipun Sheila ingin pergi pun dia tidak akan mengutarakannya, sudah cukup lama dia tidak pergi menengok Nenek Lan.

“Tunggu aku di depan pintu masuk rumah sakit.”

Sheila menganggukkan kepala : “Ok.”

Dia memang sudah lama sekali tidak pergi menengok Nenek Lan.

Rumah Salim

Jack mengulurkan setumpuk dokumen ke hadapan Denis : “Tuan muda, ini adalah pengaturan jadwal Tuan Besar beberapa tahun ini, juga ada daftar list uang suap yang Tuan Besar terima dari luar, lalu masih ada lagi…..”

Semua data-data ini akan berdampak besar terhadap karir Tuan Besar, kalau data ini bocor, bukan hanya Tuan Besar, tapi seluruh keluarga Salim pun akan ikut terkena dampaknya.

Kali ini Tuan Muda sudah memantapkan hati untuk melawan Tuan Besar sampai akhir.

“Lalu apa kamu punya jadwal Tuan Besar yang terbaru?”

“Belakangan ini beliau ada janji bertemu dengan Tuan Besar Huo, sementar lokasinya di Negara B, kalau lancar maka 5 hari kemudian akan pulang ke Negara A.

“Persiapkan semuanya, 3 hari lagi aku mau pergi ke negara A.” Kalau ini berjalan lancar, maka 7 hari kemudian Denis akan pulang dan dia akan memberikan sebuah kejutan yang besar untuk Sheila.

Denis sudah merencanakan persiapan untuk 7 hari kedepan, dia berdiri dari kursi bos, lalu berjalan ke depan jendela besar di ruangannya, dia bisa melihat dari jauh pemandangan di Sungai Xiangsi, di sisi seberang sungai itu ada sekelompok orang yang sedang sibuk.

“Tuan muda, mereka sedang membangun pelataran untuk pernikahan anda berdasarkan rancangan yang sudah disiapkan, dan semuanya akan siap sebelum anda pulang.”

“Urusan ini tidak boleh sampai diketahui oleh orang lain.”

Keluarga Salim memiliki peraturan keluarga, apabila sudah bercerai maka dianggap sudah putus hubungan dengan keluarga Salim, dan tidak boleh menginjak kediaman Salim selama-lamanya.

Jadi, kali ini hasil negosiasi antara Denis dengan Tuan Besar Salim adalah, kalau Tuan Besar masih ikut campur dalam urusan pernikahannya, maka semua bukti-bukti kejahatan ini akan dia ungkap keluar…..

Untuk negosiasi kali ini Denis sudah membuat persiapan yang matang, dan dia sangat yakin ini semua cukup untuk membungkam Tuan Besar.

Tiga tahun yang lalu ketika Sheila menikah dengannya dan menjadi anggota keluarga Salim, waktu itu dia sama sekali tidak menganggap Sheila karena pernikahan itu dilaksanakan hanya untuk menyenangkan Tuan Besar, bahkan sampai cincin kawin pun tidak ada.

Kali ini, Denis ingin melamar Sheila, membuatnya menjadi pengantin yang sejati.

“Tuan muda, mobilnya sudah siap, pengawalnya melaporkan kalau Nyonya Muda akan tiba di rumah sakit dalam waktu 20 menit.”

Rumah Sakit Hengren

Ruangan tempat Nenek Lan dirawat adalah ruang VIP di lantai 19, setibanya mereka disana, perawat sedang memijat badan Nenek Lan supaya otot-ototnya tidak kaku dan mengerut.

Begitu melihat ada yang datang, perawat itu terkejut dan langsung melompat turun dari ranjang : “Tuan Muda, Nyonya Muda….”

“Bagaimana keadaan Nenek Lan belakangan ini?” Sheila berjalan ke samping ranjang.

“Masih sama seperti biasa…”

Sheila mengangguk, masih sama seperti biasa berarti kabar baik, karena paling tidak penyakitnya tidak memburuk.

Denis merasa bosan mendengarnya, dia duduk di sofa di dekat jendela, kemudian mengambil majalah dari meja tamu.

Di meja nakas ada segelas air, Sheila mengambil sebatang kapas penyeka lalu dicelupkan ke air dan dioleskan ke bibir Nenek Lan, ibu angkatnya, sembari mendengar penjelasan perawat itu mengenai kondisi penyakit Nenek Lan.

“Tiap hari aku membantunya membalikkan badan, kemudian memijat tubuhnya, mengganti kain alas, juga mengajaknya mengobrol , meskipun nenek tidak ada reaksi, tapi semua itu untuk merangsang syarafnya, dan bisa membantu meringankan penyakitnya….”

“Dokter bilang pasien yang terbaring dalam jangka waktu panjang juga perlu berjemur, jadi aku akan menggeser ranjang nenek ke samping jendela supaya Nenek bisa berjemur sinar matahari….”

Sheila memperhatikan bagian bawah ranjang, di keempat ujungnya ada roda sehingga ranjang bisa didorong.

“Apa yang kamu maksud Fahmi? Belakangan ini dia sama sekali tidak datang untuk menengok Nenek, sepertinya dia menerima banyak undangan, jadi sibuk sekali.

Sheila mengangguk : “Apakah kamu bisa menghubungi dia?”

Perawat itu menggeleng-gelengkan kepala.

Tiba-tiba ada suara benda yang jatuh!

Denis mengambil sebuah majalah di meja, tiba-tiba ada sebuah benda elektronik panjang berwarna biru yang jatuh ke lantai, di sebelah sisinya masih tersambung ke kabel data

Jack membungkukkan pinggang mau mengambilnya, lalu perawat itu buru-buru menjelaskan : “Oh, itu adalah alat perekam, alat itu dibawa ketika Nenek Lan dipindahkan kesini dari RS Shengde, di dalamnya ada suara Nyonya Muda, waktu itu dokter berkata rekaman suara ini bisa saja berguna untuk merangsang Nenek supaya ada perkembangan.”

“……”

“Tuan Muda.” Jack mengelap bersih pena perekam itu kemudian memberikannya kepada Denis.

Denis memegang alat perekam itu, kemudian dia menekan sisi samping pena perekam itu.

【Maaf Nek, aku sudah lama tidak datang menjengukmu , Nenek pasti marah padaku ya? Hanya saja Nenek kan tahu kalau peraturan di keluarga Salim sangat ketat, tidak mudah untukku supaya bisa mencuri waktu keluar dan mengunjungimu, apa dengan begini Nenek akan menyalahkan aku?】

【Kalau kubilang aku mau bercerai dengan Denis, apakah kamu akan cepat bangun?】

Denis menatap Sheila dengan tatapan yang aneh.

Sheila hanya bisa menjelaskan : “itu untuk memberikan rangsangan supaya penyakitnya….”

Sebenarnya dia juga tidak tahu kapan rekaman itu direkam oleh Kenny, dan lagi rekaman itu berulang-ulang diperdengarkan kepada Nenek.

“Hasilnya?” tanya Denis.

“Selama ini belum terlihat hasilnya, tapi waktu itu Dokter Kenny berkeras supaya rekaman itu diperdengarkan kepada Nenek, dan dokter utama disini juga tidak membantah, jadi mungkin saja itu bisa membantu.”

Denis mengulurkan alat perekam itu ke Jack : “Hapus semua.”

Selesai bicara dia melangkah dengan cepat ke samping Sheila.

Sheila mengira dia sudah tak bisa duduk diam, karena Denis sudah terlihat tidak sabar ketika duduk di sofa, jadi lebih baik dia pulang, karena kalau ada Denis disini maka dia tidak bisa leluasa berbicara dengan Nenek Lan.

“Nenek Lan, aku pulang dulu ya, lain kali aku akan datang menengokmu lagi.”

Dia berbalik dan bersiap pergi, lalu tangan Denis menahannya : “Sheila sudah mengandung anakku, jadi kami tidak akan bercerai.”

“Denis!”

Denis berkata dengan nada tidak peduli sambil melirik Nenek Lan : “Meskipun bercerai, dengan cepat dia akan kembali menikah denganku.”

“……..”

“Oh Tuhan.” Tiba-tiba perawat itu memekik.

“Nyonya Muda, apakah baru saja anda melihatnya?” Perawat itu berkata dengan nada tidak percaya dan segera mendekati Nenek Lan : “Tadi tangan Nenek bergerak!”

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu