Istri Direktur Kemarilah - Bab 107 Estetika Normal (2)

Pria itu tertabrak dan menjadi amnesia, jadi tidak ada yang bisa diingatnya lagi. Dia membutuhkan pemulihan karena kecelakaan tersebut. Setelah keluar dari rumah sakit, dia hanya bisa menyewa rumah di luar untuk mengurus pria amnesia ini.

Sisi memiliki kepribadian yang menyenangkan. Dia suka melaporkan kabar baik dan tidak akan melaporkan kabar buruk. Jadi dia tidak berani memberitahukan ayahnya tentang itu. Bagaimanapun, dia yang mengemudi dan menabrak orang itu. Dia ketakutan dan tidak tahu bagaimana menghadapinya. Tapi dia tidak tahu mengapa Karina bisa tahu. Dengan ini, dia memaksanya untuk melepaskan kesempatan magangnya di rumah sakit.

Dia juga memang tidak suka teman sekelasnya ikut magang di rumah sakit, jadi dia melepaskan kesempatan itu tanpa memikirkannya terlalu banyak.

Dia juga tidak berani memberi tahu ayahnya tentang hal ini.

Sisi duduk di lantai dengan bingung. Sheila mengetuk pintunya beberapa kali pun tidak diresponnya.

Sheila berpikir terjadi sesuatu. Dia meminta pelayan untuk menemukan kunci.

Ketika pintu terbuka, dia melihat Sisi duduk di lantai dengan linglung dan dia melemparkan kunci ke atas meja teh lalu bertanya. "Apa yang terjadi dengan kamu?"

"Tidak ada ..." Melihat ada orang masuk, Sisi dengan cepat naik, wajahnya terlihat masih bingung.

Sheila mengerutkan kening. Pada saat dia pergi ke kamar mandi dan kebetulan melihat Karina ikut masuk ke kamar Sisi. Dia takut Sisi akan diganggu oleh Karina. Dia pergi mengetuk pintu kamarnya dan kebetulan mendengar mereka berkata 'Pria liar'.

"Apa yang terjadi?"

"Apa yang terjadi apa?" Sisi menatap Sheila dan Sheila menarik pakaiannya.

"Pria liar apa? terus, ada apa dengan magang di rumah sakit?”

Wajah Sisi bahkan menjadi lebih pucat ketika dia ditanyai secara terbuka begitu. Dia tidak memberi tahu Sheila, karena takut dia akan membalaskannya. Semakin ada yang ikut campur, semakin kompleks masalahnya.

Dia menggigit bibirnya dan menundukkan kepalanya.

"Kakak, bisakah kamu berhenti bertanya? Percayalah, dia bukan pria liar…..."

"Apakah pria liar adalah Tuan Huo?"

Sisi terdiam.

Sheila menghela nafas: "Ada apa dengan magang di rumah sakit?" kamu tahu, jika aku benar-benar ingin tahu, aku bisa memeriksanya, tetapi kamu adalah saudara perempuanku. Aku ingin mendengarnya langsung dari mulutmu.”

Giginya terbuka, ragu-ragu untuk waktu yang lama, dan berkata, "Ibu minta aku memberikan kesempatan magangku kepada Miru Haori, dan aku memberikan padanya ..."

Sheila terus menatapnya tanpa mengatakan apapun. Mengapa gadis ini begitu takut pada hal-hal seperti ini? Tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa. Dia terpikir dirinya sendiri dulu.

Nyonya Besar Salim menggunakan berbagai cara untuk menghukumnya. Yuna menjebaknya. Dia waktu itu juga sangat ketakutan sehingga dia tidak berani mengatakan apa-apa.

"Ambil kembali kesempatan magangmu." Sheila dengan tegas berkata, "Apakah kamu suka atau tidak, tapi itu milik kamu, kamu harus merebutnya kembali."

"Tapi kakak ..."

"Kapan kamu mendapatkannya kembali dan kapan kamu akan meninggalkan keluarga Wijaya"

Kali ini, dia tidak ingin membantu Sisi, karena dia tahu bahwa dia tidak bisa terus menerus membantunya. Sisi harus kuat dan mandiri. Kalau tidak, keluarga Wijaya akan selalu memperlakukannya sebagai samsak tinju.

"Aku tahu ..." Wajah Sisi terlihat akan menangis, Sejak Sheila membawanya kembali dari kota Visga, Dia sudah merasa bahwa kepribadian kakaknya telah berubah dan dia tidak lagi takut pada apapun.

Sejujurnya, dia juga ingin seperti kakaknya.

Pang…….

Tiba-tiba seorang pelayan masuk dan berkata, "Nona Ketiga, kamu ternyata ada di sini. Tuan Muda Denis mengira kamu telah pergi, dan mengirim orang untuk mencari dan hampir saja vila ini dibongkar..."

"Aku akan menemuinya."

Sisi tinggal di kamar terkecil di sisi kiri vila, dan keluarga Wijaya menyiapkan kamar tidur untuk Denis di kamar terbesar di sisi kanan vila. Dia keluar dari kamar Sisi, melewati koridor panjang dan melihat ke luar jendela. Faktanya, dia melihat sekelompok pengawal mencari sesuatu, sampai-sampai semak belukar dan rumput pun di bongkar untuk mencarinya.

Ketika memasuki kamar, langsung merasakan suasana ruangan yang mencekam. Dari kejauhan, dia dapat melihat Denis duduk di sofa, menyilangkan kakinya dan menatap meja teh dengan kedua tangan disilangkan didada, seolah-olah sedang menghadapi musuh besar.

Jack berdiri di sampingnya dan melihat Sheila masuk dan berlari secepat yang dia bisa. Setelah melewati Sheila, Jack berkata dengan suara rendah, "Tuan muda sedang marah dan nyonya muda nanti kalau berbicara tolong lebih lembut sedikit…....."

Sebelum Sheila menjawab, Jack sudah menghilang.

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu