The True Identity of My Hubby - Bab 189 Kebenaran
Dari jauh terlihat Evelin berjalan ke sini dengan marah sambil berteriak: “Julius Yi, dasar kamu penipu! Kamu, kamu, kamu……ternyata pura-pura buta dan membohongi aku, membuat aku kalah banyak uang! Bayar aku Rp 40 juta!”
Dia berdiri di depan Julius Yi dan mengulurkan tangan.
Dan di belakangnya ada Justin Yi yang sedang mengikutinya dengan santai.
Awalnya Clarissa Yuan ingin meminta penjelasan pada Evelin, lalu malah didahului olehnya, dia hanya bisa berdiri diam di samping.
Julius Yi melihat telapak tangan Evelin yang diangkat tinggi dan tertawa dengan mengejek: “Nona Ke, memangnya kamu pernah melihat orang buta yang bisa bermain kartu?”
“Kamu......!”
“Sendiri bodoh mau salahkan siapa?”
“Julius Yi.......” Gaji satu bulannya tidak bisa kembali dan dibilang bodoh, Evelin sangat marah, dia yang berkata ‘aku’ terus juga tidak tahu harus mengapakan Julius Yi, langsung balik badan dan berkata pada Justin Yi: “Aku tidak peduli, utang keluarga adalah utang bersama, dia adalah kakakmu, kamu harus membayarkan utangnya.”
Justin Yi mengangkat salah satu lengan, meletakkannya di bahu Evelin dengan mesra dan berkata sambil tertawa: “Ingin memenangkan kembali uang kamu? Aku beritahu kamu sebuah rahasia.”
“Rahasia apa?” Evelin mendorong telapak tangannya dari bahunya tanpa disadari dia.
“Segera pulang dan gunakan seluruh tabungan untuk membeli saham Perusahaan Besar Yi, mulai besok saham Perusahaan Besar Yi pasti akan naik kembali dalam seminggu berturut-turut.”
“Benaran?”
“Kalau rugi, kamu baru cari Tuan Muda Pertama untuk ganti rugi.”
“Saham benar akan naik? Kalau begitu aku juga ingin beli.” Clarissa Yuan menatap Julius Yi dan bertanya.
Julius Yi melihatnya dan tertawa: “Mana ada orang sendiri mencari untung dari perusahaan sendiri?”
“Lagipula keuntungannya kalau didapat orang lain juga sama saja kan? Kamu cepat beritahu aku apakah yang Justin bilang benar.”
“Kalau begitu kamu seharusnya tanya Justin, dia tahu lebih jelas dariku.”
“Justin, benaran?”
“Aku hanya menebak.” Justin Yi tertawa dan berkata: “Tetapi aku ada kabar baik ingin memberitahu kalian, Badan Pemeriksa Kualitas Negara akan mengeluarkan laporan pemeriksaan kualitas dengan cepat, sampai saat itu isu Waterfront Park memiliki masalah kualitas akan terbantah dengan sendirinya.”
“Wah, tambah satu kabar yang sangat baik lagi.”
“Aku kira saat laporan ini keluar, Perusahaan Besar Yi sudah tidak ada lagi.” Kata Julius Yi dengan merasa sedikit masih takut.
Saat dia mencari pemimpin untuk mementingkan masalah ini, Noah Tsu sambil menyogok pemimpin, sambil mencari media massa untuk menyebarkan isu, saat jumlah penjualan perumahan Perusahaan Besar Yi terus turun, proses pemeriksaan kualitas juga ditunda-tunda, sangat lama tidak bisa mengeluarkan laporan pemeriksaan kualitas yang bisa membuktikan Perusahaan Besar Yi.
Untunglah Perusahaan Besar Yi tidak terjadi apa-apa, benar-benar sangat beruntung.
“Baik, aku akan beli.” Evelin mengangguk dan berkata dengan sangat gembira.
Clarissa Yuan melihat Noah Tsu dan Gwendolyn Tsu berjalan kemari dengan kawalan sekumpulan bawahan dengan tatapan tajam, lalu tersenyum dan berkata pada mereka: “Eh, Direktur Tsu kenapa masih ada di Perusahaan Besar Yi?”
Semuanya balik badan dan menghadap pada mereka berdua yang berjalan kemari.
Justin Yi sedikit membungkukkan badan dan tersenyum: “Direktur Tsu, tadi aku telah menyinggung, maaf ya.”
“Dan juga Gwendolyn, tadi pasti membuat kamu malu ya?” setelah Justin Yi berkata dengan pura-pura merasa bersalah, dia mengangkat tangan dan merangkul Evelin, mengenalkan pada mereka berdua: “Oh iya, ini adalah tunanganku, Evelin.”
Ekspresi Evelin sedikit berubah, saat mencoba melepas, malah dirangkul semakin erat, dia hanya bisa mencubit pinggang Justin Yi dengan marah.
Tetapi Justin Yi hanya sedikit menaikkan alis, ekspresinya tidak berubah.
Gwendolyn Tsu mengamati Evelin dan berkata: “Ini bukannya Nona Ke yang waktu itu marah-marah di cafe? Kenapa tiba-tiba berubah menjadi Nona Muda Long Cheng Groups dan tunangan Tuan Muda Kedua?”
“Ooooo.......” Evelin berpura-pura kaget dan berkata: “Wanita cantik ini, kalau kamu tidak bilang aku masih tidak ingat, kamu kan Nona Tsu yang waktu itu menggoda suami orang lain di cafe dan dimaki olehku sampai habis-habisan? Halo, halo, sungguh tidak bertengkar tidak akan kenal ya.”
Evelin mengulurkan tangan padanya dengan tersenyum lebar, tetapi dibiarkan dengan dingin.
Noah Tsu yang ekspresinya tidak enak dilihat akhirnya buka mulut, melihat Julius Yi dan Justin Yi dan berkata dengan dingin: “Kalian jangan bangga terlalu awal, yang seru masih di belakang.”
Setelah mengatakan ini, dia langsung membawa bawahannya pergi.
Setelah Noah Tsu pergi, Evelin dengan cepat terlepas dari rangkulan Justin Yi dan berkata dengan marah: “Justin Yi, kamu tidak puas kalau hidup aku terlalu tenang, malah mencari musuh cinta yang penuh duri padaku.”
“Ini namanya sedang meningkatkan tingkat kehidupanmu.” kata Justin Yi dengan santai.
“Mati saja kamu!” Evelin memegang tas dan ingin memukulnya, Clarissa Yuan langsung menahan dia: “Sudah sudah, kalian berdua memangnya kenapa sih? Setiap bertemu kalian selalu heboh.” Dia ingat waktu itu bertemu mereka di rumah sakit juga bertengkar sampai jatuh dari kamar pasien ke koridor.
“Oh iya, sejak kapan kamu menjadi Nona Muda Long Cheng Groups?” tanya Clarissa Yuan.
“Clarissa Yuan, di dunia ini ada sebuah kesenian namanya akting, kamu bisa lebih bodoh lagi tidak?” Evelin memutar bola mata: “Mana mungkin aku tunangan dia? Lucu sekali.”
“Iya, pria yang normal tidak akan mencari wanita gila untuk menjadi tunangannya.” tambah Justin Yi dengan tenang.
Evelin berkata sambil menahan amarah: “Nanti pulang baru aku bereskan kamu.”
Julius Yi bertanya pada Justin Yi: “Kalau Nona Ke bukan anak perempuan Long Cheng Groups, lalu Long Cheng Groups kenapa ingin membantu kita? Sepertinya belakangan ini aku tidak mendengar mereka ada rencana membuka lapangan golf.”
“Kalau masalah ini.......” Justin Yi melihat Evelin dan berkata: “Memang Nona Ke yang bantu, Nona ke.......”
Justin Yi sedikit tidak enak bicara, Evelin di sampingnya ragu dan berkata dengan terpaksa: “Direktur Long adalah Ayahku, tapi itu sudah hal dua puluh tahun yang lalu, sekarang dia tidak ada hubungan denganku.”
“Kalau begitu kenapa dia membantu kamu?” tanya Clarissa Yuan.
Dulu dia hanya tahu Evelin ikut Ibunya menikah lagi, tetapi tidak tahu Ayah kandungnya adalah direktur Long Cheng Groups, sungguh disembunyikan sampai tidak ada cela.
“Dia…….” Evelin melihat Justin Yi dan berkata sambil tertawa: “Hari itu saat dia datang mencari aku, aku baru saja mendengar Justin mengatakan masalah Xili, lalu tanpa berpikir panjang aku meminta tolong padanya, setelah dia mendengarnya, dia langsung bersedia membeli tanah itu untuk membuka lapangan golf, aku pikir……mungkin dia merasa lingkungan di sana lumayan bagus kali.”
“Lingkungan di sana memang lumayan, kalau Perusahaan Besar Yi ada uang, kami juga bersedia untuk membuka lapangan golf.” Justin Yi tertawa dan menepuk bahu Evelin: “Aku jujur, kali ini sungguh terima kasih sekali.”
“Tadi siapa ya yang bilang aku wanita gila.”
“Wanita gila juga pasti ada sisi imutnya.” kata Justin Yi sambil tertawa.
Clarissa mengamati mereka yang saling tidak mengalah, mengangkat lengan dan melihat waktu, lalu berkata dengan tersenyum: “Sudah sudah, kalian berdua jangan bertengkar lagi, Julius dan Justin, kalian berdua cepat pulang ke Kediaman Yi dan menjelaskan keadaan masalah ini pada Nyonya Tua, sekalian tenangkan perasaan dia, lagipula dia juga baru mengetahui Juwono bukan keturunan Keluarga Yi hari ini. Kalau aku…….”
Dia menarik lengan Evelin sambil tertawa dan berkata: “Aku dan Evelin makan di luar, sekalian mengobrol.”
“Boleh juga.” Julius Yi mengarah pada Justin Yi dan berkata: “Beberapa hari ini Nenek terus mengkhawatirkanmu, ayo cepat pulang.”
Justin Yi mengangguk dan berkata pada Evelin: “Hari ini kamu sudah bekerja keras, nanti saat pulang hati-hati.”
Evelin menunjukkan ‘OK’ dengan tangannya pada Justin Yi.
Julius Yi dan Justin Yi pulang ke kediaman Yi, Clarissa Yuan dan Evelin datang ke restoran barat di sekitar Perusahaan Besar Yi.
Dengan cepat memesan dua paket makanan best seller, Clarissa Yuan menatap Evelin dengan tidak senang: “Nona Ke, kamu tidak memutuskan untuk langsung melakukan pengakuan terhadap asal muasal masalah ini?”
Evelin baru duduk langsung pura-pura memainkan ponselnya, tak terduga juga tidak bisa kabur dari pertanyaan Clarissa Yuan.
Dia hanya bisa menyimpan ponselnya, mengambil jus dan minum, lalu berkata: “Mana ada asal muasal, aku hanya membawa Levin ke rumah sakit dan melakukan operasi plastik, hanya begitu saja.”
“Kalau begitu kenapa kamu menyembunyikannya dariku?”
“Karena…….” Evelin berpikir sebentar: “Baiklah, sebenarnya saat ini aku juga tidak perlu menyembunyikan apa-apa lagi, waktu itu aku juga tidak tahu Levin adalah Tuan Muda Kedua. Suatu hari dia mengambil foto Julius Yi dan bertanya padaku apakah bisa mengoperasi dia menjadi seperti itu, juga meminta aku untuk merahasiakannya. Tentu saja aku langsung menyetujuinya, sampai satu bulan yang lalu, aku melihat dia yang sedang masa pemulihan pergi kemana-mana dan aku khawatir wajahnya bisa infeksi, lalu aku memutuskan untuk menguncinya di dalam kamar pasien, dia baru terpaksa memberitahuku identitasnya yang asli.”
“Awalnya aku kira dia menyukaimu diam-diam, makanya ingin operasi menjadi seperti Julius Yi, dan saat itu aku bertanya pada dia, dia mengakuinya lagi.” Berbicara sampai sini, Evelin sangat marah: “Keparat! Dasar penipu.”
“Lalu kamu mulai membantu dia? Tidak ragu lagi dan pergi mencari Ayah yang kamu benci? Mengantar dia ke tempat pemakaman untuk mengikuti upacara pemakaman Direktur Yi?”
“Aku juga terpaksa, sudah terlanjur, juga tidak mungkin mengusir dan tidak mempedulikannya.”
“Hmm!” Clarissa Yuan menatapnya dengan tatapan yang takjub dan mengejeknya: “Kamu juga bisa baik hati ya? Nona, jangan-jangan kalian berdua sudah …….”
Clarissa Yuan membuat gerakan ambigu dengan jarinya.
Evelin terdiam dan memutar bola matanya, berkata dengan tidak setuju: “Clarissa Yuan, walaupun aku suka pria yang tinggi dan kaya, tetapi bukan semuanya yang seperti itu aku suka, dia kan pelangganku.”
“Tapi kenapa aku merasa kalian berdua ada sesuatu?”
“Waktu itu aku juga merasa kamu dan dia ada sesuatu.”
“Sembarangan.”
“Kamu bukannya juga sembarang bicara?” Evelin langsung mengubah topik pembicaraan: “Sudah selesai tanya belum? Kalau sudah selesai, gantian aku yang bertanya.”
“Kamu ingin bertanya apa?” Clarissa Yuan menunduk dan mengaduk jus dalam gelas dengan sedotan.
Sebenarnya……dia mana mungkin tidak tahu Evelin ingin menanyakan apa?
“Tentu saja adalah Tuan Muda Pertama si penipu itu, sebenarnya dia berpura-pura buta sejak kapan?”
Novel Terkait
Mr Huo’s Sweetpie
EllyaMy Goddes
Riski saputroAku bukan menantu sampah
Stiw boyRahasia Istriku
MahardikaLelaki Greget
Rudy GoldMy Cold Wedding
MevitaThe Winner Of Your Heart
ShintaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)