The True Identity of My Hubby - Bab 125 Cincin Itu Hilang
"Tapi... Kedepannya jangan seperti ini lagi, mengerti?" Julius Yi mengingatkannya.
"Mengerti." Clarissa Yuan tiba-tiba meredup dan berkata: "Seorang ibu telah kehilangan anaknya. Rasa sakit itu sudah pernah aku alami, oleh karena itu aku bersedia membantunya, kalau tidak, aku tidak akan mau mengambil kasus ini."
"Aku mengerti, jangan memikirkannya." Julius Yi memeluknya dengan erat: "Tidurlah lebih awal, kamu masih harus pergi bekerja besok."
"Baiklah, selamat malam suamiku." Clarissa Yuan menutup matanya. Dengan kenyamanannya, kesuraman di hatinya berangsur-angsur hilang.
Keesokan paginya, segera setelah Clarissa Yuan tiba di kantor, dia menerima telepon dari Nyonya Ling, terdengar suara bahagia dari telepon Nyonya Ling: "Pengacara Yuan, aku baru saja menerima pemberitahuan dari Departemen Personalia Perusahaan Besar Yi. Mereka memintaku mengirimkan resume-ku, lalu aku bisa langsung bekerja tanpa proses wawancara dan masa percobaan."
"Benarkah?" Kalau begitu baguslah."Clarissa Yuan berbahagia untuknya, tidak menyangka Julius Yi bergerak begitu cepat.
Nyonya Ling terus tertawa dan berkata, "Nona Wang, statusmu di Perusahaan Besar Yi benar-benar luar biasa, aku berbicara seperti ini tidak dibesar-besarkan sama sekali."
Clarissa Yuan tiba-tiba terdiam untuk sementara waktu, sepertinya, ibunya yang selalu ingin cari muka, berhasil membangga-banggakan dirinya.
"Singkatnya, terima kasih banyak." Nyonya Ling berkata: "Ini adalah mimpi bagi banyak anak muda untuk memasuki dunia kerja. Aku akan menghargai kesempatan ini dan bekerja keras."
"Yah, Nyonya bisa memikirkannya seperti itu saja." Clarissa Yuan berkata sambil tersenyum.
Setelah menutup telepon, Clarissa Yuan menatap telepon sejenak, lalu mulai mengetik nomor Julius Yi.
Telepon yang terus tidak tersambung membuatnya sedikit kecewa, akhirnya ia hanya bisa menutup teleponnya dan melanjutkan pekerjaannya.
Setelah selesai bekerja, Clarissa Yuan pergi ke Avery Hill Park untuk membuat materi yang belum selesai untuk kasus Nyonya Ling, dan pergi ke rumah ibunya untuk mengambil cincin itu.
Namun, meskipun dia mencari di seluruh meja rias, dia tetap tidak dapat menemukan bayangan cincin itu, dia tidak bisa menahan perasaan cemas yang mulai muncul di hatinya. Dia datang ke tangga dan menghampiri Teresa Wang yang sedang bermain kartu di lantai pertama: "Bu, apakah Ibu melihat cincinku? Aku menaruhnya di kotak make up-ku."
Teresa Wang menatapnya, nurani bersalah melintas di matanya: "Cincin apa?" Aku tidak melihat apapun."
"Bu, ke sini bantu aku mencarinya." Ucap Clarissa Yuan.
Teresa Wang hanya bisa meletakkan permainan kartunya dan naik ke atas.
Di hadapan orang lain, Clarissa Yuan tidak enak untuk menanyai ibunya, dia ditarik ke kamar tidur, menatapnya setelah menutup pintu dan bertanya, "Bu, cincin ini adalah cincin pernikahan yang diberikan Julius kepadaku. Cincin itu sangat penting bagiku, apa ibu mengambilnya atau tidak?"
"Tidak."
"Siapa lagi selain ibu di rumah ini? Bahkan jika seseorang datang, pasti tidak akan sampai masuk ke kamarku. Apa Ibu menggunakannya untuk dipakai judi?"
"Clarissa, sikapmu ini kenapa seperti ini? Apa ada seorang anak yang berbicara seperti ini kepada ibunya?" Teresa Wang menatap putrinya dengan marah: "Sekali lagi, semua orang di sini datang untuk bermain kartu, tidaka ada yang tahu siapa yang mengambil cincin itu."
Clarissa Yuan dibuat terdiam oleh kata-katanya.
Tapi ini adalah cincin kawin yang diberikan Julius Yi padanya, yang dipasangkannya dengan Julius Yi. Cincin favoritnya. Dia tidak bisa kehilangan cincin itu begitu saja, jika Julius Yi tahu akan hal ini, dia pasti tidak akan memaafkannya.
Dia melonggarkan nadanya dan berkata kepada ibunya: "Bu, cincin ini benar-benar penting dan berharga bagiku. Jika Ibu mengambilnya, tolong kembalikan kepadaku. Berapa banyak utang Ibu kepada orang lain? Aku pasti akan membantu ibu membayarnya. Jika bukan Ibu yang mengambilnya, pasti teman-teman ibu yang mengambilnya. Aku harap Ibu bisa membantuku mengembalikannya kepadaku, bayar ganti rugi pun tidak apa, oke?"
"Pokoknya, aku tidak mengambilnya, aku akan membantumu."Teresa Wang menjabat tangannya: "Oke, kembalilah."
Setelah Teresa Wang pergi, Clarissa Yuan mencari ke seluruh meja rias lagi, dan memutuskan untuk meninggalkan Avery Hill Park tanpa daya setelah memastikan cincin itu benar-benar tidak ada.
Kembali ke rumah, Clarissa Yuan awalnya ingin berterima kasih kepada Julius Yi karena sudah membantu dirinya untuk mengatur sebuah pekerjaan untuk kliennya, tapi karena kehilangan cincin itu, jadi akhirnya tidak berani pergi.
Dia khawatir Julius Yi akan salah paham dan marah ketika mendapati cincin itu tidak ada.
Dia hanya menelpon Julius Yi sesaat sebelum tidur. Julius Yi heran kenapa hari ini dia tidak menemuinya seharian, tidak ada rasa ingin tidur bersamanya, dan sekarang mengangkat telepon darinya, dan Julius Yi tidak begitu membahasnya.
"Kenapa kamu begitu baik malam ini?" Tanya Julius Yi.
"Em... Kak Sarah yang memberitahuku agar tidak mengganggumu."Clarissa Yuan tertawa.
"Aku belum pernah melihatmu begitu patuh sebelumnya."
"Mulai sekarang, aku ingin menjadi istri yang penurut."Clarissa Yuan tersenyum dan berkata: "Sayangku, tidurlah lebih awal, aku tidak akan mengganggumu."
"Begitu saja?"
"Oh, ada satu hal lagi. Terima kasih sudah membantu Nyonya Ling mengatur pekerjaan. Aku tidak menyangka kamu bergerak begitu cepat."
"Berjanji mau melakukannya untukmu, otomatis akan cepat dilakukan."
"Terima kasih ya, aku sayang kamu." Clarissa Yuan memegang telepon di tangan kirinya dan membalikkan tangan kanannya di depan matanya. Jari-jarinya yang kosong membuatnya merasa kacau, jika tidak kunjung ditemukan, makan ia akan mati dikamarnya.
"Tidurlah lebih awal, selamat malam." Suara Julius Yi terdengar sedikit kesal.
Selama seminggu, Clarissa Yuan mencari keberadaan cincin itu, sambil terus menghindari Julius Yi karena takut dia menyadarinya.
Sebelumnya, Julius Yi selalu berbaring di sampingnya, dan sekarang dia malah menghindari Julius Yi.
Tentu saja, Kak Sarah adalah orang yang paling bahagia melihat mereka berdua seperti ini.
Di masa lalu, untuk mencegah Clarissa Yuan mengganggu Julius Yi, dia memeras otaknya dan mencoba yang terbaik. Tapi sekarang, ia bisa bernafas lega.
Begitu senang dan bahagia, sambil menunggu Julius Yi untuk sarapan, dia tidak bisa tidak bertanya: "Tuan, apakah menurut Tuan Nyonya Muda agak aneh baru-baru ini."
“Apa maksudnya?” Tanya Julius Yi.
"Dulu, hampir setiap hari bertengkar karena hanya ingin bertemu dengan tuan, kadang-kadang menyelinap di belakang tubuhku untuk masuk ke kamar tuan, dan beberapa kali membuatku pusing saat Nyonya Muda mendapati Tuan tidak ada di kamar. Tetapi dalam seminggu terakhir, Nyonya hanya menanyai kabar Tuan, tapi tidak pernah meminta untuk ke atas menemuimu. Seperti ini memang bagus, tapi sedikit tidak seperti biasa."
Gerakan Julius Yi meminum susu sedikit melambat, "Kukira kamu yang sudah memikirkan cara untuk menghentikannya."
"Tidak, Tuan jarang di rumah sekarang, aku secara khusus memintanya untuk pergi menemuimu, tapi dia takut terlambat kerja lalu menolaknya."Kak Sarah menurunkan suaranya dan khawatir: "Tuan... Nyonya Muda tidak mungkin memiliki hubungan dengan orang lain di luar sana, kan?"
"Tentu saja tidak mungkin." Julius Yi tersenyum: "Aku percaya padanya."
"Kak Sarah lupa ya, dia sedang hamil sekarang." Julius Yi masih tersenyum ringan, tanpa keraguan di wajahnya.
"Iya juga ya." Kak Sarah mengangguk dan berbalik untuk melakukan pekerjaannya.
Novel Terkait
My Tough Bodyguard
Crystal SongPerjalanan Selingkuh
LindaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangSomeday Unexpected Love
AlexanderMy Charming Wife
Diana AndrikaGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraLoving The Pain
AmardaTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)