The True Identity of My Hubby - Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
Julius Yi akhirnya buka mulut dan menatap Gwendolyn Tsu dengan datar, "Gwendolyn, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?"
"Aku hanya ingin suamiku kembali." Gwendolyn Tsu menangis hebat, "Apa sangat kelewatan aku berbuat seperti ini? Kenapa kalian tidak bersedia mengabulkan keinginanku?"
"Coba kamu lihat dengan jelas. Aku bukan suamimu." nada bicara Julius Yi semakin dingin, "Aku adalah pria yang empat tahun lalu kamu buang, yang kamu anggap sebagai idiot dan juga yang kamu permainkan. Aku adalah pria yang satu tahun ini ditindas oleh kamu dan ayahmu, yang pernah jatuh dari gedung, yang pernah buta, dan juga yang pernah dibohongi untuk menjual diri. Kamu terus mengatakan suami, tapi dia hampir dibuat mati olehmu!"
Di saat Julius Yi mengatakan ini, Justin Yi diam-diam menundukkan kepala.
Itu adalah rasa bersalah di hatinya terhadap Julius Yi yang selalu tidak bisa dihapus.
"Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan. Aku hanya ingin si jalang itu pergi dari kehidupan kami. Aku hanya mau itu saja!" Gwendolyn Tsu berteriak.
Frans Tsu juga datang di saat ini. Ketika melihat Gwendolyn Tsu tergantung berbahaya, dia begitu terkejut. Dia menarik napas dan berkata panik, "Gwendolyn, apa yang kamu lakukan? Cepat turun."
"Aku tidak mau——!"
"Yang patuh!" Frans Tsu memarahi dan berjalan mendekat, "Kakak gendong kamu. Ada masalah apa kita bicarakan di rumah. Apapun yang kamu inginkan, kakak turuti ya?"
"Sudah kukatakan! Aku menginginkan kembali pria milikku!" Gwendolyn Tsu menangis sedih, "Kakak, Julius dia jijik padaku yang cacat, tidak menginginkanku lagi. Apa lagi arti aku hidup? Aku tidak ingin hidup lagi ..."
Sambil berkata, tubuh Gwendolyn Tsu bergoyang sesuai angin, semakin membuat Frans Tsu takut.
Frans Tsu menoleh ke arah Julius Yi dengan panik dan menatapnya, "Silakan gunakan cara apapun, kamu harus membuat adikku turun dengan selamat."
Julius Yi balik menatapnya, tapi dengan tatapan tidak peduli.
Dia menatap Gwendolyn Tsu tanpa kehangatan sedikitpun, nada bicaranya juga sama dinginnya, "Gwendolyn, kalau kamu kira dengan cara seperti ini bisa membuatku tunduk, maka kamu terlalu polos. Sekarang aku benci melihatmu, aku ingin sekali kamu segera menghilang dari pandanganku. Aku bahkan tidak takut masuk penjara selama 15 tahun, apa kamu kira aku akan tunduk padamu hanya karena takut kamu mati? Kalau bukan karena takut kamu mengotori gedung Perusahaan Besar Yi, aku bahkan tidak bersedia bertemu muka tatap muka denganmu."
Julius Yi terus berkata, "Mau lompat bukan? Kalau begitu silakan kamu lompat dari gedung Perusahaan Besar Tsu. Di sana tidak ada orang yang akan membujukmu, lebih tidak ada lagi orang yang akan menghalangimu ..."
"Apa yang kamu katakan?!" Frans Tsu berkata marah sambil menonjok wajah Julius Yi.
Kekuatannya sangat besar, dan Julius Yi seketika terjatuh ke tanah.
"Julius ..." Clarissa Yuan seketika langsung memapah Julius Yi naik dari lantai.
Julius Yi juga marah. Dia mendorong Clarissa Yuan dan berdiri, lalu marah terhadap Frans Tsu, "Apa yang kukatakan ini salah? Gwendolyn bisa mencapai seperti sekarang ini, semuanya karena kalian yang terlalu memanjakan dia. Apa Keluarga Yi kami berhutang pada kalian di kehidupan sebelumnya? Pada kehidupan ini bisa-bisanya bertemu bencana dari kalian!"
"Julius, kamu bilang kamu tidak bersalah terhadap Keluarga Tsu kami? Dulu kalau bukan kalian dua bersaudara yang mau berebut Gwendolyn, Gwendolyn entah sudah dari kapan menikahi pria dari keluarga kaya. Apa masih bisa menjadi seperti sekarang ini?"
"Kakak——! Kalian jangan bertengkar lagi." Gwendolyn Tsu menangis kencang, "Julius menghinaku seperti ini, aku tidak ingin hidup lagi. Menjadi hantu pun aku tidak akan mengampuni kalian ...!"
Tidak tahu apakah Gwendolyn Tsu benar-benar sedih, atau berakting, dia benar-benar berencana melompat ke bawah. Semua orang dibuat terkejut. Bahkan Frans Tsu dibuat terkejut dan berteriak, "Gwendolyn ....!"
"Nona Tsu! Tunggu dulu!" Clarissa Yuan tiba-tiba berteriak.
Gwendolyn Tsu ternyata benar langsung berhenti dan menatap Clarissa Yuan dengan wajah penuh kebencian.
Clarissa Yuan berkata, "Nona Tsu ... kamu jangan melakukan perbuatan bodoh. Kalau kamu mati begitu saja, aku dan Julius akan sangat tenang, akan melanjutkan hidup dengan bahagia, sedangkan kamu hanya bisa melihat kami saling mencintai di atas surga. Dan juga ... kalau kamu sudah meninggal, siapa yang mengirim Julius masuk penjara? Apa kamu sudah lupa kamu mempunyai cara terakhir itu?"
Gwendolyn Tsu diam-diam berubah tenang. Ketidakberdayaan di wajahnya juga sedikit demi sedikit digantikan dengan kedinginan.
Melihat Gwendolyn Tsu sudah tenang, Frans Tsu segera memeluknya turun dari pagar pembatas, dan wanita itu tidak melakukan pemberontakan sedikitpun.
Clarissa Yuan tiba-tiba menghadap Julius Yi, melihat pria itu menangis, "Ya Tuhan, Julius, apakah aku sudah gila. Apa saja yang tadi aku katakan?"
Julius Yi menatap Clarissa Yuan dengan marah, "Kamu memang benar sudah gila."
"Maaf, maaf ..." Clarissa Yuan berkata dengan sedih. Dia tadi karena melihat Gwendolyn Tsu sudah akan melepaskan tangan, terlalu panik, jadi baru bisa berkata tanpa berpikir dulu.
Julius Yi memeluk Clarissa Yuan ke dalam pelukan, mencium dahi wanita itu dengan cinta tapi juga benci, "Gila, kamu adalah wanita gila ..."
Clarissa Yuan begitu baik hati, baik hati sampai membuat dia ingin memarahi pun tidak bisa.
Gwendolyn Tsu diletakkan oleh Frans Tsu ke atas kursi roda. Matanya menatap dingin dua orang yang sedang berpelukan. Mata dinginnya semakin berubah dingin.
*****
Orang-orang di bawah dan atas akhirnya pergi. Sekelompok orang pergi ke kantor Julius Yi.
Di saat Gwendolyn Tsu melewati Clarissa Yuan, dia tersenyum dingin padanya, "Nona Yuan, terima kasih atas peringatanmu tadi. Kalau tidak aku sudah akan mati di lantai satu."
Clarissa Yuan yang awalnya menyesal dan bersalah, setelah dikatai begitu oleh Gwendolyn Tsu, seketika berubah menyesal lagi.
Sebenarnya dalam hati Clarissa Yuan bukan hanya menyesal, karena bagaimanapun tidak ada orang yang ingin melihat Gwendolyn Tsu melompat ke lantai bawah. Kalau benar-benar melompat, bukan hanya nama baik Perusahaan Besar Yi yang akan hancur, Julius Yi juga akan berubah menjadi pria brengsek di mata orang-orang.
Gwendolyn Tsu menatap sekilas orang-orang, pada akhirnya pandangannya jatuh di tubuh Julius Yi dan dia berkata dingin, "Sebenarnya aku hari ini hanya ingin memberikan satu kesempatan terakhir padamu. Tapi kelihatannya, kamu tidak membutuhkannya."
"Terima kasih, tapi aku benar-benar tidak membutuhkannya." kata Julius Yi.
"Dan juga, sebenarnya hari ini aku mempunyai dua persiapan, hampir saja melupakan yang satu lagi." Gwendolyn Tsu tiba-tiba mengeluarkan satu kertas A4 dari dalam kantongnya, lalu meletakkannya di atas meja, "Ini adalah surat perceraian, selama kamu menandatangani kertas ini, maka hubungan di antara kita secara resmi berakhir."
Semua orang yang berada di sana terkejut, tidak terpikir Gwendolyn Tsu bahkan sudah mempersiapkan surat perceraian.
"Ini adalah tujuanku kali ini. Memberikan kesempatan terakhir padamu. Kalau kamu tidak mau, maka aku akan mendoakan kalian." Gwendolyn Tsu menatap Julius Yi, menunjuk meja dengan dagunya dan berkata, "Aku sudah menandatangani surat ini. Tuan Muda Yi kalau benar-benar ingin terlepas dariku, tanda tangani saja."
Julius Yi menatap Gwendolyn Tsu, lalu melihat lagi surat perceraian yang ada di atas meja teh. Tanpa berpikir, langsung mengambil pena di atas meja kantor, dan berjalan ke arah meja teh.
"Julius ..." Clarissa Yuan segera menghentikannya. Dengan berkaca-kaca, Clarissa Yuan berkata, "Jangan tanda tangan."
Semua orang tahu apa arti tanda tangan itu. Meskipun sudah melakukan persiapan batin dari awal, tapi dia tetap tidak mampu melihat Julius Yi menandatangani surat perceraian ini, lalu berubah dari kurungan Gwendolyn Tsu menjadi penjara.
Julius Yi memegang dagu Clarissa Yuan, menunduk dan mencium bibirnya. Sambil menatap Clarissa Yuan, Julius Yi berkata, "Aku sudah menunggu saat ini sejak lama. Sungguh."
"Julius ..." lebih banyak air mata jatuh dari mata Clarissa Yuan.
Ketika Gwendolyn Tsu melihat Julius Yi menandatangani surat perceraian itu, satu-satunya harapan di hatinya benar-benar hancur. Wajahnya masam, dan hatinya penuh dengan emosi.
Julius Yi ternyata lebih memilih masuk penjara daripada bersama dengannya. Pria itu ternyata begitu membencinya. Cinta Julius Yi pada Clarissa Yuan, sudah mencapai tahap dalam dan tidak bisa diganggu gugat lagi.
Dia marah, tapi lebih banyak adalah kepasrahan dan sedih. Hatinya, akhirnya benar-benar disakiti oleh Julius Yi dan mati.
Kedua tangannya mencengkram erat pegangan kursi roda, melihat punggung Julius Yi yang membawa Clarissa Yuan. Dadanya naik turun, akhirnya dia berteriak dengan tidak berdaya.
"Gwendolyn, jangan seperti ini." Frans Tsu menepuk bahunya, menghibur, tapi hanya bisa menghibur satu kalimat yang begitu tidak berguna saja.
Semua masalah Gwendolyn Tsu dan Julius Yi, Frans Tsu tidak bisa ikut campur, juga tidak mampu. Frans Tsu juga tahu dari awal kalau Gwendolyn Tsu akan mempunyai akhir seperti ini. Jadi saat ini, selain kasihan, Frans Tsu tetap merasa kasihan.
"Kakak, dia benar-benar menandatangani surat perceraian ..." Gwendolyn Tsu berceloteh sambil menatap surat perceraian yang sudah tertandatangan di atas meja.
"Bagus juga kalau sudah tanda tangan, dengan begitu kamu bisa melewati kehidupan yang baru total." kata Frans Tsu.
"Tidak." Gwendolyn Tsu menggelengkan kepala, "Aku tidak mau kehidupan yang baru. Aku juga tidak ingin hidup lagi. Selama aku masih hidup satu hari, maka mereka jangan harap bisa bahagia. Aku akan menggunakan nyawaku sendiri menghukum mereka. Aku ingin mereka mendapatkan hukuman yang lebih menyedihkan. Aku ingin membuat mereka menyesal seumur hidup! Aaaaa——!" bicara sampai belakang, Gwendolyn Tsu sekali lagi teriak dengan tidak berdaya.
"Gwendolyn, kenapa kamu masih belum sadar juga?"
"Aku tidak bisa sadar. Anggap saja aku sudah mati! Kedepannya tidak ada lagi aku, hanya ada mayat hidup yang berjalan!" Gwendolyn Tsu mulai menyakiti dirinya sendiri, tidak henti-hentinya menabrakkan diri kepada meja yang ada di samping, lalu dia terjatuh dari atas kursi roda.
Seumur hidup ini, Gwendolyn Tsu tidak pernah merasa begitu gagal. Dia mau tidak mau mengakui kalau dirinya benar-benar gagal .....
Dia tidak dapat menerima kenyataan seperti ini. Dia menderita sampai tidak bisa mengontrol diri. Seperti hanya dengan menyakiti dirinya sendiri dia baru bisa mendapat sedikit penghiburan. Meskipun kepalanya sudah berdarah karena tertabrak barang, dia bahkan tidak tidak merasakan rasa sakit sedikitpun.
"Gwendolyn, apa kamu harus seperti ini?" Frans Tsu memapah bahunya, sambil menatap Gwendolyn Tsu, Frans Tsu berkata dengan panik, "Pria yang tidak mencintaimu, tidak berharga sama sekali. Tidak layak untukmu menyakiti dirimu sendiri seperti ini."
Frans Tsu ingat adegan di saat Gwendolyn Tsu pertama kali menceritakan tentang kakak adik Keluarga Yi. Saat itu Gwendolyn Tsu masih merupakan gadis yang pemalu. Dengan malu, Gwendolyn Tsu memeluk lengannya dan berkata, "Kakak, Julius dan Justin sangat menyukaiku. Menurutmu, aku harus pilih yang mana?"
Gwendolyn Tsu yang saat itu, cantik, lucu, bahagia, dan percaya diri.
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyMy Cold Wedding
MevitaAir Mata Cinta
Bella CiaoSi Menantu Dokter
Hendy ZhangHabis Cerai Nikah Lagi
GibranWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)