The True Identity of My Hubby - Bab 264 Tidak Berubah (1)
Pintu kamar inap didorong oleh seseorang, Frans Tsu yang bergegas pulang pun melangkah masuk dan melihat ke arah Gwendolyn Tsu yang berada di atas ranjang serta bertanya dengan terburu-buru, "bagaimana keadaan Gwendolyn?"
"Sejak hari dimana dia diselamatkan hingga saat ini, masih sama saja tidak mau makan, minum dan berbicara." Nyonya Tsu menjawab dengan cemas.
"Mengapa Gwendolyn bisa diculik? Siapa yang melakukannya.?" Hari ini pukul 5 sore begitu dia menjawab panggilan telepon Justin Yi, dia segera bergegas pulang, tidak menyangka begitu dia pulang, dia melihat keadaan Gwendolyn Tsu yang seperti ini.
"Tidak tahu, orang itu sudah meninggal karena terjatuh." Nyonya Tsu menjawab.
Frans Tsu maju selangkah, dan melihat ke arah Gwendolyn Tsu yang terus tidak bergerak sedikit pun bertanya, "Gwendolyn, bagaimana keadaanmu? Apakah baik-baik saja?"
Gwendolyn Tsu yang tidak merespon apa pun sejak dulu, akhirnya menggerakan badannya, dan padangannya perlahan-lahan beralih kepada wajah dia, melihat dia dan berkata dengan pelan, "kak, aku telah diperkosa, tidak tahu berapa orang yang melakukannya. Hanya karena kamu membekukan kartu aku, dan aku masih berhutang dengannya sebesar satu juta. Apakah kamu sudah bahagia sekarang? Apakah kamu sudah puas?"
Frans Tsu tertegun dan dengan bingung berkata, "apa yang kamu katakan? Hanya karena uang mereka memperkosamu?" Setelah selesai berbicara, dia berteriak dengan marah, "katakan siapa yang melakukannya? Aku akan membunuh dia!"
Hanya karena berhutang satu juta mereka memperlakukan seperti ini kepada adiknya? Frans Tsu sangat murka,dan dia memutuskan di dalam hatinya untuk mendapatkan keadilan bagi Gwendolyn Tsu. Harus membuat mereka membayar atas apa yang telah mereka lakukan.
Tiba-tiba Gwendolyn Tsu melototinya dan berteriak marah, "Tuan Muda Tsu, kenapa kamu masih berpura-pura? Bukankah hasil ini seperti yang kamu mau? Sekarang keinginanmu sudah tercapai! Julius Yi tidak akan menginginkan aku yang sudah cacat. Akhirnya Clarissa Yuan yang kamu cintai itu bisa hidup bahagia dengan Julius......."
"Gwendolyn, kamu jelas-jelas tahu aku itu seperti apa? Mengapa kamu mengatakan seperti itu?" Frans Tsu memotong pembicaraan dia, dengan sedih dan kesal berkata, "aku membekukan kartumu agar kamu tidak menggunakan uang untuk melakukan kejahatan, bukan untuk memojokkan kamu. Aku tahu hati kamu sedang tidak baik, tapi kejadian tersebut telah terjadi. Kamu selain mencoba tegar apalagi yang bisa kamu lakukan?"
"Kamu yang membuat aku menjadi seperti ini, aku tidak akan memaafkan kamu seumur hidup!" Seumur hidup tidak akan aku maafkan!" Gwendolyn Tsu berteriak histeris dan kembali berteriak, "Frans Tsu! Kamu tidak pantas menjadi kakakku, bahkan adikmu sendiri kamu memojokkannya hingga ke jalan buntu, kamu akan menerima akibatnya!"
"Gwendolyn, kamu jangan asal berbicara." Nyonya Tsu bergegas menarik tangan Gwendolyn Tsu dan menenangkannya berkata, "Gwendolyn, kakakmu juga tidak meninginkan kejadian seperti ini, dia begitu mendengar masalahmu dia segera bergegas pulang. Dia......"
"Bahkan kamu juga membelanya?" Gwendolyn Tsu menatap Nyonya Tsu dan berteriak, "ibu, jika bukan karena dia membekukan kartu aku, aku tidak akan diperlakukan seperti itu oleh mereka, bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku kedepannya? Kakiku sudah cacat, begitu juga dengan wajahku. Aku tidak bisa melanjutkan hidup! Tidak bisa melanjutkan hidup......!"
"Gwendolyn...." Nyonya Tsu melirik ke arah Frans Tsu dengan tatapan menyalahkan.
Yang dikatakan Gwendolyn Tsu benar, jika bukan karena Frans Tsu membekukan kartunya, dia tidak akan menjadi seperti ini. Maka dari itu, dalam hati Nyonya Tsu sedikit banyaknya juga menyalahkan Frans Tsu.
Frans Tsu menurunkan suaranya berkata, "Gwendolyn, kamu boleh membenciku. Tapi, mohon kamu tenang terlebih dahulu, jangan menyakiti dirimu sendiri."
"Kamu keluarlah! Keluar! Aku tidak mau bertemu denganmu kembali seumur hidup!" Gwendolyn Tsu sangat emosional hingga ingin berdiri dan memukulnya.
Frans Tsu melihat dia semakin emosional pun tidak tahu harus berbuat apa.
Nyonya Tsu yang berada di samping berkata, "Frans Tsu, karena Gwendolyn tidak mau bertemu denganmu, kamu pulanglah terlebih dahulu."
Frans Tsu juga mengetahui bahwa Gwendolyn membencinya, dengan tidak berdaya dia kembali membujuknya berkata, "Gwendolyn, karena kamu tidak ingin melihatku, aku akan pergi, kamu istirahatlah dengan baik."
"Keluar! Keluar sekarang!" Gwendolyn Tsu kembali mengucapkan kata-kata yang sama.
Frans Tsu melihat sedih ke arahnya selama beberapa detik, akhirnya pun dengan tidak berdaya dia menghela nafas dan keluar dari kamar rawat inap.
Apakah dia benar-benar salah? Apakah dia seharusnya tidak membekukan kartunya?
Saat ini dia mulai meragukan keputusannya.
Frans Tsu keluar dari gedung rumah sakit, dia melihat Julius Yi dan Clarissa Yuan yang sedang mengucapkan perpisahan.
Mereka berdua berpisah dengan mesra, lalu Clarissa Yuan membawa Natasia masuk ke dalam mobil dan pergi.
Meskipun dengan jelas mengetahui hubungan mereka memang sangat baik, dan juga mengetahui masalah yang menimpa Gwendolyn Tsu tidak memiliki hubungan dengan mereka. Tetapi melihat pemandangan di depannya ini, Frans Tsu merasa sangat menusuk matanya.
Setelah Julius Yi membalikkan badannya, langsung dapat merasakan matanya yang penuh dengan kebencian.
Julius Yi melihat dia, tetapi dia tidak tahu mengapa matanya dipenuhi dengan amarah, dia pun menyapanya dengan seperti biasa, "kamu sudah datang."
"Kamu bahkan tidak menanyakan kabar Gwendolyn sedikit pun?" Frans Tsu menatapnya dengan tatapan dingin.
Ternyata dia datang karena Gwendolyn Tsu, Julius Yi menatapnya dan menjawab, "kalau pun aku menanyakan kabarnya lalu apa? Dia tidak akan terharu juga dan kembali normal."
"Julius Yi!" Frans Tsu berjalan maju dan memukul muka dia sambil berteriak marah, "status Gwendolyn Tsu sekarang masih sebagai istrimu, bagaimana kamu bisa begitu tidak acuh terhadap dia?"
Setelah Julius Yi dipukul oleh dia, dia dengan naluriah bersandar pada sabuk hijau yang berada di sampingnya untuk menyeimbangkan tubuhnya, lalu menoleh dengan tatapan marah, "memangnya Gwendolyn Tsu tidak bersikap tidak acuh? Kamu bukannya tahu aku dan dia......sedikit lagi akan menjadi musuh bebuyutan?"
"Selama kalian belum bercerai, status kalian masih suami istri, kamu tahu tidak hari ini dia diperkosa oleh sekelompok pria. Dia berbaring di atas ranjang dengan sangat sakit dan putus asa, kamu di sini masih memiliki niat untuk bermesraan dengan Clarissa Yuan?" Frans Tsu berteriak dengan emosional, "mengapa kamu tidak pergi menolong dia? Mengapa kamu tidak menjenguknya? Kamu tahu tidak betapa berartinya kamu untuk dia sekarang?"
"Mengapa aku harus menolongnya?" Julius Yi balik bertanya, "jika aku menolongnya, lalu menunggu dia memasukkan aku ke dalam penjara?"
"Kamu......!" Frans Tsu sangat marah dan ingin kembali memukulnya. Tetapi kali ini Julius Yi sudah memiliki persiapan, tidak akan membuatnya berhasil memukul dia. Dengan satu tangan menghalangi tinjuannya dengan dingin berkata, "Frans Tsu aku beritahu kamu, dalam hatimu jelas mengetahui adikmu itu seperti apa. Dia diculik tidak memiliki hubungan dengan Keluarga Yi. Jika bukan karena Justin bersikeras ingin pergi menolongnya, kami Keluarga Yi tidak memiliki niat untuk mencampuri urusan dia. Sekarang dia bisa kembali dengan selamat, kamu seharusnya berterima kasih dengan kami Keluarga Yi, bukan seperti di sini memukulku!"
Frans Tsu mengerti semua ini, tetapi Gwendolyn merupakan adiknya, adiknya telah diperkosa. Dia merasa sedih dan benci, jadi dia tidak bisa menerima Julius Yi yang bersikap tidak acuh kepada Gwendolyn, tidak dapat menahan amarahnya.
"Melihat Gwendolyn yang begitu mencintaimu, naiklah dan menjenguk dia ya? Dia berada di lantai atas Liam." Dia menurunkan suaranya, dalam ucapannya terdapat permohonan.
Julius Yi tetap menolaknya berkata, "maaf, maafkan aku yang tidak bisa mengabulkannya."
Yang dibutuhkan Gwendolyn Tsu adalah dengan cepat beradaptasi kehidupan yang tidak ada dia di dalamnya, keluar dari ketakutannya secepat mungkin. Bukan terus menerus mencelakai orang lain.
Setelah Clarissa Yuan menidurkan Natasia, membantu dia menarik selimutnya dan kembali ke ranjangnya sendiri.
Dia sedih karena Julius Yi tidak beristirahat dengan baik, setelah ragu-ragu sejenak, dia pun menghubungi nomor dia, ternyata Julius Yi belum juga tidur, suaranya masih terdengar sangat jelas.
"Julius, Liam sekarang sudah aman, kamu tidurlah dengan tenang, jika tidak tubuhmu akan sakit."
"Aku tahu, ini akan segera tidur." Julius Yi bertanya, "apakah Natasia sudah tidur?"
"Sudah."
"Apakah Frans Tsu sudah pulang?"
"Belum, kemungkinan besar malam ini tidak akan pulang." Clarissa Yuan menjawab. Masih belum mengetahui keadaan Gwendolyn Tsu, dia rasa Frans Tsu tidak akan pulang.
Julius Yi ragu-ragu selama beberapa detik, dia berkata, "Gwendolyn Tsu diperkosa, di tempat yang sama dengan kejadianmu sebelumnya."
"Hah?" Clarissa Yuan merendahkan suaranya dengan wajah bersimpati berkata, "lalu bagaimana keadaan dia sekarang? Pasti sangat menyedihkan!"
"Kenapa? Kamu juga bersimpati kepadanya?"
"Aku..."
"Frans Tsu menyalahkan aku tidak menjenguknya, menyalahkan aku yang bersikap tidak acuh, tetapi aku tetap merasa Gwendolyn Tsu tidak pantas untuk diberi rasa simpati."
"Julius...." Clarissa Yuan kembali teringat kejadian lalu, suaranya perlahan menjadi sedih, "kamu tidak mengerti bagi seorang wanita itu memiliki pengaruh apa, itu merupakan suatu hal yang sangat menderita. Dulu ketika orang itu merobek pakaian aku, dan menempelkan bibirnya di tubuhku, aku merasa sangat putus asa. Untungnya kamu tiba tepat waktu dan menolongku jika tidak aku pasti tidak akan selamat."
Novel Terkait
Yama's Wife
ClarkMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraUntouchable Love
Devil BuddyTakdir Raja Perang
Brama aditioWonderful Son-in-Law
EdrickCinta Tapi Diam-Diam
RossieMy Lifetime
DevinaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)