The True Identity of My Hubby - Bab 145 Meninggalkannya
Gwendolyn Tsu tersenyum dan berkata: "hari ini pada saat aku pergi ke pusat barang antik untuk berjalan-jalan, aku melihat gelang ini di pajang di sebuah etalase, saat itu aku terkejut, aku berpikir bukankah ini adalah gelang warisan keluarga Yi, lalu aku melihatnya lebih seksama, ternyata benar, lalu aku menghabiskan 1 juta yuan untuk mendapatkannya".
"Menghabiskan 1juta yuan?" Gloria terkejut.
"Betul, tetapi asalkan dapat mendapatkan gelang ini 1juta yuan bukanlah apa-apa?" Gwendolyn Tsu menyenangkan hati Nyonya besar.
Nyonya besar dengan gembira menganggukan kepala, "betul sudah sepantasnya 1 juta Yuan, terima kasih Gwendolyn Tsu, aku akan menyuruh Justin Yi mengembalikanmu 1 juta Yuan".
"Tidak perlu, kita adalah keluarga, uangku bukankah sama saja dengan uang kalian?"
"Lihat, mulut mu sangat pintar berbicara". Nyonya besar berkata: "uang tetap harus di kembalikan, ini adalah 1 juta Yuan".
Yuliana Liu melihat Gwendolyn Tsu merebut hati Nyonya besar dan ibu kecil, dia teringat dulu dia berkata padanya bahwa dia melihat gelang ini di toko gelap.
Dia berpikir ternyata dia juga merupakan rubah yang licik, menyuruh dirinya yang melapor kepada Nyonya besar sehingga dirinya menadi orang jahat, dan Gwendolyn Tsu sendiri yang berbaik-baik kepada nyonya besar.
Gloria mendedack-decakkan mulutnya, wajahnya terlihat tidak senang: "Clarissa Yuan, tidak tahu wanita itu menjual gelang ini dengan harga berapa, pasti sudah untuk banyak".
Nyonya besar memelototinya: "Bukankah Clarissa sudah mengatakan, gelang ini di rampas oleh orang?"
"ibu kecil, karena gelang ini sudah di temukan maka sudahlah". Dengan wajah menurut dia berkata: "Clarissa Yuan juga kasihan, memiliki ibu seperti itu, setiap hari hanya tahu meminta uang, akhirnya menikah dengan orang berada dan hamil, ternyata terjadi kecelakaan, tidak hanya anaknya meningal bahkan sekarang tidak dapat hamil lagi, bahkan menjadi ibu pun dia tidak bisa lagi".
Tangan Nyonya besar yang memegang gelang di eratkan, dengan terkejut menatap Gwendolyn Tsu.
Gloria dan Yuliana Liu pun ikut terkejut setelah saling berpandangan, Gloria tidak dapat menahan dirinya untuk berkata: "Gwendolyn Tsu apa maksud perkataanmu? Clarissa Yuan tidak dapat hamil lagi?"
Gwendolyn Tsu terkejut di tanya olehnya, lalu dia menatap semua orang: "Ah, kalian semua tidak tahu?"
"Clarissa tidak memberitahu kami". Gloria berkata.
"Mungkin....untuk sementara dia belum mempunyai keberanian untuk mengatakannya".
Gloria tersenyum mencibir: " aku lihat bukan untuk sementara tidak berani memberitahu kita, tetapi berencana selamanya tidak memberitahu kita, seumur hidup tidak dapat hamil? dia sungguh ingin menghancurkan Julius Yi.
Yuliana Liu menggit bibirnya duduk di sofa tidak berbicara, dia tidak menyangka ternyata hal ini begitu gawat, pantas saja Clarissa Yuan seperti orang gila ingin mencekik dirinya.
Sepertinya seumur hidup Clarissa Yuan tidak akan memaafkan dirinya, dan hal ini bagaikan petir yang menyambar tubuhnya ,sangat berbahaya!
Akhirnya Nyonya besar tersadar, lalu menatap Gwendolyn Tsu dan bertanya: "Gwendolyn, bagaimana kamu bisa mengetahuinya?"
"Hari itu aku pergi ke panti asuhan untuk mengunjungi anak-anak, kebetulan aku melihat Clarissa Yuan berjalan keluar dari sana, lalu tidak sengaja mendengar kepala sekolah berkata bahwa dia datang untuk menanyakan porsedur mengadopsi anak, kepala sekolah juga berkata, karena kecelakaan rahimnya rusak, sehingga seumur hidup dia tidak dapat mengandung".
Gwendolyn Tsu melihat seluruh keluarga Yi yang terkejut, di dalam hati dia tertawa, tidak di sangka ternyata seluruh keluarga Yi tidak tahu menahu.
Hari itu dirinya dari panti asuhan langsung pergi ke rumah sakit tempat Clarissa Yuan berobat, dan membayar seorang perawat dan dengan mudah mendapatkan informasi tengang Clarissa Yuan.
Setelah mengetahui kabar ini, hatinya sangat gembira, dan di saat yang sama dirinya pun merasa iri. Ternyata keluarga Yi begitu menyukai Clarissa Yuan hingga tidak memperdulian dirinya yang tidak dapat memiliki anak, bahkan bersedia membiarkan dirinya mengadopsi anak dari panti asuhan!
"Mengadopsi anak orang lain?" Gloria tertawa mencibir: "bisnis keluarga Yi kita besar, keluarga kita adalah keluarga besar, Julius pun sangat sehat, apakah perlu mengadopsi anak yang di buang oleh orang lain? bisa saja Clarissa Yuan memikirkan hal seperti ini".
Gwendolyn Tsu tersenyum: "tetapi hubungan Julius Yi dan Clarissa Yuan begitu baik, tidak mungkin berpisah hanya karena tidak dapat memiliki anak kan? Julius Yi orang yang sangat mengutamakan perasaan pasti tidak akan melakukannya".
"Ini berhubungan erat dengan generasi berikutnya, apakah dapat hanya karena mengutamakan perasaan sehingga berbuat sembarangan? begitu banyak wanita yang dapat melahirkan di dunia, bila Clarissa Yuan membunyai kebaikan hati, seharusnya dia mundur sendiri dari Julius Yi".
"Sudah lah, jangan ribut lagi, Gloria bisa tidak kamu tenang sedikit?" Nyonya besar dengan sedih memejamkan matanya.
"Ibu, Clarissa Yuan sangat kelewatan, bahkan hal seperti ini pun berani dia tutupi".
"Jangan terlalu kelewatan kepada seorang ibu yang baru saja kehilangan anaknya, dan kehilanggan kesempatan sebagai ibu".
"Ibu, aku ini demi Julius Yi". ucap Gloria dengan kesal.
Julius Yi menikahi seorang ayam yang tidak dapat bertelur seumur hidup, ini merupakah hal yang bagus, dia mengatakan semua ini hanya basa-basi, tidak di sangka Nyonya besar ini justru tidak setuju?
"Hal ini aku akan mengurusnya". Nyonya besar bagkiy berdiri dari sofa: "Sudahlah, pergilah, aku kembali istirahat dulu".
"nenek, aku temani kamu masuk". Gwendolyn Tsu langsung berdiri memapah Nyonya besar.
Ketika menemani Nyonya besar masuk ke kamar, Gwendolyn Tsu kembali berkata: "Nenek, kamu juga jangan terlalu khawatir, Julius tidak dapat memiliki keturunan pun masih ada Juwono dan Justin, keluarga Yi pasti akan memiliki banyak cucu".
"Banyak cucu....." Nyonya besar menghelakan napas.
Gwendolyn Tsu memeprhatikan wajah Nyonya besar lalu kembali berkata: "hanya saja kasihan Julius, matanya sulit melihat, nanti bila tidak memliki anak sendiri untuk berbakti....."
"Jangan katakan lagi".
"Baik, tidak bicara lagi". Gwendolyn Tsu memapah Nyonya besar ke ranjang: "nenek kamu istirahat yah, aku pulang dulu".
*****
Clarissa Yuan tidak menyangka Nyonya besar akan datang sendiri ke Villa West Town.
Dirinya baru pulang kerja dan melihat Nyonya besar duduk di sofa lantai satu, setelah teridam beberapa saat, dia baru melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah, dengan sopan menyapanya, "nenek, mengapa kamu datang?"
"Nonya besar juga baru tiba, teh saja belum sempat di minum". Sarah Huang menyuguhkan segelas teh di hadapan Nyonya besar, dan dengan tersenyum berkata.
Nyonya besar memperhatikan Clarissa Yuan, terakhir tatapannya jatuh di perutnya yang rata, tatapannya membuat hati Clarissa Yuan bergetar, dia merasa ada sesuatu yang tidak baik akan datang.
Setelah Sarah Huang pergi, nyonya besar dengan nada datarberkata kepada Clarissa Yuan: "Duduklah".
Clarissa Yuan menganggukan kepala, dan duduk di hadapannya.
Nyonya besar mencicipi teh bunga krisan, lalu menatapnya dan berkata: "dengar-dengar beberapa hari yang lalu kamu pergi ke panti asuhan untuk menanyakan prosedur pengadopsian anak?"
Clarissa Yuan dengan sedih menarik napas, ternyata Nyonya besar sudah tahu mengenai dirinya yang tidak dapat hamil, bahkan tahu begitu cepat.
Sebenarnya dari awal dirinya telah mempersiapkan diri, karena hal seperti ini tidak mungkin di tutupi satu tahun atau dua tahun, cepat atau lambat keluarga Yi pasti tahu.
Clarissa Yuan menundukan kepala, dengan wajah bersalah berkata: "Maaf, nenek, aku bukan sengaja menutupinya darimu".
Nyonya besar dengan sedih dan kasihan berkata: "terjadi hal seperti ini aku yakin kamu lebih sedih daripadaku, tetapi tidak sepantasnya kamu menutupinya dari kami, karena memiliki anak adalah hal yang penting dalam hidup manusia, terutama keluarga besar seperti kita ini, kamu tidak boleh karena keegoisanmu sehingga mencelakai Julius".
"Aku mengerti".
"Kamu sungguh mengerti?"
Clarissa Yuan perlahan menganggukan kepala.
"Bila kamu mengerti, tetapi masih seperti ini, apa artinya? artinya kamu tidak cukup mencintai Julius, kamu tidak mengerti bagaimana memikirkan dirinya". Nyonya besar menatapnya, lalu terdiam sebentar dan kembali berkata: "aku tahu kamu di celakai, kamu tidak besalah dan sangat kasihan, tetapi cara keluarga Yi untuk membalasmu ada banyak cara, bukan harus menggantikannya dengan kebahagiaan seumur hidup Julius. Tunggu nanti aku dan ayahmu sudah tidak ada lagi, apakah dia masih dapat melewati hari-hari dengan baik seperti ini? untung Yuwono dan Justin masih memiliki kebaikan hati, dapat menjaganya, tetapi bila saja.....".
"Nenek, kamu tidak perlu mengatakannya lagi". Clarissa Yuan memotong perkataannya, "apa yang kamu katakan ini semuanya aku mengerti, menutupinya darimu juga adalah keegoisanku. Aku mencintai Julius, aku pun tidak boleh menyusahkannya, aku harus meninggalkannya. Tetapi Julius berkata bila aku meningalkannya, maka hidupnya tidak ada artinya lagi".
"Dulu ketika Gwendolyn Tsu meninggalkannya dia mengatakan bahwa hidupnya tidak akan ada artinya lagi, tetapi sekarang bukankah dia hidup dengan baik?" Ucap Nyonya besar.
"Bila nenek merasa dia mampu, kalau begitu tolong nenek membantunya, membantunya seperti dulu ketika dia keluar dari bayangan Gwendolyn Tsu".
"Apakah kamu sungguh rela melepaskannya?" Nyonya besar dengan tidak yakin menatapnya. Sebenarnya untuk datang kemari dan mengatakan hal ini, dirinya melalui pergolakan batin yang panjang, dan baru memutuskan untuk datang, bila bukan karena dia tidak dapat hamil, bila bukan karena memikirkan masa depan Julius Yi, dirinya sangat berharap dapat melihat mereka saling mencintai seumur hidup.
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaLoving The Pain
AmardaMy Enchanting Guy
Bryan WuKamu Baik Banget
Jeselin VelaniBaby, You are so cute
Callie WangThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)