The True Identity of My Hubby - Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang

Sayang sekali aku tertidur di bahu adik iparku. Untungnya, tidak ada karyawan lain di sini. Kalau tidak, akan menjadi buah bibir.

Saat pesawat mulai kembal menjadi stabil, Clarissa mengembalikan mantelnya kepadanya: "Terima kasih."

Saat berikutnya, matanya tiba-tiba tertarik oleh kemeja hitam di rompi jasnya.

Kemeja ini, bukankah itu naju yang dibelinya bersama Catherine tempo hari? Meskipun dia tidak bisa melihat kemeja pada Justin dengan jelas, tetapi Clarissa sangat ingat bahwa pakaian yang dikenakan Justin, sama dengan model benang emas di kedua sisi kerah yang Clarissa beli.

Bagaimana dia bisa memakai pakaian ini? Apakah dia pergi berbelanja dengan Gwendolyn hari itu?

Ketika dia dan Catherine keluar dari toko hari itu, mereka bertemu Justin dan Gwendolyn. Sepertinya mereka akan pergi ke toko itu juga.

"Ada apa?" Tanya Justin, menatap kerahnya.

“Kemejamu ... Apakah kamu pergi berbelanja dengan Nona Su hari itu?” Dia bertanya sambil menatapnya.

Justin mengangguk: "Ya, apakah ada masalah?"

Ternyata Itu dibeli oleh Gwendolyn.

Clarissa menggelengkan kepalanya dengan tergesa-gesa, tersenyum dan berkata: "Tidak, tidak masalah."

Setelah turun dari pesawat, mobil perusahaan sedang menunggu di gerbang bandara.

Clarissa tidak banyak bertanya, jadi dia mengikuti Justin naik ke dalam mobil. Kota S merupakan tempat yang asing baginya,sehingga jika dia tidak mengikuti Justin, maka dia tidak akan dapat menemukan hotel dan gedung baru itu.

Justin pun dengan jelas juga tidak menolak Clarissa berada di jalan yang sama dengan dirinya. Setelah naik mobil, Justin mengangkat arlojinya dan melihat pada waktu itu, dan berkata kepada Clarissa: "Setelah menaruh barang-barang kita akan pergi makan di restaurant terdekat. Setelah makan malam, kita akan pergi ke kantor penjualan bersama-sama."

"Baik." Clarissa mengangguk.

Hanya Justin dan Clarissa yang pergi makan siang. Justin memesan nasi goreng dengan telur kepiting. Clarissa tidak ingin memakan makanan yang terlalu berminyak, sehingga dia memesan mie goreng dengan seafood.

Ketika nasi goreng muncul, Justin mengerutkan kening pada nasi goreng yang lezat, dan kemudian mulai menggunakan sumpit untuk mengambil daun bawang dalam nasi goreng.

Clarissa melihat tindakannya yang sabar memindahi daun bawang, dan tiba-tiba memikirkan Charlie, Charlie juga tidak menyukai daun bawang seperti dia. Dia akan dengan sabar memilih bawang hijau ke sisi mangkuk setiap kali sebelum makan.

Terkadang ketika Clarissa tidak sabar melihatnya, sehingga Clarissa akan mengambil mangkuknya dan memisahkannya untuknya.

Clarissa sengaja melupakan waktu yang menyenangkan, tetapi pada saat ini, itu terlintas di benaknya. Apa yang membuatnya jatuh adalah bahwa Justin terlihat seperti Charlie, hampir sama dengannya yang tidak suka dengan daun bawang.

Setetes air mata menyelinap dari matanya tanpa sadar, dan jatuh di atas piring. Dia buru-buru menundukkan kepalanya dan mengangkat tangannya untuk menghapus air mata di matanya.

Ketika Justin mendongak, dia melihat wanita itu mengusap air matanya. Dia menatapnya ragu-ragu dan bertanya : "Ada apa denganmu?"

"Tidak ada." Clarissa segera membuka mulutnya.

"Nona Yuan, dalam kondisi pikiranmu saat ini, apakah menurutmu cocok untuk menghadiri seminar di sore hari?" Justin menatapnya dengan mata redup.

"Aku benar-benar baik-baik saja. Aku hanya tiba-tiba memikirkan seorang lelaki ketika aku melihatmu memilih bawang."

"Mantan pacarmu?"

Clarissa mengangguk.

Dia tidak menyembunyikannya dan itu memang tidak perlu. Ketika dia pertama kali bertemu dengannya, Teresa membuka tentang pengabaiannya oleh mantan pacarnya, sehingga hal ini bukanlah rahasia bagi Justin.