The True Identity of My Hubby - Bab 96 Mencari tahu (2)

"Mobilku ada di sini." Gwendolyn Tsu menoleh ke arah Justin Yi yang ikut turun ke bawah: "Justin , aku pulang dulu."

Justin Yi mengantarnya sampai di depan pintu, setelah melihat mobilnya menghilang di balik pintu gerbang Kediaman Yi, Justin akhirnya menghela napas lega, lalu dia berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumah.

Keesokan paginya  Gwendolyn Tsu pergi ke Villa West Town, ketika dia sampai, Clarissa Yuan sedang bersiap untuk pergi bekerja. Ketika Clarissa melihatnya, kesedihan melintas di dalam hatinya, tapi dia tetap menyapanya sambil tersenyum: " Gwendolyn kenapa kamu datang?"

Apakah Gwendolyn Tsu khusus datang kemari untuk bertemu dengan Julius Yi?

“Aku membantu nenek membawakan sekotak teh untuk Tuan Muda Pertama, dan juga ada yang ingin aku beritahukan kepada kalian.” Gwendolyn Tsu menyerahkan sekotak teh itu kepada Kak Sarah sambil tersenyum.

“Ada apa?” ​​Tanya Clarissa Yuan.

"Acara pertunanganku dan Justin Yi sudah ditetapkan akan diselenggarakan pada akhir bulan ini."

"Benarkah? Selamat," kata Clarissa Yuan dengan tulus.

“Selamat, Nona Tsu.” Kak Sarah yang berdiri di samping juga ikut menyelamati.

“Terima kasih.” Gwendolyn Tsu melihat sekeliling: “Oh ya, Tuan Muda Pertama masih belum turun?”

Kak Sarah bergegas berkata, "Oh, hari ini cuaca cerah, jadi Tuan Muda tiba-tiba merasa bersemangat, dan pergi ke taman untuk mendengarkan musik."

Tuan Muda Pertama mendengarkan musik di taman? Clarissa Yuan merasa heran, kenapa dia tidak tahu soal ini? Dia pikir Julius Yi berada di kamar seperti biasa.

Kak Sarah merasakan keherannya lalu tersenyum dengan tidak enak hati: "Maaf, Nona Muda, Tuan Muda Pertama ingin mendengarkan musik dengan tenang dan dia tidak ingin ada yang mengganggunya, oleh karena itu saya tidak memberi tahu anda.

“Oh.” Clarissa Yuan merasa sedikit kecewa.

Kak Sarah bersedia memberi tahu Gwendolyn Tsu, tetapi tidak bersedia memberitahunya.

Julius Yi juga pasti lebih suka bertemu dan mengobrol dengan Gwendolyn Tsu daripada bersama dirinya sebentar.

Ternyata benar, setelah mengatakan: "Aku akan pergi menemuinya." Gwendolyn Tsu langsung berjalan menuju ke taman belakang.

Gwendolyn lebih berhak menemuinya, bahkan lebih berhak dari pada istrinya

Melihat raut wajahnya yang terlihat tidak begitu senang, Kak Sarah sengaja melihat kearah jam yang berada di dinding lalu mengingatkannya: "Nona Muda, anda hampir terlambat."

Clarissa Yuan mengangguk lalu berjalan menuju pintu gerbang.

Dia tidak ingin melihat adegan saat mereka berdua sedang berduaan!

Gwendolyn Tsu berjalan ke taman belakang, dari jauh dia melihat Julius Yi yang sedang mengenakan kacamata hitam dan jaket sedang duduk di kursi santai di tepi kolam renang, dia terlihat santai dan sangat menikmati musiknya.

Gwendolyn Tsu melihatnya dari jauh, sesaat pikirannya kosong, orang ini menyimpan rahasia yang sangat dalam, sangat dalam sehingga dia tidak bisa mengenalinya.

Mungkin karena sedang memakai earphone Julius Yi juga tidak meyadari Gwendolyn berjalan mendekatinya.

Setelah Gwendolyn Tsu berjalan sampai di sebelahnya dan duduk di sebelahnya, dia baru melepas earphone-nya lalu menoleh untuk bertanya "Clarissa?"

“Ini aku, Gwendolyn.” Gwendolyn Tsu berkata sambil tersenyum.

“Gwendolyn, kenapa kamu datang di sini?” Julius Yi bergegas duduk dengan tegak, lalu melepas kacamata hitamnya dan tersenyum dengan sopan padanya.

"Nenek memintaku membawakan sekotak teh untukmu, aku sudah memberikannya kepada Kak Sarah ."

"Terima kasih."

“Untuk apa berterima kasih, aku juga hanya sekalian lewat.” Gwendolyn Tsu melihat jaket yang membungkus tubuh Julius, lalu tatapan matanya tertuju ke sarung tangan tipis yang membungkus telapak tangan Julius“Julius, kamu kedinginan? Kenapa kamu membungkus dirimu seperti ini? "

Julius Yi terkekeh, "Beberapa hari yang lalu aku flu, dan membuat Clarissa dan Kak Sarah kalang kabut hingga tidak bisa makan dan tidur dengan baik. Kak Sarah takut penyakitku kambuh lagi, jadi dia memaksa aku harus berpakaian seperti ini."

"Bukankah ini benar, udara sekarang sangat dingin, terutama di pagi hari, Tuan Muda Pertama memiliki temperamen yang gampang marah, begitu dia sakit siapa pun tidak sanggup menghadapinya." Kak Sarah membawa dua cangkir teh lalu meletakkannya di atas meja. Setelah itu dia berkata sambil tersenyum: "Nona Tsu , Ini teh Biluochun yang kamu bawa barusan, silahkan di cicipi. "

"Terima kasih, Kak Sarah." Gwendolyn Tsu mengambil cangkir teh lalu menciumnya, setelah itu dia mengangguk: Harum sekali."

Julius Yi berkata, "Aku kira kamu tidak suka minum teh."

“Kadang-kadang aku meminumnya.” Gwendolyn Tsu meletakkan cangkir tehnya, lalu melihat ke arah rumah dan bertanya kepada Kak Sarah : "Eh, kakak ipar sudah pergi bekerja?"

“Hmm, dia sudah hampir terlambat.” Kak Sarah mengambil nampannya lalu berkata: “Kalian lanjutkan ngobrolnya, jika butuh sesuatu, silahkan panggil aku lagi.”

"Baik."

Setelah Kak Sarah pergi, Gwendolyn Tsu menatap Julius Yi dan berkata, "Kakak ipar sedang hamil tapi dia masih pergi bekerja, kamu tidak khawatir dengan kondisi tubuhnya? Aku lihat Yuliana bahkan tidak berani keluar rumah.

"Clarissa sendiri yang mau pergi kerja, dia tidak bisa berdiam diri di rumah."

“Tapi sekalipun dia tidak khawatir dengan dirinya seharusnya dia khawatir dengan anaknya, lagian dia tidak perlu menghidupi keluarga, dia tidak perlu selelah ini.” Gwendolyn Tsu berhenti, dia khawatir Julius salah paham terhadap dirinya, kemudian dia tersenyum: “Julius, kamu jangan salah paham, aku tidak punya maksud lain, aku hanya mengkhawatirkannya dan anak di dalam kandungannya, aku berharap mereka bisa sehat dan selamat. "

"Terima kasih atas perhatianmu, tapi yang penting dia suka, dan juga dia sangat telaten dalam melakukan sesuatu, aku tidak khawatir."

"Hmm, bagus kalau begitu." Gwendolyn Tsu menghentikan topik pembicaraan ini dan menggantinya dengan topik pembicaraan yang lain "Oh ya, ada yang ingin aku beritahukan kepadamu. Justin dan aku akan bertunangan akhir bulan ini."

Julius Yi mengangkat alisnya, "Benarkah? Harinya sudah ditentukan?"

“Hmm, sudah ditentukan,” Gwendolyn Tsu mengangguk sambil diam-diam memperhatikan ekspresi wakahnya.

Julius Yi tersenyum: "Bagus kalau begitu, aku juga sudah bisa merasa tenang."

"Julius ......" tatapan mata Gwendolyn Tsu yang sedang melihat ke arah Julius perlahan lahan menjadi lembut, dia menjulurkan tangannya untuk mengenggam telapak tangan Julius, lalu dia berkata dengan lembut, "Tidak tahu kenapa, hari pertunangan sudah ditentukan, tapi hatiku malah merasa gelisah."

Dia mengenggam tangannya dengan sedikit lebih kuat, tapi Julius Yi bahkan tidak mengedipkan kelopak matanya, sebaliknya dia malah tersenyum dengan lembut: "Mungkin ini fobia pra-nikah seperti yang sering orang-orang katakan."

Dengan kekuatan yang dikerahkan tangannya, jika ada luka di punggung tangan, pasti akan merasa sangat kesakitan, tapi Julius Yi tidak terlihat kesakitan sama sekali.

Apakah tebakannya salah? Dan kenyataannya bukan seperti apa yang dia bayangkan?

Tidak, Justin Yi yang asli tidak seperti ini.

Justin Yi sangat mencintainya, dia mencintainya selama bertahun-tahun, pasti saat bermimpi pun dia ingin menikah dengannya dan punya anak dengannya, bagaimana mungkin ...

"Mungkin iya." Gwendolyn menghela nafas sambil tersenyum getir, "Dulu saat Justin tidak setuju untuk bertunangan, aku selalu merasa cemas dan selalu mendesaknya. Sekarang saat dia setuju, aku malah merasa sedikit takut."

“Jangan khawatir, setelah rasa takutmu ini mereda semuanya akan baik-baik saja” Julius Yi mengenggam telapak tangannya dan menepuk-nepuk punggung tangannya.

"Hmm, aku rasa juga begitu." Gwendolyn Tsu mengangguk sambil tersenyum lalu dia berdiri dari kursinya: "Mendengar perkataanmu, aku sudah merasa jauh lebih tenang, terima kasih, Julius."

"Untuk apa berterima kasih, aku juga berharap kamu dan Justin bisa berbahagia."

"Hmm, kami pasti akan bahagia." Gwendolyn Tsu tersenyum: "Kalau begitu kamu lanjutkan mendengarkan musikmu, aku pergi dulu."

“Baik, hati-hati saat menyetir,” kata Julius Yi dengan lembut.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu