The True Identity of My Hubby - Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
"Oh iya, bagaimana dengan masalah Xili? Apakah mereka masih datang membuat keributan?" Clarissa Yuan bertanya dengan khawatir.
Julius Yi mengangkat tangannya dan mencubit hidungnya, sambil tertawa: "Masalah kantor kamu tidak perlu bertanya lagi, baik-baik lah menjaga tubuhmu."
"Tapi aku ingin tahu." Clarissa Yuan berkata dengan serius.
Julius Yi tahu dalam hati Clarissa Yuan merindukan kantor, tidak memberitahunya kebenarannya, hatinya akan menjadi semakin tidak tenang, dan semakin berpikir macam-macam. Akhirnya dia pun berkata: "Perusahaan bersumpah akan memberikan uang kompensasi kepada mereka setelah satu bulan, beberapa hari ini mereka tidak lagi datang membuat keributan."
Meskipun berkata demikian, tapi ekspresi Julius Yi tampak muram.
"Perusahaan tidak bisa mengeluarkan 16 triliun dalam waktu satu bulan kah?" Clarissa Yuan bertanya dengan hati-hati.
"Hm, keadaan saat ini sangat tertekan dengan masalah uang."
"Kalau begitu bagaimana?"
"Nanti kita bicarakan lagi."
Clarissa Yuan berpikir dan berkata: "Jika tidak..... jual saja real estate yang berada di bawah namamu, dan juga jual saja Avery Hill Park yang ditinggali ibu, seharusnya cukup kan?"
"Real Estate di bawah namaku sudah digadaikan ke bank, dan Avery Hill Park itu..... kira-kira hanya terjual 6 triliun, masih jauh dari cukup, lagipula....." Julisu Yi tersenyum: "Itu adalah satu-satunya rumah yang kuberikan kepadamu, aku tidak ingin menjualnya."
"Kita bisa bagaimana lagi, lagipula 6 triliun juga sudah tidak termasuk sedikit, sisanya bisa meminjam-minjam dulu sudah lumayan." Clarissa Yuan berkata.
"Clarissa, kamu masih menganggap terlalu remeh krisis perusahaan ini." Julius Yi tertawa pahit: "Kekurangan uang Perusahaan Yi jauh di atas 16 triliun ini, kmu bisa menjual berapa unit rumah?"
Dengan keadaan sekarang, semua aset keluarga Yi pun tidak cukup untuk melunasi semuanya.
"Aku merasa, menyelesaikan masalah satu demi satu, paling tidak setelah satu bulan orang-orang itu tidak akan membuat onar lagi."
"Menjual rumah itu tidak mungkin, aku akan memikirkan cara lain." Julius Yi menunjuk kotak makannya: "Cepatlah makan, nanti keburu dingin."
Clarissa Yuan melahap dua suap nasi, kemudian menatap Julius Yi: "Apakah uang saham Juwono sudah di transger ke luar negeri semua? Bagaimana jika memintanya, anggap saja sedang meminjamnya."
Julius Yi tertawa: "Kamu ini masih sangat polos."
"Ada apa? Dia juga adalah bagian dari Perusahaan Yi, saat itu alasannya menjual saham bukankah demi membantu Perusahaan Yi?"
"Jika dia sungguh berpikir baik tentang Perusahaan Yi, dia tidak akan menjual sahamnya, lebih-lebih menjualnya kepada Noah Tsu si tua bangka itu." Membicarakan tentang adiknya Juwono Yi itu, kepala Julius Yi menjadi sangat pusing.
Jelas-jelas yang paling disayangi oleh ayah adalah adik yang ini, jelas-jelas yang menjerumuskan perusahaan ke dalam api sekarang juga adalah dia.
Clarissa Yuan meletakkan kotak makannya, dan menggunakan dua tangan memegang wajah Julius Yi: "Tidak apa-apa, bukankah kita sudah bersiap dari awal untuk hidup miskin bersama?"
"Hm, kamu tidak takut, aku takut apa?" Julius Yi tertawa.
****
Di dalam rumah tua keluarga Yi, Nyonya Tua menaruh sertifikat rumah dan juga sekotak perhiasan, dan berkata kepada Julius Yi: "Julius, ini adalah sertifikat rumah tua, ambillah, setelah mendapatkan harga yang bagus, jual lah. Ini ada beberapa perhiasan pemberian beberapa orang selama puluhan tahun terakhir dan juga yang aku beli sendiri, ambillah dan uruslah."
Di dalam kotak berwarna emas itu, ada berbagai macam perhiasan yang menyilaukan, masing-masing merupakan perhiasan kelas tinggi.
Tapi Julius Yi hanya menyapukan pandangan, dan menutup kotak itu, kemudian menatap Nyonya Tua: "Nenek, bagaimanapun juga rumah tua ini tidak bisa dijual, ini adalah dasar cikal bakal keluarga Yi, dan perhiasan ini..... simpanlah saja, lagipula ini tidak lebih dari gaji tetap perusahaan Yi, tidak akan membantu banyak."
Nyonya Tua menggelengkan kepala: "Perusahaan Yi jatuh sampai ke tahap ini, cepat atau lambat pihak hukum akan datang untuk menyita rumah tua ini, daripada menunggu sampai saat itu datang, lebih baik menjualnya sekarang."
Julius Yi meraih tangan nya yang keriput, dan menghibur tanpa daya: "Nenek, belum sampai ke tahap itu......"
Nyonya Tua membalikkan tangan dan menepuk-nepuk punggung tangan Julius Yi, dan berkata dengan pahit: "Nenek tahu seperti apa keadaan Perusahaan Yi sekarang, bisa membantu sedikit juga akan Nenek bantu."
Nyonya Tua berkata sambil kembali menyodorkan kotka perhiasan itu kepada Julius Yi: "Perhiasan ini juga tidak bermakna, menyimpannya pun tidak berarti, beberapa yang mempunyai makna sudah kusimpan, kamu ambillah ini dengan tenang."
"Jika tidak cukup, aku juga punya beberapa, aku akan mengambilnya." Gloria bangkit berdiri dari sofa dan naik ke lantai atas, tak lama kemudian dia kembali dengan membawa beberapa kotak perhiasan dan meletakkannya di atas meja: "Julius, perhiasanku dari awal memang tidak banyak, ini adalah beberapa yang termasuk agak berharga, anggap saja ini bantuan yang kuberikan untuk membantu Perusahaan Yi."
Siapapun juga tahu koleksi perhiasan Gloria sangat banyak, setiap hari dia memakai perhiasan dengan pola yang berbeda, sekarang mengeluarkan beberapa pasti karena ada niat tersembunyi.
Tentu saja, Julius Yi juga lelah meladeninya, hanya sekedar mengatakan 'terima kasih' dan mengambil perhiasan itu.
Karena Gloria bersedia memberikannya, maka Julius Yi pun tidak segan mengambilnya, lagipula itu juga adalah milik keluarga Yi. Saat Gloria melihat Julius Yi mengambilnya tanpa sungkan, warna wajahnya sedikit berubah.
Dia mengira Julius Yi akan menolaknya sama seperti dia menolak Nyonya Tua, kemudian mengembalikan perhiasan itu kepadanya, tak disangka tanpa berpikir panjang dia langsung mengambilnya.
Beberapa perhiasan berharga milyaran hilang begitu saja, Gloria seketika merasa agak tidak rela.......
Julius Yi tidak ingin berbicara banyak dengan Gloria, tapi Clarissa Yuan tak tahan untuk berkata: "Ibu tiri, sekarang Perusahaan Yi benar-benar sangat membutuhkan perputaran uang, bagaimana jika Ibu membujuk Juwono, untuk meminjamkan uang hasil penjualan sahamnya kepada perusahaan, setelah perusahaan kembali berdiri tegak kalian ambillah lagi."
"Clarissa Yuan apa maksudmu!" Gloria seketika itu juga memukul meja dan bangkit berdiri: "Mana ada Juwono menerima uang? Bukankah si tua bangka Noah Tsu itu terus menerus menekan untuk tidak memberikannya?"
"Ibu tiri, kamu ini benar-benar tidak tahu atau berpura-pura tidak tahu? Dari awal Juwono sudah mentransfer uang itu ke luar negeri."
"Kamu bicara sembarangan!" Gloria berteriak dengan marah, dan menghadap ke Nyonya Tua dengan wajah penuh air mata: "Ibu, jangan dengarkan perkataan sembarangan Clarissa Yuan, Juwono pada dasarnya dibohongi oleh si tua Noah Tsu itu, sampai hari ini tidak menerima uang, jika benar dia sudah menerimanya, tidak perlu diberitahu pun, Juwono pasti akan memasukkan uangnya di Perusahaan Yi dari awal!"
Nyonya Tua memandangnya dengan acuh tak acuh dan berkata dengan datar: "Aku sudah berulang kali kecewa kepada Juwono Yi, jangan sekali-kali menyebutnya di depanku."
"Ibu, Juwono tidak sengaja melakukannya, dia juga snagatlah polos!"
"Cukup!" Nyonya Tua menghardik keras, dan menatap Gloria dengan tatapan dingin: "Jika kalian ibu dan anak masih punya hati nurani, tidak akan mungkin kalian seperti ini kepada Perusahaan Yi, aku terus menerus menyayangi Juwono, sekarang perusahaan mengalami kesulitan, dia pula yang berlari paling menjauh dari siapa pun."
"Juwono.... dia takut dimarahi oleh Nenek." Gloria menelan ludah.
"Kalau begitu beritahu dia untuk tidak kembali selamanya." Nyonya Tua mengakhirinya.
"Ibu, jangan marah kepada Juwono."
"Bencana melayang di atas kepala masing-masing, siapa pun pasti ingin menjaga diri mereka sendiri, sudahlah, anggap saja kami keluarga Yi tidak pernah mempunyai cucu sepertinya." Nyonya Tua menghela nafas panjang.
Gloria khawatir akan ada perubahan di surat wasiatnya, dengan marah berkata kepada Clarissa Yuan: "Semua karena kamu! Dari awal masalah rumah sudah cukup banyak, kamu masih memprovokasi di depan nenek, membuat nenek marah!"
"Ibu tiri, aku hanya berharap kali ini Perusahaan Yi bisa melewati masa sulitnya, dan Juwono bisa memberi bantuan, bukannya ingin memprekeruh hubungan di antara Juwono dan Nenek." Clarissa Yuan berkata dengan wajah acuh.
"Maksudmu Juwono sengaja tidak bersedia membantu Perusahaan Yi? Jelas-jelas kamu tidak ingin meninggalkan Julius Yi karena ingin harta keluarganya, dan menghalangi Julius menikahi Gwendolyn Tsu, jika tidak perusahaan mana bisa tejatuh sampai ke tahap ini?"
"Aku......" Clarissa Yuan terdiam.
"Lihat, merasa bersalah kan? Jelas-jelas adalah kesalahanmu jadi kamu ingin menyalahkan Juwono, aku bilang bukankah kamu begitu tidak tahu malu?" Gloria mencecarnya.
"Cukup, jangan ada yang bicara lagi." Julius Yi akhirnya membuka suar, dan menatap Gloria: "Ibu tiri, di antara aku dan Juwono terjadi apa kami berdua mengerti, kamu juga tidak perlu menutupinya dengan histeris di sini. Dan kakak serta kakak ipar, mereka juga tidak melakukan kesalahan apa pun, tidak melakukan apa pun yang menyalahi Perushaan Yi, jadi tidak perlu mendorong kesalahan ke arah mereka."
Dia terdiam sesaat dan melanjutkan: "Meskipun saham itu milik Juwono, dia berwenang untuk menjual maupun membelinya, tapi sekarang Perusahaan Yi membutuhkannya, jika dia masih menganggap dirinya sebagai bagian keluarga Yi, maka tolong suruh dia membantu, jika tidak bersedia, maka kami pun tidak akan memaksanya, kalian lihat sendiri harus bagaimana."
"Aku bilang Juwono tidak menerima uang." Gloria tidak mengakuinya mati-matian.
"Karena tidak menerima uang, maka sudahlah." Julius Yi juga tidak mengejarnya lagi.
Di tengah keributan itu, Yuliana Liu pun juga turun membawa kalung berlian yang diberikan oleh Nyonya Tuda dan kalun berlian yang diberikan oleh Gwendolyn Tsu, dan menaruhnya di depan Julius Yi sambil berkata: "Kakak Kedua, perhiasanku juga tidaklah banyak, ambillah dan gunakanlah."
Demi untuk menjaga warisan, dia hanya bisa menahan kedukaan ini, tapi gelang yang diberikan oleh Clarissa Yuan kepadanya sebagai kenang-kenangan tidak tega rasanya dia keluarkan.
Dia berkata dengan acuh: "Aku tidak tahu apa yang sudah dilakukan oleh Juwono, dia tidak membicarakan apa-apa denganku, juga tidak memberitahuku tentang masalh kantor, ku harap kalian bisa memaafkannya, lagipula kita semua ini satu keluarga."
"Terima kasih." Julius Yi melirik ke arah kotak perhiasan yang diberikan oleh Yuliana Liu, hatinya bercampur aduk.
****
Setelah makan siang, Nyonya Tua memanggil Clarissa Yuan ke ruangannya.
Clarissa Yuan menatap Nyonya Tua dengan cemas, dan dengan ragu-ragu melangkah masuk.
Dia khawatir akhirnya Nyonya Tua pun tidak sanggup lagi, sudah berubah pikiran dan menyuruhnya meninggalkan Julius Yi. Tidak disangkanya Nyonya Tua hanya menyuruhnya untuk duduk di sebelahnya, kemudian menatap lembut ke arahnya dan berkata: "Akhir-akhir ini jadi sangat sibuk karena perihal Perusahaan Yi ya?"
Clarissa Yuan menggelengkan kepala dan tesenyum tipis: "Aku sama sekali tidak bisa membantu masalah Perusahaan Yi."
"Perusahaan Yi bisa mengalami kejadian seperti ini, sungguh sangat tidak beruntung." Nyonya Tua menghela nafas dengan sedih.
Clarissa Yuan menatap Nyonya Tua yang tampak sedih dan terluka itu, dan berkata: "Nenek, aku tidak tahu bagaimana bisa menghiburmu, hanya berharap Nenek berpikiran terbuka, bagaimanapun juga ada kejadian yang tak terduga."
Nyonya Tua menganggukkan kepala: "Aku juga bukannya tidak berpikir terbuka, aku hanya mengkhawatirkan masa depan kalian."
"Kami?"
"Hm, semuanya sudah terbiasa berkecukupan dari kecil, jika Perusahaan Yi telah tiada, kehidupan selanjutnya pasti akan sulit, tidak masalah jika seumuranku, lagipula hanya tinggal hidup beberapa tahun ini saja."
Novel Terkait
Step by Step
LeksCinta Tak Biasa
SusantiAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Only One
Alice SongDiamond Lover
LenaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)