The True Identity of My Hubby - Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing

“Bukankah kamu masih memikirkan Clarissa, wanita sialan itu? Kalau berani, cari saja dia, lihat apakah dia masih mempedulikan kamu!”

“Cih!” Julius membalikkan badan, keluar dari kamar.

Gwendolyn yang di atas ranjang melanjutkan : “Kamu pergi mencari dia juga tidak ada gunanya, biar aku beritahu saja, sekarang dia sudah tinggal di villa kakakku, mereka berdua dekat sekali! Sudah sejak lama mereka tinggal bersama.”

Tangan Julius yang menggenggam pegangan pintu mengepal, langkah kakinya sempat berhenti sejenak, kemudian membuka pintu dan langsung keluar.

Nyonya tua yang menguping di luar dikagetkan oleh Julius, Julius menatapnya sekilas, kemudian pergi ke arah ruang buku.

Melihat sosok belakang Julius yang menjauh, nyonya tua menghela nafas dan masuk ke dalam kamar.

Melihat nyonya tua, Gwendolyn yang di ranjang langsung menangis keras, dengan terisak ia berkata kepada nyonya tua : “Nenek, Julius ingin tidur terpisah dengan aku, padahal hari ini baru malam pengantin.”

Nyonya tua duduk di tepi ranjangnya, dan berkata sambil menepuk punggung tangan Gwendolyn : “Gwendolyn, kamu bukannya tidak tahu bagaimana asal mula pernikahan kalian, apa kamu masih berharap dia langsung mencintai kamu, harmonis dengan kamu?”

Air muka Gwendolyn berubah, dengan emosi dia melototi nyonya tua dan berkata “Apa maksud nenek? Kamu juga tidak ingin dia tidur satu ranjang dengan aku, betul bukan? Kamu juga merasa Clarissa lebih baik dari aku?”

“Tidak.” Nyonya tua segera menjelaskan : “Tidak peduli antara kalian siapa yang menikah dengan Julius, aku selalu berharap kalian bisa harmonis, aku hanya ingin memberitahu kamu, kalau memang antara kamu dan Julius tidak ada perasaan, maka manfaatkan kehidupan selanjutnya untuk menanam benih-benih cinta, kembangkan perlahan, juga jangan terlalu buru-buru, beri dia waktu untuk kembali mencintai kamu lagi.”

Setiap perkataan yang dikatakan nyonya tua benar-benar dari dalam hatinya, kalau memang Gwendolyn sudah menikah dengan Julius, tentu saja dia berharap dua orang ini bisa harmonis, lagi pula bertengkar setiap hari juga menyakitkan hati dan jiwa, dia juga takut Gwendolyn benar-benar mengadu ke ayahnya dan membuat Noah emosi.

Nyonya tua melanjutkan lagi : “Kamu lupa waktu itu Yuliana, justru karena terlalu buru-buru, setiap hari bertengkar dengan Juwono, akhirnya dia semakin hari semakin jauh dengan Juwono, aku tidak berharap kamu dan Julius juga seperti itu.”

Julius masuk ke dalam ruang kerja, dengan hati yang kacau dia menuang bir.

Sudah tidak sedikit dia minum bir hari ini, tapi saat ini dia tetap merasa risau dan masih ingin minum, apalagi setelah mendengar perkataan Gwendolyn tadi, dia semakin risau.

Clarissa menginap di villa Frans? Mereka sudah tinggal bersama? Bagaimana boleh begitu cepat? Bagaimana boleh!

Ponsel di atas meja berdering, Julius mengambil ponselnya hendak mematikan panggilan, tapi ia berubah pikiran saat melihat nomor yang muncul di layar, dia menekan tombol menerima panggilan.

Tanpa menunggu Frans membuka mulut, dia langsung menyindir dengan suara dingin : “Tuan muda Tsu menelepon tengah malam begini, apakah karena ingin mengumumkan kemenangan?”

“Julius, apa maksud kamu?” Ditanya seperti itu, Frans kebingungan sekali.

“Clarissa di rumah kamu bukan?”

“Benar, bagaimana kamu tahu?” Frans menoleh ke Clarissa yang sudah ribut semalaman, yang kemudian akhirnya dengan tidak gampangnya sudah mendiam.

Jawabannya membuat hati Julius merasa tertusuk seketika, rasanya sakit sekali, setelah diam beberapa detik baru dia berkata : “Aku sudah tahu, sudah boleh ditutup teleponnya?

“Julius......”

“Ada apa lagi?”

“Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin tanya apakah Gwendolyn baik-baik saja.” Frans menarik nafas pelan, lalu melihat Clarissa sekali lagi.

Dirinya juga tidak tahu kenapa menelepon Julius, karena Clarissa memanggil namanya semalaman, karena melihat Clarissa sangat menderita ,jadi dia menelepon ke nomor Julius.

Tapi satu pertanyaan dari Julius membuat dia sadar, dia hampir lupa, malam ini yang bersama Julius adalah Gwendolyn, adalah adik kandungnya sendiri. Dengan tidak gampangnya Gwendolyn baru bisa mendapatkan pernikahan ini, meskipun dia tidak merestui, tapi juga tidak seharusnya dia merusak malam pengantinnya.

Kalau dia benar-benar berbuat seperti itu, Gwendolyn akan membencinya seumur hidup, dan ketegaran yang dipaksakan Clarissa juga akan kehilangan maknanya karena ini.

“Keadaannya baik sekali.” Setelah itu Julius mematikan telepon dengan muram.

Frans memegang ponsel yang sudah dimatikan itu dengan erat, lalu menarik nafas perlahan dan kembali ke tepi ranjang Clarissa.

Melihat dia yang masih mengerutkan alis walaupun sudah tidur lelap, hati Frans sungguh tidak tega hingga dia mengulurkan tangannya mengelus alis Clarissa dengan lembut, Clarissa mengerutkan alis sebentar seperti disetrum listrik, kemudian membalikkan badan membelakanginya.

“Tidurlah yang nyenyak.” Ucap Frans ke Clarissa, lalu keluar dari kamar tamu tersebut.

****

Keesokan harinya, Clarissa tidur sampai 9 baru bangun, diamatinya sekeliling yang terasa asing, dia sungguh tidak mengingat ini di mana, dan bagaimana dirinya bisa sampai di sini.

Dia teringat, semalam dirinya minum bir dengan Frans, berarti ini pasti rumahnya?

Dia menundukkan kepala melihat pakaiannya, syukur, masih rapi.

Melakukan sembarangan hal setelah mabuk juga tidak jarang ia lakukan, jangan sampai membuat malu diri sendiri di depan Frans.

Setelah beradaptasi dengan sakit kepalanya, dia turun dari ranjang, dicarinya kamar mandi dan merapikan diri sendiri, kemudian keluar dari kamar.

Saat sampai di lantai bawah, Frans baru saja kembali dari mengantar Liam dan Natasia ke sekolah, melihat dia sudah bangun, Frans menyapa sambil tersenyum : “Sudah bangun?”

“Iya……” Clarissa tersenyum dengan tidak enak hati, lalu bertanya : “Semalam……apakah aku mabuk sekali?” Tidak mengapa-apakan kamu bukan?”

“Lumayan, setidaknya aku masih selamat.”

“Maaf, sudah kubilang aku tidak jago minum bir, setelah minum bir pasti akan merepotkan orang lain.”

“Tidak masalah, jadi aku pun sekalian bawa kamu pulang ke sini.” Frans tidak memberitahunya bahwa semalam dia menangis histeris dan memanggil nama Julius semalaman.

“Pasti sudah lapar bukan, sini sarapan dulu.” Frans ke meja makan terlebih dahulu, dan mengeluarkan sarapan yang ia bawa pulang ke meja.

Clarissa mengikutinya ke meja makan dan bertanya : “Di mana Liam dan Natasia? Sudah ke sekolah?”

“Iya, karena takut mereka membangunkanmu, aku tidak berani bilang kalau kamu ada di sini.” Ucap Frans.

Semalam Clarissa meributkan ingin bersama Liam dan Natasia, jadi barulah dia membawanya pulang ke villa, tapi setelah sampai di villa dia sudah tertidur, juga sudah lupa soal bertemu Liam dan Natasia.”

Mengenai ini, Clarissa tidak ingat sama sekali.

Clarissa sarapan dengan sederhana di rumah Frans, kemudian langsung pergi ke kantor.

Karena kemarin adalah hari pernikahan Julius dan Gwendolyn, para karyawan kantor pun mulai menggosip lagi, satu per satu dari mereka menatap dirinya dengan prihatin.

Clarissa menarik nafas dalam-dalam di depan kaca, menatap dirinya sendiri yang tampak lesu sekali, memang tampak seperti wanita yang ditinggalkan. Agar tidak membuat yang lain terus menatapnya dengan prihatin, dia mencuci muka dengan air dingin supaya tampak lebih bersemangat.

Julius dan Gwendolyn sudah menikah, ini adalah kenyataan yang tidak bisa diubah, kalua memang sudah memilih jalan ini, dia hanya bisa menjalaninya saja sampai akhir.

****

Clarissa memilih untuk tetap bekerja di Future Law Office, jadi tentunya dia sudah ada persiapan hati untuk akan ketemu Julius kapan saja.

Melalui keputusan rapat direktur, Julius menggantikan posisi Carter sebagai komisaris utama dari perusahaan Yi.

Dia menjadi orang tertinggi di perusahaan Yi, kesempatan Clarissa untuk bekerja dengan Julius juga berkurang, baginya ini termasuk hal yang baik.

Clarissa bertemu dengan Julius di hari keenam setelah pernikahan Julius dengan Gwendolyn, yaitu di rapat proyek baru perusahaan Yi, Julius secara langsung memimpin rapat tersebut.

Saat rapat sudah akan berakhir, Julius menatap Clarissa sekilas dengan tatapan datar,lalu bertanya kepada Asisten Lin : “Sebentar lagi adalah acara perlombaan pengacara untuk dekade baru bukan?”

Asisten Lin menatap Clarissa, kemudian ke Julius dan berkata : “Komisarius Julius, satu tahun ini Future Law Office bekerja dengan baik sekali di perusahaan Yi, apakah perusahaan Yi perlu untuk mengganti pengacara?”

“Sudah satu tahun, waktu berlalu dengan cepat sekali.” Julius tertawa mengejek.

Satu tahun yang lalu dia dan Clarissa saling mengenal, menikah, demi mempertahankan pekerjaannya, dia dipekerjakan sebagai pengacara untuk perusahaan Yi. Dalam sekejap satu tahun sudah berlalu, dia dan Clarissa sudah bercerai, menjadi dua orang asing yang tidak berhubungan sama sekali.

“Pada dasarnya Future Law Office memang tidak memenuhi standar untuk menjadi pengacara perusahaan Yi, menggantinya adalah hal yang wajar.” Ucapnya.

Clarissa menundukkan kepala menatap berkas yang di atas meja, tentu saja dia tahu Julius sengaja, dan saat ini dia juga tidak tahu harus mengatakan apa, biar Julius saja yang memutuskan.

Lagipula apa yang dia katakan tidak salah, Future Law Office memang tidak sebagus yang lain.

“Itu……Komisaris Julius, menurut saya lebih baik tidak perlu.” Justin membuka mulut : “Future Law Office sudah sangat mengenal cara kerja kita, serta seperti yang dikatakan asisten Lin, satu tahun ini Future Law Office bekerja dengan baik, tidak perlu mengikuti tender lagi.”

Julius menutup berkas yang ada di tangannya dan berkata : “Future Law Office harus diganti, Justin, urusan ini diserahkan ke kamu.”

Justin menatap Clarissa, seketika ia tidak bisa banyak berkata lagi, hanya bisa memilih untuk diam.

Setelah selesai rapat, Clarissa ragu-ragu agak lama, pada akhirnya dia tetap datang ke depan pintu kantor Julius.

Dia mengetuk pintu dengan hati-hati, dan masuk setelah Julius mempersilakan.

Saat dia masuk, Julius sedang berdiri depan jendela sambil melihat pemandangan luar sana.

Julius membalikkan badan, dia tidak terkejut saat melihat yang datang adalah Clarissa, dia hanya tersenyum kecil dan berkata dengan nada dingin : “Pengacara Yuan, ada apa?”

Clarissa menghentikan langkah di kejauhan 3 meter darinya, serta berkata dengan serius : “Komisaris Julius jika mengganti Future Law Office karena tidak ingin melihat saya, mungkin tidak perlu seribet itu, saya cukup meminta Presiden Zhang mengutus seorang pengacara yang kemampuannya lebih baik dari saya.”

“Pengacara Yuan, sepertinya anda terlalu menganggap diri sendiri benar.”Julius tersenyum mengejek : “Kamu kira kamu punya pesona yang begitu besar? Yang bisa membuat aku senantiasa memperhatikan kamu?”

“Jelas-jelas sedang melakukan pekerjaan dengan perasaan, malah tidak berani mengakuinya, sejak kapan komisaris Julius jadi begitu pengecut?”

Julius menatapnya dan menggertakkan gigi : “Pengacara Yuan, apakah anda sengaja datang untuk mencari masalah?”

“Bukan, saya hanya berharap kamu bisa membedakan masalah dengan jelas, jangan karena aku lalu melibatkan Future Law Office.” Asalkan sekali mengingat ekspresi Presiden Zhang yang rumit sekali itu, Clarissa langsung tidak berani menyampaikan kabar ini ke dia.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu