The True Identity of My Hubby - Bab 172 Marah
"Noah Tsu ! Kamu ingin menjual perusahaan? Jangan mimpi!" Julius Yi berteriak dengan marah kepadanya.
Noah Tsu hanya menatapnya dengan santai, dan kembali berkata kepada semua hadirin: "Atau kalian bisa menjual semua saham kalian kepadaku, dan aku akan memberikan harga yang sesuai kepada kalian."
“Dikarenakan sudah tahu Perusahaan Besar Yi tidak dapat di selamatkan lagi, kenapa Direktur Tsu masih ingin membeli saham kami?” tanya Paman Feng tidak mengerti.
“Ini urusanku.” Noah Tsu diam sebentar, lalu dia kembali berkata, “Hari ini aku datang ke sini karena dua hal. Yang pertama aku berharap General Manager Yi bisa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai General Manager, dan yang kedua adalah berharap bahwa semua orang di ruangan ini bisa mempertimbangkan apakah kalian ingin bangkrut bersama Perusahaan Besar Yi, atau menyerahkan saham kalian dan menyelamatkan diri lebih awal. "
“General Manager Yi, aku juga berharap kamu bisa introspeksi diri, pikirkan baik-baik dan buat keputusan sesegera mungkin.”kata Noah Tsu sambil menoleh ke arah Julius Yi.
Julius Yi menatapnya dengan tenang dan berkata, "Kendatipun Direktur Tsu memiliki 17% saham Perusahaan Besar Yi, tapi saham yang kamu miliki masih di bawah saham ayahku, jadi kamu belum memiliki kualifikasi untuk membuat keputusan mengenai perubahan staf perusahaan. Aku khawatir kunjungan Direktur Tsu kali ini bukan untuk menyuruhku mempertimbangkan pengunduran diriku, tetapi untuk memaksa kakakku menikahi putri anda Nona Tsu, tetapi aku mohon maaf, hal ini harus anda tanyakan kepada kakak iparku, tanyakan kepadanya apakah dia bersedia atau tidak. "
Saat berbicara, Julius Yi menunjuk Clarissa Yuan yang dari tadi terus diam.
Clarissa Yuan tidak menyangka Julius Yi akan berbicara seperti itu. Setelah terdiam selama beberapa saat, raut wajahnya berubah dan dia berkata dengan kasihan: "Maaf, Direktur Tsu, aku dan Julius saling mencintai, dan aku sedang hamil. Aku harap Nona Tsu bisa melepaskan kami. "
Dengan malu Noah Tsu menatap suami istri yang kompak itu sambil mengertakkan giginya.
Sebelumnya semua orang pernah mendengar Nona Tsu memaksa ingin menikah dengan Julius Yi, setelah mendengar kata-kata Clarissa Yuan , semua orang merasa terkejut dan marah.
Noah Tsu tertawa terbahak-bahak, "Apakah putri Noah Tsu perlu memaksa menikah dengan seseorang? Dan memaksa menikah dengan orang yang cacat? Ini benar-benar konyol!"
“Baik, aku sudah menyampaikan hal yang ingin aku katakan, aku tidak akan membuang waktu bermain dengan kalian semua.” dia berbalik dan berjalan kembali ke pintu ruang rapat.
Setelah melihat dia pergi meninggalkan ruang rapat, Julius Yi menarik nafas dalam-dalam dan berkata kepada semua orang: "Para hadirin sekalian, hari ini Noah Tsu tiba-tiba datang dan menggunakan kekuatan massa untuk memaksaku mundur, dan kemudian menghasut anda semua untuk menjual saham kalian kepadanya, tujuannya adalah untuk mempermalukan keluarga Yi. Dan alasannya karena Julius Yi menolak menikah dengan Nona Tsu, dia adalah orang yang egois dan sombong, aku ingin bertanya apakah anda semua masih mau percaya kepadanya dan mendukungnya? "
“Ini adalah masalah keluarga kalian berdua, dan tidak ada hubungannya dengan kami,” kata Paman Feng.
“Tapi Noah Tsu tidak beranggapan seperti itu, demi mencapai tujuannya dia bisa menjebak semua orang dengan tidak adil .” Julius Yi melirik semua orang: “Jadi aku harap anda semua tidak akan kalah dengan kekuatan jahatnya, apalagi menjual saham kalian kepadanya, Perusahan Besar Yi adalah jerih payah kalian selama bertahun-tahun. Kalian semua bersama-sama melihat sendiri bagaimana perusahaan ini berkembang. Kita tidak boleh membiarkan orang lain menggunakannya sebagai alat tawar-menawar untuk memaksa orang menikah, dan dipermainkan olehnya. "
"Meskipun begitu, kata-kata Tuan Tsu juga masuk akal. Jika kita menjual saham kita sekarang, kita bisa mendapatkan dana pensiun. Jika kita menunggu perusahaan mengumumkan kebangkrutan, maka kita benar-benar tamat."
"Benar, Perusahaan Besar Yi sudah tidak punya jalan keluar lagi."
"Benar, situasi sudah seperti ini, dan sudah bukan saatnya untuk berbicara tentang keadilan."
Di ruang rapat, perdebatan kembali dimulai, saat dihadapkan dengan keuntungan, siapa pun tidak akan mau merugi.
Di tengah perdebatan, Clarissa Yuan tiba-tiba berdiri dari kursi: "Semuanya, harap diam."
Semua orang langsung diam, dan semua mata tertuju kepadanya.
Julius Yi juga menatapnya, dengan sedikit keraguan dan kekhawatiran di matanya.
Clarissa Yuan menoleh dan menatapnya sebentar, setelah itu dia berkata dengan bersungguh-sungguh: "Noah Tsu melakukan semua ini hanya demi satu hal, yaitu memaksa Tuan Muda Pertama Keluarga Yi menikahi putrinya, Nona Tsu. Kalau tujuannya tercapai, Perusahaan Besar Yi akan langsung bangkit kembali. "
Dia berhenti dan menatap Julius Yi, setelah itu dia kembali berkata: "Kami tidak punya alasan untuk meminta semua orang yang berada di sini untuk melakukan pengorbanan tanpa mendapatkan imbalan demi Perusahaan Besar Yi, tapi aku harap anda semua bisa mengenggam erat saham di tangan kalian dan tidak terpengaruh dengan uang yang ditawarkan oleh Noah Tsu, dan terus menemani keluarga Yi sampai akhir. Jika Keluarga Yi benar-benar tidak bisa bertahan, maka saya akan memilih untuk mundur dan memberikan Tuan Muda Pertama Keluarga Yi kepada Nona Tsu. Singkatnya, tolong anda semua percaya, Perusahaan Besar Yi akan terus bertahan. ..... "
Ruang rapat langsung heboh, jelas sekali semua orang terkejut mendengar kata-katanya.
Julius Yi menatapnya dengan marah dan berkata, "Pengacara Yuan! Apa yang sedang kamu bicarakan!"
Clarissa Yuan meliriknya, sorot matanya menunjukkan permintaan maafnya, lalu dia berkata dengan nada bicara yang serius: "General Manager Yi, ini adalah masalah antara aku dan tuan muda pertama, biar kami yang memutuskannya sendiri."
"Tapi......."
"Tidak ada tapi-tapian, masa depan Perusahaan Besar Yi lebih penting daripada perasaan pribadi." Dia menatap semua orang yang hadir dan berkata, "Menurut kalian bagaimana?"
Semua orang menganggukkan kepala seolah-olah mereka merasa senang Clarissa bisa berpikiran seperti ini.
****
Saat rapat berakhir dan kembali ke kantornya, Julius Yi melempar dokumen yang berada di tangannya ke atas meja, lalu dia memelototi Clarissa Yuan dengan marah.
Clarissa Yuan yang dipelototi olehnya merasa sangat bersalah, dia terus menunduk dan tidak berani menatap matanya .
Julius Yi melangkah maju, dia menarik pergelangan tangannya dan berjalan menuju ruang istirahat yang berada di dalam.
"Julius, apa yang sedang kamu lakukan, kamu menyakitiku," Clarissa Yuan mengerutkan keningnya dan berkata sambil melepaskan genggaman tangan Julius yang besar dari pergelangan tangannya.
Julius Yi langsung menutup pintu dan melepaskan pergelangan tangannya dengan kasar, lalu dia berkata dengan dingin: "Apa maksudmu? Kamu mengkhianatiku?"
Apa maksudnya aku mengkhianatinya, kata-katanya sangat tidak enak di dengar.
“Maaf, seharusnya aku membicarakannya denganmu dulu,” Clarissa tahu dirinya salah dan wajahnya penuh dengan rasa bersalah.
“Hal ini tidak bisa dibicarakan sama sekali!” Julius Yi berkata dengan marah.
Justru karena tahu hal ini tidak bisa dibicarakan, jadi Clarissa Yuan tidak membicarakan hal ini dengannya.
"Julius, kamu jangan marah. Dalam keadaan tadi, aku harus berbicara seperti itu. Kamu melihatnya sendiri demi Perusahaan Besar Yi aku bahkan berbohong mengenai kehamilanku. Dan kamu sendiri juga sudah melihatnya para pemegang saham kecil itu sudah terayu dengan ucapan Noah Tsu , dan berencana menjual saham mereka. "Dia menyentuh lengan Julius Yi dengan jarinya, lalu dengan hati-hati dia berkata:" Kamu tidak ingin mereka menjual semua saham mereka kepada Noah Tsu , kan? "
Dengan menggunakan berbagai macam cara, Noah Tsu mengakuisisi 7% saham hanya dalam beberapa minggu, dan membeli 5% saham dari Juwono Yi, dan membuat dirinya menjadi pemegang saham terbesar kedua dalam satu malam.
Jika dia membeli sisa saham dari para pemegang saham kecil, posisi Julius Yi akan benar-benar tidak aman.
“Sebelumnya kita sudah sepakat kehilangan Perusahaan Besar Yi tidak apa-apa, tetapi kita tidak boleh kehilangan satu sama lain, apakah secepat ini kamu melupakan kesepakatan kita?” Julius Yi menatapnya dengan marah.
"Aku tidak lupa." Clarissa Yuan berkata dengan serius, "Aku hanya merasa Perusahaan Besar Yi tidak boleh hilang begitu saja. Aku berharap pada akhirnya akan ada perubahan."
"Perusahaan Besar Yi pasti akan tamat, hal ini sudah kita prediksi sejak awal." Julius Yi berkata: "Menurutmu aku akan setuju? Menurutmu aku akan menikahi Gwendolyn Tsu? Apa yang akan kamu lakukan ketika Perusahaan Besar Yi tamat, bagaimana kamu akan memberikan penjelasan kepada para pemegang saham?"
"Aku ... sampai saatnya baru kita bicarakan lagi." Clarissa Yuan tidak tahu harus berbuat apa.
"Kamu benar-benar membuatku marah."
“Jangan marah lagi, aku tahu aku salah?” Clarissa Yuan menarik-narik ujung bajunya: “Jangan marah lagi, siapa tahu Perusahaan Besar Yi akan tiba-tiba membaik?”
"Kalau kamu seperti ini lagi aku akan ..."
"Kamu akan bagaimana?"
"Aku ..." Julius Yi sangat marah, dia langsung menindihnya ke atas ranjang, lalu mencium bibirnya dengan ganas. Dia menggenggam pakaiannya lalu dia merobek pakaian di tubuhnya, lalu tanpa mempedulikan pemberontakannya Julius langsung melumat bibirnya ...
Saat dia tidak bisa memukulinya dan memarahinya, dia hanya bisa menghukumnya dengan cara ini.
****
Satu jam kemudian, sambil membenahi pakaiannya yang sudah koyak dan tidak bisa diperbaiki lagi Clarissa Yuan memelototi Julius Yi yang masih terlihat tidak senang.
Dengan tenang Julius Yi mengenakan pakaiannya dengan rapi. Julius meliriknya sebentar, lalu dia bangkit dan berjalan ke pintu ruang istirahat.
“Hei, Julius Yi !”Clarissa Yuan memanggilnya dengan mengeraskan suaranya.
Julius Yi berbalik dan menatap wajahnya yang memerah: "Ada apa?"
“Menurutmu?” Clarissa Yuan menunjuk pakaiannya yang robek, lalu menatapnya dengan tidak berdaya: “Aku tidak menyangka, kamu memiliki sisi yang kasar dan tidak bertanggung jawab seperti ini. Kamu berencana membiarkan aku keluar dari kantormu dengan keadaan seperti ini? "
Berjalan keluar dari kantornya dengan pakaian seperti ini? Takutnya dalam waktu kurang dari satu hari, berita tentang hubungan rahasianya dengan Tuan Muda Kedua Keluarga Yi akan menjadi berita utama di website perusahaan.
Julius Yi meliriknya tanpa merasa malu: "Kalau kamu tidak bisa keluar lebih bagus lagi, kamu tinggal di sini dan introspeski diri baik-baik, introspeski sampai semua orang pulang kerja."
Setelah Julius selesai berbicara, Clarissa Yuan bergegas mengejarnya dan meraih lengannya: "Julius Yi , jangan bercanda lagi, masih ada pekerjaan yang perlu aku lakukan."
“Aku tidak sedang bercanda.” Julius Yi menunjuk ke arah pintu: “Kakimu ada di tubuhmu.”
"Aku ..." Clarissa Yuan hampir memohon: "Bisakah kamu memikirkan cara untuk membantuku mencarikan satu set pakaian dengan model yang hampir sama, aku mohon kepadamu."
"Aku tidak memiliki kewajiban itu," Dia terlihat tidak bisa diajak bernegosiasi.
Clarissa Yuan kembali terdiam: "Kamu yang merobek pakaianku!"
"Siapa suruh kamu membuatku marah?"
"Aku minta maaf kepadamu."
“Sudah terlambat.” Julius Yi mengenggam lengannya lalu menariknya ke hadapannya, setelah itu sambil menggeretakkan giginya dia menatapnya dengan jarak yang sangat dekat , “Ini adalah konsekuensi yang harus kamu tanggung karena kamu sudah mengkhianati suamimu. Untuk memastikan kamu tidak akan mengulanginya lagi, kamu harus mendapatkan hukuman. "
Selesai berbicara dia melepaskannya, setelah itu dia membuka pintu dan berjalan keluar.
"Hei!" Clarissa Yuan menatap punggungnya dengan sangat kesal, karena takut orang lain mendengarkan suaranya dia hanya bisa menurunkan suaranya sekecil mungkin: "Julius Yi, kamu benar-benar keterlaluan! Aku akan membuat perhitungan denganmu!"
Julius Yi berjalan ke kursi kulitnya sambil tertawa, lalu dia duduk dan mulai bekerja.
Clarissa Yuan berteriak sebentar, melihat Julius benar-benar menganggap dirinya sebagai angin lalu, dan tidak terpengaruh sama sekali, dia hanya bisa kembali ke ruang istirahat dengan marah.
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaCantik Terlihat Jelek
SherinTakdir Raja Perang
Brama aditioMarriage Journey
Hyon SongYour Ignorance
YayaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)