The True Identity of My Hubby - Bab 192 Penculikan 2
Clarissan Yuan menatapnya dan mencibir: "Aku belum pernah melihat orang yang tak tahu malu seperti kalian ini."
"Apakah maksud Nyonya ini menolak permintaan kami?"
"Perusahaan Besar Yi baru saja mengalami krisis, aku juga masih dalam keadaan sulit, dari mana bisa memberikan 200 juta untukmu?"
“Dengan kekuatan Kelurga Yi yang begitu kuat, masih tidak mudah untuk mendapatkan 200 juta?” Kak Zhang mengeluarkan telepon, bertanya kepada Clarissa Yuan: “Beritahu nomor terlepon suami kamu kepadaku, hanya ingat untuk katakan saja kepadanya untuk mengantarkan uangnya, jika kamu berani mempermainkan kami, tunggu saja, ketika dia datang, dia akan melihat mayat kamu. "
Clarissa Yuan hanya memalingkan muka, mengabaikannya.
Meskipun dia sangat takut, dan ingin segera mungkin pergi dari sini, tetapi dia tidak bisa menempatkan Julius Yi dalam keadaan bahaya. Lagipula, kata-kata para preman ini tidak bisa dipercaya, jika mereka ingin Julius Yi datang sendiri untuk mengantarkan uang itu, sebenarnya sangat berbahaya, dia tidak akan sebodoh itu.
"Nyonya Yi, apakah kamu lebih suka digilir oleh sebelas orang?"
Clarissa Yuan diam.
Seorang lelaki lainnya tiba-tiba berkata, "Kakak Zhang, tasnya ada di mobil kita, di dalamnya pasti ada nomor telepon Tuan Muda Yi."
Kak Zhang berpikir sebentar, lalu menaruh kembali telepon ke saku celananya, sambil mencibir: "Benar juga, Nyonya Muda ini sangat tidak kooperatif, kalau begitu baik-baik saja di sini, jangan khawatir, malam nanti saudara-saudara kami akan kembali untuk menemani kamu.”
"Apa yang ingin kalian lakukan? Julius tidak akan memberi kalian uang! Jangan repot-repot dengan itu ..." Clarissa Yuan masih berbicara, lalu Kak Zhang dengan tidak sabar sudah menutup mulutnya dengan selotip lagi, setelah memperkuat tali yang melilit di tubuhnya, dia berkata dengan pelan, "Apakah sebenarnya dia akan datang atau tidak, akan diketahui malam nanti, kamu tidak perlu khawatir."
Setelah selesai berbicara, dia berbalik dan memimpin saudaranya yang lain menuju ke arah tangga.
Clarissa Yuan menyaksikan mereka berjalan menjauh, dalam hatinya merasa gelisah dan marah, tetapi tidak peduli seberapa keras dia berjuang, tali itu sama sekali tidak bergerak.
Apabila Julius Yi tahu jika dia diculik, dia pasti akan bergegas datang tanpa memikirkan bahaya, dia khawatir bahwa Julius Yi akan terkena masalah.
Kelompok penculik ini sangat serakah, pasti setelah mendapatkan 200 juta dari Julius Yi, mereka tidak akan melepaskannya, mereka ingin mendapatkan uang dari kedua belah pihak, mereka harus menyelesaikan masalah dengan baik, jika tidak bagaimana mereka melapor kepada Gwendolyn Tsu?
Pasti Gwendolyn Tsu yang melakukannya kan? Itu pasti ...!
Gwendolyn Tsu sangat terlihat membencinya saat melihatnya, kali ini dia pasti sudah mati, Clarissa Yuan takut sehingga menangis.
***
Seperti yang sudah diduga oleh Clarissa Yuan, Julius Yi menjadi gila segera setelah dia menerima telepon dari para penculik itu, dia segera memaki-maki mereka, dia menutup matanya dan mengambil nafas dalam-dalam, lalu bertanya, "Bilang saja, berapa banyak yang kamu inginkan."
“Tuan Muda Yi cepat sekali membuat keputusan.” Di telepon itu, Kak Zhang tersenyum dan berkata, “Ada seseorang yang menginginkan nyawa Nyonya Muda Yi, Nyonya Muda Yi begitu takut akan kehilangan nyawanya, jika kamu tidak datang menyelamatkannya, bisa diperkirakan bahwa dia akan mati.”
"Katakan!"
"Tidak banyak, 200 ratus juta."
"Baiklah, kalian segera lepaskan dia, aku akan men-transfer uangnya kepada mu."
"Tuan, jika kamu kira kami ini bodoh, tentu saja kamu harus menyerahkan langsung uangnya kepada kami, tetapi menurut aturan, tidak boleh ada orang yang pergi bersama kamu."
“Baiklah, kalian berikan saja alamatnya, tapi aku harus menemui istriku sebelum aku bisa memberikan uangnya kepada kalian.” Kata Julius Yi.
Kak Zhang tersenyum dan berkata: "Aku sangat suka berurusan dengan orang yang begitu cepat membuat keputusan, Tuan Muda silahkan terlebih dahulu menyiapkan uangnya, malam nanti, aku akan memberikan alamatnya kepada kamu. Dan aku ingatkan lagi, jika ada polisi atau ada orang yang muncul, nyawa Nyonya Muda akan langsung… Hahaha… Tuan Muda mengerti soal itu.”
“Brengsek! Kamu lepaskan dia ...!”Julius Yi masih belum selesai meneriakinya, tetapi pihak di sana sudah menutup teleponnya.
Asisten Lin yang ada di sampingnya sudah menebak dari kata-katanya dan ekspresi marahnya, setelah Julius Yi menutup telepon, dia segera bertanya wajah serius : "Direktur Yi, apakah terjadi sesuatu dengan pengacara Yuan?"
Julius Yi menggertakkan giginya, suaranya hampir bergetar: "Clarissa diculik."
“Ah?” Asisten Lin membuka mulutnya terkejut, dan kemudian bertanya, “Apakah kamu ingin menelepon Tuan Muda Kedua untuk kembali?”
“Tidak perlu.” Julius Yi menggepalkan tinju dan menghantam meja, untuk sementara waktu, dia tidak tahu harus berbuat apa.
Pihak yang lain di sana mengatakan bahwa dia hanya bisa pergi sendirian untuk menebus nyawa Clarissa, jika tidak, dia akan membunuh Clarissa Yuan, sebagian besar penculik itu adalah pecandu narkoba, kemungkinan besar mereka akan melukai sandera.
Pihak lain juga mengatakan bahwa ada seseorang yang ingin membeli nyawa Clarissa Yuan, siapa yang mengingkan Clarissa Yuan hidup-hidup? Kecuali Gwendolyn Tsu, siapa lagi?
Julius Yi segera berdiri dari kursi, mengambil kunci mobil dari laci dan pergi keluar.
“Direktur Yi, kamu mau pergi kemana?” Asisten Lin segera mengejarnya dengan panik.
“Aku akan pergi keluar sebentar, ingat untuk tidak mengatakan hal ini kepada yang lain.” Julius Yi mengatakan kalimat ini, dan dia sudah berjalan sampai ke luar gedung kantor.
Julius Yi sambil berjalan ke arah lift, sambil menelepon ponsel Clarissa Yuan, dan diberitahu bahwa ponselnya tidak aktif, jadi dia segera menelepon ke Kelvin Qi, Kelvin Qin memberi tahu dia bahwa hari ini Clarissa Yuan masih belum menampakkan diri di kantor.
Pagi ini jelas-jelas dia mengantar Clarissa Yuan sampai ke basement kantor, apabila benar-benar tidak ada masalah, dia akan muncul, kalau begitu pasti terjadi sesuatu. Tampaknya penculikan Clarissa ini adalah fakta, bukan hanya telepon palsu yang mengancam dia.
Julius Yi segera mengendarai mobilnya langsung menuju Vila milik Keluarga Tsu, lalu menelepon Gwendolyn Tsu, lalu terdengar suara senang Gwendolyn Tsu dari ujung telepon: "Julius, apakah kamu masih bersedia menelepon aku? Itu sangat di luar dugaan ku."
"Aku juga terkejut, aku ada di depan rumah mu, keluarlah."
"Apakah kamu ada di depan rumah ku?"
“Benar!” Julius Yi menahan emosinya dengan tidak sabar.
Tidak lama kemudian, Gwendolyn Tsu berjalan keluar dari rumah, dia langsung berjalan ke arah mobil Julius Yi, membuka pintu, lalu masuk dan duduk di kursi penumpang, menatap Julius Yi sambil tersenyum: "Julius, aku pikir kamu tidak akan peduli lagi padaku. "
“Nona Tsu, jangan berpura-pura lagi.” Julius Yi menatapnya dengan dingin, lalu berkata, “Jangan kira aku tidak tahu kalau soal menculik Clarissa itu adalah ulah mu.”
Gwendolyn Tsu sangat heran, bagaimana dia bisa tahu secepat ini, tetapi dari awal dia sudah mempersiapkan diri untuk tidak segera panik, tetapi dia malah memasang ekspresi terkejut: "Apa yang kamu katakan? Clarissa Yuan diculik?"
"Kamu masih berpura-pura!"
"Julius, apakah yang kamu katakana itu masuk akal? Masalah Clarissa diculik apa ada hubungannya denganku? Walau aku punya hari di mana bisa menculiknya, aku juga tidak berani untuk menculiknya."
"Selain kamu, masih ada siapa lagi?”
“Clarissa Yuan juga bukan hanya merebut pacarku, tetapi juga ada ada banyak orang yang ingin membunuhnya.” Gwendolyn Tsu berkata kasar.
Julius Yi berkata dengan nada tidak sabar : “Aku tidak ingin mendengar kamu menghinanya, aku juga tidak ingin mendengar alasan kamu, aku datang ke sini untuk memperingatkan kamu, lebih baik segera menelepon mereka untuk mengembalikan Clarissa kepada ku, kalau tidak, aku tidak akan akan melepaskan kamu. "
"Aku sudah bilang masalah ini tidak ada hubungannya denganku."
“Kecuali kamu, tidak ada yang lain lagi, singkatnya, aku memperingatkanmu, paling baik jika Clarissa Yuan baik-baik saja, paling baik jika dia bisa kembali kepadaku dengan aman.” Julius Yi menggertakan gigi saat dia mengucapkan kalimat itu sampai selesai, lalu memerintahnya untuk bergegas keluar tanpa kata-kata yang sopan: "Silakan turun dari mobil."
Diusir begitu kasar olehnya, Gwendolyn Tsu menatapnya dengan raut wajah cemberut, lalu mendorong pintu mobil dan berjalan keluar, menutup pintu mobil dengan marah, lalu berkata : "Jika ingin mencari istrimu, carilah orang lain, aku tidak bisa membantu apa pun." . "
Setelah selesai berbicara, dia membanting pintu mobil, membalikkan badan menuju rumah.
Melihat sosok belakangnya yang meninggalkan dirinya dengan marah, Julius Yi bernafas dengan tidak sabar, dia tidak dapat mengendalikan rasa khawatirnya terhadap Clarissa Yuan,.
Meskipun Gwendolyn Tsu tidak mengakuinya, kecuali dia, dia tidak bisa membayangkan bahwa ada orang lain lagi yang akan menculik Clarissa Yuan. Dan yang paling membuatnya khawatir adalah bahwa Gwendolyn Tsu itu tidak kekurangan uang, menculik Clarissa Yuan benar-benar bukan demi uang, bukan demi uang, kalau begitu untuk menyiksanya?
Meskipun Julius Yi mengatakan tidak perlu memanggil Justin Yi yang sedang dalam perjalanan bisnis untuk kembali, tetapi Asisten Lin masih meneleponnya, lagi pula, sekarang di samping Julius Yi selain dia, tidak ada orang yang bisa membantunya memikirkan jalan keluar.
Begitu mendengar bahwa Clarissa Yuan diculik, Justin juga menebak bahwa ini ulah Gwendolyn Tsu, dan tentu saja dia segera kembali.
Julius Yi juga sedang terburu-buru, sama sekali tidak tahu harus berbuat apa.
Pada akhirnya, Justin Yi terpikirkan cara yang tidak terlalu pimtar, menyuruh Julius Yi untuk terlebih dahulu membawa uang itu, lalu dia dan polisi dengan penampilan preman akan melindunginya diam-diam.
Ini adalah solusi yang paling sederhana dan yang paling umum digunakan, tetap selain ini, sepertinya tidak ada cara lain.
Clarissa Yuan diikat seharian, pada saat ini merasa lapar dan tidak nyaman, tangan dan kakinya mati rasa, ini bukan hal yang paling mengerikan, yang mengerikan adalah bahwa langit berangsur-angsur menjadi gelap.
Sekujur badan Clarissa Yuan menggigil, dia berjuang keras untuk berdiri, seharian ini dia telah berjuang keras, tetapi tali yang mengikat tubuhnya tidak menunjukkan adanya tanda-tanda sedikit longgar.
Tiba-tiba terdengar suara langkah yang datang dari bawah, bulu kuduk Clarissa Yuan berdiri, lalu terengah-engah segera menyusut ke sudut ruangan.
Suara langkah kaki itu semakin dekat, kemudian beberapa pria dengan membawa senter muncul di depannya, salah satu dari pria itu menyinari Clarissa Yuan dengan senter, tersenyum sedikit cabul : "Benar sekali, saudara-saudara ku biarkan aku yang mencobanya dulu. "
"Tidak boleh, biarkan aku dulu!" Kata pria lain.
"Kelihatannya semua orang ingin menjadi yang pertama, bagaimana jika kita main gunting batu kertas.” Kata pria yang lainnya.
Setelah beberapa pria itu selesai berbicara, mereka benar-benar melakukan gunting batu kertas.
Clarissa Yuan yang melihat formasi ini, terkejut bahkan sekujur tubuhnya bergidik ngeri. Dia tidak bisa membayangkan bahwa setelah orang-orang ini memasukkan benda mereka ke dalam dirinya, dirinya tidak tahu apa dia masih punya keberanian untuk hidup.
Beberapa orang telah melakukan gunting, batu, kertas, lelaki yang menang dengan bersemangat bersiap untuk menerkam Clarissa Yuan, tetapi temannya menarik dia : “Untuk apa terburu-buru? Kita harus menunggu Kak Zhang mendapat uangnya baru bisa menidurinya.”
“Tunggu sampai mendapatkan uangnya?” Kata lelaki itu dengan sedikit tidak sabar, berkata dengan marah : “Siapa yang tahu kalau jika Julius Yi akan datang? Jika tidak datang, bukankah kita harus menunggu sampai hari cerah, dan malah tidak bisa menidurinya?”
“Ini adalah perintah dari Kak Zhang, kamu tidak perlu bertele-tele.” Pria yang lain melangkah maju, lalu merobek selotip yang menutupi mulut Clarissa Yuan, menepuk-nepuk wajahnya dan tersenyum, “Hei, ingatlah untuk bekerja sama sebentar, kalau tidak kami akan membunuh kamu dan suami kamu. "
"Jangan ..." Akhirnya Clarissa Yuan ketakutan sampai meneteskan air mata, menggelengkan kepalanya dengan putus asa lalu memohon: "Aku mohon padamu jangan sentuh aku, jangan sentuh aku, jangan sakiti suamiku, aku mohon pada kalian...”
Novel Terkait
Mr. Ceo's Woman
Rebecca WangThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaAdieu
Shi QiMi Amor
TakashiThe Great Guy
Vivi HuangThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)