The True Identity of My Hubby - Bab 154 Paman yang Asing (1)
Dia tidak ingin mengambil uang dari Keluarga Yi, dia hanya ingin mengembalikan barang yang dulu diberi oleh Keluarga Yi, khususnya villa yang ditinggali oleh ibunya sekarang.
"Bagus kamu bisa berpikir seperti ini." Frans Tsu tertawa.
"Lagipula visaku sudah akan kadaluwarsa."
Frans Tsu menganggukkan kepalanya: " Kamu memutuskan kapan akan kembali? Aku akan membelikan tiket untukmu."
"Aku ingin kembali besok." jawab Clarissa Yuan.
Ketika anak-anak mendengar Clarissa Yuan besok akan kembali,mereka menjadi panik, meletakkan sendok dan garpu mereka: "Apakah tante Clarissa akan kembali? Mengapa tante ingin segera kembali?"
Walaupun Clarissa Yuan tidak bisa menahan dirinya, dia masih mengelus kepala mereka dan tersenyum: "Tante Clarissa akan kembali ke rumah tante sendiri, kalian harus menjadi anak yang penurut."
"Tidak!" Kita tidak mau tante Clarissa pergi!" Natasia berkata dengan cepat.
Dalam menghadapi hal seperti ini, Clarissa Yuan sama sekali tidak punya pengalaman, lagipula dia belum pernah berinteraksi dengan anak-anak, dia tidak tahu dia harus berbicara apa agar mereka tidak bersedih.
Akhirnya Frans Tsu berkata: "Liam, Natasia kalian tidak boleh nakal, jika kalian nakal, tante Clarissa tidak akan berani datang menemui kalian lagi."
"Tetapi kami tidak rela tante Clarissa pergi." air mata Natasia mengalir turun, dia menarik lengan Clarissa Yuan dan berkata dengan sedih: "Tante Clarissa, bolehkah tante tidak pergi? Aku dan kakakku tidak rela tante pergi."
"Tetapi...." raut wajah Clarissa Yuan bingung: "Tetapi tante Clarissa harus segera kembali."
"Tante Clarissa jelas-jelas pernah berjanji akan membawa kami ke tempat bermain yang baru, tante Clarissa bohong!" Liam memajukan bibirnya.
Clarissa Yuan terdiam.
Dia memang pernah berjanji akan membawa mereka ke tempat bermain yang baru, waktu itu dia melihat iklan akan dibukanya tempat bermain baru, Liam ingin pergi ke sana, waktu itu dia tidak berpikir sama sekali dan segera membawa mereka pergi bermain.
Tetapi tempat bermain baru akan dibuka 3 hari kemudian, jika menemani mereka bermain, dia harus memundurkan kepulangannya.
"Liam dan Natasia adalah anak yang pintar dan pengertian, jika taman bermain sudah dibuka, ayah akan membawa kalian pergi." Frans Tsu membujuk mereka dengan suara lembut.
"Aku ingin ayah dan tante Clarissa menemani kami!" Liam juga menangis bersamaan dengan Natasia.
Frans Tsu tiba-tiba merasakan amarahnya naik, dia meletakkan alat makannya dengan keras, melotot kepada anak-anaknya dan berkata: "Liam Tsu! Natasia Tsu! Jika kalian masih nakal, ayah tidak mau kalian."
Setelah dimarahi, Liam dan Natasia semakin menangis dengan sedih.
Frans Tsu menghela nafas, berkata kepada Clarissa Yuan: "Tidak usah pedulikan mereka, mereka akan membaik setelah menangis."
Melihat air mata mereka bercucuran, Clarissa Yuan pada akhirnya tidak tahan, dia segera memeluk mereka, dan berkata dengan lembut:"Liam dan Natasia, jangan nakal, tante Clarissa berjanji akan membawa kalian pergi ke taman bermain yang baru."
"Benarkah?" Liam mengangkatkan mukanya yang bercucuran air mata.
Clarissa Yuan menganggukkan kepalanya: "Tetapi kalian harus berjanji padaku."
"Berjanji apa?"
"Setelah tante Clarissa pergi menemani kalian bermain di taman bermain, tante Clarissa akan segera kembali, pada saat itu kalian tidak boleh menangis, dan mendengarkan kata-kata ayah kalian."
"Baik." Mereka berdua menyetujuinya dengan cepat.
Clarissa Yuan tersenyum, dengan lembut menghapus jejak air mata di muka mereka: "Bukankah kalian sekarang harus meminta maaf pada ayah? Dan berjanji kepada ayah lain kali akan menjadi anak yang penurut?"
Liam dan Natasia dengan patuh melepaskan diri mereka dari pelukan Clarissa, dan berjalan ke arah Frans Tsu: "Ayah, kita minta maaf, lain kali kita akan menjadi anak yang penurut."
Melihat mereka yang sangat menyedihkan seperti itu, amarah Frans Tsu menghilang dalam sekejap, dan dia segera membeku. Hanya dengan melihat Clarissa Yuan yang sedang membujuk anak-anaknya, dia bermimpi, Clarissa Yuan adalah ibu kandung mereka, dan dia adalah ayah kandung mereka, mereka adalah keluarga yang sangat berbahagia.
Tetapi perasaan ini datang dengan cepat, pergi dengan cepat juga, lagipula mimpi dia sangat berbeda jauh dari kenyataan.
Dan dia selalu menunggu orang yang akan menjadi istrinya, istri yang seperti Clarissa........
3 hari kemudian, taman bermain sudah dibuka, Clarissa Yuan menepati janjinya dengan membawa Liam dan Natasia pergi ke sana.
Liam dan Natasia dengan gembira berlari kesana kemari, Frans Tsu dan Clarissa Yuan seperti biasa selalu berjalan di belakang mereka.
Melihat Liam dan Natasia yang begitu gembira, Clarissa Yuan berkata: "Ternyata menjaga anak adalah hal yang sangat melelahkan."
"Kenapa aku tidak dapat merasakan bahwa kamu merasa lelah?" Frans Tsu tersenyum sambil menatapnya.
"Karena aku lebih merasa bahagia daripada merasa lelah." jawab Clarissa Yuan.
Ponsel Frans Tsu berdering, dia mengeluarkan ponselnya dan menjawab: "Owen Fang, ada masalah apa?"
Tidak tahu Owen Fang berbicara apa, Frans Tsu melirik Clarissa Yuan, dan berkata: "Tetapi aku tidak bisa pergi sekarang.....baiklah.....kamu tunggu aku di sana."
Frans Tsu memutuskan panggilannya, Clarissa Yuan menatapnya dan bertanya: "Kenapa?"
"Owen Fang mencariku karena dia mempunyai masalah, dan dia menyuruhku untuk pergi menemuinya." jawab Frans Tsu
"Kamu pergi saja, aku akan membantumu menjaga anak-anak."
"Apakah kamu seorang diri bisa menjaga mereka?" Frans Tsu berpikir: "Aku carikan pegawai untuk membantumu."
"Baik."
Frans Tsu membalikkan badannya, dengan cepat dia membawa seorang pegawai, dan dia ternyata bisa bicara bahasa mandarin.
"Ini adalah Nona Liu, dia akan membawa kalian menaiki seluruh permainan di taman bermain, aku akan menjemput kalian setelah urusanku selesai." Frans Tsu selesai bicara, lalu tersenyum sambil mengingatkan: "Jangan pergi kemana-mana selain taman bermain ini, aku takut kamu juga akan hilang."
Clarissa Yuan tertawa: "Tenang saja, aku tidak akan pergi kemana-mana."
Nona Liu juga tersenyum dan berkata: "Tuan tenang saja, saya akan menjaga istri dan anak-anak anda."
Frans Tsu hanya tersenyum, malas menjelaskannya, dia membalikkan badan dan berjalan meninggalkan taman bermain.
Setelah Frans Tsu pergi, Clarissa Yuan yang ditemani oleh Nona Liu membawa Liam dan Natasia bermain di taman bermain, Liam dan Natasia sangat senang sampai tidak bisa berhenti tertawa.
Nona Liu berkata: "Nona Yuan, anda sangat bahagia, bisa mempunyai anak-anak yang lucu seperti mereka."
Clarissa Yuan tersenyum pahit, menggelengkan kepalanya: "Aku juga iri terhadap orang tuanya yang memiliki anak selucu mereka."
"Ah, Nona Yuan bukan ibu kandung mereka?"
Clarissa Yuan menggelengkan kepalanya.
"Saya minta maaf." Nona Liu merasa bersalah.
"Tidak apa-apa." Clarissa Yuan tersenyum.
"Tante Clarissa, aku mau bermain di sana!" Liam tiba-tiba berlari kearah mereka, sambil menunjuk tempat bermain ayunan.
"Baik, kita akan bermain ayunan." Clarissa Yuan membawa Liam dan Natasia berjalan ke arah tempat bermain ayunan.
Liam dan Natasia duduk bersama di satu ayunan, sambil tertawa dan berteriak: "Tante Clarissa, keluarkan tenagamu......!"
"Baik! Kalian akan segera terbang------!" Clarissa Yuan dengan sekuat tenaga mendorong ayunan, anak-anak tertawa dengan senang.
Julius Yi sudah beberapa hari mencari Clarissa Yuan, dengan susah payah dia menemukannya, dengan susah payah dia melihatnya, tetapi dia malah melihat adegan seperti ini. Dia membawa anak-anak Frans Tsu bermain ayunan, dia terlihat sangat bahagia.
Terlihat seperti.......dia sangat dekat dengan mereka seakan-akan dia adalah ibu kandungnya.
Dalam perjalanannya dia beberapa kali memikirkan kondisi Clarissa Yuan di Inggris, mungkin dia akan terlihat sangat menyedihkan, atau mungkin dia akan terlihat sangat bahagia karena akhirnya hidup bersama orang yang dicintainya.......
Sangat jelas, yang dia lihat sekarang, adalah Clarissa Yuan yang sangat bahagia!
Ini bukan adegan yang ingin dia lihat........
Karena ini membuktikan apa yang dikatakan oleh Gwendolyn Tsu, dia tiba-tiba memutuskan untuk meninggalkannya demi Frans Tsu?
"Nona Yuan, di sana ada seorang pria yang terus melihatmu." Nona Liu berkata di samping telinga Clarissa Yuan.
Clarissa Yuan dengan bingung membalikkan kepalanya, dan dia melihat Julius Yi yang berada di dalam keramaian.
Dia seketika membeku.
Pada saat ini Julius Yi berdiri dengan jarak antara 15 meter darinya.
Dia ternyata mencarinya sampai di sini!
Clarissa Yuan mengetahui bahwa dia pasti sedang mencari dirinya, tetapi tidak disangka dia akan mencarinya sampai ke Inggris, dan sampai datang ke tempat bermain.
"Tante Clarissa, keluarkan tenagamu!" Anak-anak masih dengan senang meneriakinya.
Nona Liu melihat tatapan antara Clarissa Yuan dan Julius Yi, seperti sudah bertahun-tahun tidak bertemu.
Novel Terkait
My Cute Wife
DessySang Pendosa
DoniCinta Tak Biasa
SusantiMy Perfect Lady
AliciaMenantu Hebat
Alwi GoHei Gadis jangan Lari
SandrakoSomeday Unexpected Love
AlexanderSuami Misterius
LauraThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)