The True Identity of My Hubby - Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
Julius Yi membawa Clarissa Yuan ke satu ruangan restorant kopi terbuka, menaruhnya di satu kursi atas kemudian, memberi padanya satu botol air mineral, berekspresi datar dan berkata: “Minum air dulu menenangkan diri sebentar.”
“Aku tidak ingin minum, aku hanya ingin cepat-cepat menemukan Liam dan Natasia.” Clarissa Yuan menatapnya dengan tangisan air mata yang sangat sedih.
Julius Yi berduduk di depannya, menatapnya dan bertanya: “Semua tempat sudah cari?”
“Seluruhnya sudah cari, tapi tidak ada bayangan Liam dan Natasia.” Clarissa Yuan tersedu-sedu berkata.
“Sudah mencari ke pengurusnya belum? Sudah memeriksa dan menyelidiki kamera pengintai belum?” Julius Yi bertanya lagi.
Clarissa Yuan tertegun, yang ini dia benaran masih belum.
Melihat ekspresinya, Julius Yi sudah tau tidak ada, dia dengan dingin mencibirkan: “Kamu hanya tau seperti lalat yang tidak punya kepala asal menabrak kesana sini, tapi tidak tau memikirkan cara?”
Clarissa Yuan menghapuskan air mata dimukanya: “Tapi kamera bagian pengurus juga tidak akan asal kasih orang lihat.”
“Dengan kekuasaan keluargamu Frans Tsu di Kota A, melihat kamera pengintai di tempat pengurus apa bisa menjadi masalah?”
“Julius, kamu boleh tidak jangan mengejek aku lagi, aku sudah sangat sedih sampai mau mati... ... .” Clarissa Yuan berkata dengan menangis lagi.
Julius Yi meredakan nada bicaranya, memandangnya dan bertanya: “Frans Tsu mana?”
“Telepon Frans Tsu tidak mengangkat terus.”
Julius Yi berdiam sebentar, mengeluarkan telepon mulai menelepon, juga tidak tau menelepon ke siapa, berbicara beberapa kata lalu mematikannya, berdiri dari kursi berkata kepadanya: “Aku menemanimu pergi ke tempat pengurus melihat sebentar kamera pengintainya.”
“Apa sudah boleh lihat?”
“Boleh.”
“Terima kasih.” Clarissa Yuan juga ikut berdiri dari kursi, sepasang kakinya yang masih lemes itu tak dapat dikontrol telah terkilir, Julius Yi melihat kondisinya, terpaksa menjulurkan tangan pergi memapahnya.
“Tidak perlu, terima kasih.” Clarissa Yuan terburu-buru menarik kembali sepasang tangannya, setelah menghirup nafas dalam-dalam lalu memimpin berjalan ke depan.
Ditolak begitu olehnya, hati Julius Yi seketika itu juga seperti telah tertusuk barang apa, jarak dia dengannya, apa benar-benar sudah sampai di titik begitu? Kenapa dia malah selalu tidak dapat melepaskannya? Masih harus dilunakan oleh air matanya, masih harus membantu dia mencari anak bersama?
Jelas-jelas dalam hati sudah kesal, dia masih dengan tak tertahan menemaninya pergi ke tempat pengurus situ.
Di bawah bantuan karyawan pengurus dalam waktu memeriksa dan menyelidiki video, air mata yang di mata Clarissa Yuan tetap mengalir kebawah dengan tanpa henti, bahkan kamera pengintai pun tidak kerekam dimana anak-anaknya pergi, dia bagaimana mungkin tidak gelisah.
Dia berdiri dari kursi, berkata: “Aku ingin pergi ke luar mencari.”
“Tenang saja, anak-anak tidak akan hilang.” Julius Yi berkata.
“Kamu kenapa bisa tau?”
“Aku berjanji, duduklah.” Julius Yi menarik dia kembali duduk di atas kursi.
Dia kenapa bisa tau? Karena dia tau Gwendolyn Tsu disini, selama dia bertemu Gwendolyn Tsu, Clarissa Yuan pasti akan terjadi hal-hal buruk. Makanya dia dapat memastikan anaknya telah disembunyikan oleh Gwendolyn Tsu.
Anak itu milik Keluarga Tsu, Gwendolyn Tsu tentunya tidak akan apain mereka, jadi dia juga tidak perlu khawatir anak-anaknya bisa ada bahaya nyawa apa.
Seoraang karyawan pengurus berjalan keluar dari ruang kamera pengintai, dengan sopan berkata kepada dua orang: “Didalam Sea Park walaupun bukan setiap sudut ada kamera pengintai, tapi setiap orang keluar masuk pintu semua telah di pasang, pada dasarnya tadi kami memeriksa, hanya melihat bayangan anak masuk lapangan, tapi tidak ada keluar dari tempat.”
“Maksud kamu... ... anak masih di dalam?” Clarissa Yuan dengan senang bertanya.
Yang penting anak masih di dalam, kalau begitu lebih gampang mencari, juga tidak perlu khawatir diculik oleh penjahat.
“Betul, kita sekarang sudah mengumumkan ke semua orang pertanggung jawab proyek ini untuk mambantu mencari, seharusnya akan sangat cepat sudah bisa menemukan keberadaan anak.”
“Terima kasih, terima kasih kalian semua.” Clarissa Yuan dengan rasa berterima kasih berkata ke semua orang.
Walaupun dalam hatinya masih sakit, tapi sudah tenang banyak.
Sepasang tangannya bersatu membuar satu gerakan tangan berdoa dan mengarah ke luar jendela, air mata yang terharu mengalir keluar.
Julius Yi yang di samping melihat dia nangis dan juga bersenyum, hatinya sedikit tersentuh, orang-orang bilang perempuan yang mencintai anak pasti semuanya mempunyai hati baik, kenapa dia malah... .....
Dua puluh menit berlalu lagi, seorang laki-laki karyawan pengurus berjalan kemari, dengan bersenyum berkata kepada dua orang: “Kabar baik, anak sudah ditemukan.”
“Apa benar?” Clarissa Yuan hampir dengan melompat dari kursi, menangkapnya dengan kegirang-girangan berkata: “Anaknya dimana? Apa mereka baik-baik saja?”
Julius Yi menjulurkan tangan menarik dia yang sangat amat bergairah untuk kembali duduk di kursi, dengan tenang berkata: “Kamu membiarkan orangnya selesaikan bicara.”
Karyawan pengurus ini baru ada kesempatan berkata dengan senyuman: “Anak ditemukan di satu ruangan kamar pribadi, sangat baik, aku sekarang membawa kalian kesitu.”
“Kalau begitu cepatan bawa kami pergi.” Clarissa Yuan tak tertahan berdiri lagi.
Mengikuti karyawan pengurus sampai di kamar pribadi Gwendolyn Tsu, Clarissa Yuan begitu masuk, sudah langsung melihat Liam dan Natasia dengan muka murung duduk di atas kursi.
“Ya Tuhan! Benaran kalian!” Clarissa Yuan dengan gembira masuk ke dalam, satu sebelah satu orang memeluk mereka ke dalam pelukannya, air mata terharu seketika itu juga mengalir keluar dari mata: “Kalian kenapa bisa lari sampai kesini, bukannya sudah bilang tidak boleh lari sembarangan? Apa kalian ingin menakuti Tante Clarissa?”
Clarissa Yuan memulai lagi babak menangis dan ketawa, seperti orang gila saja.
Liam menepuk pundaknya dengan wajah rasa bersalah dan berkata: “Maaf, Tante Clarissa, kami nanti juga tidak berani lagi.”
“Aku mengira tidak akan menemukan kalian lagi, si nakal kecil, Tante Clarissa mencari kalian sampai sudah mau gila.”
“Tante Clarissa, kamu jangan nangis lagi.” Liam dengan berpengertian mengunakan tangan kecil mambantunya menghapus air mata.
Clarissa Yuan pada akhirnya sudah selsai terharu, akhirnya melepaskan mereka keluar dari pelukan dirinya, mulai mengamat-amati mereka dan bertanya: “Kalian kenapa bisa di sini? Siapa membawa kalian kemari?”
“Bibi yang membawa kami kemari.”
“Bibi?” Clarissa Yuan melongo sebentar, secara naluriah menolehkan kepala ke situ melihati Julius Yi.
Pantasan Julius Yi biasa muncuk di Sea Park, ternyata menemani Gwendolyn Tsu kemari, tadi hanya tau mencari anak, dia bahkan sudah lupa pegi memikirkan masalah ini.
“Paman juga sudah datang.” Liam melihat Julius Yi kemudian, dengan bersenyum memanggilnya.
Clarissa Yuan mendirikan badan, mengunakan telapak tangannya menghapus air mata di wajahnya, dengan sangat berterima kasih berkata terhadap Julius Yi: “Tadi sangar berterima kasih atas bantuan anda, benar-benar sangat berterima kasih, kalau tidak aku yang seperti lalat tidak punya kepala tidak tau harus mencari sampai kapan.”
Julius Yi selesai melihat Liam dan Natasia tetap utuh seperti awalnya, menatap Clarissa Yuan berkata: “Kamu yang memohon aku membantu kamu.”
“Makanya saya lebih harus berterima kasih padamu, menghabiskan waktu kamu begitu banyak, kamu cepat pergi mencari Gwendolyn, jangan membiarkan dia menunggu seorang diri sampai panik.” Walaupun tidak rela, tapi dia tetap mau tidak mau harus membuka mulut mengatakannya.
Julius Yi berwajah muram, ada dorongan marah ingin mencekiknya.
“Bibi sudah pulang.” Liam berkata.
“Bibi telah meninggalkan kalian sendiri sudah pulang sendirian?” Clarissa Yuan dengan rasa mengherankan bertanya.
“Bibi bilang ayah akan datang menjemput kami.”
Gwendolyn Tsu, dia lagi!
Dalam hati Clarissa Yuan tak tertahan sedikit menghela nafas, kelihatannya hari ini adalah sebuah intrik lagi, Frans Tsu sengaja di panggil pergi.
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangHis Second Chance
Derick HoAfter Met You
AmardaHalf a Heart
Romansa UniversePergilah Suamiku
DanisGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)