The True Identity of My Hubby - Bab 214 Harapan Baru
Sekarang saja Clarissa Yuan sudah begitu marah, bagaimana jika dia mengetahui bahwa anaknya bukan diberikan kepada orang lain, melainkan dijual kepada orang lain. Dia pasti akan marah dan mendorongnya ke bawah tebing bukan?
"Anak-anak kamu berikan ke mana?" Clarissa Yuan bertanya dengan sabar.
"Aku....aku tidak tahu."
"Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kamu beritahu aku! Beritahu aku!" Clarissa Yuan melangkah maju, memegang kedua lengan dia dan menggoyang-goyangkannya berkata, "kamu memberitahu bahwa anakku tidak mati, tetapi kamu tidak memberitahu keberadaan mereka ada dimana. Kalau begitu biarkan aku pergi mati saja!"
"Aku benar-benar tidak tahu........" Teresa Wang menggelengkan kepala dengan merasa bersalah.
Dia tidak boleh mengatakannya, jika dia mengatakannya, Clarissa Yuan pasti akan menghampiri rumah orang dan merebut anaknya kembali. Pada saat itu bukan hanya Clarissa Yuan mengetahui kebenaran jika dia menjual anaknya, dan pihak pembeli akan meminta balik uangnya. Di dalam perjanjian pun tertulis pembayaran satu kali lipat, tetapi mereka sudah membesarkan anak-anak, kemungkinan akan naik menjadi tiga kali lipat.
"Kamu benar-benar tidak tahu ya? Baiklah, kalau begitu aku lompat sekarang!" Clarissa Yuan segera memutar badannya untuk melompat.
Dia dengan sadar mengetahui hanya inilah cara satu-satunya agar ibunya mau mengatakan kebenarannya. Jadi dia kembali menakutinya, dia tidak takut akan ketinggian, dia pun berdiri di pinggir tebing yang membuat Teresa Wang terkejut dan berteriak histeris, "Clarissa kamu jangan melompat! Aku tahu! Aku tahu keberadaan anak-anak."
"Dimana?" Dalam hati Clarissa Yuan muncul perasaan bahagia.
Meskipun di tengah-tengah kesakitan ada setitik cahaya, mana mungkin dia tidak merasa senang?
Dia sudah bersedih selama berbulan-bulan, akhirnya dia merasa sedikit bersemangat.
Dia terus memojokkan Teresa Wang, menunggu jawabannya.
Teresa Wang menggosokan hidungnya dan kembali menghindari tatapannya berkata, "orang yang datang ke villa yang menjengukmu setelah kecelakaan mobil, yaitu senior kamu."
Clarissa Yuan tertegun, menatapnya dengan lama dan bertanya, "maksud kamu Frans Tsu?"
"Iya, anak kembarnya." Teresa Wang semakin menundukkan kepalanya.
"Apa yang kamu katakan?" Clarissa Yuan merasa kaget hingga tidak bisa berkata apa-apa. Dia mencengkram dengan erat lengan Teresa Wang berkata, "maksud kamu......Liam dan Natasia? Liam dan Natasia anakku? Aku tidak salah dengar kan........."
"Iya."
"Ya Tuhan!" Clarissa Yuan berbisik. Dilanjutkan dengan tertawa yang terkejut berkata, "mana mungkin? Ibu, kamu sedang membohongi aku ya? Kamu takut aku akan bunuh diri, maka dari itu kamu membohongi dan membuat aku senang kan?"
"Aku mana mungkin berani membohongimu masalah seperti ini." Teresa Wang masih saja menundukkan kepalanya. Tetapi dia merasa Clarissa Yuan sudah gila, karena menangis dan tertawa. Dirinya benar-benar sangat cemas dia akan menjadi gila.
Clarissa Yuan melepaskan dia dengan tiba-tiba, berjalan melewati dirinya dan berjalan ke arah mobilnya.
"Clarissa, kamu ingin pergi kemana?" Teresa Wang mengikutinya dengan cemas dan menghalangi pintu mobil.
Clarissa Yuan menghapus air matanya dan menatapnya sambil tersenyum, "tentu saja pergi menjemput anak-anak untuk pulang."
Ternyata Liam dan Natasia merupakan anak dia dan Charlie Shen. Pantas saja pada saat pertama kali bertemu, dia langsung menyukai mereka dan sebaliknya. Ternyata karena memiliki hubungan darah.
Jika merupakan anaknya, tentu dia harus menjemput anak-anaknya untuk pulang.
Ternyata Tuhan tidak begitu kejam kepadanya, meskipun telah mengambil pergi Julius Yi dari sisinya tetapi memberinya Liam dan Natasia kedua malaikat kecil itu.
"Ibu, mengapa kamu menghalangiku?" Dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang.
Teresa Wang melihatnya dengan penuh kecemasan berkata, "Clarissa, ibu bukannya mencegah kamu untuk menjemput anak-anak untuk pulang, melainkan........demi keselamatan anak-anak kamu tidak boleh berbuat seperti itu."
"Kenapa?" Clarissa Yuan bertanya dengan tidak sabar dan kebingungan.
"Karena Frans Tsu merupakan kakak laki-laki dari Gwendolyn Tsu. Pada awalnya mereka tidak menyadari karena tidak melihat wajah mereka dengan jelas, jika kamu pergi sekarang dan memberi tahu bahwa mereka adalah anakmu, pasti Gwendolyn Tsu berpikir bahwa itu anak dari Julius Yi, karena wajah Liam dan Natasia memiliki kesamaan dengan wajah Julius Yi. Kamu pasti tahu betapa jahatnya Gwendolyn Tsu, menurut kamu apakah mungkin dia melepaskan anak kamu dan Julius?"
Clarissa Yuan tersentak, apa yang dikatakan Teresa Wang sangat benar. Jika Gwendolyn Tsu mengetahui mereka merupakan anaknya, pasti akan mengetahui wajah mereka yang mirip dengan Julius Yi, lalu berdasarkan karakter dia, dia tidak mungkin akan melepaskan anak dia dan Julius Yi.
"Clarissa, aku pun mencari tahu setelah itu, Frans Tsu sangat mencintai kedua anak ini, kebutuhan yang berkecukupan, dan bahagia. Jika kamu menjemput mereka kembali ke sisimu, mereka akan mengikutimu yang tidak memiliki tempat tinggal tetap, bahkan bisa kehilangan nyawa mereka. Jadi demi keamanan dan masa depan anak-anak, kamu tidak boleh menjemput mereka untuk kembali."
"Kalau begitu aku bagaimana? Apakah aku harus melihat anak-anakku memanggil orang lain ayah dan ibu dan tinggal bersama mereka seumur hidup?" Clarissa Yuan kembali merintikkan air mata.
Dia harus bagaimana? Dengan susah payah dia mendengar kabar baik, dan mengetahui anaknya masih hidup, tetapi dia tidak boleh saling mengenal dengan mereka. Sudahlah tak apa jika dulu dia tidak mengetahuinya, tetapi dia sudah mengetahuinya sekarang, bagaimana mungkin memintanya untuk tidak saling mengenal kepada anak-anaknya?
"Ibu, kamu sangat jahat, bagaimana kamu begitu egois dan memaksa aku untuk berpisah dengan anak-anak?" Sepasang kaki Clarissa Yuan membengkok dan badannya menurun perlahan-lahan sambil bersandar pada mobil hingga terduduk di lantai.
"Maaf......aku salah........" Teresa Wang kembali menundukkan kepalanya.
Salah? Seharusnya dirinya yang salah.
Dia jelas-jelas tahu ibunya orang yang tidak bisa diandalkan, tetapi mempercayai kata-katanya bahwa anaknya telah meninggal. Juga merupakan salahnya bahkan hamil anak kembar pun dia tidak tahu.
Saat itu karena keadaan ekonomi yang susah, dia pulang ke kampung halaman bersama ibunya untuk melahirkan. Kondisi medis yang buruk dan emosi dia yang tidak stabil membuatnya melupakan anak di dalam kandungannya. Tetapi dia pernah melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, pada saat itu Teresa Wang membawa pulang satu hasil laporan, di dalamnya tidak tertera dia mengandung anak kembar.
Kelihatannya, sejak awal ibunya sudah merencanakan untuk memberikan anak-anaknya kepada orang lain.
Dirinya saat ini tidak ingin peduli terhadap apa pun kembali, dia hanya ingin bertemu dengan anaknya dan memeluk mereka.
Pada malam hari, Clarissa Yuan menjawab panggilan dari Justin Yi, Justin Yi memberitahu bahwa operasi Julius Yi berjalan dengan lancar, tingkat kemungkinan untuk sembuh sangat besar.
Clarissa Yuan terseyum senang, ini merupakan kabar baik kedua yang didapatkan pada hari ini.
"Clarissa, apakah kamu sudah pergi? Masih di Kota A tidak?" Justin Yi bertanya.
"Aku masih di sini." Clarissa Yuan tersenyum tipis mengatakan, "Justin, aku sudah berpikir dengan jernih aku tidak akan pergi, aku ingin tetap tinggal di Kota A. Selama Julius sudah melepaskan aku, aku tidak perlu pergi jauh-jauh, benarkah?"
Pada awalnya dia ingin segera pergi, pergi ke tempat yang sangat jauh, tetapi sekarang............dia tidak ingin pergi. Dia ingin tetap tinggal di Kota A menunggu anak-anaknya pulang.
Dia tidak bisa menghubungi Frans Tsu sekarang, dan dia juga tidak tahu dia dan anak-anak berada di mana sekarang, kapan akan pulang, maka dari itu dia hanya bisa menunggu.
"Tetap tinggal di Kota A juga bagus."
"Iya, mengenai Julius aku membutuhkan banyak bantuanmu, tidak peduli menggunakan cara apa, sebisa mungkin membuat dia merelakanku."
"Aku....akan berusaha."
"Terima kasih."
Setelah Clarissa Yuan memutuskan panggilan, jelas-jelas dia mengetahui bahwa nomor Frans Tsu sudah kosong, tetapi dia tetap tidak bisa menahan untuk tidak mencobanya kembali berkali-kali.
Frans Tsu sedang berada dimana? Anak-anaknya berada dimana?
Teresa Wang membawa masuk satu mangkok mi, dengan sangat hati-hati berkata, "Clarissa, kamu sudah seharian tidak makan, makanlah sedikit."
"Aku tidak mau makan." Clarissa Yuan mengucapkan dengan sedih.
Teresa Wang berpikir sejenak untuk mencari cara membujuknya dan berkata, "meskipun kamu ingin mencari anak, kamu juga harus menjaga tubuhmu dengan baik, jangan ketika anak-anak pulang gantian kamu yang jatuh sakit."
Clarissa Yuan mengangkat kepalanya dan melihat ke arah dia lalu menundukkan kepalanya kembali dengan perasaan bersalah.
Clarissa Yuan tidak mengatakan apa pun, mengambil semangkok mi dan mulai memakannya.
Benar, dia harus menjaga kesehatannya dengan baik, dengan begitu Julius Yi tidak curiga ketika melihatnya, dan ketika anak-anak sudah kembali dia memiliki tenaga untuk menemani mereka pergi bermain.
Anak-anak sudah menjadi kekuatan baginya untuk tetap hidup. Dia ingin berterima kasih kepada mereka, jika bukan karena mereka, dia benar-benar tidak tahu apa maknanya untuk terus melanjutkan hidupnya.
Gwendolyn Tsu menatap Clarissa Yuan yang berada di hadapannya dan bertanya dengan tidak acuh, "untuk apa kamu datang? Untuk menanyakan keadaan Julius?"
Clarissa Yuan menggelengkan kepalanya dan menjawab, "jika ingin tahu keadaan Julius aku bisa langsung menanyakan kepada Kak Sarah, tidak perlu datang kemari untuk bertanya kepadamu."
"Kalau begitu untuk apa kamu kemari?"
"Aku ingin menanyakan dimana Frans Tsu sekarang." Clarissa Yuan menjawab.
Dia yakin Keluarga Tsu pasti mengetahui keberadaan Frans Tsu.
"Untuk apa kamu mencari kakakku?" Gwendolyn Tsu tersenyum dingin dan melanjutkan, "jangan-jangan sudah terburu-buru mencari cinta yang baru?"
"Aku mencari dia karena ada urusan."
"Aku tidak tahu keberadaannya."
"Bagaimana mungkin kamu tidak tahu?"
"Mengapa tidak mungkin? Pada saat kakakku pergi dia mengatakan tidak akan menghubungi dengan keluarga kembali." Gwendolyn Tsu melihatnya dan bertanya dengan marah, "dan juga, kenapa kamu masih tidak meninggalkan Kota A? Apa yang ingin kamu lakukan?"
"Aku akan meninggalkan Julius, tapi tidak meninggalkan Kota A." Clarissa Yuan menjawab.
Gwendolyn Tsu marah berkata, "tidak bisa! Kamu harus pergi!"
"Gwendolyn Tsu, kamu jangan kelewatan!" Clarissa Yuan dengan marah menatapnya, "jangan berpikir hanya kamu yang bisa sejahat ini, jika kamu memaksa aku, aku juga bisa menjadi egois seperti kamu, terserah kamu ingin mengurung Julius seberapa lama, yang penting aku sudah menduduki posisi Nyonya Muda di dalam Keluarga Yi, lalu hanya tinggal menunggunya kurang lebih 15 tahun, bagaimana?"
"Kamu.......!"
"Aku sekarang hanya ingin tahu keberadaan Frans Tsu." Clarissa Yuan menggertakkan giginya.
Gwendolyn Tsu yang awalnya marah menjadi tersenyum berkata, "kamu ingin mencari Frans Tsu bukan? Tunggu hari dimana aku dan Julius menikah, dia pasti akan muncul dengan sendirinya."
Tiba-tiba Clarissa Yuan menegang.
Menikah.....Gwendolyn Tsu dan Julius.........
Hanya membayangkannya saja, dia sudah sangat sedih hingga tidak bisa bernafas.
Gwendolyn Tsu mengancam tanpa merasa takut, "Clarissa Yuan aku peringati kamu, jika kamu berani datang diam-diam untuk menemui Julius, aku tidak akan melepaskan kalian bedua."
"Tenang saja, aku memegang perkataanku."
"Kalau begitu kamu sudah bisa pergi sekarang."
Clarissa Yuan melihatnya dan berkata, "kalau begitu entah kapan kamu ada informasi mengenai Frans Tsu, tolong hubungi aku, aku akan sangat berterima kasih kepadamu."
"Tidak masalah." Gwendolyn Tsu menjawab dengan acuh tak acuh.
Clarissa Yuan mengetahui bahwa dia tidak mungkin membantu dirinya. Tetapi, dia tidak bisa menahan untuk meninggalkan pesan seperti itu.
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniAir Mata Cinta
Bella CiaoDoctor Stranger
Kevin WongAsisten Bos Cantik
Boris DreyAfter The End
Selena BeeUnperfect Wedding
Agnes YuThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)