The True Identity of My Hubby - Bab 232 Foto Keluarga
Dia menatap Julius Yi, dalam pandangan penuh dengan sedih dipersalahkan dan ketakutan.
Gwendolyn Tsu sekarang pun masih belum tau anak itu punya dia, sudah berani dengan begitu terhadap Liam dan Natasia, kalau sudah tau, dia bukannua akan seperti ibu bilang begitu, pasti tidak akan melepaskan dua anak ini?
Julius Yi dilihatin begitu olehnya, pandangan mata sedikit tak senang: “Kenapa, kamu mencurigai aku yang melakukannya?”
Clarissa Yuan buru-buru menggeleng kepala: “Aku tau kamu bukan orang yang gak ada kerjaan.”
“Kalau begitu apa maksud kamu melihati aku begitu?”
“Aku... ... tidak apa-apa.” Clarissa Yuan menggelengkan kepala, lalu menurunkan pandangannya: “Sudahlah, kamu sudah boleh pergi.”
“Paman jangan pergi, disini ada sangat banyak makan enak.” Liam menarik telepak tangan Julius Yi, menunjuk berbgai makan makanan enak yang di atas meja: “Bibi memesan banyak makanan enak untuk kita.”
Clarissa Yuan buru-buru berkata: “Liam, Paman harus pergi cari Bibi, tidak boleh tinggal menemanimu.”
Julius Yi pada mulanya berencana pergi, tapi setelah mendengar perkataannya, malahan tidak mau pergi lagi, mengikuti gerakan Liam duduk di atas kursi, sama sekali tidak sungkan memakan kue-kuenya.
Menemani dia mencari begitu lama anak, jam waktu makan sudah berlalu dari tadi, dia juga kelaparan dari awal. Yang paling utamanya adalah, seperti ada semacam daya tarik yang tak terlihat, saat ini dia ingin tinggal di samping mereka.
“Tante Clarissa, kamu juga duduk makan saja.” Natasia menggandeng Clarissa Yuan duduk di posisi seberang Julius Yi, serta ambil satu potongan kue keju untuknya, dengan manis berkata: “Tante Clarissa, kue keju disini sangat enak loh.”
Clarissa Yuan dengan sikap acuh tak acuh menerima kue keju dan mengigit satu suap, melihati Julius Yi dengan berhati-hati berkata: “Kamu... ...apa tidak perlu pergi mencari Nona Tsu?”
“Dia sendiri juga bisa pulang.” Julius Yi dengan tenang dingin berkata.
Dia pun ada kemampuan untuk melawan Clarissa Yuan, tentunya juga ada kemampuan pulang rumah, dia sedikitpun tidak perlu harus khawatir.
“Apa bagus begini?” Clarissa Yuan bertanya lagi.
Dengan sifat Gwendolyn Tsu, apa dirinya rela untuk seorang diri duluan pulang? Dia benar-benar sedikit tidak percaya.
Dan saat ini Julius Yi pada mulanya sudah sensitif dan pemarah, ditanya begitu olehnya sekejap langsung tidak senang, dengan tidak baik menatapnya: “Kenapa? Kamu masih mau mengurusi cara pergaulan suami istri kami berdua?”
“Bukan, aku tidak bermaksud begitu.” Clarissa Yuan terburu-buru menggelengkan kepala, di dalam piring mengambil satu kue kasih Natasia: “Sini, Natasia, kita makan kue.”
Natasia dengan bersenyum menggelengkan kepala: “Tante Clarissa dan paman makan saja, Natasia dan abang sudah makan sangat sangat kenyang.”
“Kalian kenapa masih makan sangat sangat kenyang.”
“Maaf, Tante Clarissa, kamu tidak seharusnya makan begitu banyak.” Liam takut Clarissa Yuan marah, segera berwajah murung berminta maaf.
Clarissa Yuan melihat dia berekspresi muka murung, terpaksa menjulurkan tangan di atas kepalanya dan menggosok sebentar memarahinya: “Setiap kali kamu hanya bisa berminta maaf, tapi tidak tau berubah, badan itu punya kamu sendiri, makan sampai badan sakit bagaimana?”
“Makan sampai sakit pergi suntik saja.” Liam melihat dia tidak marah lagi, segera dengan bersenyum lari pergi bermain ikan hiu.
Natasia juga menyelinap turun ke bawah dari atas kursi.
Samping meja seketika itu juga hanya tersisa Clarissa Yuan dan Julius Yi berdua, Clarissa Yuan pada mulanya ingin menemani Liam dan Natasia pergi melihat ikan, tapi berpikir lagi melakukan begitu sedikit terlalu disengaja, dengan berpura-pura santai berkata terhadap Julius Yi: “Kamu ingin makan apa, aku traktir kamu saja, dijadikan sebagai berterima kasih padamu sudah membantu aku menemukan anak.”
“Aku pikir aku suka makan apa kamu masih belum jelaskah?” Julius Yi menaiki alis kepadanya.
Clarissa Yuan dikatakan sampai merasa tak berdaya oleh kalimat ini, terpaksa memanggil pelayan kemari telah memesan satu sandwich untuknya, kemudian melihati menu berkata: “Disini hanya ada makanan kecil untuk mengopi, tidak ada makanan pokok, kamu makan saja dulu.”
Julius Yi hanya melihatinya, melihati dengan tidak berkata apapun.
Sudah sangat lama tidak makan satu meja dengannya, tak tersangka hari ini bisa disini duduk bersama lagi dengannya, apa ini adalah alasan kenapa dia tadi tidak memilih untuk pergi?
Dan Clarissa Yuan meskipun tidak tau dia sedang berpikir apa, tapi rasanya diamati begitu benar-benar membuat dia tidak nyaman, dia bahkan tidak berani mengangkat kepala berpandangan dengannya, dengan begitu hanya duduk di atas kursi.
“Anak telah hilang, apa harus kamu menangis begitu parah?” dia melihati wajahnya bertanya.
Clarissa Yuan diam tiga menit, baru berkata: “Anak bikin hilang aku tidak dapat bertanggung jawab, hatinya khawatir saja.”
Julius Yi tidak berkata apa lagi memberikannya satu tissue: “Bersihkan kotoran di mukanya.”
Clarissa Yuan begitu dengar mukanya ada kotoran, segera menerima tissue dengan asal lap mukanya, wajah kecilnya perlahan-lahan menjadi merah.
Liam dan Natasia yang dari awal sudah tidak sabar melihat dua orang sudah selesai makan kemudian, segera berisik meminta mereka menemani pergi ke luar lihat ikan.
Julius Yi juga tidak menolaknya, mengendong Liam lalu berjalan keluar dari kamar pribadi.
Clarissa Yuan mengandeng Natasia ikut pergi, melihat Julius Yi mengendong Liam, pandangan dua orang berbicara dan berketawa, dalam hatinya dengan tak tertahan mengeluarkan rasa terharu.
Ini adalah pemandangan yang dari dulu tidak berani pergi memikirkannya, dia dari dulu tidak berani berharap dirinya masih bisa bersatu dengan Julius Yi, membawa Liam dan Natasia, satu keluarga berempat bersama.
Saat melalui satu perjalanan seperti jalan bawah laut, Liam dengan senang menjulurkan tangan menyapa dengan kura-kura besar yang di atas kepalanya, sayangnya tangan tidak cukup panjang, sama sekali tidak dapat dijangkau.
“Paman, kamu mengendong aku naik, aku mau bersalaman dengan kura-kuran kecil.” Liam melambai tangan kecilnya.
Oleh karena itu Julius Yi menaikinya ke atas kepala, bertanya dengan senyum: “Apa sekarang sudah menggenggamnya?”
“Aku sudah memegang tangan kecilnya kura-kura kecil!” Melalui kaca, ternyata Liam masih dapat senang begitu.
“Paman, aku juga mau bergandengan tangan dengan kura-kura kecil.” Natasia mengendong kaki Julius Yi berkata.
Julius Yi menruhkan Liam, mengendong lagi Natasia, Natasia dengan wajah senang berketawa: “Aku juga sudah memegang tangan kecilnya kura-kura kecil, kura-kura kecil sedang menyapa denganku.”
“Natasia, itu bukan tangan kecil, itu kaki, kura-kura tidak ada tangan.” Clarissa sambil mengoreksinya sambil mengeluarkan hp mengambil foto untuknya: “Sini, lihat sini!”
Natasia menolehkan kepala, mengeluarkan wajah senyuman yang ceriah kepadanya, Clarissa lanjut mendesaknya: “Julius, kamu cepatan lihat sebelah sini.”
Julius Yi membalikan mukanya, Clarissa Yuan lalu segera menekan tombolnya.
Di pintu keluar Sea Park, pekerja karyawan mengarahkan satu keluarga berempat ke atas kapal bajak laut, memaksa membantu mereka menggambil gambar foto keluarga.
“Fotonya sudah keluar, ada perlu boleh pergi membelinya, dua puluh yuan selembar.” Pekerja karyawan berkata.
Sepertinya dimana sajabisa bertemu hal memaksa berfoto macam ini, akan tetapi kali ini Clarissa Yuan masih pertama kali tidak membalikkan badan langsung pergi, tapi malah berjalan ke tempat pengambil foto, telah membeli fotonya.
Fotonya diambil dengan sangat bagus, Liam dan Natasia bergegas untuk melihat.
Julius Yi menyapukan pandangan ke foto yang di tangan Liam, berkata kepada Clarissa Yuan: “Menurut kamu foto ini apa cocok untuk di bawa pulang?”
Wajah senyum Clarissa Yuan menjadi sedikit kaku, segera bersenyum-senyum berkata: “Aku lihat Liam dan Natasia sangat suka, lalu membiarkan mereka untuk bawa pulang lihat dengan main saja, kamu tenang saja, aku tidak akan membiarkan orang Keluarga Tsu melihatnya.”
Ini adalah foto keluarga satu-satunya mereka, dia pasti akan menyimpannya dengan baik-baik.
Julius Yi tidak keberatan, membiarkan dia pergi saja.
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieDoctor Stranger
Kevin WongPerjalanan Selingkuh
LindaHarmless Lie
BaigeMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraIstri Pengkhianat
SubardiAnak Sultan Super
Tristan XuThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)