The True Identity of My Hubby - Bab 277 Permintaan Maafnya

Didalam rumah kediaman Yi, nyonya tua di kelilingi oleh orang-orang, akhirnya tatapan matanya jatuh pada Justin Yi dan Gwendolyn Tsu, dengan wajah serius bertanya: "apakah kalian akan menetapkan masalah pernikahan?"

"Betul, nenek". Justin Yi menganggukan kepala.

Nyonya tua menatap Gwendolyn Tsu berkata: "Gwendolyn, menurutmu apakah baik berbuat seperti ini? keluargamu juga menyetujui pernikahan ini?"

Gwendolyn Tsu tersenyum dan berkata: "Nenek, keluargaku dari dulu berharap aku menikah dengan Justin Yi, tentu saja mereka setuju".

Melihat wajah nyonya tua tidak begitu baik, Gwendolyn Tsu segera berkata: "Nenek, apa yang Justin katakan benar, terhadap Julius aku selalu ada rasa ingin memiliki dan tidak mau kalah, sama sekali tidak ada cinta. Sekarang aku sudah mengerti, aku tidak akan berbelit-belit lagi, aku akan baik-baik hidup bersama Justin, seperti dulu berbahagia dan terus berbakti padamu".

Walaupun nyonya tua tidak menyukainya, tetapi dia tidak dapat berbuat apa-apa karena Justin Yi memutuskan akan menikahinya, akhirnya dia berkata: "semoga kamu sungguh telah berpikir dengan jelas".

"Aku sungguh telah berpikir dengan matang". Gwendolyn Tsu menganggukan kepala, dengan wajah tulus berkata: "dulu aku melakukan banyak kesalahan, sekarang aku ingin bersungguh-sungguh meminta maaf kepada kalian semua, aku harap kalian dapat memaafkan apa yang telah aku lakukan di masa lalu".

"Lupakan saja perminta maafanmu, kesalahan yang pernah kamu lakukan tidak cukup hanya dengan satu permintaan maaf". Nyonya tua meminum tehnya, lalu menatapnya: "bila bukan karena Justin yang bersikeras tetap ingin menikahimu, keluarga Yi kami tidak akan membiarkan kamu masuk ke dalam keluarga ini lagi".

"Aku mengerti, aku akan menggunakan masa depan untuk membayar kesalahanku".

"Sudahlah, perkataan seperti ini jangan katakan lagi, sekarang kita bicarakan mengenai pernikahan". Nyonya tua meletakan cangkir tehnya, lalu menatap semua orang: "kalian ingin bagaimana? di adakan di mana? kapan?"

"Aku ingin di adakan di bulan ini".

"Apa yang kamu katakan? belum ada satu bulan ayahmu meninggal, kamu sudah mau mengadakan pernikahan?" Nyonya tua terkejut.

"Ayahku tahu aku akan kembali ke jalan yang benar, dan kembali bersama dengan Justin dia pasti akan gembira, tetapi untuk menghormatinya, aku ingin pernikahan ini lebih sederhana, diadakan di halaman rumah keluarga Yi saja".

"Justin bagaimana denganmu?" Nyonya Tua melihat Justin Yi yang hanya terus terdiam.

Justin Mengulurkan tangan dan memengang tangan Gwendolyn Tsu dan meletakkannya di atas lututnya, dengan tersenyum berkata: "asalkan Gwendolyn Tsu merasa suka, aku terserah saja".

"Baiklah kalau begitu". Nyonya tua kembali menatap Clarissa Yuan: "Clarissa, urusan pernikahan aku serahkan kepadamu".

Clarissa menatap Justin, lalu melihat Gwendolyn Tsu, dan menganggukan kepala: "Baik, aku sudah tahu".

"Julius, apakah ada yang ingin kamu katakan?" Nyonya tua menatap Julius Yi yang ada di sana.

Julius menatap sekilas Justin Yi dan Gwendolyn Tsu lalu berkata: "Aku tidak setuju mereka berdua menikah, tetapi tidak ada gunanya aku tidak setuju?"

"menikah dengan Gwendolyn adalah impian ku selama sepuluh tahun ini, aku tidak berharap ada orang yang tidak menyetujuinya". Justin Yi berkata.

"Bila kamu mengatakan kau mencintainya, maka menikahlah, tetapi aku berharap kamu tidak akan menyesal".

"Terima kasih, aku tidak akan menyesal".

"Kalau begitu, kalian bubarlah". Nyonya tua merasa hatinya terasa tidak enak dan tertekan, dirinya pun tidak ingin berlama-lama bersama dengan Gwendolyn Tsu, dia bangkit berdiri dan kembali ke kamarnya.

*****

"Memintaku mengurus pernikahan Gwendolyn Tsu, bukankah nenek sengaja mau membuatku kesal". Clarissa Yuan mengelakan napas.

"Sungguh mengesalkan". Ucap Julius Yi.

"Teringat apa yang dia lakukan dulu terhadapku, aku sungguh merasa kesal".

Julius Yi menepuk tangan Clarissa Yuan dan menghiburnya: "anggap saja ini semua untuk Justin, tidak usah memikirkan wanita itu, aku rasa nenek juga bukan sengaja seperti ini, karena ibu kecil sudah tidak ada, jadi hal ini hanya kamu yang dapat melakukannya".

Hal ini Clarissa Yuan mengerti, dirinya hanya terlalu membenci Gwendolyn Tsu.

"Betul juga, anggap saja demi Justin". Clarissa Yuan menganggukan kepala, menggunakan tangan kecilnya memegang wajah Julius dan berkata: "kamu pun jangan terlalu banyak berpikir, Justin sudah mengatakan semuanya dengan sangat jelas, tidak baik bila kamu terus menerus menentangnya".

"Aku mengerti". Julius Yi menganggukan kepala: "Lagi pula tidak ada gunanya menentangnya, terserah dia saja".

"Baiklah, aku pergi ke kantor dulu". Julius Yi mencium bibir Clarisa, lalu melepaskannya dan keluar dari kamar.

Setelah Julius Yi pergi, Clarissa Yuan teringat dia berjanji kepada ibu kecil hari ini akan mengumpulkan bukti untuk di pergunakan di pengadilan, lalu dia mengganti pakaiannya dan keluar rumah.

Ketika dia membuka pintu kamar, dia terkejut karena kemunculan Gwendolyn Tsu.

Setelah melewati begitu banyak hal, melihat Gwendolyn Tsu, Clarissa Yuan merasa sedikit takut, karena orang jahat sungguh sulit untuk di hindari, dia khawatir Gwendolyn Tsu kembali berbuat sesuatu terhadapnya.

Teringat Liam dan Natasia telah pergi ke sekolah, dirinya pun memiliki tubuh yang sehat, tidak sepantasnya dia merasa takut. Teringat hal ini, dia meluruskan pinggannya, dan menatapnya dan berkata: "Mencariku, ada urusan apa?"

Gwendolyn Tsu melihat Clarissa Yuan yang waspada, dia tersenyum berkata: "Clarissa, bukankah tadi aku sudah mengatakan, pikiranku telah terbuka, tidak akan melaukan hal bodoh yang akan melukaimu dan Julius lagi, aku akan baik-baik menyayangi Liam dan Natasia".

"Tidak perlu lagi menyayangi Liam dan natasia, aku berterima kasih padamu bila kamu menjauhi mereka". Clarissa Yua tidak ingin terus bertatapan dengannya, oleh kerena itu dia kembali bertanya: "Ada apa kamu mencariku?"

Gwendolyn Tsu menatapnya, matanya tiba-tiba merasa bersalah, nada bicaranya pun terdengar bersalah: "Clarissa, aku datang kesini untuk meminta maaf padamu".

Clarissa Yuan terkejut, dia tidak percaya, Gwendolyn Tsu yang biasanya sombong seperti burung merak dapat merasa bersalah dan meminta maaf padanya, bahkan terlihat sangat tulus.

Apakah dia benar-benar telah sadar, ingin berubah?

"Sejak kecil, karena keluargaku terpandang, penampilanku baik dan melewati hari-hari yang selalu di puja-puja, para pria sangat menyukaiku, mengelilingiku, sehingga membuat diriku menjadi sombong. Tahun lalu karena aku mengira Justin telah meninggal, akhirnya aku memutuskan untuk kembali mengejar Julius, tetapi Julius langsung menolakku. Itu pertama kalinya aku di tolak oleh pria, aku sungguh merasa malu, harga diriku di lukai, bila Julius karena wanita cantik atau karena seorang artis menolakku aku akan menerimanya, tetapi orang itu justru adalah kamu, orang yang sangat biasa. Menurutmu bagaimana aku adapat menerimanya? sehingga aku menggunakan segala cara, bahkan menggunakan cara yang melanggar hukum, tujuannya hanya untuk memisahkan kalian. Sayangnya semuanya tidak sesuai keinginanku, karena aku menyadari semakin aku ikut campur, kalian berdua justru saling mencintai semakin dalam, dan rasa benciku pun senajub lama semakin dalam. Bila bukan Justin yang menyadarkanku, mungkin selamanya aku akan melakukan kesalahan".

Perlahan Gwendolyn Tsu meniktikan air mata: "aku dibutakan oleh kebencian, bahkan ak telah melupakan cinta Justin kepadaku, sekarang akhinya aku sadar, pikiranku sudah terbuka, semoga semuanya belum terlambat, semonga kamu dapat memaafkanku, memberikanku kesampatan, aku pasti akan menggunakan masa yang akan datang untuk membalasmu dan Julius, aku akan memperlakukan kalian seperti saudara kandungku, bolahkah.....".

Clarissa Yuan melihat airmata dan rasa bersalah di wajah Gwendolyn Tsu, hatinya merasa binggung: "Nona Tsu, kamu tidak perlu mengatakan hal ini di hadapanku, akupun tidak mempunyai hak mengurusi pernikahanmu dan Justin, aku rasa seharusnya kamu mengungkapkan rasa bersalahmu kepada nenek bukan kepadaku".

"Sepertinya kamu sama sekali tidak berniat untuk memaafkanku". Gwendolyn Tsu menghapus air matanya, dan tetap menatap Clarissa Yuan: "Aku bukan takut kamu menentang pernikahan ku dan Justin, aku sungguh bersungguh-sungguh meminta maaf padamu, dan juga bersungguh-sungguh ingin berhubungan baik dengan mu di kemudian hari".

"Karena kamu telah berkata demikian, baiklah, aku akan meihat bagaimana kelakuanmu di kemudian hari". Clarissa Yuan mengangkat tangannya meliaht jam: "Maaf, aku masih ada urusan lain, aku pergi dulu".

Clarissa Yuan menggunakan alasan ini untuk pergi, setelah berjalan beberapa langkah dia membalikan kepala dan berkata padanya: "Oh Ya, urusan pernikahan kamu berikan sebuah rencana sederhana, aku akan mengikuti sesuai dengan rencanamu".

"Baik, terima kasih". Gwendolyn Tsu mengaggukan kepala.

*****

Clarissa Yuan menuju pondok sementara yang Gloria tinggalli, udara di bulan sepuluh sedikit panas dan pengap, begitu masuk gelombang panas langsung terasa, Clarissa Yuan baru masuk dia langsung merasa seluruh tubuhnya terasa tidak enak.

"Biasanya kamu tinggal di sini?" Clarissa Yuan bertanya.

"Iya". dengan sedih Gloria menundukan kepala.

"Tempat seperti ini bagaimana dapat di tinggali, lebih baik ganti tempat lain". Walaupun cuaca saat ini sangat panas, tetapi sebentar lagi akan berubah menjadi dingin, panas masih dapat di tahan, begitu berubah menjadi dingin rasanya dapat membunuh orang.

"Saat ini aku tidak ada waktu memikirkan hal ini, dan juga aku tidak ada uang". Gloria menghapus air matanya: "sekarang aku sangat sibuk karena urusan Juwono, pekerjaanpun sudah tidak ada, bahkan makan pun akan menjadi sebuah masalah...."

Clarissa Yuan bangkit berdiri dari kursi, lalu berkata kepada Gloria: "kamu bereskan barang-barangmu, kita cari tempat lain untuk ngoborol".

"Tidak perlu...."

"Tetapi aku sungguh tidak dapat berbicara di dalam pondok ini". Clarissa Yuan menyeka keringat di dahinya, "Aku keluar dulu untuk menelepon, kamu bersiap-siap dan keluar".

Saat ini Gloria adamembutuhkan bantuannya, mana berani banyak berbicara, dengan menurut dia menganggukan kepala.

Setelah keluar dari pondok tersebut, Clarissa Yuan menelepon Julius Yi, telepon tersebut dengan cepat tersambung, terdengar suara Julius Yi yang lembut: "Clarissa, ada apa?"

"Ada sesuatu, apakah kamu sedang sibuk?"

"Aku sedang rapat".

"Hah, kalau begitu nanti aku telepon kamu lagi".

"Tidak apa-apa, katakanlah". Suara Julius Yi tetap begitu ramah dan lembut, sama sekali tedak terdengar tidak sabar.

"Begini, aku ingin mengajak ibu kecil tinggal di apartemen beberapa saat, lagipula apartemen itu kosong".

"hal kecil seperti ini kamu putuskan sendiri saja, tidak perlu bertanya padaku".

"Ehm, kalau begitu aku akan membawanya ke sana, kamu kembali bekerja saja".

"Baik, aku matikan teleponnya dulu". Julius yi berkata.

Clarissa Yuan menutup telepon, lalu melihat ibu kecil membawa sebuah tas kain jelek, dengan wajah sedih berdiri di depan pintu pondok tersebut.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu