The True Identity of My Hubby - Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
Nyonya Tua tersenyum pahit, dan berkata kepadanya: "Gwendolyn, Nenek tahu kamu tulus, Nenek juga selalu menyukaimu, tapi seberapa besar Nenek menyukaimu juga tidak ada gunanya. Julius tidak suka, dan lagipula dia sudah menikah......"
Nyonya Tua tidak tahu bagaiman dia harus membicarakan tentang hal ini dengan Gwendolyn, sampai akhirnya dia hanya bisa menghembuskan nafas panjang.
Saat Gwendolyn menerima telepon Kak Vero, dia tahu apa maksud dan tujuan Nyonya Tua, dan dia pun sudah memperisapkan diri. Dia berkata dengan suara bersalah: "Nenek, aku mengerti, aku juga tahu pernikahan tidak bisa dipaksakan."
"Jika begitu mengapa kamu terus bersikeras untuk menikah dengan Julius?"
"Itu maksud Ayah." Gwendolyn Tsu menunjukan wajah acuh: "Ayahku hanya memiliki aku seorang anak perempuan, secara natural dia ingin aku menikah dengan orang yang kucintai, dan hidup bahagia selamanya."
"Tapi Julius tidak bisa menikahimu, kamu relakan dia saja, ya anak manis?"
"Nenek, jika tidak Nenek saja yang berbicara langsung pada ayah, semua ini ayah yang mengurus." Gwendolyn Tsu berusaha berkelit.
"Jika kamu tidak mengiyakannya, bagaimana ayahmu bergerak?"Nyonya Tua tertawa pahit sambil menggelengkan kepala, dan menatap Gwendoyn sambil memohon: "Gwendolyn, Perusahaan Yi adalah hasil keringat darah kakek dan ayah, juga adalah pokok dasar keluarga Yi, bisakah kamu tidak menjadikannya rencana pernikahan? Anggaplah Nenek sedang memohon kepadamu ya?"
"Aku juga berharap yang terbaik untuk Perusahaan Yi, tapi Julius tidak, dia tidak peduli, dia hanya peduli akan dirinya seniri, hanya peduli tentang Clarissa." Gwendolyn menjawab dengan acuh: "Nenek, memohonlah kepada Clarissa dan Julius, aku tidak bisa membantu apa-apa tentang ini."
"Gwendolyn, jangan seperti ini, jika begini meskipun menikah dengan Julius sekali pun kamu tidak akan bahagia."
"Julius itu seorang yang setia, dia penah begitu mencintaiku, esok hari dia pasti bisa mencintaiku, Nenek tenanglah saja." Gwendolyn Tsu terdiam sesaat, kemudian melanjutkan sambil tersenyum, "Nenek, jika Nenek tidak membujuk Julius, Perusahaan Yi akan benar-benar hilang."
"Ini jelas-jelas adalah sebuah ancaman!' Nyonya Tua berkata dengan marah.
"Nenek, jangan mengatakannya dengan begitu buruk, kita nantinya akan menjadi keluarga, kita harus tetap rukun." Setelah berkata demikian Gwendolyn Tsu bangkit berdiri dari sofa, dan kemudian membungkukan badan di depan Nyonya Tua: "Nenek, aku tidak ingin membuat Nenek marah, jadi hari ini cukup sampai di sini saja pembicaraan kita, lain hari aku akan datang lagi untuk menemui Nenek."
Saat Gwendolyn Tsu berjalan keluar, dia berpapasan dengan Yuliana Liu yang baru saja pulang.
Setelah Yuliana Liu turun darimobil, dia pun menatap tajam ke arah Gwendolyn Tsu yang berdiri di depan teras dengan tatapan dengki.
Gwendolyn Tsu yang tidak menyadari arti dari sorotan mata itu, tersenyum dan berkata: "Yuliana, perutmu sudah begitu besar dan kamu masih berani jalan-jalan sembarangan? Tidak takut akan terjadi sesuatu?"
"Aku baru saja pergi ke rumah sakit untuk periksa." Yuliana Liu berkata dengan wajah tanpa ekspresi: "Kamu ada waktu? Kita bicara di atas."
"Baiklah, tepat sekali aku ada waktu." Gwendolyn Tsu mengangguk.
Yuliana mengunci pintu mobilnya, dan berjalan di depan masuk ke rummah, saat melewati ruang tamu dia juga menyapa Nyonya Tua kemudian lanjut naik ke lantai atas, diikuti oelh Gwendolyn Tsu.
Gwendolyn Tsu melihat sikap dingin Yuliana Liu kepadanya, dulunya hubungan mereka sangat baik, jadi dia bertanya-tanya hal apa ingin dibicarakan oleh Yuliana Liu.
Sesampainya di kamar, Yuliana Liu berbalik menghadapnya dan tertawa dingin: "Aku baru berpikir kapan bisa mencari Nona Besar Tsu untuk mengobrol, tidak disangka bisa begitu kebetulan bertemu denganmu di sini, juga tidak menyangka kamu masih punya muka untuk datang ke rumah keluarga Yi."
Gwendolyn melipat kedua tangannya di depan dada, senyum di wajahnya mendadak sirna, dan dia menatap Yuliana dengan kesal: "Mencariku untuk membicarakan apa? Kita berdua bukanlah dari derajat yang sama, bukankah kamu seharusnya berbincang dengan Clarissa yang level hidupnya sebagai manusia rendah sederajat denganmu baru cocok?"
"Tapi mengapa aku merasa kita berdua berada di tingkatan yang sama?" Yuliana Liu tertawa sinis: "Tiga tahun yang lalu aku dan Clarissa Yuan memperebutkan seorang pria, dan hasilnya aku pun kalah, tapi paling tidak pria itu masih bersedia mengakuiku menjadi adik nya. Hari ini tiga tahun kemudian kamu dan Clarissa Yuan memperbutkan Julius Yi, dan hasilnya kamu pun juga kalah, bahkan sampai pada tahap dimana saat Julius Yi melihatmu saja dia langsung mengambil langkah sebaliknya, itu berarti, aku masih lebih mending daripadamu."
Gwendolyn Tsu terdiam.
"Kekayaan Perusahaan Tsu, demi merebut seorang pria yang sudah beristri dengan penuh ambisi, menutup akal sehat, mengatakannya saja aku malu untukmu. Sayang sekali semakin kamu menjadi jahat, mereka berdua semakin mesra, meskipun kamu menggunakan Perusahaan Tsu untuk mengganggu mereka sekali pun mereka juga tidak akan terpisahkan, kamu membuat keributan bahkan sampai seluruh Perusahaan Yi tahu Nona Besar Tsu menggila ingin menikah dengan Tuan Muda Yi, jika aku ada di posisimu, dari awal aku sudah akan mencari lubang untuk bersembunyi karena malu."
"Sudah selesai bicara?" Gwendolyn Tsu menatapnya dengan kesal: "Sekarang bahkan suamimu juga meminta pertolongan dari keluarga Tsu, kamu pikir dengan kamu mengasariku kamu akan mendapat keuntungan apa? Apa kamu yakin kamu tidak akan menyesal?"
"Kamu memanfaatkanku untuk menjebak Clarissa Yuan, membuatku melakukan kejahatan yang begitu besar, kamu kira aku masih akan bisa memperlakukanmu seperti dulu lagi?"
"Aku memanfaatkanmu?" Gwendolyn Tsu mengernyitkan dahi: "Bicara omong kosong apa kamu?"
Secercah rasa bersalah mengkilat di matanya, tapi tidak membiarkan Yuliana Liu melihatnya, tapi sekalipun rahasia nya terbongkar sekali pun juga tidak akan ada orang lain yang tahu.
Dalam pandangannya, Yuliana Liu hanyalah seorang karakter kecil yang tidak signifikan, dia tidak perlu menganggap emosinya serius, misalnya dia tahu sekalipun juga bisa apa?
"Kamu berbohong kepadaku berkata bahwa Clarissa Yuang menjual gelang itu, dan membuatku mengadu kepada Nenek, kemudian kamu sendiri membeli gelang itu kembali untuk menjilat. Kamu membayar Vicvin He untuk berbohong kepadaku bahwa cincin Clarissa Yuan itu adalah pemberian dari Juwono, dengan sengaja membuat kesalahpahaman di antara aku dan Juwono, dan juga menyuruh Vicvin he untuk berbohong kepadaku bahwa anak di kandungan Clarissa Yuan adalah anak Juwono, membuatku terlalu emosi hingga melukai Clarissa Yuan, membuatku hidup dalam kesakitan dan ketakutan setiap hari, kamu......." Air mata Yuliana Liu membuat kata-katanya tercekat hingga tak sanggup berkata-kata.
Menghadapi luapan emosi itu, Gwendolyn merasa bersalah, tapi menyembunyikannya dengan sebuah senyuman: "Ini bisa menyalahkan siapa? Bukankah menyalahkan dirimu sendiri yang bodoh? Tidak melihat suamimu yang begitu lemah, hanya makan enak dan malas, bahkan tidak memilki kemampuan bekerja sedikitpun. Apa yang bisa dilihat oleh Clarissa Yuan? Jika dia mau menggoda sekalipun dia pasti akan menggoda Tuan Muda Kedua."
"Jangan kamu bicara seperti itu tentang Juwoto......! Yuliana berteriak keras.
"Jika kamu tidak sebodoh itu, bagaimana mungkin bisa kumanfaatkan?" Gwendolyn Tsu tertawa dengan acuh tak acuh: "Bilamana pun kamu tahu tentang ku juga bagaimana? Kamu bisa apa? Menabrakku dengan mobil?"
Yuliana Liu yang urka tidak ingin berkelahi dengan Gwendolyn Tsu, setelah menenangkan diri dia menatap Gwendolyn dengan wajah datar: "Menabrakmu itu terlalu mudah bagimu, aku akan memberitahu Julius Yi kebenarannya, biarlah dia tahu seberapa busuk sifatmu ni, biarlah dia seumur hidup membencimu."
"Kamu pikir Julius Yi akan mempercayaimu?"
"Dulu mungkin tidak percaya, tapi sekarang pasti percaya." Yuliana Liu mengeluarkan ponsel yang sedang merekam dari tas nya, dan menunjukannya dari jauh kepada Gwendolyn Tsu: "Kata-katamu barusan semuanya ada di sini, haruskah aku memperlihatkannya kepada Perusahaan Yi dan Perusahaan Tsu? Lalu menyebarkannya di internet, baru akhirnya mengirimkannya kepada Julius Yi?"
"Yuliana Liu....!" Gwendolyn Tsu melangkah maju, dan berusaha utnuk merebut ponsel itu, Yuliana Liu yang sudah membuat persiapan segera mengelak, dan menghempaskan tangan Gwendolyn sambil memelototinya: "Kamu ingin merebutnya? Tidak takut saat merebutnya kamu mendorongku hingga membuatku keguguran? Kemudian menambah daftar kesalahanmu menyakiti orang dengan sengaja? Kamu pasti takut kan? Tapi aku tidak."
Yuliana Liu menunjuk perut nya yang besar, dan tertawa acuh tak acuh: "Lagipula dia juga bukan darah daging cucu keluarga Yi, cepat atau lambat akan ditendang keluar dari keluarga Yi, mengapa tidak keguguran sekarang saja. Tapi kamu, setelah kamu membuatku keguguran karena merebut ponselku, apa kamu bisa lari dari keluarga Yi? Ibu pasti akan menghajarmu."
Meskipun kata-katanya terdengar tidak masuk akal, tetapi setiap kalimat itu sebenarnya masuk akal.
Novel Terkait
His Soft Side
RiseMy Lady Boss
GeorgeMeet By Chance
Lena TanLove at First Sight
Laura VanessaMi Amor
TakashiThe Great Guy
Vivi HuangSuami Misterius
LauraThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)