The True Identity of My Hubby - Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan

Steve tidak sedang keluar, Sarah juga tidak sedang keluar, ia sendirian di sini, mana bisa meninggalkan vila?

"Nyonya muda, sedang apa di sini?" Tanya sebuah suara melengking seorang wanita di belakangnya, Clarissa terkejut mendengarnya, ia pun menoleh, dilihatnya Sarah yang berdiri di mulut pintu dan menatapnya dengan wajah marah.

Ia sedang apa? Ia hanya masuk untuk mencari suaminya dan bicara satu dua patah kata, memangnya apa lagi kalau bukan itu?

Untuk apa Sarah semarah ini?

Tampaknya Sarah pun juga merasa dirinya terlalu heboh, ia pun melembutkan nada bicaranya dan melangkah masuk, kemudian berkata, "Tuan muda tidak suka orang lain memasuki kamarnya, sebaiknya nyonya muda keluar."

Orang lain? Ia adalah istri Julius, bukan orang lain!

Clarissa menggertakkan gigi, menahan kemarahannya.

"Aku mencari tuan muda karena ada yang mau kubicarakan, apa tuan muda sedang keluar?" Tanyanya sambil menatap Sarah.

Entah apakah matanya tak jelas, ia bahkan sekilas melihat Sarah tampak panik dan bingung, pertanyaan yang begitu biasa, apa yang dipanikkan Sarah?

Clarissa merasa Sarah terlalu aneh, tetapi ia tidak bisa menyebutkan di mana letak keanehannya.

"Tuan muda sedang berjemur di taman belakang, nyonya muda ada urusan apa dengan tuan muda? Akan saya sampaikan padanya," ujar Sarah setelah terdiam sesaat.

"Aku mau mengatakannya sendiri padanya," kata Clarissa dengan hati yang kesal, sehingga ia tak sungkan-sungkan lagi terhadapnya.

Sarah berkata dengan wajah dipenuhi rasa bersalah, "Tetapi suasana hati tuan muda sedang tidak baik, saya takut ia... Menyakitimu."

Clarissa pun tertegun, lalu bertanya, "Ada apa dengannya?"

"Entahlah, setelah menerima telepon tiba-tiba ia sudah begitu."

Pria dengan suasana hati yang tidak baik, sebaiknya jangan memancing emosinya.

Clarissa pun mengurungkan pemikiran untuk berterima kasih secara langsung padanya, kemudian ia pun berkata pada Sarah, "Sebenarnya bukan apa-apa, aku hanya ingin berterima kasih secara langsung pada tuan muda karena memberiku mobil hari ini."

"Ternyata begitu, nyonya muda dan tuan muda kan suami istri, tidak perlu sungkan begitu," ucap Sarah sambil tersenyum.

Clarissa mengangguk, akhirnya setelah menatap kamar Julius untuk terakhir kalinya, ia berbalik dan turun.

Agar tidak menarik perhatian para teman kerjanya, Clarissa tak memarkir mobilnya di bawah gedung perusahaan, namun ia memarkirnya di parkiran mobil di seberang gedung.

Begitu memasuki perusahaan, dengan wajah ceria Presiden Zhang merekomendasikan seorang laki-laki muda yang terlihat lembut padanya, dan berkata bahwa ia adalah asisten yang khusus disiapkan untuknya.

Clarissa mengamati laki-laki kurus dan tinggi yang tampak ceria itu, kemudian segera berkata dengan senyuman tipis, "Senang bekerja denganmu."

"Senang bekerja denganmu, Nona Yuan," kata Kelvin sambil tersenyum lebar, menampakkan gigi putihnya.

Setelah lama tinggal dengan Julius yang serius dan pendiam itu, melihat lelaki semacam ini, Clarissa merasa sangat enak dipandang. Ia berharap laki-laki yang baru lulus kuliah ini bisa bekerja dengan baik seperti senyumannya yang bersih dan bersinar itu.

Dalam perjalanan ke Perusahaan Besar Yi, Clarissa memperkenalkan secara singkat mengenai Perusahaan Besar Yi dan misi mereka di masa depan.

Kelvin bertanya dengan terkejut, "Nona Yuan, perusahaan sebesar Perusahaan Besar Yi ini, mengapa memilih misi sebagai penasihat hukum?"

Clarissa pun terdiam.

Kenapa memilih misi seperti ini, kebenarannya mungkin hanya ia dan Yuliana yang tahu.

Jika ia mengatakan bahwa ia menikahi tuan muda keluarga Yi yang buta itu, makanya ia mendapatkan transaksi ini, dan bisa mendapat kesempatan untuk bekerja di Perusahaan Besar Yi, apakah Kelvin masih akan memandangnya dengan wajah penuh hormat begini? Sepertinya tidak akan, bukan?

Menikahi pria tak berperasaan demi uang, bahkan ia sendiri memandang rendah bagian dalam dirinya itu.