The True Identity of My Hubby - Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
Clarissa Yuan sedikit cemas......
Dokter Zhang melihat Clarissa Yuan dan kemudian melihat ke arah pintu yang masih terdengar suara ketukan itu, tidak tahu harus berbuat apa.
"Dokter, segera lakukanlah." Selesai Clarissa Yuan berkata, dia menutup kedua matanya lagi.
Bagaimanapun juga, mengandung anaknya paman adalah hal yang memalukan, juga adalah sesuatu yang tidak dapat ditoleransi, dia tidak boleh lengah !
Dokter Zhang berkata dengan sedikit berat hati : "Nona Yuan, maaf, kami tidak bisa melanjutkan operasi dalam situasi seperti ini. Rumah sakit tidak mampu menanggung tanggung jawab ini, kamu harus berdiskusi dengan keluargamu sebelum operasi."
Clarissa Yuan mulai gelisah, lalu berteriak : "Anak itu miliku dan aku punya hak untuk mengambil keputusan."
"Tetapi keluargamu sedang ribut di luar."
"Dia bukan keluargaku !"
"Maaf." Setelah dokter Zhang selesai berbicara, dia memandangi perawat di sebelahnya, lalu perawat itu pergi ke arah pintu dan membuka pintu ruang operasi.
Awalnya Clarissa Yuan berpikir bahwa hanya Kak Sarah yang datang, namun dia tidak menyangka bahwa Julius Yi juga ikut datang.
Melihat Julius Yi, Clarissa Yuan merasa sangat malu dan dia hanya ingin menemukan lubang di tanah untuk bersembunyi.
Setelah para dokter keluar, dengan bantuan Kak Sarah, Julius Yi berjalan masuk ke dalam ruang operasi. Tidak menunggu Kak Sarah mulai berbicara, Clarissa Yuan menatap Julius Yi dan tersenyum dengan putus asa sambil berkata : "Julius Yi, kamu sudah melihatnya, bukan ? Benar, aku selingkuh, aku mengandung anak orang lain. Bagaimana kamu akan menghukumku ? Atau langsung menceraikanku ? Membiarkanku menghabiskan seluruh hidupku untuk membayar hutangku kepadamu ? Apapun itu aku bisa menerima semuanya."
Julius Yi berdiri beberapa meter dari Clarissa Yuan, dan berkata dengan tenang : "Jika anak itu sudah terbentuk, maka lahirkanlah saja, bagaimanapun juga dia adalah bagian dari keluarga Yi."
Dia mengatakannya dengan sangat serius, tidak seperti sedang bercanda.
Clarissa Yuan menatapnya dengan tatapan kosong, Julius Yi bahkan mengetahui bahwa anak ini adalah anak kandung Justin Yi. Dan dia juga tidak terlihat marah seperti yang Clarissa Yuan bayangkan sebelumnya.
Perilaku pria yang ada di depan Clarissa Yuan ini, yang bisa mengatakan hal semacam ini, sama sekali tidak seperti dia !
Clarissa Yuan dengan polos mengikuti Julius Yi keluar dari rumah sakit dan kembali ke Villa West Town.
Kak Sarah memandang mereka berdua sambil berkata : "Tuan muda dan nyonya muda, kalian bicaralah baik-baik." Setelah itu, Kak Sarah berbalik dan berjalan keluar rumah.
Clarissa Yuan dengan air mata berlinang menatap Julius Yi yang sedang duduk di atas sofa, lalu segera berlutut dan meletakkan kedua tangannya di atas lutut Julius Yi sambil menangis : "Tuan muda, tolong pukullah aku, marahlah kepadaku, selama kamu tidak melukai dirimu sendiri, aku akan terima semua hukumanmu."
Tahun itu, ketika Gwendolyn Tsu kembali ke pelukan Justin Yi, Julius Yi sangat marah hingga keluar dari rumah. Itu juga yang menyebabkan Julius Yi mengalami kecelakaan mobil dan kehilangan penglihatan. Beberapa tahun kemudian, istri barunya...... mengandung anaknya Justin Yi. Clarissa Yuan bisa membayangkan betapa hancurnya perasaan Julius Yi.
Julius Yi terdiam beberapa saat sebelum berbicara dengan cuek : "Mengapa kamu tidak memberitahuku hal ini ?"
"Memberitahumu ?" Clarissa Yuan tersenyum sedih : "Bagaimana aku bisa memberitahumu hal seperti ini ? Mengatakan secara langsung kepadamu bahwa aku sedang mengandung anaknya Justin Yi ? Julius.... Kita sudah menikah begitu lama, kamu bahkan belum pernah menyentuhku, kamu tidak memberiku kesempatan untuk berbohong. Aku pernah berpikir untuk membohongimu bahwa anak ini adalah milikmu, dan kemudian melahirkannya dengan bangga, tetapi aku....."
Tetesan air mata Clarissa Yuan jatuh ke atas lutut Julius Yi dan membasahi celananya.
"Aku sudah pernah kehilangan seorang anak, dan aku benar-benar tidak ingin kehilangan anak lagi. Hatiku terasa seperti ditusuk pisau ketika ingin membuangnya, tetapi aku tidak punya pilihan lain...."
Clarissa Yuan tidak sanggup mengatakannya lagi, air matanya mengalir keluar semakin banyak.
Julius Yi dengan ragu memegang kedua tangan Clarissa Yuan yang ada di lututnya sambil berkata : "Tenanglah, aku tidak akan memaksamu untuk membunuhnya, aku akan memperlakukannya seperti anakku sendiri."
Clarissa Yuan terkejut dan menatapnya dengan tatapan kosong hingga beberapa saat, lalu kembali bertanya : "Benarkah ?"
"Benar, bagaimanapun juga itu baik dan tidak berbahaya bagiku." Julius Yi tersenyum pahit.
Clarissa Yuan tidak paham, tetapi Julius Yi malah tersenyum lembut sambil berkata : "Dengan adanya dia, aku tidak lagi seperti yang Yuliana Liu katakan, tidak memiliki apa-apa."
Clarissa Yuan terdiam sejenak, apakah ini adalah alasan Julius Yi membawa Clarissa Yuan pulang ?
Benar, Evelin baru saja memberitahu Justin Yi dan Kak Sarah bahwa kemungkinan Clarissa Yuan mengandung seorang anak laki-laki. Jika dugaan dokter itu benar, maka anak itu adalah cucu pertama dari keluarga Yi. Bahkan anak yang ada dalam perut Yuliana Liu harus mengalah kepadanya.
Yuliana Liu baru saja hamil sedangkan Clarissa Yuan sudah mengandung selama lebih dari dua bulan.
Tetapi jika Julius Yi benar-benar menginginkan seorang anak, mengapa dia tidak pernah menyentuh Clarissa Yuan dan tidak memberinya kesempatan untuk hamil ?
"Terima kasih...." Clarissa Yuan terharu.
Tidak peduli apa tujuannya dan bagaimana dia memikirkannya, selama Julius Yi mau menerima anak ini, Clarissa Yuan sudah sangat berterima kasih kepadanya. Dan apabila anak ini dapat membantunya mendapatkan apa yang diinginkannya, maka Clarissa Yuan bisa merasa lebih baik.
"Sudahlah, cepat bangkit berdiri, lantainya sangat dingin." Kata Julius Yi.
Clarissa Yuan malah tidak bangkit berdiri, dan memegang telapak tangan Julius Yi dengan erat sambil bersumpah : "Tuan muda, aku dan Justin Yi hanya melakukan itu sekali saja. Sungguh, waktu itu ketika kami ke Kota S untuk perjalanan bisnis, kami semua mabuk dan tidak sengaja melakukannya. Percayalah kepadaku, mulai sekarang aku akan menjaga jarak dengannya, tidak akan memiliki hubungan dengannya lagi. Aku akan merawatmu, tidak peduli apa yang akan terjadi di masa depan, aku tidak akan pernah meninggalkanmu selamanya."
"Kamu tidak perlu mengorbankan dirimu hingga seperti itu." Julius Yi menariknya sedikit lebih keras untuk bangkit dari lantai : "Kamu istirahat dengan baik, jangan terlalu banyak berpikir, aku berharap anak ini lahir dengan sehat."
Setelah selesai berbicara, Julius Yi bangkit dari sofa dan berjalan dengan hati-hati ke lantai atas.
Novel Terkait
Kembali Dari Kematian
Yeon KyeongAdore You
ElinaLove at First Sight
Laura VanessaMarriage Journey
Hyon SongAfter Met You
AmardaDark Love
Angel VeronicaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)