The True Identity of My Hubby - Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati

Hari ini merupakan hari dimana Liam akan keluar dari rumah sakit, nenek dan Justin Yi datang ke rumah sakit.

Julius Yi, Clarissa Yuan dan Natasia juga berada di ruangan rawat inap, nenek dengan ekspresi bahagia berkata, "akhirnya Liam keluar juga dari rumah sakit. kapan akan pindah dan tinggal di mansion?"

"Mansion itu ada dimana?" Liam bertanya dengan kebingungan.

"Tentu saja.......rumah nenek buyut."

Liam menggelengkan kepalanya berkata, "aku tidak mau, aku mau tinggal bersama ayah."

Nenek berpura-pura menggunakan ekspresi sedih bertanya, "kenapa?"

"Karena aku dan ayah merupakan keluarga." Setelah Liam selesai berbicara, dia melihat sekitar dan bertanya, "dimana ayah? Mengapa ayah tidak menjemputku untuk pulang?"

"Ehm...." Clarissa Yuan berpikir sejenak lalu berkata, "karena ayah ada urusan yang harus diuruskan, jadi tidak bisa menjemput Liam. Liam pulanglah bersama kita semua ya?"

Liam menganggukkan kepala dengan penurut berkata, "baik."

Hari ini kebetulan juga merupakan hari dimana Gwendolyn Tsu keluar dari rumah sakit, jadi Frans Tsu tidak bisa menjemput Liam untuk pulang.

Di lantai atas, begitu Gwendolyn Tsu melihat Frans Tsu langsung berteriak menyuruhnya pergi.

Karena Frans Tsu menyayangi dia, tentu dia tidak akan berselisih dengannya, membiarkan dia memarahinya. Menunggu hingga dia kelelahan karena berteriak, Frans Tsu menatap dia dan berkata, "Gwendolyn, setelah ayah mengetahui masalah kamu, dia sangat marah hingga masuk ke rumah sakit, ibu sedang menjaga dia. Sekarang selain aku tidak ada orang yang bersedia mengurusmu, kamu jangan berulah kembali."

"Aku tidak mau diurus oleh mu! Kamu pergilah!" Gwendolyn Tsu berteriak dengan marah.

"Kamu tidak mau diurus olehku? Kamu ingin pulang sendiri? Atau kamu mengharapkan Julius Yi datang menjemputmu?" Frans Tsu berjongkok di depannya, lalu memegang pundak dia dengan tangan yang hangat serta ekspresi yang tidak berdaya berkata, "Gwendolyn, jangan berulah kembali ya? Ayah sudah tidak ada tenaga untuk menjagamu, aku adalah kakakmu, kakak yang tidak akan membuangmu selamanya entah kamu berubah menjadi seperti apa. Kakak akan selalu menjagamu. Anak pintar, kita pulang."

Gwendolyn Tsu menangis tersedu-sedu, dengan suara tercekat bertanya, "bagaimana keadaan ayah sekarang?"

"Sangat tidak baik, jadi kamu harus penurut sedikit, jangan membuat dia khawatir." Frans Tsu melirik sekilas ke arah Sisca, Sisca segera melangkah kemari berkata, "Nona Tsu, ayo kita pulang."

Akhirnya Gwendolyn Tsu tidak lagi menolak, tidak lagi berulah, dia membiarkan Sisca mendorong dirinya keluar dari ruangan rawat inap.

Frans Tsu mengurus sisa pembayaran administrasi dan mengikutinya dengan langkah cepat.

Ketiga orang ini bersama-sama memasuki lift. Pada saat sampai di tempat parkir, kebetulan melihat Julius Yi, Clarissa Yuan dan yang lain berjalan keluar dari lift yang lain.

Sekeluarga beempat di tambah nenek dan Justin Yi merupakan jumlah yang tidak sedikit, suasananya sangat hangat dan bahagia.

Begitu pemandangan ini masuk ke penglihatan Gwendolyn Tsu, wajahya seketika menjadi muram.

Tentu saja Frans Tsu mengetahui hatinya yang tidak senang. Tetapi karena sudah bertemu dan kesempatan untuk bersembunyi saja tidak ada, dia pun hanya bisa memukul pelan pundaknya untuk menenangkannya.

Anggota Keluarga Yi juga melihat mereka, tetapi tidak ada yang membuka suara untuk sekadar menyapa bahkan tidak ada yang menanyakan keadaan tubuh Gwendolyn Tsu.

"Ayah!" Liam memanggil dengan senang dan berlari ke arahnya, tetapi dia menghentikan langkahnya ketika melihat Gwendolyn Tsu.

"Liam, anak baik." Frans Tsu mengelus kepala Liam dan Natasia karena dia ingin segera membawa Gwendolyn Tsu pergi dari sini, dia pun berkata, "Liam dan Natasia, kalian pulanglah terlebih dahulu dengan Bibi Clarissa. Ayah masih memiliki urusan dengan bibi."

"Ayah tidak menemani kami untuk pulang bersama?" Liam bertanya dengan kecewa.

"Ayah harus mengantar bibi untuk pulang, malam ayah akan kembali dan bertemu dengan kalian ya?"

"Baiklah." Liam dan Natasia menganggukkan kepalanya.

Pada saat Frans Tsu ingin mendorong Gwendolyn Tsu untuk pergi, Gwendolyn Tsu menggunakan kedua tangannya menahan roda, Frans Tsu dipaksa berhenti.

Frans Tsu menurunkan badannya, melirik sekilas Keluarga Yi yang sudah berjalan ke arah mobil mereka dan berkata di samping telinga dia berkata, "Gwendolyn, jangan berulah di depan anak-anak."

Gwendolyn Tsu terus menatap punggung Julius Yi dan Clarissa Yuan yang sudah berjalan semakin jauh. Tetapi selain terus menatapinya, dia tidak bisa melakukan apa pun.

Pada akhirnya, dia tetap didorong pergi oleh Frans Tsu.

Ini pertama kalinya Liam pulang ke Mansion Keluarga Yi. Karena merupakan sesuatu hal yang baru, seharian dia melewatinya dengan sangat bahagia. Tetapi ketika sudah malam, dia tidak berhenti bertanya mengapa ayahnya tidak menjemputnya untuk pulang.

Nenek melihat mereka yang terus mencari Frans Tsu dan hatinya tidak senang berkata, "ini harus bagaimana? Tidak mungkin terus membiarkan mereka tinggal di Rumah Keluarga Tsu bukan?"

Clarissa Yuan tersenyum dan menenangkan, "nenek, kamu jangan khawatir. Frans Tsu mengatakan akan menunggu setelah Liam keluar dari rumah sakit, dia akan mencari kesempatan untuk memberitahu mereka kebenarannya. Tunggu hingga saat itu baru kita resmi menjemput Liam dan Natasia untuk pulang."

"Harus menunggu hingga kapan?" Nenek bertanya dengan tidak sabar.

"Harus melihat keadaan Liam." Clarissa Yuan terdiam sejenak lalu melanjutkan, "lagipula urusan Julius dan Gwendolyn Tsu belum diselesaikan dengan jelas, jika Liam dan Natasia kemari juga tidak aman."

"Kamu tenang saja mengenai hal ini." Wajah nenek yang penuh percaya diri melanjutkan, "menurut kamu apakah Gwendolyn Tsu masih memiliki 'wajah' untuk kembali? Kalau pun dia masih memiliki 'wajah' untuk kembali, juga harus melihat apa dia memiliki nyali untuk melukai Liam dan Natasia."

Julius Yi berjalan kemari sambil tersenyum berkata, "nenek, sebaiknya anak-anak diantar pulang ke Keluarga Tsu saja. Jangan menakuti mereka dan tidak berani datang main kembali kemari untuk kedepannya."

"Baiklah." Nenek berjalan ke arah sana, menarik tangan Liam dan Natasia dan berkata dengan tidak rela, "kesayanganku, apakah besok akan datang kembali kemari untuk bermain dengan nenek buyut?"

Liam menganggukkan kepalanya dan berkata, "tentu saja, besok aku datang kembali untuk bermain bersama nenek buyut."

Julius Yi merangkul pundak Clarissa Yuan dan berkata, "ayo, aku antar kalian pulang."

Sebenarnya dirinya juga tidak rela.

Julius Yi mengantar Clarissa Yuan, Liam dan Natasia kembali ke villa milik Frans Tsu, tetapi Frans Tsu belum kembali dari Mansion Keluarga Tsu.

Noah Tsu masuk rumah sakit, dan Gwendolyn Tsu baru saja mengalami peristiwa seperti itu. Sudah seharusnya dia tetap tinggal di Mansion Keluarga Tsu jadi Clarissa Yuan tidak merasa terkejut. Setelah membantu Liam dan Natasia mandi, dia pun membawa mereka untuk tidur.

Keesokkan harinya merupakan hari Sabtu, pagi-pagi Frans Tsu dari Mansion Keluarga Tsu membawa Liam dan Natasia pergi ke taman bermain.

Sangat jarang Clarissa Yuan dapat bersantai, maka dari itu dia mengajak Evelin dan Catherine Yao berkumpul bersama-sama untuk meminum kopi. Catherine Yao sudah menikah, sedang dalam proses persiapan untuk kehamilan. Evelin masih seperti dulu, teralu sibuk.

Baru saja meminum seteguk kopi, Catherine Yao sambil tersenyum bertanya kepada Evelin, "dengar-dengar kamu sekarang bersama dengan adik ipar Clarissa ya?"

"Uhuk, kamu dengar dari siapa?" Evelin meliriknya sekilas.

"Dari Clarissa."

Clarissa Yuan menundukkan kepalanya, pura-pura tidak mendengar..

"Jangan mudah percaya terhadap rumor." Evelin menjawab.

Clarissa Yuan menatap dia dengan kebingungan, "Evelin, ini tidak seperti dirimu, dulu ketika kamu sedang bersama dengan pria yang mana, kamu dengan tidak sabar dan sombong memberitahu kami. Kenapa yang kali ini kamu diam-diam seperti ini? Haruskah seperti itu?"

"Memang, takut kami akan merebutnya?" Catherine Yao mencibir, "aku dan Clarissa ini sudah memiliki suami, tidak akan tertarik dengan pria kamu."

Evelin menatap mereka berdua tanpa tahu harus berkata apa. Dia tidak pernah menceritakan masalah yang tidak pasti.

Dia dan Justin Yi sekarang sedang berada di situasi dimana tidak ada yang terlebih dahulu menyatakan cinta. Berdasarkan karakter dia, dia tidak mungkin yang menyatakan terlebih dahulu. Sedangkan bagaimana pemikiran Justin Yi, dia benar-benar tidak tahu dan tidak bisa menebak dia.

Menurut dia, yang menyatakan cinta terlebih dahulu pasti orang yang

kalah terlebih dahulu di dalam percintaan. Sedangkan dia Nona Ke sudah terbiasa menjadi pihak pemenang sejak dulu.

Dia sengaja mengalihkan pembicaran bertanya, "bagaimana dengan kamu Nyonya Yi? Mengapa kamu hari ini memiliki waktu untuk mengajak kami minum kopi?"

"Aku?" Clarissa Yuan tersenyum dan berkata, "karena Liam sudah keluar dari rumah sakit."

Frans Tsu membawa Liam dan Natasia pergi bermain di taman bermain selama setengah hari, lalu membawa mereka pergi memakan camilan favorit mereka.

Sudah lama Liam tidak keluar untuk bermain, begitu keluar dia bersemangat seperti burung kecil yang bahagia. Frans Tsu akhirnya merasa tenang melihat dia yang sudah kembali sehat.

Setelah Liam memakan camilannya, tiba-tiba dia mengangkat kepalanya dan bertanya kepada Frans Tsu, "ayah, mengapa hari ini tidak mengajak Bibi Clarissa untuk pergi bermain bersama?"

Frans Tsu tersenyum, menjulurkan tangannya dan membelai kedua kakak beradik itu dan berkata, "apakah kalian suka Bibi Clarissa?"

Liam menganggukkan kepalanya dan berkata, "tentu saja suka, karena Bibi Clarissa menyayangi kita ama seperti ayah."

"Bagaimana dengan Paman Yi? Apakah kalian menyukainya?"

"Juga menyukainya." Natasia menjawab.

Frans Tsu berpikir sejenak dan berkata, "kalau begitu seterusnya Liam dan Natasia tinggal bersama Paman Yi dan Bibi Clarissa ya?"

"Tidak mau." Kedua kakak beradik ini menggelengkan kepala bersama-sama. Liam dengan serius berkata, "meskipun kami sangat menyukai Paman Yi dan Bibi Clarissa, tetapi kami paling menyukai ayah. Kami ingin hidup bersama ayah."

"Ehm..." Frans Tsu kebingungan cara untuk menjelaskan kepada mereka, bagaimana caranya agar mereka dapat mengerti?

Dia berpikir dengan sangat lama, lalu tersenyum dan berkata, "Liam, Natasia, sebelumnya kalian pernah bertanya kepada ayah mengapa anak-anak yang lain memiliki ibu sedangkan kalian tidak memiliki ibu. Sebenarnya......kalian memiliki ibu."

"Benarkah?" Kedua kakak beradik itu bertanya dengan senang.

Frans Tsu menganggukkan kepalanya dan berkata, "Bibi Clarissa merupakan ibu kalian."

Kedua kakak beradik itu terkejut bersama-sama.

Frans Tsu melanjutkan kalimatnya, "dan juga, Paman Yi merupakan ayah kalian yang sebenarnya."

Tentu saja Liam dan Natasia tidak mengerti, otaknya tidak bisa menerima pesan ini dalam sesaat. Dengan polos bertanya, "kenapa?"

Frans Tsu tertawa menjawab, "karena Paman Yi dan Bibi Clarissa yang melahirkan kalian, jadi mereka merupakan ayah dan ibu kalian."

"Kalau begitu bagaimana dengan kamu, ayah?" Natasia bertanya.

"Aku ya, aku adalah orang luar yang membantu Paman Yi dan Bibi Clarissa untuk menjaga kalian."

"Bukan." Liam menggelengkan kepala berkata, "ayah bukan orang luar, kami tidak mau menganggap ayah sebagai orang luar."

"Anak bodoh, hubungan darah itu tidak bisa diubah, tidak boleh asal memanggil sebutan ayah dan ibu. Kalian lihat, Paman Yi dan Bibi Clarissa sangat mencintai kalian bukan?"

Kedua kakak beradik ini menganggukkan kepalanya, Frans Tsu kembali berkata, "jadi, mulai besok kalian harus hidup bersama ayah dan ibu."

"Bagaimana dengan ayah?"

"Ayah.....ada urusan yang harus diselesaikan, tidak ada waktu untuk menjaga kalian. Jadi harus mengembalikan kalian kepada Paman Yi dan Bibi Clarissa." Takut mereka akan menolaknya, Frans Tsu menambahkan, "ayah sangat sibuk, tidak mungkin bisa membantu Paman Yi dan Bibi Clarissa terus menerus untuk menjaga kalian bukan?"

"Tetapi kami tidak ingin berpisah dengan ayah." Liam berkata dengan wajah sedih.

Frans Tsu menekan rasa sedih di hatinya, dia juga tidak ingin berpisah dengan mereka, tetapi.......

Dia menarik nafas pelan, sambil tersenyum berkata, "begini saja, jika kalian kangen dengan ayah, hubungi saja ayah, ayah akan segera pergi melihat kalian ya?"

"Tidak mau, aku ingin bersama dengan ayah setiap hari."

"Tetapi jika kalian tidak hidup bersama Paman Yi dan Bibi Clarissa, mereka akan sangat sedih, apakah kalian tega melihat mereka sedih?"

"Tidak tega."

"Benar kalau begitu."

"Apakah ayah benar akan sering melihat kami?" Liam mengkonfirmasi sekali lagi.

"Tentu saja, ayah akan menepati janji."

Meskipun tidak ingin, tetapi kedua kakak beradik itu pun akhirnya menganggukkan kepalanya dan menyetujuinya.

Melihat mereka yang tidak rela, dan tidak berani membantah ucapan dirinya. Dalam hati Frans Tsu merasa lega dan sedih. Dia tidak sia-sia menyayangi mereka selama tiga tahun ini.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu