The True Identity of My Hubby - Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)

Kak Sarah menyodorkan semangkuk sup nutrisi langsung ke hadapan Yuliana Liu, penuh senyum berkata: “Nyonya muda ketiga, ini nenek yang sengaja merebusnya khusus, mumpung masih panas, minumlah.”

Hanya mendengar dirinya dipanggil sebagai nyonya ketiga saja membuat hati Yuliana Liu berbunga-bunga senangnya. Dia refleks berbalik menghadap nenek: “Terima kasih nenek.”

“Terima kasih untuk apa sih, kamu sekarang satu orang makan untuk dua orang, tentu saja harus makan makanan yang penuh nutrisi.”

“Tetapi nenek, aku baca dari buku, janin itu tiga bulan ke atas barulah mendapat manfaat dari nutrisi seperti ini.” Ujar Yuliana Liu.

“Aduh, berhubung nenek sudah begitu perhatiannya, kamu nurut saja minum supnya, lagipula tidak ada efek buruknya.” Anaknya sudah akan menjadi seorang ayah, Gloria semakin berani berkata mengemukakan pendapatnya dibandingkan sebelumnya.

Selesai bicara tiba-tiba dia berbalik menghadap Clarissa Yuan, dengan sengaja tersenyum dan memandangnya bertanya: “Ohya, Clarissa, kamu sudah hamil belum? Harus cepat-cepat ya, kamu lihat Juwono saja sudah hampir menjadi seorang ayah, Julius masih belum tahu mau tunggu sampai kapan.”

Perkataan seperti ini hampir setiap kali waktu kumpul makan bersama ibu menanyakannya, dulu Clarissa Yuan hanya tersenyum menanggapi ini, sekarang keadaannya tidak sama, ditambah lagi pandangan Yuliana Liu yang mengandung perasaan bangganya, dia sebetulnya sangat merasa malu.

Kehidupan orang kelas atas begini rumitnya, wanita yang tidak melahirkan seorang anak laki-laki sepertinya akan menjadi bahan cemoohan, sungguh tidak mengerti mengapa pemikiran mereka bisa begitu terbelakang.

Ketika dia tidak tahu harus menjawab bagaimana, Gwendolyn Tsu tiba-tiba berkata: “Aku rasa kakak ipar masih muda, tidak perlu buru-buru, aku pun tidak akan begitu menikah langsung punya anak.”

Clarissa Yuan mengangkat wajahnya, menatapnya dengan sorot mati berterimakasih.

Gwendolyn Tsu membalasnya dengan senyum yang menenangkan, dengan penuh perhatian mengambilkan sepotong paha ayam untuk nenek: “Nenek, makan daging ayam lebih banyak ya.”

“Anak manis, kamu juga makan lebih banyak ya.” Nenek menjawabnya.

Yuliana Liu memandang Gwendolyn Tsu dengan pandangan meremehkan, lalu segera mengalihkan pandangannya kepada Julius Yi yang diam-diam sedang menikmati makanannya, lalu melihat lagi Clarissa Yuan yang sambil mengambilkan makanan untuk Julius Yi sambil menjelaskan nama makanan itu, semakin bertambah perasaan mengejek dalam hatinya.

Sampai sekarang dia masih tidak dapat percaya, Clarissa Yuan tidak disangka menikah dengan seorang buta!

Demi bisa menikah dengan orang kaya, dia sanggup berkorban sedemikian!

Setelah lewat acara makan siang, semuanya berkumpul duduk di sofa ruang tamu minum the, Clarissa Yuan menemani Julius Yi kembali ke kamar di lantai dua.

Clarissa Yuan merasa sepertinya dipukul tongkat keras sekujur tubuh dan hatinya merasa sangat letih, sekarang akhirnya bisa sesaat merasa tenang.

“Untung saja kita tidak tinggal di sini, kalau tidak tidak tahu hari-hari seperti ini harus bagaimana dilaluinya.” Waktu Clarissa Yuan menuntun Julius Yi sampai duduk di sofa, tidak tahan menggerutu.

“Bukankah kamu dikenal sebagai orang yang cuek?” Julius Yi sambil tersenyum menggodanya.

“Urusan melahirkan anak juga bukan hal yang bisa aku penuhi seorang diri, aku tidak bersalah kan.” Clarissa Yuan bergumam dengan kesal.

“Berarti kamu sedang menyalahkan aku?”

“Kalau bukan menyalahkanmu, mau menyalahkan siapa lagi?” Clarissa Yuan menaruh air minum yang sudah dituangnya di depan Julius, tubuhnya sedetik kemudian ditarik oleh Julius ke dalam pelukannya, dan ditindihnya dengan tubuhnya.

Clarissa Yuan menghembuskan nafasnya perlahan, memejamkan matanya, kecupannya mendarat di dahinya: “Apa susahnya sih hamil, asalkan kamu bersedia.”

“Aku….aku tidak bersedia.”

“Kamu tidak bersedia?”

“Eee…..aku, sekarang….tidak cocok waktunya.”

“Kamu lebih dari merasa sekarang bukan waktu yang cocok, malam pun belum tentu cocok juga.” Julius Yi melepaskannya, menegakkan posisi duduknya, dengan ekpresi wajah datar berkata: “Bantu aku ambilkan gelang giok di dalam laci kedua nakas di samping ranjang.”

Pikiran Clarissa Yuan masih berhenti di perkataan yang diucapkannya barusan, Clarissa tahu yang dimaksudkan olehnya adalah waktu terakhir kali maagnya sedang tidak enak hampir saja muntah, sebetulnya dia bukan sengaja seperti itu, tapi Julius Yi tidak percaya.

Walau dia belum mempersiapkan diri untuk hamil, tapi juga tidak akan sengaja menghindari hal ini, lagipula yang menikahinya bukanlah orang biasa-biasa, dia tetap diijinkan untuk mengikuti apa yang dia suka lakukan.

“Kok tidak bergerak?”

“Hah? Oh…aku sekarang ke sana.” Clarissa Yuan berdiri, berjalan menuju nakas samping ranjang.

Dia membuka laci yang kedua, menyingkirkan benda-benda yang menutupi di atasnya, ternyata dilihatnya ada sebuah kotak perhiasan berwarna merah, di dalamnya ada sebuah gelang giok yang sangat indah, yang sekali lihat saja bisa tahu ini tak ternilai harganya.

Gelang giok yang sangat artistic, sangat indah, bahkan dibanding yang dikenakan di pergelangan tangannya sekarang jauh lebih bagus.

Dengan perasaan terkejut dia melihat Julius Yi, lalu melihat lagi gelang giok itu, tidak mungkin mau diberikan untuknya kan? Perlu diketahui, sejak menikah selain dia memberikan rumah dan pakaian, belum pernah dia memberikan apapun, bahkan cincin kawin pun Justin Yi yang memesankan untuknya.

Dia kembali ke samping Julius Yi, dengan sedikit terharu berkata: “Gelangnya cantik sekali.”

Meskipun dia tidak senang memakai perhiasan, tapi kalau Julius Yi yang memberikannya, hatinya merasa hangat.

Julius Yi menerima gelang itu, ditaruhnya di telapak tangannya, perlahan dibelainya.

Apa dia salah lihat? Dia sepertinya melihat sedikit perasaan sedih dalam sorot mata Julius, Clarissa Yuan dengan curiga berusaha menilainya.

Tidak menunggu sampai dia melihat jelas, Julius Yi sudah mengembalikan gelang kepadanya, dengan ekpresi tenang berkata: “Berikan gelang ini atas nama dirimu kepada Yuliana Liu.”

“Apa?” Clarissa Yuan terkejut.

Ternyata dia bukan bermaksud memberikan gelang ini untuk dirinya, tapi diberikan kepada…. Yuliana Liu?

“Kamu menyuruhku memberikan gelang ini kepada Yuliana Liu?” Clarissa Yuan tidak percaya menunjuk-nunjuk dirinya sendiri.

Dia dan Yuliana Liu kelihatannya saling tidak suka, Yuliana Liu baru saja bersama-sama dengan ibu menertawakan dirinya kan?

Kamu adalah kakak iparnya, tidakkah sudah seharusnya kamu memberikan ini sebagai kado pernikahan? Ataukah kamu berencana keluar uang sendiri membeli hadiah?” Julius Yi bertanya.

Clarissa Yuan pun terdiam.

Yuliana Liu adalah menantu baru keluarga Yi, dia sebagai kakak ipar tertua tentu saja harus memberi hadiah , lagipula kalau pakai uang gajinya itu, tentu saja tidak bisa membeli hadiah seperti ini.

Baiklah, bagaimanapun Julius Yi sudah begitu bijaksananya menggantikan dirinya mempersiapkan baik-baik kado ini, dia mengikuti melakukan apa yang diminta.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu