The True Identity of My Hubby - Bab 147 Suami Istri Sehati
Clarissa melihat dia ingin berbicara, langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir dia dan berbicara: “Julius kamu tenang dulu, dengar aku selesai bicara. Yang tadi aku bilang semuanya demi kebaikan kamu, tetapi kalau aku begitu penting di dalam hidupmu, aku juga bersedia kerjasama, tinggal di sisimu dan menemanimu seumur hidup. Meski semua orang di dunia ini melarang, meski pada akhirnya kita hanya bisa kawin lari, aku tidak akan peduli.”
Awalnya wajah Julius Yi yang terlihat khawatir setelah mendengar kata-kata yang selanjutnya, akhirnya tersenyum.
“Kamu bisa berpikir begitu aku sudah tenang.” Julius Yi langsung memeluknya, tertawa dan berkata: “Aku masih takut kamu meninggalkan aku karena kata-kata Nenek tadi.”
“Kepergian aku hanya agar kamu bisa lebih baik, kalau tidak bisa mencapai hasil ini, kalau begitu untuk apa aku pergi?”
“Iya, tidak ada maknanya, jadi kamu jangan sampai berpikir begitu.”
“Baiklah, cepat lepaskan aku, aku sudah lapar.”
“Ou, maaf, ayo kita turun dan makan.” Julius Yi melepaskan dia dan menggandeng dia berjalan menuju depan pintu kamar.
Dia berjalan sangat cepat dan langkahnya tenang, Clarissa Yuan mengamati dia dengan curiga, ilusi seperti itu muncul lagi, rasanya Julius Yi sama sekali tidak seperti orang buta.
“Julius, apakah kamu tidak berjalan terlalu cepat?” tanya dia dengan curiga.
Julius Yi menghentikan langkahnya, membalik badan dan menghadap padanya, lalu tertawa: “Maaf, aku terlalu senang.”
“Apakah kamu yakin kamu tidak bisa melihat?”
“……” Julius Yi tidak bisa berkata.
Clarissa Yuan tertawa, mengangkat tangan dan menepuk wajahnya yang tampan: “Aku becanda, mana mungkin aku tidak percaya kamu?”
Julius Yi melihat wajahnya yang tersenyum, dia sendiri malah tidak bisa tersenyum.
Clarissa yang begitu mempercayainya malah terus ditipu olehnya.
“Clarissa…….” Julius menariknya.
“Iya?” Clarissa Yuan memutar kepala dan menatap dia.
“Aku…….” Jakun Julius Yi bergerak, dalam hati ragu apakah ingin memberitahu dia kebenarannya. Di saat bersamaan dia menenangkan diri sendiri di dalam hati, memberitahu Clarissa seharusnya tidak apa-apa kan, dia begitu baik hati, juga bukan orang yang suka membuat masalah.
Apalagi keduanya tinggal di dalam satu rumah, setiap hari menipunya seperti ini terlalu lelah, di dalam hati juga merasa tidak enak.
“Kenapa?”
“Aku selalu ingin memberitahumu suatu hal.”
“Hal apa?”
“Eemm…… Nenek bilang ke aku gelangnya sudah ketemu.” Seketika keringat dingin keluar dari dahinya, dia kekurangan keberanian untuk memberitahunya, juga tidak seharusnya memberitahunya hari ini.
Besok dia masih harus sidang, dia tidak bisa memengaruhinya karena hal ini, lebih baik tunggu sidangnya berakhir baru beritahu dia.
“Benaran? Ketemu di mana?” Clarissa Yuan bertanya dengan senang.
“Katanya setelah Gwendolyn Tsu melihatnya di suatu pameran, dia melelangnya dan membawa kembali.”
“Kalau begitu baik sekali, akhirnya aku bisa tenang.” Clarissa Yuan menghela nafas.
Menghilangkan benda warisan Keluarga Yi, hatinya selalu sangat tidak tenang, untung saja sekarang sudah ketemu.
“Tetapi……Nenek sudah menyimpan kembali gelang itu.”
“Ya sudah disimpan kembali saja, aku tidak apa-apa.” Clarissa Yuan tertawa dengan tidak bermasalah: “Kalau ditaruh di aku lagi, aku juga tidak berani, kalau sampai aku hilangkan lagi bagaimana.”
“Iya, baiklah kalau kamu berpikir begitu.” Julius Yi masih sedikit gelisah.
Tadi hampir memberitahu dia kebenarannya, hanya sedikit lagi……!
*****
Gwendolyn Tsu datang ke Kediaman Yi, mengetuk pintu kamar Nyonya Tua.
“Silahkan masuk.” Terdengar suara Nyonya Tua dari dalam ruangan.
Gwendolyn Tsu masuk ke dalam dan bertanya dengan sopan: “Nenek, Anda cari aku?”
“Iya.” Nyonya Tua menunjuk sofa kosong di seberangnya: “Duduk saja.”
Gwendolyn Tsu menurut dan duduk di atas sofa, di dalam hati mencurigai alasan Nyonya Tua tiba-tiba menyuruhnya ke sini.
Kak Vero membawa teh masuk untuk Gwendolyn Tsu, lalu keluar, Nyonya Tua mengamati Gwendolyn Tsu dan berkata: “Kamu sedang ingin putus dengan Justin?”
Gwendolyn Tsu sedikit terkejut, tidak menduga Nyonya Tua bisa tiba-tiba menanyakan hal ini.
Tampaknya sampai sekarang Nyonya Tua masih belum mengetahui kegemparan yang terjadi di Perusahaan Besar Yi baru-baru ini, pria Keluarga Yi benar-benar merahasiakannya dengan baik.
“Nenek mengapa bertanya begitu?”
Nyonya Tua menghela nafas dengan tidak berdaya: “Hal yang terjadi dalam keluarga belakangan ini terlalu banyak, bahkan orang untuk mencurahkan hati pun tidak ada, tiba-tiba menyadari kamu jarang kemari di belakangan ini. Aku menelepon dan bertanya pada Justin, Justin menutup-nutup dan tidak jelas bicaranya, aku pikir sepertinya kalian sedang bertengkar.”
“Jangan-jangan tebakan aku benar?” tanya Nyoya Tua dengan prihatin.
Gwendolyn Tsu berpikir sebentar, ragu sebentar baru mengangguk: “Nenek, aku jujur saja, aku sudah putus dengan Justin.”
“Kenapa?” Nyonya Tua sangat terkejut.
“Karena…….” Mata Gwendolyn Tsu berkaca-kaca dan mulai mengisak.
Wajah dia yang kasihan membuat Nyonya Tua semakin tegang, berkata: “Apakah Justin berbuat apa pada kamu? Gwendolyn, kamu bilang dengan Nenek, Nenek mendukung kamu dan membereskan dia.”
“Bukan begitu……” Gwendolyn Tsu menggeleng-geleng kepala, lalu berdiri dan ke depan Nyonya Tua, menatapnya sambil menangis, dia berkata: “Nenek, aku jujur saja dengan kamu, yang aku cintai selama ini adalah Julius, aku juga tidak bisa melupakan Julius. Waktu itu putus dengan dia dan berpacaran dengan Justin adalah ide Ibuku, Ibuku yang berpikir aku tidak cocok dengannya dan bersikeras melarang kami berpacaran.”
“Ada masalah seperti ini?” Nyonya Tua tidak pernah tahu.
Gwendolyn Tsu mengangguk dengan mati-matian: “Nenek, orang yang aku cintai adalah Julius, maka aku tidak bisa menikah dengan Justin.”
“Tetapi……Julius sudah menikah.”
“Aku tahu.” Gwendolyn Tsu mengusap air mata di wajahnya: “Aku juga tahu Julius dan Clarissa berhubungan dengan sangat baik, jadi selama ini aku tidak pernah berani mengungkapkan perasaanku terhadap Julius, tetapi Nenek…… aku menyembunyikannya dengan sangat menderita.”
“Ini…….” Nyonya Tua melihat dia menangis dengan begitu sedih, seketika juga tidak tahu harus bagaimana menghiburnya lebih baik.
“Nenek, Bolehkah aku egois dan memohon suatu hal pada Anda?”
“Hal apa?”
“Kalau dulu, aku tidak pernah berpikir Julius dan Clarissa akan bercerai, Clarissa juga sudah hamil, Julius secara perlahan-lahan menerimanya. Tetapi sekarang sudah berbeda, sekarang Clarissa sudah tidak bisa hamil lagi, Julius tidak mungkin bersama dia seumur hidup bukan? Jadi aku ingin Nenek mendukungku dan membiarkan aku menikah dengan Julius, boleh tidak?”
“Ini…….” Nyonya Tua tertegun sebentar, menggeleng kepala: “Tidak bisa, Julius tidak akan setuju.”
“Mungkin Julius tidak setuju, karena dia tidak ingin berhutang pada Clarissa, bagaimanapun juga Clarissa merawatnya dengan sangat baik beberapa lama ini. Tetapi yang benar-benar dia cintai adalah aku, dia menikahi Clarissa untuk membuatku marah.” Gwendolyn Tsu menggenggam kedua tangan Nyonya Tua, memohonnya: “Nenek, tolong bantu aku, aku benar-benar tidak bisa kehilangan Julius. Aku tidak peduli apakah dia buta atau tidak, juga tidak peduli apakah dia bisa melindungiku seperti pria biasa, aku akan merawat dia dengan baik seumur hidup, menemaninya dan melahirkan anak untuknya.”
“Gwendolyn…….” Nyonya Tua mengelap air mata di wajahnya menggunakan sapu tangan dengan merasa kesulitan: “Nenek bukan tidak ingin membantu kamu, tetapi tidak bisa membantu kamu.”
Gwendolyn Tsu menggeleng kepala: “Tidak, Julius paling menuruti kata Nenek.”
“Gwendolyn, untuk apa kamu begini.” Nyonya Tua berkata: “Walaupun kamu tidak ingin menikah dengan Justin, di dunia ini masih ada banyak pria yang bisa kamu pilih, kamu sembarang pilih semua lebih baik daripada Julius.”
“Kalau bisa melepaskan Julius, aku sudah menikah dengan Justin sejak awal, Justin lebih unggul daripada Julius, tetapi cinta sungguh tidak bisa diperhitungkan dengan cara seperti ini.”
“Tetapi Julius sudah tidak mencintai kamu.”
“Tidak, Nenek, dia masih mencintaiku.”
“Gwendolyn, aku jujur saja pada kamu, kemarin aku baru pergi mencari Julius dan Clarissa.” Nyonya Tua tersenyum sedih: “Aku juga berharap Julius dan Clarissa bisa bercerai dan menikahi istri yang bisa melahirkan anak untuknya, aku mencarinya juga agar Clarissa menyerah sendiri. Tetapi Julius sudah bilang, apabila kehilangan Clarissa, hidupnya tidak akan ada makna lagi. Dia bilang dia sudah tidak mencintaimu sejak awal dan menyamakanmu dengan batu giok indah, saat ditinggalkan akan ada rasa sayang dan tidak rela, tetapi tidak akan menderita dan tidak bisa hidup lagi. Tetapi Clarissa berbeda, dia merasa Clarissa adalah pasangan yang ditakdirkan padanya, adalah cinta yang tidak bisa dilepaskan olehnya.”
Ekspresi Gwendolyn Tsu perlahan-lahan menjadi kaku, sebentar baru berkata: “Dia sungguh berkata begitu?”
Nyonya Tua mengangguk: “Benar.”
“Tidak mungkin, Julius menipu kamu, Nenek, apakah Anda lupa tahun itu dia meninggalkan rumah demi aku? Kalau sungguh seperti yang dia bilang bisa melepaskan dengan begitu mudah, mengapa dia bisa meninggalkan rumah? Bahkan sekali pergi langsung tiga tahun?”
“Tetapi Julius bilang begitu.” kata Nyonya Tua.
Gwendolyn Tsu berpikir, pasti Clarissa Yuan yang membuatnya berkata begitu.
Cinta yang tidak bisa dilepaskan? Dia tidak percaya Clarissa adalah cinta yang tidak ingin dilepaskan oleh Julius!
Seorang perempuan yang tidak terampil di berbagai bidang, juga tidak bisa melahirkan anak, ada hak apa untuk dibandingkan dengannya? Juga ada hak apa untuk berebutan pria dengannya?
*****
Sidang hari ini lumayan lancar, Clarissa Yuan menggandeng Julius Yi keluar dari kantor pengadilan, kelihatannya perasaannya sedang baik.
Julius Yi tersenyum: “Walaupun diputuskan di lain hari, tetapi hasilnya seharusnya orang-orang sudah tahu kan?”
“Benar, menurut aku pasti menang .” Clarissa mengangkat kepala dengan percaya diri.
Julius Yi tertawa diam-diam: “Kamu percaya diri sekali.”
“Harus dong.” Clarissa Yuan memutar kepala dan melihatnya, tertawa dan berkata: “Bagaimana? Sudah melihat kehebatan aku dalam bertengkar kan? Aku beritahu kamu, perkara perceraian adalah keahlianku, jadi kamu setelahnya lebih baik jangan macam-macam denganku.”
“Tenang, walaupun demi tidak ingin melakukan sidang perceraian denganmu, aku juga akan menahan untuk tidak bermacam-macam denganmu.”
“Berbicara seperti merasa sangat disuliti saja.” Clarissa Yuan tertawa dan melihatnya.
Saat ini, Nyonya Ling yang juga gembira berjalan kemari, setelah berterima kasih pada Clarissa Yuan, mengamati Julius Yi yang ada di sampingnya, berkata dengan iri: “Lihat hubungan kalian berdua, coba lihat aku, sungguh membuatku iri.”
Clarissa Yuan menggandeng lengan Julius Yi dengan erat, tertawa dan berkata: “Kami ini namanya suami istri sehati.”
Novel Terkait
After The End
Selena BeeCutie Mom
AlexiaThe Gravity between Us
Vella PinkyMi Amor
TakashiCinta Yang Tak Biasa
WennieThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)