The True Identity of My Hubby - Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)

“Kalau memang kamu tahu aku orang yang begitu tidak bertanggung jawab, kenapa kamu masih mau mencintai aku?” Tiba-tiba Julius juga membentak : “Kenapa? Bahkan aku pun membenci diriku sendiri, apa yang sebenarnya seorang nona besar Tsu seperti kamu cinta dari aku?”

“Clarissa mencintai kamu karena apa maka aku juga mencintai kamu karena apa!”

“Kamu tidak pantas dibandingkan dengan Clarissa!” Julius mengangkat lengannya, dan menunjuk ke arah bawah dengan emosi : “Pergi! Pergi dari sini!”

“Julius! Sudah kubilang ini adalah kesempatan terakhir!”

“Sudah dibilang aku tidak mau!”

“Kamu......” Gwendolyn melotot dan menggertakkan gigi : “Kalau begitu tunggu saja dosa kamu diingat sama semua orang selamanya!”

Usai mengumpat seperti itu, Gwendolyn pun pergi dengan emosi meluap-luap.

Setelah Gwendolyn pergi, seketika Julius seperti balon yang kempes, ia membalikkan badan kembali ke kamar dan terduduk di sofa.

Clarissa ikut masuk ke dalam dan duduk di sampingnya, diamatinya wajah Julius yang suram : “Apakah kamu benar-benar membenci dirimu yang sekarang?”

Julius menengadahkan kepala menatapnya, lalu memeluknya dan menggeleng : “Clarissa, kamu jangan salah paham, aku hanya benci diriku tidak punya kemampuan untuk mempertahankan perusahaan Yi, bukan membenci pilihanku sendiri. Ini adalah pilihan yang tidak akan pernah kusesali seumur hidup, selamanya tidak akan pernah menyesal.”

“Julius......” Clarissa balik memeluknya, dia tahu tekanan dalam hati Julius sangat berat, serta selalu berat.

Clarissa sungguh ingin memberitahunya bahwa dia merestuinya, agar dia tidak menjadi orang yang dianggap bersalah, tapi juga takut Julius akan tidak senang dan marah.

***

Juwono menatap Julius yang dihadapannya, lalu bertanya sambil tertawa : “Tuan muda kedua, bukankah dari dulu kamu tidak senang dengan aku? Bagaimana hari ini bisa mentraktir aku minum kopi?”

Gloria pura-pura menepuk tangan Juwono untuk mengingatkan : “Jangan tidak sopan dengan kakak sendiri.”

“Ibu, kakak kedua yang terlebih dulu tidak sopan dengan aku, dia sudah hampir tidak mengakui aku adiknya.” Sindir Juwono.

“Darah yang mengalir dalam tubuh kalian adalah darah keluarga Yi, bagaimana bisa bilang tidak mengakui?”

“Aku juga berpikir seperti itu, tapi tuan muda kedua tidak berpendapat demikian.”

“Cukup, Juwono, hari aku datang karena ada yang ingin aku rundingkan dengan kamu.” Dengan tenang Julius memotong percakapan ibu dan anak tersebut.

“Merundingkan apa, bilang saja.” Juwono mengangkat pergelangan tangannya melihat jam : “Pesawat aku jam 3.”

“Lusa sudah rapat direktur, kamu mau ke mana?”

“Merilekskan hati ke luar negri, bisa ke mana lagi?”

“Tidak boleh, hari ini kamu tidak boleh pergi.” Ucap Julius dengan serius : “Kalau pun mau pergi juga harus tunggu sampai rapat besar berakhir.”

“Tuan muda kedua, kamu mau mengatur aku lagi?”

“Juwono, sekarang bukan saatnya jengkel.”Nafas Julius mencepat : “Tambah lagi, Yuliana sudah di rumah sakit menunggu saatnya melahirkan, apakah pantas kamu liburan ke luar negeri di saat seperti ini?”

“Sudah kubilang, kamu tidak perlu mengurusi urusanku.” Ucap Juwono sebal.

“Baik, aku tidak mengurus kamu.” Julius mengangguk, menenangkan nada bicaranya dan berkata dengan serius : “Aku berencana menjual perusahaan Yi ke bank, ini adalah cara terakhir untuk menyelamatkan perusahaan Yi, meskipun persentase keberhasilannya tidak tinggi, dan ada kemungkinan perusahaan Yi akan hancur parah, tapi ini tetap adalah cara satu-satunya. Kamu adalah pemegang saham sebanyak 10%, aku butuh kerja sama dari kamu......”

“Tuan muda kedua, aku lupa memberitahu kamu.” Juwono menyelanya, dengan ekspresi datar dia berkata : “Saham perusahaan Yi yang aku pegang sudah kujual.”

“Apa kamu bilang?” Tatapan Julius menjadi dingin.

“Aku bilang aku sudah menjual saham itu.” Juwono mengulangi perkataanya.

Julius melototinya dengan terkejut, agak lama kemudian baru ia bertanya : “Dijual ke siapa? Noah Tsu?”

Melihat Julius yang seperti sangat menahan emosi, refleks dalam hati Juwono merasa sedikit takut, tapi ia tetap berlagak berani berkata dengan ketus : “Tuan muda kedua, bisakah kamu jangan menatap aku dengan tatapan yang seolah mau membunuh orang? Bukankah harusnya kita senang ada yang mau membeli saham perusahaan Yi di saat seperti ini? Punya alasan apa untuk menolak? Apakah harus sampai perusahaan Yi sudah bangkrut, setelah surat saham sudah menjadi kertas tidak berharga baru memikirkan jalan keluar? Saham itu ditinggalkan oleh ayah untuk aku, aku tidak ingin menjadi seperti kamu dan kakak pertama yang diam menunggu saham itu menjadi hutang, apa salahnya dari ini?”

“Benar, Justin, ini adalah saham Juwono, dia.....dia punya hak untuk mengurusnya.” Buru-buru Gloria membela anaknya.

Julius melototinya, luapan emosi di dalam hatinya tidak bisa dikeluarkan karena dia.

Dia menjual sahamnya ke Noah!

Berarti sekarang saham yang dipegang Noah sudah melebihi perusahaan Yi!

Demi menghapus kesalahannya, Juwono berkata : “Tuan muda kedua, manusia kalau tidak membuat dirinya menjadi lebih baik, maka akan susah untuk bisa berpijak di bumi, kalau bukan kamu mengancam Paman Feng, mungkin dia sudah menjual sahamnya ke Noah, sekarang pemegang saham yang lain juga ribut ingin menjual saham mereka ke Noah, apakah kamu juga akan meluapkan emosi ke mereka?”

Julius melototinya sambil menggertakkan gigi : “Juwono, tolong pikir yang jelas, kamu tidak sama dengan mereka, kamu itu keturunan keluarga Yi.”

“Keturunan keluarga Yi juga perlu jalan keluar.” Ujar Juwono.

Gloria yang disamping berkata lagi : “Justin, kalau kamu mau menyalahkan, salahkan Julius, dia yang lebih dulu tidak berbelas kasihan, baru kami tidak bersolidaritas.”

Mengenai ini, Julius tidak pernah punya kemampuan untuk membantah, di saat ini juga dia tidak ingin membantah lagi.

Kalau memang sahamnya sudah di jual, apa gunanya berbicara lagi?

Julius bangkit perlahan dari kursi, serta mengambil kopi di atas meja dan disiramnya ke wajah Juwono : “Juwono! Kamu sama sekali tidak pantas menjadi keturunan keluarga Yi!”

Kopi yang sudah dingin itu mengalir mengikuti bentuk wajah Juwono, meresap ke lehernya. Yang tidak disangka adalah Juwono sama sekali tidak emosi, melainkan Gloria yang mengomel sembari mengelap kopi di wajah Juwono : “Ini sedang musim dingin, bagaimana bisa kamu menyiram kopi ke Juwono? Keterlaluan sekali!”

Juwono membuka mata perlahan, lalu berkata kepada Julius : “Tuan muda kedua, dalam masalah ini kita impas sekarang, aku harap tidak akan ada lain kali lagi.”

“Perusahaan Yi sudah hancur, kamu jalani kehidupan kayamu, aku jalani kehidupan miskinku, jadi......kamu tenang saja, tidak akan ada lain kali lagi.” Julius pergi dengan emosi setelah mengatakan ini semua.

***

Setelah Julius pergi, tanpa mempedulikan kopi di tubuhnya, Juwono meninju permukaan meja dengan marah, dengan sedikit terisak ia berkata : “Kenapa aku begitu sialan, tapi dia masih tidak langsung membunuh aku saja.”

“Juwono, apa yang kamu katakan? Bukankah kita juga karena terpaksa?” Gloria menghibur sambil menepuk pundaknya : “Jangan berpikir terlalu banyak, cepatlah ke bandara.”

Juwono mengangguk, baru saja hendak berdiri dari sofa, ponsel Gloria berdering.

Tertera nama Yuliana di layar ponsel, sekali tersambung dia langsung berkata dengan senang : “Sudah masuk ruang bersalin? Baik......aku pergi sekarang.”

Gloria mematikan panggilan dan berkata kepada Juwono dengan gembira : “Ibu mertuamu menelepon dan bilang Yuliana sudah masuk ruang bersalin, kalau kita pergi sekarang harusnya sempat, kamu tidak ingin melihat anakmu sendiri?”

Juwono melihat jam sekilas : “Baiklah, kita ke sana sekarang.”

“Iya, lihat sebentar baru pergi masih sempat.”

Ibu dan anak tersebut pun meninggalkan kafe pergi ke rumah sakit.

Ketika sampai di rumah sakit, di ruang bersalin tertulis sedang proses operasi, nyonya Liu sedang mondar mandir gelisah di depan pintu.”

Gloria bertanya dengan riang : “Ibu besan, apakah Yuliana dan si bayi akan cepat keluar?

“Mungkin sebentar lagi.” Baru saja nyonya Liu berkata seperti itu, pintu ruang bersalin terbuka, seorang suster keluar dengan menggendong bayi kecil, serta berkata kepada anggota keluarga : “Keluarga nona Liu? Selamat, seorang putri yang sehat.”

Perkataan riang dari perawat malah membuat semuanya terperanjat, menatap nona perawat dengan muka tidak percaya.

Nona perawat kebingungan dengan pelototan mereka : “Kenapa?”

“Nona perawat, tidak salah? Bayi yang dikandung Yuliana adalah laki-laki.” Tanya Gloria yang lebih dulu sadar.

Nona perawat melihat kartu nama di tangan bayi dan bertanya : “Atas nama Yuliana Liu?”

“Benar.”

“Berarti tidak salah, seorang bayi perempuan.”

“Bagaimana mungkin?” Gloria histeris : “Waktu itu diperiksa sudah dibilang laki-laki, bagaimana mungkin perempuan, pasti kalian salah.”

Gloria mengenggam tangan perawat dengan panik : “Apa mungkin tertukar dengan bayi lain? Pasti ada kesalahan......”

“Nyonya, setiap ruang bersalin hanya untuk operasi satu orang, bagaimana mungkin salah?” Nona perawat tidak habis pikir, tidak pernah ia menemui orang yang begitu pilih kasih antara laki-laki dan perempuan, selanjutnya dia berkata lagi : “Saya bersihkan badan bayi dulu, si ibu sedang dijahit, nanti baru akan keluar.”

“Baik, terima kasih nona perawat.” Ucap nyonya Liu.

Setelah perawat pergi membawa si bayi, Gloria mengomel ke nyonya Liu : “Ada apa ini? Bukankah waktu itu katanya yang dikandung Yuliana itu laki-laki? Bagaimana bisa menjadi perempuan?”

“Ibu besan, ini......terkadang dalam kedokteran juga ada kesalahan, tidak mengherankan.” Nyonya Liu menjelaskan dengan rasa bersalah.

Waktu Yuliana memberitahunya rahasia ini, dia juga sangat terkejut, juga sudah menebak Gloria akan sangat marah, hanya saja tidak disangka reaksinya akan seheboh ini.

Nyonya Liu menoleh ke Juwono dengan wajah memohon, berharap dia bisa membantu mengatakan sesuatu, namun Juwono hanya berkata : “Aku pergi ke bandara dulu.”

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu