The True Identity of My Hubby - Bab 279 Tidak menginginkan anak
Begitu Julius Yi memberitahu Nyonya Tua bahwa mereka akan pindah, pikiran pertama Nyonya Tua adalah bahwa dia tidak akan pernah melihat Liam dan Natasia lagi di masa depan. Julius Yi tentu saja mengerti itu, dia tersenyum menenangkan: "Nenek, tenanglah, aku akan sering membawa anak-anakku ke rumah nenek untuk melihatmu."
"Itu tetap tidak sama, aku tidak bisa melihat kalian setiap hari," Nyonya Tua dengan enggan berkata, "Aku akhirnya mempunyai dua cicit yang tinggal bersamaku sekarang, sedih sekali mereka harus meninggalkanku."
"Nenek, jangan seperti itu, Gwendolyn ada di sini, dan Clarissa dan aku sangat tidak nyaman," kata Julius Yi.
"Aku mengerti," Nyonya Tua mengangguk, lalu menghela nafas: "Sebenarnya, aku tidak merasa nyaman di hatiku, dan meskipun aku enggan, aku akan membiarkanmu pergi demi keselamatan Liam dan Natasia."
"Aku tahu Nenek pasti mengerti," Julius Yi tersenyum dan meraih tangan kecil Clarissa Yuan: "Sekarang kamu bisa tenang, kan?"
"Ya, terima kasih Nenek atas pengertianmu. " Clarissa Yuan bersyukur: "Kami pasti akan sering kembali untuk menemuimu."
“Aku mengerti perasaanmu sebagai orang tua,” Nyonya Tua tersenyum bahagia.
Nyonya Tua merenung sejenak, lalu menghela nafas, "Gwendolyn Tsu ini terus berkata bahwa dia tahu dia salah. Dia berkata dirinya ingin berubah, tetapi aku tidak tahu apakah dia benar-benar merasa seperti itu dalam hatinya.”
Tidak hanya Nyonya Tua yang berpikir seperti itu, Julius Yi dan Clarissa Yuan juga khawatir.
Jika Gwendolyn Tsu benar-benar tidak bisa berubah, itu tidak hanya akan melukai Justin Yi, tetapi juga mengubur bom waktu di rumah.
Clarissa Yuan berpikir sejenak dan menenangkan sambil tersenyum: "Nenek, bagiamanapun juga kita harus memberinya kesempatan, mungkin dia benar-benar ingin berubah."
"Kuharap begitu," Nyonya Tua mengangguk.
*****
Ketika Julius Yi kembali ke kantor, dia membuka pintu dan melihat Gwendolyn Tsu duduk di kursi roda di samping sofa.
Julius Yi terkejut, dia berjalan mendekat dan memandangnya, "Gwendolyn, kamu belum pulih, mengapa kamu datang ke sini?”
"Aku datang membawa makanan untukmu," Gwendolyn Tsu menyerahkan kotak makanan kepadanya: "Ini adalah keripik ubi yang aku buat sendiri, yang paling kamu suka."
Justin Yi mengulurkan tangan dan mengambil kotak makanan itu. Tangan lainnya menepuk punggungnya dan berkata dengan lembut, "Sekarang tidak sama seperti dulu lagi, kamu harus merawat dirimu sendiri."
Gwendolyn Tsu meraih telapak tangan Julius Yi dari punggungnya dan berkata dengan serius: "Justin, aku hanya ingin kamu tahu bahwa meskipun aku lumpuh, aku bukan orang yang lumpuh yang tidak bisa melakukan apa-apa. Aku bisa mengurus diriku sendiri dan menjagamu."
"Aku senang kamu bisa berpikir begitu, tetapi perusahaan terlalu jauh dari rumah, jadi tidak nyaman untukmu berpergian seperti ini."
“Tenanglah, Sisca yang mengantarku.” Gwendolyn Tsu berkata: “Aku di sini bukan hanya untuk mengirimi kamu makanan.”
Justin Yi mengangkat alisnya sedikit, "Benarkah? Lalu untuk apa lagi?"
"Clarissa bertanya padaku apakah aku ingin pergi ke hotel untuk mencoba hidangan perjamuan. Kurasa aku harus mencobanya, jangan sampai meninggalkan kesan buruk pada para tamu. Bagaimana menurutmu?"
Justin Yi mengangguk, "Ya, sudah seharusnya."
"Kalau begitu, apakah kamu bebas hari ini? Jika tidak, aku akan pergi sendiri."
"Bagaimana mungkin aku membiarkanmu pergi seorang diri," Justin Yi menepuk punggung tangannya: "Tunggu aku sebentar."
Justin Yi bangkit dan berjalan ke meja. Setelah berurusan dengan urusan pekerjaan, dia meninggalkan perusahaan bersama Gwendolyn Tsu.
Pilihan Clarissa Yuan tentu saja hotel paling mewah di Kota A, sesampainya Justin Yi dan Gwendolyn Tsu ke ruangan VIP hotel, Manajer Ling telah menyiapkan hidangan dan minuman.
Manajer Ling memperkenalkan hidangan, dan Gwendolyn Tsu mencobanya, tetapi dia tidak begitu puas, sehingga Manajer Ling harus menyiapkan hidangan baru.
Manajer Ling agak malu: "Tapi ini adalah hidangan hotel kami yang cocok untuk pesta."
"Ada hidangan apa lagi, aku ingin melihat semuanya," kata Gwendolyn Tsu.
"Baik." Manajer Ling berbalik dan menyuruh orang lain untuk menyiapkannya.
Pelayan itu segera menyajikan beberapa hidangan lagi. Manajer Ling juga memperkenalkan setiap hidangan secara rinci. Gwendolyn Tsu masih tidak puas setelah mencoba semuanya.
Gwendolyn Tsu berpikir sejenak dan berkata kepada Manajer Ling: "Manajer Ling, tolong tinggalkan kami dulu, suamiku dan aku akan membahasnya sendiri."
Manajer Ling mengangguk dan tersenyum sopan: "Baik, silahkan Tuan Yi dan Nona Tsu bicarakan terlebih dahulu."
Manajer Ling berjalan keluar dari ruangan VIP, menghela nafas lega dan mendorong pintu ruangan berlawanan dan berjalan masuk.
“Sudah?” Evelin, yang sedang membaca berita di ponselnya, mendongak dan menyapa wanita itu.
“Belum.” Sherly Ling berjalan ke sofa di samping Evelin dan duduk, mengeluh dengan marah: “Orang kaya memang pilih-pilih, memilih hidangan saja begitu repot, lagipula semua hidangan itu untuk para tamu, apa harus memilih hidangan termahal."
"Mereka orang kaya, kamu tidak membiarkan mereka memilih? Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa menjadi manajer lobi dengan pelayanan seperti ini," Evelin melirik padanya.
Sherly Ling berkata sambil tertawa, "Aku hanya ingin berkeluh kesah. Kamu tidak melihatku tadi, aku memperlakukan mereka seperti Kaisar."
Telepon Sherly Ling berbunyi. Setelah menjawab telepon, dia berkata kepada Evelin: "Nyonya Fang telah datang, ayo, aku akan membawamu untuk menemuinya."
"Akhirnya," Evelin berdiri dari sofa dan mengikuti Sherly Ling: "Tidak perlu menemaniku, berapa nomor kamarnya? Aku akan pergi sendiri."
"Kamar 303, pergilah."
Evelin mengangguk dan melangkah ke sisi lain koridor. Tepat ketika dia berjalan, Justin Yi keluar dari ruangannya.
Melihat Evelin, Justin Yi terpana secara naluriah, dan dia mengawasinya berjalan pergi.
“Tuan Yi, apakah Anda butuh bantuan?” Sherly Ling bertanya pada Justin Yi dengan sopan.
Justin Yi memandang ke arah kepergian Evelin tanpa menjawab, "Kenapa dia ada di sini?"
"Apakah Tuan Yi bertanya tentang Nona Evelin? Apakah Anda mengenalnya?"
"Ya."
“Nona Evelin datang ke sini untuk menangani beberapa perselisihan antara pelanggan-rumah sakit, dan sekarang di Kamar 303, apakah kamu ingin aku memanggilnya untukmu?” Sherly Ling bertanya dengan antusias.
Justin Yi ragu-ragu sedikit dan menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, terima kasih."
*****
Di malam hari, Julius Yi keluar dari kamar mandi setelah mandi. Melihat Clarissa Yuan sedang memandang ponselnya dengan serius, dia tertawa dan memeluknya dari belakang, "Apa yang sedang kamu lihat? Serius sekali. "
Clarissa Yuan menoleh dan mengangkat layar ponsel di depannya dengan gembira, "Julius, aku tidak sengaja melihat berita ini, seorang wanita tidak subur di Amerika Serikat berhasil hamil setelah melakukan transfer rahim."
Julius Yi mencium wajahnya dan berkata, "Apakah begitu mengejutkan? Sekarang teknologi sudah berkembang."
Clarissa Yuan menatapnya dengan bingung.
“Ada apa?” Julius Yi bingung, “Apakah kamu punya pemikiran?”
"Ini adalah harapan untuk banyak sekali ibu yang tidak subur. Kurasa aku bisa mencobanya juga," Clarissa Yuan berkata dengan ekspresi gembira, seolah dia menemukan sesuatu yang hebat.
Julius Yi memandangnya, dan kemudian mendorong jarinya dengan marah: "Hei, mengapa kamu berbicara sembarangan?"
Senyum di wajah Clarissa Yuan menghilang seketika, dia menatapnya dan berkata, "Aku serius."
"Kenapa mau mencoba?"
"Karena aku ingin melahirkan anak kita."
Julius Yi meraih ponselnya dan menutup berita, lalu melemparkan ponsel itu dan menatapnya: "Tidak, kita memiliki Liam dan Natasia sekarang, bahkan jika mereka tidak ada, aku tidak akan membiarkan kamu mencoba ini."
Clarissa Yuan berkata dengan tidak senang, "Mengapa? Aku benar-benar ingin satu anak lagi."
"Rasa sakit dan bahaya kehamilan dan persalinan saja sudah tak terkatakan, bagaimana dengan transfer rahim? Itu bukan operasi kecil, apakah kamu tidak khawatir sama sekali?"
"Kenapa, seperti yang baru saja kamu katakan, teknologi dan obat-obatan sangat berkembang sekarang."
"Tidak peduli apakah itu operasi besar atau operasi kecil, itu tetap bahaya. Jika kamu harus mengambil risiko ini, aku lebih baik tidak memiliki anak," kata Julius Yi serius.
Clarissa Yuan menatapnya, terkejut oleh kata-katanya.
“Benarkah?” Dia bertanya.
“Apakah kamu masih harus mempertanyakan itu?” Julius Yi berkata: “Bahkan jika kamu dapat mengandung sekarang, aku tidak akan membiarkan kamu melahirkannya lagi karena aku tidak ingin kamu mengalami bahaya memiliki anak lagi.”
Dia tidak akan pernah lupa, ketika Clarissa Yuan melahirkan Liam dan Natasia, dia hampir kehilangan nyawanya, jadi dia bahkan tidak tahu bahwa Liam dan Natasia dijual.
Meskipun ilmu kedokteran telah berkembang pesat, ada banyak wanita hamil yang kehilangan nyawanya setiap tahun karena memiliki anak, dia tidak akan pernah membiarkan Clarissa Yuan mengambil risiko ini lagi.
“Suamiku, kamu pria yang luar biasa,” Clarissa Yuan memeluknya dan menangis terharu.
"Hei, apakah kamu baru menyadari bahwa kamu tidak dapat dipisahkan dari aku?"
"Aku telah menyadarinya sejak lama."
Julius Yi mengangkat tangannya dan dengan lembut menyapu bibir merah mudanya dengan ujung jarinya, dan dia berkata dengan lembut, "Aku serius, aku sudah puas dan bahagia dengan Liam dan Natasia, kamu tidak boleh memikirkan tentang mempunyai anak lagi. "
Clarissa Yuan mengangguk, "Oke, aku tidak akan memikirkannya lagi."
Dia memiliki pemikiran ini karena dia mengerti bahwa keluarga kaya selalu suka memiliki banyak anak dan cucu, dia berpikir bahwa Julius Yi tentu berharap untuk memiliki lebih banyak anak.
DIa tidak menyangka pemikiran Julius Yi berbeda dari yang lain, dia juga tidak menyangka Julius Yi begitu peduli padanya.
Julius Yi membungkuk dan menekannya ke bawah, mencium telinganya dan tersenyum, "Kita tidak boleh mengandung lagi, tetapi apa yang seharusnya dilakukan harus tetap dijalani dengan rutin."
“Apa itu?” Clarissa Yuan pura-pura bodoh.
“Menurutmu?” Ciuman Julius Yi bergerak ke bibirnya dan dia bertanya sambil tersenyum.
"Aku tidak tahu." Clarissa Yuan terus bertindak konyol.
“Tidak apa-apa jika kamu tidak tahu, aku akan menjelaskan secara rinci.” Julius Yi menyeringai di lehernya sambil tersenyum, membuat Clarissa berteriak kecil.
"Shh, diam." Julius Yi menutup mulutnya dengan satu jari dan tersenyum ambigu: "Tidak enak jika didengar."
Clarissa menutup mulutnya, tak bisa berkata-kata.
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMy Enchanting Guy
Bryan WuAdieu
Shi QiCinta Tak Biasa
SusantiCinta Yang Tak Biasa
WennieThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)