The True Identity of My Hubby - Bab 173 Membantu
Setelah berdiam di ruang istirahat selama beberapa saat, Clarissa Yuan merasa sangat bosan hingga ingin menabrakkan dirinya ke dinding. Dia membuka pintu ruang istirahat dengan hati-hati dan melihat sekeliling, setelah melihat tidak ada siapa-siapa, dia berjalan menghampiri Julius Yi, lalu dia tersenyum dan berkata: "Julius, mari kita bicara sebentar. "
“Apa yang ingin kamu bicarakan?”Julius Yi mendongak, dan menatap dadanya yang dia tutup rapat dengan tangannya, dalam hati Julius tersenyum jahat.
“Menurutmu apakah para pemegang saham kecil itu akan tergoda dengan tawaran Noah Tsu dan menjual saham mereka kepadanya?” Clarissa bertanya dengan cemas.
Julius Yi terus menatap dokumen di tangannya, tanpa mendongkak dia berkata: "Para pemegang saham lain tidak begitu bermasalah, mereka hanya memiliki saham 1%-2%, sebaliknya Paman Feng memiliki saham 4%, kalau saham itu berhasil direbut oleh Noah Tsu, maka akan berdampak sangat buruk bagi kita. "
"Menurutmu apakah Paman Feng akan tergoda dengan tawarannya?"
"Ini sulit dikatakan, harus melihat berapa harga yang ditawarkan Noah Tsu ."
"Aku rasa Noah Tsu akan melakukan apa saja untuk mendapatkan saham itu."
Clarissa yakinme, demi mpermalukan keluarga Yi dan menghukum Julius Yi , Noah Tsu akan rela melakukan apa saja!
Tiba-tiba dari pintu kantor terdengar suara ketukan, Clarissa Yuan langsung merasa panik, dia dan Julius Yi saling bertatapan. kalau dia kembali ke ruang istirahat sudah tidak sempat, karena panik, dia membungkuk dan masuk ke kolong meja.
Julius Yi menundukkan kepalanya melihat Clarissa Yuan yang berada di samping kakinya, setelah itu dia mendongak dan melihat orang yang masuk dan berkata dengan tenang, "Ada apa?"
Ternyata orang yang berjalan masuk adalah Sekretaris Lee.
“General Manager Yi, ini adalah laporan penjualan bulanan yang baru saja diantarkan oleh departemen penjualan.” Sekretaris Lee menyerahkan dokumen yang berada di tangannya kepada Julius, Julius Yi mengambil dokumen itu lalu melihatnya sebentar, setelah itu dia meletakkannya di sudut meja.
Menyadari Sekretaris Lee masih belum pergi, dia mendongak dan bertanya, "Apakah ada urusan lain?"
"Begini, General Manager Yi, aku tahu hari ini anda rapat seharian, dan anda bahkan tidak makan siang yang baik, oleh karena itu aku membelikan sekotak kue di toko seberang," Nona Sekretaris kembali mengeluarkan sesuatu dari tangannya dan meletakkan kotak yang dibungkus dengan indah di atas meja Julius Yi .
Julius Yi melirik kotak kue itu lalu berkata, "Terima kasih."
Entah kenapa Julius merasa betisnya tertusuk oleh sesuatu, Julius Yi meringis dengan suara rendah, raut wajahnya sedikit berubah, tetapi dengan cepat raut wajahnya kembali normal.
Dia diam-diam meletakkan tangannya di bawah meja dan mencubit sudut mulut Clarissa Yuan sebagai pembalasannya. Clarissa Yuan hampir bersuara karena dicubit olehnya tapi dengan cepat dia menutup mulutnya dengan tangannya.
Sekretaris Lee menatap Julius Yi dengan heran, dengan penuh perhatian dia bertanya: "General Manager Yi, ada apa denganmu?"
"Aku baik-baik saja, tadi aku digigit nyamuk." Julius Yi menggerakkan dagunya ke arah kotak kue yang berada di atas meja, kemudian dia menambahkan: "Aku sudah menerima niat baikmu, tapi selama jam kantor seharusnya kamu bekerja dengan baik, dan jangan menghabiskan waktu untuk membeli kue, lain kali jangan berbuat seperti ini lagi. "
Clarissa Yuan merasa puas dengan jawabannya kali ini, dan akhirnya dia berhenti menjahilinya.
Sekretaris Lee terlihat terluka mendengar kata-katanya ini, dengan raut wajah kecewa dia mengatakan “oh”, lalu dia berbalik dan berjalan keluar.
Begitu Sekretaris Lee pergi, Julius Yi langsung membungkuk dan menarik Clarissa Yuan keluar dari kolong meja, dia menatapnya sambil berpura-pura marah, "Kamu ingin menghancurkan reputasiku yang tersohor?"
“Siapa suruh kamu menerima pemberian wanita lain,” Clarissa Yuan melirik kotak kue di atas meja lalu dia berbalik dan berjalan pergi.
"Kamu mau pergi kemana?"
"Mengintrospeksi diri dalam ruangan tertutup."
Clarissa Yuan kembali ke ruang istirahat tanpa menoleh ke belakang.
****
Clarissa Yuan membawa semua perhiasan ke perusahaan perhiasan teman Julius sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Julius Yi .
Setelah melakukan identifikasi selama dua hari dan menetapkan harga, harga yang tawarkan mereka adalah empat puluh miliyar rupiah.
Bagi Perusahaan Besar Yi empat puluh miliyar rupiah ini benar-benar jauh dari cukup.
“Nyonya Qin, apakah hanya bisa di hargai segini saja?” Clarissa melihat perhiasan di dalam kotak dan bertanya pada Nyonya Qin yang berada di hadapannya.
Nyonya Qin berkata sambil tersenyum: "Nyonya Yi, hampir semua perhiasan ini aku terima menurut harga awalnya. Suamiku dan Justin juga bersahabat dan kami berharap bisa sedikit membantu keluarga Yi, jadi kami tidak akan sembarang menekan harga.
“Baiklah, kalau begitu saya mewakili Justin mengucapkan terima kasih kepada Nyonya Qin.” Clarissa Yuan berkata dengan penuh rasa terima kasih.
“Tidak perlu berterima kasih.” Nyonya Qin bertanya dengan penuh perhatian, “Bagaimana keadaan Perusahaan Besar Yi sekarang?”
"Cukup baik," Clarissa Yuan tersenyum santai.
Dari perusahaan perhiasan, Clarissa Yuan berjalan sendirian di jalan di sepanjang sungai, dia terus memikirkan perihal seratus enam puluh juta miliyar rupiah di dalam benaknya.
Andaikata dia menjual rumah Avery Hill Park, itu juga masih belum cukup, dan Julius Yi juga tidak akan membiarkannya menjual rumah itu, dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.
Tanpa sadar, dia berjalan sampai ke area bermain anak-anak di Taman Riverside.
Melihat anak-anak yang sedang bermain dengan gembira di dalam taman, tiba-tiba dia teringat dengan Liam dan Natasia. Dia sudah lama tidak bertemu dengan mereka. Tidak tahu apakah sekarang mereka masih berada di Inggris, apakah mereka baik-baik saja.
Entah karena terlalu merindukan mereka, saat ini Clarissa Yuan mendengar suara Natasia yang sedang memanggilnya Bibi Clarissa.
Clarissa mengira itu hanya ilusinya, tapi semakin lama suara Natasia semakin nyata.
Saat dia menoleh ke belakang, dia sangat terkejut melihat Liam dan Natasia melambaikan tangan kecil mereka ke arahnya, dan di belakang mereka, Frans Tsu mengikuti mereka sambil tersenyum.
Clarissa Yuan membungkuk dengan gembira, dia memeluk kedua bocah kecil itu ke dalam pelukannya, dengan tidak percaya dia berkata: "Liam, Natasia , kenapa kalian bisa ada di sini?"
“Ayah membawa kami ke sini.” Liam berbalik sambil tersenyum lalu dia menunjuk Frans Tsu yang berada di belakangnya.
Clarissa Yuan, Liam dan Natasia bermain-main sebentar, setelah itu dia bangkit dan menatap Frans Tsu sambil bertanya kepadanya, "Bukankah kamu bilang satu tahun lagi kamu baru kembali? Kenapa kamu kembali secepat ini?"
“Ada temanku yang menikah dan dia bersikeras memintaku kembali, dua hari lagi kami akan kembali.” Frans Tsu berkata sambil tersenyum.
"Kembali ke Inggris?"
“Tidak, kembali ke Swiss.” Frans Tsu tidak memberitahunya, sebelumnya sebenarnya dia berencana pergi ke Swiss, tapi kemudian karena Clarissa dia baru memutuskan pergi ke Inggris.
"Bagaimana denganmu? Bagaimana kabarmu belakangan ini? Apakah hubunganmu dengan Julius Yi baik-baik saja?"
"Sangat baik, sebelumnya kami hanya salah paham."
"Baguslah kalau begitu."
“Bibi Clarissa, bagaimana kalau kamu temani kami memakan kudapan manis?” Liam mengangkat wajah mungilnya sambil mengayunkan tangan Clarissa Yuan.
"Makan di mana ?" Clarissa Yuan berjongkok dan bertanya sambil tersenyum.
“Di sana.” Liam menunjuk ke seberang alun-alun.
"Kamu terburu-buru tidak? Kalau tidak terburu-buru, temani mereka sebentar. Setelah kamu pergi, mereka terus merindukanmu." Frans Tsu berkata sambil tersenyum: "Kita juga bisa sekalian mengobrol."
Melihat kedua bocah yang menatapnya dengan penuh pengharapan, sesaat Clarissa Yuan sedikit serba salah.
Julius Yi tidak suka dia terlalu dekat dengan Frans Tsu . Jika Julius Yi tahu, dia pasti tidak senang lagi.
"Ada apa? Perlu meminta izin kepada Julius Yi ?" canda Frans Tsu.
“Tentu saja tidak.” Clarissa Yuan menggelengkan kepalanya, setelah itu dia menggandeng tangan kedua bocah itu: “Ayo, kita pergi makan kudapan manis!”
Sesampainya di toko kudapan manis di seberang alun-alun, Clarissa Yuan mengajak kedua bocah itu ke meja etalase untuk memiliki berbagai macam rasa kudapan manis, Clarissa menunjuk coklat beruang yang ada di sebelah sambil berkata: "Coklat almond berbentuk beruang di sini sangat imut, kalian mau tidak? "
“Bibi Clarissa, aku tidak mau kacang almond.” Liam menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana dengan Natasia ?"
"Aku juga tidak mau."
"Kenapa? Beruang kecil ini sangat imut."
"Sejak kecil mereka alergi dengan kacang," Frans Tsu menjelaskan.
"Ah? Alergi kacang?" Clarissa Yuan terkejut, dua anak kecil ini juga alergi kacang?
Dulu saat dia tahu Julius Yi alergi dengan kacang, sudah membuatnya merasa sangat terkejut, bagaimana pun ini adalah kasus yang langka.
"Iya, jadi sejak kecil aku tidak bisa memakannya."
“Oh, kalau begitu jangan makan yang itu.” Clarissa Yuan mengajak kakak beradik itu mencari tempat duduk yang nyaman.
Setelah memberikan kudapan manis kepada Liam dan Natasia, Clarissa Yuan memberikan satu kudapan manis untuk Frans Tsu. Saat dia meletakkan kudapan manis itu di hadapan Frans Tsu , Clarissa Yuan tiba-tiba berhenti, dia menatap Frans Tsu dan bertanya, "Kalau begitu alergi Liam dan Natasia diturunkan oleh siapa? Dari kamu atau istrimu? "
"Bukan dari kami berdua." Frans Tsu tersenyum.
"Oh," Clarissa Yuan mengangguk lalu meletakkan kudapan manis di hadapannya: "Itu berarti kamu bisa makan ini."
"Terima kasih." Frans Tsu tidak suka makan makanan manis, jadi dia hanya makan sedikit, setelah itu dia mendongkak dan bertanya kepada Clarissa, "Bagaimana keadaan Perusahaan Besar Yi sekarang?"
“Tidak terlalu bagus.” Clarissa Yuan tersenyum getir sambil menggelengkan kepalanya: “Sebelumnya tidak pernah mengalami kesulitan seperti ini.”
"Apakah ada yang bisa aku bantu?"
"Kamu bertengkar dengan Direktur Tsu dan pergi meninggalkan rumah karena masalah ini, mana mungkin aku masih meminta bantuanmu."
"Aku tidak bisa merubah keputusan ayahku, tapi mungkin aku bisa membantu dalam hal lain."
“Sekarang yang paling Perusahaan Besar Yi butuhkan adalah uang, apakah kamu bisa membantu?” Clarissa berkata sambil tersenyum.
"Bisa, berapa banyak yang kamu inginkan?"
"Seratus dua puluh miliyar rupiah?" Clarissa Yuan memberikan isyarat dengan tangannya.
"Asalkan bukan 1.2 triliun rupiah tidak masalah," kata Frans Tsu dengan acuh tak acuh: "Kamu mau cek atau uang tunai?"
Clarissa Yuan menatapnya dengan kaget: "Aku hanya bercanda denganmu, kamu benar-benar bersedia meminjamkannya?"
“Aku tidak sedang bercanda denganmu,” Frans Tsu tersenyum dan berkata: “Seratus dua puluh miliyar rupiah seharusnya juga tidak begitu berguna bagi Perusahaan Besar Yi, anggap saja aku menebus sedikit kesalahan ayahku."
"Kalau begitu ..." Clarissa Yuan berpikir sejenak lalu dia berkata, "Kalau begitu aku akan mewakili Perusahaan Besar Yi berterima kasih kepadamu."
Dia berbicara dengan sedikit ragu-ragu, karena dia masih tidak yakin apakah perbuatannya ini pantas atau tidak. Julius Yi bahkan tidak suka dia bertemu dengan Frans Tsu . Kalau Julius tahu dia meminjam uang kepada Frans Tsu dia pasti akan sangat marah kan?
Batas waktu satu bulan akan segera tiba. Kalau lewat dari satu bulan masih belum bisa melunasi uang ganti rugi kepada penduduk desa, para penduduk desa itu pasti akan datang membuat kekacauan, lalu mereka akan mengerumuni Perusahaan Besar Yi dan mengakibatkan perusahaan tidak dapat bekerja dengan baik.
Selesai memakan kudapan manis, Clarissa Yuan menemani Liam dan Natasia bermain sebentar di alun-alun, setelah itu dia mengucapkan sampai jumpa kepada mereka dan pulang ke rumah
Ketika dia sampai rumah, Julius Yi masih belum pulang, oleh karena itu dia meneleponnya, tapi dari balik telepon malah terdengar suara yang berisik. Jelas sekali pertemuan Julius Yi dengan klien malam ini masih belum berakhir.
Setelah berpesan kepadanya Clarissa Yuan menutup telepon.
Ketika Julius Yi pulang kerumah, Clarissa sudah berbaring di atas tempat tidur dalam keadaan mengantuk.
Selesai mandi, Julius Yi naik ke atas tempat tidur lalu dia memeluknya dari belakang dan mencium lehernya sambil berkata, "Malam ini kamu tidur cepat sekali?"
Clarissa Yuan menggerakkan tubuhnya kesana dan kemari karena dibuat geli olehnya, dengan setengah mengantuk dia berkata: "Kamu sudah pulang."
"Hmm, apakah hari ini kamu sudah bertemu dengan Nyonya Qin?"
"Sudah."
"Apa katanya?"
"Dia bilang harganya empat puluh ..." Alis Clarissa Yuan berkedut, setengah dari rasa kantuknya telah menghilang, dia membalikkan tubuhnya menatap Julius, lalu dia berkata, "Dia bilang perhiasan-perhiasan itu sangat baik, jadi dia membiarkan aku membuka harga sendiri."
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieMi Amor
TakashiCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMy Cold Wedding
MevitaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaBack To You
CC LennyMy Superhero
JessiThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)