The True Identity of My Hubby - Bab 154 Paman yang Asing (2)
"Apakah ini adalah alasan yang membuatmu tiba-tiba meninggalkanku?" Julius Yi melirik anak-anak, dan mengembalikan tatapannya ke Clarissa Yuan.
Clarissa Yuan juga sedang menatapnya, bibirnya sedikit terangkat, dan berbicara dengan nada sarkasme: "Bagaimana denganmu? Kali ini kamu siapa? Julius Yi? Atau Justin Yi?"
Julius Yi tertegun, dia menelan ludah dan berkata: "Kamu sudah mengetahuinya?"
Walaupun dia sudah mempercayai kata-kata Gwendolyn Tsu, tetapi ketika dia mendengar Julius Yi mengakuinya, hati Clarissa Yuan merasa sakit, dia merasa sedih.
"Betul, aku sudah mengetahuinya, mengetahui semuanya." kata dia.
Julius Yi menatapnya, terdiam beberapa saat baru berkata: "Jadi kamu telah pergi, kamu memutuskan tidak ingin aku lagi?"
Ternyata dia meninggalkannya bukan karena dia menyukai Frans Tsu, tetapi karena dia berbohong padanya? Hatinya menjadi bingung, dia tidak tahu harus merasa senang atau khawatir.
Clarissa Yuan tertawa dengan dingin: "Julius Yi, apakah kamu pikir aku sangat bodoh? Dengan bodohnya sampai ingin terus bersama denganmu? Terus menjadi orang yang menutupi hubunganmu dengan Gwendolyn Tsu?"
Julius Yi menatap sekelilingnya yang bising dengan cemas: "Aku tidak tahu apa yang dikatakan oleh Gwendolyn Tsu kepadamu, tempat ini tidak cocok untuk berbicara, mari kita cari tempat yang tenang."
"Membicarakan apa? Membicarakan kenapa kamu membohongiku?" Clarissa Yuan mengerutkan alisnya.
"Setidaknya kamu harus memberiku kesempatan untuk menjelaskannya, kamu tidak boleh percaya pada kata-kata Gwendolyn Tsu."
"Gwendolyn Tsu memang tidak bisa dipercaya, tetapi aku sangat berterimakasih padanya, jika dia tidak memberitahuku kebenarannya, aku tidka tahu sampai kapan kamu akan membohongiku." Clarissa Yuan mengertakkan giginya: "Setidaknya kamu memang pura-pura buta, dan menjadi Justin Yi untuk mendekati dia, bukankah seperti itu?"
"Aku menjadi Justin bukan hanya demi mendekati dia, tetapi karena ada alasan yang lain." Julius Yi memegang tangan dia: "Tidak bisa, Gwendolyn Tsu pasti memberitahumu masalah yang tidak boleh kamu ketahui, kita harus berbicara."
Julius Yi menarik dia untuk segera berjalan.
Clarissa Yuan berusaha melepaskan genggaman tangannya, dia segera memegang erat-erat tiang ayunan: "Lepaskan tanganku Julius Yi, aku tidak bisa meninggalkan Liam dan Natasia."
Julius Yi sangat marah, dia menunjuk anak-anak yang sedang tertawa: "Apakah anak-anak Frans Tsu sangat penting bagimu? Lebih penting daripada hubungan pernikahan kita?"
"Kamu mau aku bagaimana? Apakah kamu ingin menyuruhku meninggalkan mereka?"
"Dimana Frans Tsu? Kenapa bukan dia yang menjaga anak-anaknya?"
"Dia sedang pergi untuk mengurus suatu masalah, aku membantu dia menjaga anak-anaknya." jawab Clarissa Yuan.
Pada saat ini, Liam dan Natasia turun dari ayunan, melihat Clarissa Yuan dan Julius Yi yang seperti sedang beradu mulut, mereka berkata: "Tante Clarissa, paman ini siapa? Kenapa kamu bertengkar dengan dia?"
Lalu, mereka berdua menatap Julius Yi dengan takut.
Julius Yi merasakan tatapan yang mereka berikan, dia segera menenangkan dirinya sendiri, dan memperbaiki raut wajahnya.
Clarissa Yuan berjongkok di hadapan mereka, dan berkata: "Liam, Natasia, tante Clarissa tidak sedang bertengkar dengan paman, kami sedang membicarakan suatu masalah."
"Benarkah?" Mereka berdua menatap Julius Yi dengan curiga.
Clarissa Yuan menganggukkan kepalanya: "Benar."
Setelah itu, Clarissa Yuan berdiri menghadap Julius Yi: "Aku juga sedang ingin berbicara denganmu, tetapi tidak bisa sekarang, aku harus menemani mereka sampai mereka selesai bermain."
"Baiklah, kalau begitu aku akan menemanimu." Julius yi menganggukkan kepalanya.
"Tidak perlu, apakah kamu tidak melihat mereka takut padamu?"
"Kalau begitu aku akan menunggumu di depan pintu keluar."
Clarissa Yuan menatapnya: "Kamu tidak perlu seperti ini, aku tidak akan bersembunyi lagi."
Betul sekali, Julius Yi khawatir, khawatir dia akan menghilang lagi, dan dia harus menghabiskan beberapa hari untuk menemukan dia lagi.
Setelah mendengar dia berkata seperti itu, dia ragu-ragu, tetapi tetap menganggukkan kepalanya: "Baik, aku akan menghubungimu kembali."
Sebenarnya Julius Yi berjarak tidak jauh darinya, dia duduk di cafe seberang taman bermain dengan sabar menunggu mereka keluar.
Liam dan Natasia sangat menonjol diantara keramaian, setelah mereka keluar dari taman bermain, dia dapat segera menemukannya.
Di dalam cafe, dia melihat Clarissa Yuan bergandengan tangan dengan kedua anak-anak dan berjalan ke arah mobil hitam yang mewah yang berhenti di hadapan mereka, pintu mobil hitam terbuka, Frans Tsu dengan senang menyambut mereka, dia menggendong Natasia, dan berbicara dengan Clarissa Yuan sambil tersenyum, lalu mereka berempat memasuki mobil, hubungan mereka terlihat sangat dekat, seakan-akan mereka adalah satu keluarga.
Walaupun dia mengetahui Clarissa Yuan meninggalkannya karena dia telah mengetahui rahasia dirinya, tidak seperti yang dikatakan oleh Gwendolyn Tsu, tetapi ketika dia melihat dia sangat senang ketika bersama dengan Frans Tsu, dia merasa sangat kesal.
Walaupun memang benar Clarissa Yuan pergi keluar negerti bersama Frans Tsu, dan memang benar juga dia tinggal bersama dengan Frans Tsu.
Tetapi dia adalah suaminya, ketika melihat dia sangat dekat dengan pria lain, tentu saja dia merasa cemburu.
Dia bahkan tidak sempat keluar untuk mengejar mereka, Clarissa Yuan sudah menaiki mobil Frans Tsu, dan meninggalkan taman bermain.
Di dalam mobil, Frans Tsu melirik Clarissa Yuan dari kaca spion tengah: "Kenapa? Kamu terlihat sangat gelisah."
Clarissa Yuan menegakkan tubuhnya, menggelengkan kepala: "Tidak apa-apa."
Liam dengan cepat berkata: "Tadi tante Clarissa bertengkar dengan seorang paman."
"Benarkah? Siapa orang itu? Terjadi masalah apa?" Frans Tsu terus bertanya.
Clarissa Yuan menatapnya, berpikir bahwa dia tidak perlu menutupi masalah ini, dia berkata: "Dia adalah Justin Yi, dia datang kesini untuk mencariku."
"Justin Yi?'
"Iya." Clarissa Yuan merasa bersalah, dia tidak bisa berbohong, tetapi dia tidak boleh mengatakan masalah Julius Yi dan Justin Yi.
Frans Tsu tertawa: "Adik seperti Justin Yi ini sangat hebat, sampai datang ke Inggris untuk mencarimu."
Clarissa Yuan hanya tersenyum, tidak berkata apa-apa, dia juga tidak tahu harus berkata apa.
Frans Tsu melanjutkan: "Tetapi bisa disimpulkan bahwa, Keluarga Yi sangat memedulikanmu, kamu seharusnya merasa senang."
Clarissa Yuan tidak tahu harus berkata apa, dia hanya tersenyum padanya: "Terima kasih, kamu selalu dengan sabar membuka pikiranku, dan membujukku."
"Tidak perlu berterimakasih, aku hanya mengandalkan kemampuan berbicaraku."
"Kamu adalah pria yang baik."
"Oh? Kenapa kamu bisa berbicara seperti itu?" Frans Tsu tertawa dan menatapnya
Clarissa Yuan tersenyum: "Perasaanku mengatakan seperti itu."
Frans Tsu tidak licik seperti Gwendolyn Tsu, dia tidak menggunakan cara apapun untuk mendapatkan cinta, walaupun dia dan Julius Yi sedang bertengkar, Frans Tsu tidak pernah mengambil kesempatan dalam kesempitan, dan memperbanyak masalah mereka.
"Jika dibandingkan dengan Julius Yi?" Frans Tsu dengan iseng bertanya.
"Kalau itu....." Clarissa Yuan berpikir: "Tentu saja tidak bisa dibandingkan."
"Sebelumnya kamu terlihat senang, sekarang kamu terlihat sedih." Frans Tsu pura-pura merasa sedih.
Clarissa Yuan hanya tersenyum, sebenarnya, jika ingin membandingkan Julius Yi dengan Frans Tsu, dia sama sekali tidak tahu jawabannya.
Jika Frans Tsu menanyainya sebelum mereka datang ke Inggris, dia akan segera menjawabnya tanpa perlu berpikir terlalu lama.
Clarissa Yuan mendatangi sebuah ruangan pribadi di cafe, dari luar pintu, dia mendengar Justin Yi sedang berbicara dengan seseorang lewat ponsel, tetapi suaranya terdengar seperti dia sedang kesal dan marah.
Novel Terkait
Cinta Yang Terlarang
MinnieRahasia Istriku
MahardikaVillain's Giving Up
Axe Ashcielly1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaCinta Tak Biasa
SusantiAfter The End
Selena BeeThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)