The True Identity of My Hubby - Bab 158 Perjanjian ( 2)

Setelah keluar dari rumah sakit, Clarissa Yuan menoleh dan melihat wajah cemas Julius Yi, menarik baju lengannya berkata, "maaf, semua salah aku."

Jika bukan karena dia mempercayai perkataan Gwendolyn Tsu dan kabur dari rumah, Julius Yi tidak perlu mengejarnya hingga ke Inggris, dan dia tidak akan dimarahi oleh ayah.

Julius Yi tersenyum padanya sambil berkata, "bukan salah kamu, salah aku yang tidak bisa mengatur pekerjaan dengan baik dan benar."

"Bagaimana perusahaan sekarang?" Dia bertanya dengan perhatian,

"Lumayan, tidak ada masalah besar apapun."

"Julius, kamu tidak perlu menutupi semuanya dari aku." Clarissa Yuan menarik tanganya.

Keadaan perusahaan pasti tidak baik-baik saja, maka dari itu Ketua Direktur ingin cepat kembali ke perusahaan.

"Aku tidak membohongi kamu." Julius Yi menggunakan rahangnya dan menunjuk lengannya yang ditarik oleh dia, memperingatkan dia untuk melepaskannya karena dia sekarang sedang berakting menjadi Justin Yi, tidak baik apabila dilihat orang lain mereka begitu dekat.

Ketika masuk ke dalam mobil, Julius Yi mengenggam tangannya, menatapnya dengan wajah serius berkata, "setelah melewati masalah ini, bukankah kita seharusnya membuat perjanjian?"

"Apa maksudnya?" Clarissa Yuan tidak mengerti.

Julius Yi menjawab, "kedepannya tidak peduli bertemu dengan masalah apa, tidak boleh menutupi satu sama lain, harus segara berkomunikasi dengan tatap muka, ini barulah suami istri yang sebenarnya, menurut kamu?"

"Aku setuju." Clarissa Yuan mengeluarkan jari kelingkingnya sambil tersenyum berkata, "ayo, kita saling mengaitkan jari kelingking kita."

Julius Yi tertawa mengeluarkan kelingkingnya dan mengaitkannya, dan kembali menggunakan jari jempolnya untuk menstampel.

Saat malam hari, Clarissa Yuan terbiasa keluar dari kamar mandi dan membungkus dirinya dengan handuk dan keluar mengenakan baju tidur. Saat dia melepaskan handuk yang membungkus dirinya, kebetulan melihat Julius Yi sedang menunduk membaca majalah di ujung ranjang, dia terburu-buru kembali membungkus dirinya dengan handuk, menatapnya dengan tatapan ngeri dan malu.

Dia baru teringat dulu dia menganggap dia itu tunanetra, lalu telanjang di depannya sambil berjalan-jalan. Ya Tuhan! Apakah dia sudah melihat semuanya?

Tunggu sebentar, biarkan dia waktu untuk berpikir, dulu selain berganti pakaian di depan dia, pada saat mandi tidak menutup pintu luar, apakah masih ada lagi yang lebih memalukan? Tapi.........cukup dua masalah ini saja sudah sangat memalukan!

Julius Yi seolah-olah mengerti apa yang dia pikirkan, dia menahan senyuman, mengangkat kepalanya melihat ke arah dia dan berkata, "kenapa kamu bengong? Hati-hati terkena demam."

Sebenarnya sejak awal dia tidak membaca majalah, tetapi karena melihat dia keluar seperti biasanya dengan membungkus diri dengan handuk. Maka dari itu, dia asal membuka satu majalah, agar dia tidak terlalu malu.

Clarissa Yuan melototinya dan bertanya, "Julius Yi, kamu bicara jujur, kamu sudah berapa kali mengintip aku sedang berganti pakaian?"

Julius Yi menahan tertawa dan menjawab, "sebenarnya tidak banyak, hanya setiap pagi dan setiap malam pada saat kamu mengganti pakaian, mengintip........tidak, aku melihat dengan jelas."

"Maksud kamu, kamu sudah melihat seluruh tubuhku?" Clarissa Yuan menggertakan giginya.

"Sebagian besar iya."

"Kalau begitu...menurut kamu badan aku gimana?"

"Lumayan, aku sangat suka dan sangat puas."

"'Julius Yi! Aku ingin membunuh kamu si pembohong! Clarissa Yuan menjerit dan melangkah ke depan, kedua tangannya mencekik leher dia sambil diayun-ayunkan dan berkata, "aku ingin mencekikmu hingga mati! Mencekikmu hingga mati!"

Dia sangat marah, saking marahnya dia melupakan dirinya hanya ditutup oleh selembar handuk dan bergetar di atas tubuh Julius Yi.

Julius Yi tertawa dan menangkap kedua pergelangan tangannya serta menggunakan rahangnya menunjuk tubuhnya yang telanjang sambil tersenyum jahat berkata, "sayang, kamu sengaja memancing aku ya?"

Clarissa Yuan tertegun, dia baru menyadari bahwa handuknya sudah tergeletak di atas ranjang entah sejak kapan. Dirinya yang sekarang benar-benar tidak mengenakan sehelai apapun dan menimpa tubuh Julius Yi, sangat memalukan!

"Kamu! Kambing!" Clarissa Yuan berteriak histeris dan mengambil handuk menutupi dirinya.

"Digoda begini oleh kamu, pria tidak mungkin tidak tertarik." Julius Yi membalikkan tubuhnya dan menekannya. Pada saat yang sama dia membuang handuknya, melihat ke arahnya sambil tertawa berkata, "lagipula sejak awal aku sudah melihatnya, apalagi yang perlu disembunyikan?"

Begitu dia selesai berbicara, dia langsung menundukkan kepalanya dan menciumi lehernya, tangan yang memegang tangannya berubah menjadi memegang badanya.

Clarissa Yuan memberontak berkata, "tidak bisa! Aku mau lampu dimatikan! Aku mau lampu dimatikan...........!"

"Tetapi malam ini aku tidak ingin lampu dimatikan." Julius Yi menjawab.

Dulu dia yang selalu ingin mematikan lampu, sedangkan dia tidak terlalu memedulikan hal tersebut karena dia merasa dia tidak bisa melihat juga. Tetapi sekarang berbeda, dia yang sekarang penglihatannya bersinar-sinar, dia.......

"Aku ingin lampu dimatikan......!" Dia berusaha menahan respon tubuhnya atas godaan dia, terus memberontak.

"Baik, matikan lampu." Julius Yi tidak bisa menolaknya. Dia pun menjulurkan tangannya dan memencet tombol, seketika ruangan diselimuti oleh kegelapan.

"Apakah sudah puas?" Julius Yi bertanya sambil tertawa.

"Wu....Julius Yi kamu sangat jail..........!" Clarissa Yuan meratapinya, bila teringat kehidupan bersama dia selama ini, membuat dia sangat menyesal dan ingin mengigit lidahnya untuk bunuh diri.

Keesokkan paginya, Clarissa Yuan turun dari ranjang tanpa membangunkan Julius Yi dan menuju ke lantai bawah.

Kak Sarah sedang menyiapkan sarapan pagi, melihat Clarissa Yuan turun dia tersenyum dengan tidak nyaman berkata, "Nyonya Muda, Anda bangun begitu pagi?"

"Ehm, aku bantu kamu buat sarapan pagi ya." Clarissa Yuan menjawab.

Dia tidak marah dan tidak murka. Hal ini membuat Kak Sarah sangat terkejut, dia pikir Clarissa Yuan akan marah karena bekerjasama dengan Tuan Muda untuk membohonginya, tidak terpikirkan bahkan tanda-tanda marah saja tidak ada.

"Ehm...Nyonya Muda, Anda tidak marah terhadap aku? Dia bertanya dengan hati-hati.

"Kenapa aku harus marah terhadapmu?" Clarissa Yuan melirik dia sekilas sambil tersenyum.

"Karena.......aku dan Tuan Muda bekerjasama membohongi Anda."

"Kamu melakukan itu karena atas perintah Tuan Muda, aku mana mungkin menyalahkan kamu?" Clarissa Yuan melanjutkan, "Tuan Muda pun sudah menjelaskan kepada aku dengan jelas, aku pun sudah memaafakan dia, sudah pasti aku tidak akan menyalahkan kamu."

"Ehm, kalau begitu aku pun tenang." Kak Sarah menghembuskan nafas dengan lega.

"Kak Sarah kamu ingn memasak apa untuk sarapan pagi?"

"Aku belum kepikiran, tetapi aku sudah membeli jawawut dan rumput laut. Jika Nyonya Muda ingin memasak untuk Tuan Muda mungkin bisa membuat bubur jawawut, Tuan Muda mengenal masakanmu, dan sudah lama tidak memakannya.

"Baik, kebetulsan aku juga ingin makan."

Saat membuat sarapan pagi, Clarissa Yuan ragu-ragu sejenak, menolehkan kepalanya melihat Kak Sarah sekilas dan berkata, "Kak Sarah, aku sangat penasaran mengapa Tuan Muda memberitahu kamu rahasia dia?"

Kak Sarah tertegun, dalam hati dia berpikir dia sudah mengetahui semuanya, mengetahui lebih jauh lagi juga tak apa. Dia tertawa dan berkata, "Dulu Nyonya.......ibu dari Tuan Muda beliau dulu sangat baik kepada aku, aku yang membesarkan Tuan Muda Pertama dan Tuan Muda Kedua, pada saat kedua Tuan Muda kecelakaan, juga aku yang menjaga mereka. Maka dari itu Tuan Muda percaya padaku, memberitahu semuanya kepadaku, dan juga memberi aku kesempatan untuk menjadi tangan kanannya."

"Kalau begitu bisa dikatakan........kamu yang membantu dia menyelesaikan semua masalahnya?"

"Iya dan Steve." Kak Sarah melanjutkan, "Steve merupakan asisten dari Tuan Muda saat dulu bekerja. Sekarang menjadi asisten dalam kehidupan sehari-hari dia, khusus membantunya menyetir dan mengurusi beberapa urusan di luar."

"Kelihatannya Steve juga orang yang baik."

"Tuan Muda tidak mudah percaya terhadap orang lain, jika bukan karena Steve sudah bersamanya dalam waktu yang lama, maka dia tidak akan mempercayainya." Kak Sarah menatapnya dengan serius dan berkata, "Jadi, Nyonya Muda Anda jangan menyalahkan Tuan Muda karena menyembunyikannya dari kamu, karena waktu kalian bersama terlalu pendek, dan dia juga selalu cemas kamu akan marah ketika mengetahui kebenarannya."

"Aku tahu, maka dari itu aku sudah memaafkannya." Clarissa Yuan tersenyum.

"Baiklah kalau begitu."

"Apa yang sedang kalian bicarakan tentangku?" Julius Yi turun dari lantai dua dan langsung berjalan ke dalam restoran.

Clarissa Yuan melihat dia yang begitu segar, tidak memakai kacamata hitam dan tongkat. Dia tidak terbiasa melihatnya.

"Kami sedang membicarakan, Tuan Muda jauh lebih tampan apabila memakai kacamata hitam dan tongkat." Dia bercanda sambil tertawa.

"Iya, aku juga berpikir seperti itu." Julius Yi langsung memeluknya dari belakang, sambil tertawa berkata, "tetapi hidup normal seperti ini sangat menyegarkan, aku sejak awal sudah ingin hidup seperti ini."

"Kamu tahu tidak, berpura-pura di depan orang yang dicintai, merupakan suatu hal yang sangat menderita." Dia mencium telinganya dia.

Kak Sarah terkekeh menjawab, "aku rasa yang paling susah itu aku, setiap hari hidup dengan was-was, takut suatu hari nanti tiba-tiba Nyonya Muda memasuki kamarmu, dan tidak menemukanmu di dalamnya. Aku harus mencari berbagai macam alasan untuk menarik Nyonya Muda keluar dari kamarmu."

"Iya, Kak Sarah juga tidak mudah." Julius Yi menganggukan kepalanya.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu