The True Identity of My Hubby - Bab 142 Balas Dendam Kebencian
"Selama kita tidak terus bersama, seumur hidup kita tidak akan kesepian".
"Tidak.....aku tidak akan menyeretmu....."
"Mengapa kamu tidak mengerti maksud hatiku?" Julius Yi kembali memeluknya dan menarik napas dalam-dalam: "kalau tidak kamu mau bagaimana? bercerai denganku? menyuruhku menikahi wanita lain yang dapat melahirkan anak untukku. Menggunakan cinta menggantinya dengan seorang anak, kamu kira dengan begitu aku akan bahagia?"
"Hanya dengan cara ini hidupmu baru lengkap!"
"Pernikahan yang tanpa cinta, lebih menyakitkan dari pada pernikahan tanpa anak, apakah kamu mengerti". Julius Yi dengan pahit berkata kepada istrinya: "lagipula, bukankah hanya anak, kita dapat mengadopsinya, berapapun tidak akan jadi masalah".
"Tidak sama". Clarissa Yuan menggelengkan kepala dengan mata yang penuh dengan air mata.
Bagaimana mungkin keluarga Yi dapat menerima anak adopsi?
Walaupun Julius Yi terus berjanji, dan menenangkan, tetapi hati Clarissa Yuan sama sekali tidak merasa lebih baik, hal ini lebih menyakitkan dan membuat putus ada dari pada sebelumnya ketika dia mendegar anaknya sudah tidak ada.
Bukan dirinya tidak percaya kepada Julius Yi, hanya saja hal ini merupakan pukulan yang besar untuk dirinya, dirinya bahkan tidak dapat menerimanya.
Dia bersandar di tubuh Julius Yi, dan membiarkan air matanya terus mengalir.
Julius Yi menepuk punggungnya dan menenangkannya: "pintar, jangan pikirkan apa-apa lagi, istirahatlah".
*****
Clarissa Yuan akhirnya tidak menagis lagi, tidak ribut lagi, dia tidur di atas ranjang.
Tubuhnya cukup sehat, sehingga setelah bangun dia pulang kerumah bersama Julius Yi.
Sepanjang jalan mereka tidak berbicara, tidak di sangka keesokan harinya dia pergi bekerja seperti biasa.
Ketika akan keluar rumah, Julius Yi menahan Clarissa Yuan dengan khawatir membelai rambutnya: "bila hatimu merasa tidak enak jangan di tahan, tidak usah pergi bekerja dulu, menangislah di rumah, lampiaskan semua, aku akan menemanimu".
Clarissa Yuan tersenyum, dan berkata: "Aku sudah tidak apa-apa, terima kasih".
"Sungguh tidak apa-apa?"
"Sungguh". Clarissa Yuan menarik tangan pria itu dan meletakkan telapak tangannya di pipinya lalu tersenyum: "lihat, aku saja tidak menangis".
"Mengapa aku merasa sangat tidak tenang?" Julius Yi memeluknya dan mencium pipinya: "Clarissa, jangan melakukan hal bodoh, aku tidak dapat kehilangan dirimu, karena kehilangan dirimu aku tidak akan menemukan wanita bodoh yang rela mencintai dan melindungi aku lagi, ehm?"
"Ada apa? kamu takut aku bunuh diri?" Clarissa Yuan tersenyum: "Tenang saja, aku tidak sebodoh itu".
"Kamu bersumpah?"
"Aku bersumpah, seumur hidup aku akan berada di sisimu". Clarissa Yuan mencium bibir pria itu.
Julius Yi dengan tidak rela membiarkannya pergi, lalu dia bertanya: "apakah nanti malam kamu akan pulang tepat waktu".
"Ya".
"Ehm, kalau begitu aku tenang".
*****
Pagi hari, Clarissa Yuan kembali mengambil kasus perceraian Nyonya Ling dari tangan Kalvin Qin.
Kasus ini segera akan di persidangkan, Nyonya Ling melewati hari dengan tidak tenang dan ketakutan.
Setelah merasakan beberapa pukulan, Clarissa Yuan semakin ingin untuk menolong Nyonya Ling untuk mendapatkan kembali anaknya, karena sekarang dirinya semakin dapat merasakan rasa sakit seorang ibu yang kehilangan anaknya.
Siang hari dia pergi makan bersama Evelin dan Chaterine Yao.
Kedua sahabatnya merasa kesal dan sedih terhadap apa yang dia alami, Evelin bahkan ribut ingin membantunya membunuh Yuliana Liu.
Clarissa Yuan menatapnya dan bertanya padanya: "kamu sungguh bersedia membantuku untuk membunuhnya?"
"Ten.....tentu saja". Evelin berkata dengan sedikit gagap.
Clarissa Yuan tertawa, melihat dia yang menjadi gagap tersebut, diat tahu wanita itu tidak memlilliki keberanian tersebut.
"Hal ini sungguh membuat orang marah, tetapi dengan membunuhnya kita bisa masuk penjara".Chaterine Yao memelototi Evelin : "Jangan dengarkan dia bicara sembarangan".
"Betul.....pokoknya jangan terlalu gegabah". Evelin tertawa.
Clarissa Yuan juga tidak ingin gegabah, tetapi......ingin tidak gegabah pun sulit.
Dulu karena anaknya meninggal dia menahan diri mengeraskan rahang melepaskan Yuliana Yo, tidak perhitungan dengannya. Karena saat itu dirinya masih mempunyai kesempatan, dirinya masih memiliki impian berkumpul dengan keluarga.
Tetapi hari ini, dirinya telah tidak memiliki apa-apa lagi!
Dirinya sudah tidak dapat memiliki anak, dirinya tidak memiliki hak mencintai Julius Yi, walaupun memaksakan terus bersama dengan Julius Yi, itu hanya akan membembaninya, hidup yang cacat ini apakah masih ada artinya?
"Clarissa, kau tidak akan berbuat kebodohan kan?" Evrlin memperhatikan Clarissa Yuan yang lebih diam dari pada sebelumnya, sungguh membuat hatinya menjadi khawatir.
"Bagaimana mungkin?" Clairssa Yuan tertawa: "dulu pada saat begitu susah aku pun tidak berbuat bodoh, kesulitan kali ini aku pasti dapat melewatinya".
"Ehm, ini baru Clarissa Yuan yang kuat!" Chaterine Yao Memuji.
*****
Sabtu malam, setelah hujan, Julius Yi memeluk Clarissa Yuan bagaikan seekor kucing, dengan lembut bertanya: "apakah kamu lelah?"
"Ehm". Clarissa Yuan perlahan menganggukan kepala.
Julius Yi tersenyum dan menciumnya: "salahmu, mengapa kamu begitu menggoda".
Clarissa Yuan menggunakan jarinya menusuk pinggang pria itu: "Nakal!"
Julius Yi tersenyum gembira, lalu menhan jari wanita itu yang nakal: "Oh ya, aku sudah mengatakan pada nenek, besok acara kumpul keluarga kita tidak hadir".
"mengapa?" Clarissa Yuan mengangkat kepalanya.
Julius Yi berkata: "Nenek sedang marah, aku takut bila kamu pergi kamu akan di marahi oleh dia dan ibu, lebih baik tunggu gelang tersebut ketemu kita baru ke sana"
"Tidak, aku tidak takut". Clarissa Yuan menggelengkan kepala "aku tidak takut di marahi, aku ingin pergi".
"Mengapa?"
"karena aku telah membuat nenek tidak senang, tidak boleh membuatnya semakin marah dengan tidak menghadiri perkumpulan keluarga".
"Aku sudah mengatakannya pada nenek, dia sudah setuju".
"Tidak, aku masih ingin pergi". Clarissa Yuan bersih keras.
Walaupun Julius Yi tidak berharap dia eprgi, terapi dia tidak berkata apa-apa, hanya membiarkannya saja.
*****
Keesokan harinya, Clarissa Yuan bangun pagi-pagi, dan sarapan bersama Julius Yi, Julius Yi kembali ke kamar untuk berganti pakaian, Clarissa Yuan yang menerima telepon di lantai bawah, ikut naik ke atas untuk berganti pakaian.
Baru saja dia memasukki kamar tidur, terlihat wajah Julius Yi yang serius duduk di atas sofa, dan Sarah Huang berdiri di sampingnya.
Melihat dirinya masuk, Sarah Huang segera mengaggukan kepala kepada mereka berdua dan berkata: "kalian berdua bicara baik-baik, aku turun membereskan piring".
Setelah Sarah Huang pergi, Clarissa Yuan duduk di sofa, dan memperhatikan wajah Julius Yi dan berakta: "Ada apa? Mengapa tidak berganti pakaian?"
Julius Yi melepaskan gengaman tangannya, dan dari tangannya dia mengangkat tinggi sebuah kotak obat, dan bekata kepada Clarissa Yuan: "Apa ini? mengapa kamu tiba-tiba membeli barang seperti ini?"
Melihat barang yang berada ditangannya, Clarissa Yuan terkejut.
Obat penggugur kandungan yang diam-diam dia sembunyikan di dalam tasnya mengapa berada di tangannya?dia ataukan Sarah huang yang membongkar tasnya? pasti Sarah Huang, karena Julius Yi tidak mungkin melihatnya.
Clarissa Yuan mengulurkan tangan mencoba mengambil kotak obat tersebut, tetapi Julius Yi segera menghindar, dengan sepasang mata merah Julius Yi bekata: "Apa yang ingin kamu lakukan? apakah ini alasan kamu sangat ingin pergi ke perjamuan keluarga?"
"Julius Yi mengapa kamu sembarangan membongkar barang orang?" dengan kesal Clarissa Yuan berkata.
Dengan dingin Julius Yi berkata: "Katakan mengapa? semalam ketika kamu mengatakan ingin pergi, aku sudah merasa ada yang tidak beres, sehingga kau menyuruh Sarah Huang untuk membongkar tasmu, katakan apa yang ingin kamu lakukan?"
"Apa yang ingin aku lakukan, bukankah kamu sudah dapat menebaknya?"
"Clarissa Yuan, aku sungguh tidak menyangka kamu dapat melakukan hal ini!"
"Aku memang orang yang menjijikan, sekarang kamu baru tahu, sungguh terlambat".
"Mengapa kamu tidak membantahnya? mengapa kamu tidak membantah dirimu tidak menjijikan?" Julius Yi memegang erat bahu wanita itu, menahannya dengan kuat, bahkan seperti akan menghancurkannya.
"Julius!" Clarissa Yuan mulai berteriak: "Kamu merasa aku menjijikan bukan? Tinggalkanlah aku, jangan ingini aku lagi! Aku memang sangat menjijikan! Aku memang ingin membunuh anak Yulinana Liu untuk membalas dendam putraku! mengapa aku memperbolehkan dirinya mencelakakanku hingga putraku pergi, dan membuatku kehilangan kesempatan menjadi seorang ibu, tetapi tidak boleh membuatnya membayar semuanya? mengapa ketika aku kecewa hingga ingin mati, tetapi dia dengan tenang menjadi nyonya muda keluarga Yi? aku tidak rela! aku tidak dapat membiarkannya, aku mau dia mebayar semunya!"
"Kalau begitu kamu ingin bagaimana? kamu malu memberikan obat ini kepadanya? kamu kira kamu berbuat demikian, akan seperti yang terjadi di film semua orang tidak tahu, lalu melihat dengan gembira di samping?"
"Walaupun harus membayar dengan nyawaku, aku juga ingin membunuh anaknya, bila tidak aku tidak akan puas seumur hidupku!" Air mata Clarissa Yua nmengalir dan menatap pria itu: "bukan anakmu, sehingga kamu tidak tahu penderitaanku, kamu juga sama sekali tidak dapat mengerti apa artinya bagi seorang wanita bila seumur hidup tidak dapat hamil. Kamu tahu Yuliana Liu mengandung darah daging keluarga Yi kalian, sehingga memintaku untuk terus menahan diri, tetapi.....aku adalah manusia, aku bukan robot, aku tidak dapat melakukannya!"
"Kamu sungguh ingin membunuh anak Yuliana Liu?"
"Betul".
"Baik, kamu tidak perlu mengorbankan nyawamu". Julius Yi mengeraskan rahang dan berkata: "begitu anak Yuliana Liu lahir, aku akan menggedongnya sendiri dan membawanya kepadamu, sampai saat itu kamu ingin membunuhnya atau membuatnya tidak mempunyai keturunan aku sama sekali tidak akan bericara, bagaimana?"
Clarissa Yuan terdiam, dia tidak menyangka pria itu akan berbicara demikian.
Mendegar kalimat ini, dia merasa seluruh bulu kuduknya berdiri.
Melihat wajah Julius Yi yang penuh kemarahan, Clarissa Yi tidak dapat berkata apa-apa.
Julius Yi mengulurkan tangaannya dan memeluknya, dan menghelakan napas: "Clarissa, kau tidak dapat melakukannya kan? aku tahu kamu tidak sanggup, kamu sama sekali bukan orang seperti itu".
"Aku orang seperti itu! bahkan bermimpi pun aku ingin membunuh Yuliana Liu!" Clarissa Yuan menangis tersedu-sedu: "Dia mencelakakanku sampai seperti ini, aku sungguh tidak rela! aku sungguh tidak rela.....!"
"Aku tahu kamu tidak rela, aku juga tahu hatimu sangat sakit, tetapi Clarissa......" Julius Yi mendorongnya, menggunakan jempol jarinya menghapus air mata di wajanya: "apakah kamu sama sekali tidak memikirkanku? bukankah kamu berjanji padaku untuk menjagaku seumur hidup, seumur hidup berada di sisiku? bila kamu membunuh anak Yuliana Liu, kamu akan masuk penjara. Walaupun hukum tidak akan menjatuhimu hukuman, tetapi nenek dan ibu tidak akan membiarkanmu, mereka akan
mengusirmu dari keluarga Yi, saat itu kita akan semakin sulit bersama".
"Clarissa, aku menginginkanmu, aku ingin kamu baik-baik berada di sisiku. Aku sudah mengatakan kita dapat mengadopsi anak, aku tidak peduli anak tersebut bukan anak kandungku, tetapi bila keluarga Yi tidak dapat menerimanya, tidak apa-apa, kita berdua akan keluar dari rumah keluarga Yi, kita akan melewati hari-hari bahagia berdua".
Air mata Clarissa Yuan kembali mengalir, kali ini karena terharu.
"Mengapa kamu begitu baik terhdapku?: dia menatap Julius Yi dengan dalam
"Karena cinta". Julius Yi menepuk-nepuk bahunya: "hari ini kita pergi jalan-jalan, tidak usah pegi ke rumah kediaman Yi".
"Aku ingin pergi". Clarissa Yi berkata.
"Kamu masih tidak menyerah?" Julius Yi mengerutkan keningnya.
"Obat saja sudah kamu ambil, aku masih dapat berbuat apa?" Clarissa Yuan menghapus air matanya dan berkata: "tadi aku baru berkata kepada kak Vero akan pergi, tidak mungkin tiba-tiba berubah pikiran".
"Kalau begitu kamu harus berjanji padaku, pergi ke sana tetapi jangan gegabah".
"Aku akan berusaha". Clarissa Yuan bangikit berdiri dari sofa, dan pergi berganti pakaian.
*****
Walaupun Nyonya besar tidak tidak meperdulikan Clarissa Yuan, tetapi sangat jelas kehangatannya yang biasa, bahkan begitu bertemu lansung menanyakan kasus gelang tersebut.
Julius Yi membantu Clarissa Yuan menjawab: "Nenek, gelang tersebut masih di cari, seharusnya tidak akan lama lagi".
"Sudah lebih dari satu minggu". Nyonya besar dengan tidak sabar menghela napas dan berkata: "aku takut gelang tersebut di rusak oleh mereka".
"Tidak akan, nenek kamu tenang saja".
Saat ini, Yuliana Liu dan Juwono Yi perlahan datang dari atas, sangat jarang pada acara kumpul keluarga dapat melihat Juwono Yi. Tentu saja bila tidak ada dirinya, Yuliana Liu tidak mungkin berani turun bertemu dengan Clarissa Yuan.
Tetapi walaupun demikian, Yuliana Liu di buat terkejut oleh tatapan mata Clarissa Yuan yang tajam bagaikan pisau, dia memeluk erat lengan Juwono Yi.
"Kamu jangan terus menempel padaku". Dengan kesal Juwono Yi melepaskan tangannya dari tangan wanita itu dan duduk di sisi Nyonya besar, bibirnya tersenyum dan berkata: "Nenek, mengapa uang jajanku belum sampai di rekening....."
Tenaganya cukup besar, sehingga Yuliana Liu sampai terhuyung ke belakang.
Clarissa Yuan segera memapahnya, ketika Yuliana Liu membaikan tubuhnya dia langsung tersenyum: "Hati-hati, Nyonya muda ketiga".
Senyuman yang ada di bibirnya terlihat sulit untuk menutupi kebenciannya.
Yuliana Liu bagaikan melihat hantu dan langsung menghempaskan tangannya, dan berdiri menjauh.
Dan saat ini Julius Yi menarik Clarissa Yuan kembali duduk di sofa dan memeluknya, perlahan membelai kepalanya untuk menenangkannya.
Julius Yi kahwatir hati Clarissa Yuan merasa tidak enak, sehingga menyuruhnya berisitirahat di kamar.
Clarissa Yuan bagaikan robot dia menggangukan kepala dan bangkit berdiri, berjalan ke atas.
Dirinya sungguh membutuhkan ketenangan, khususnya pada saat melihat Yulinana Liu, dirinya sungguh tidak dapat tenang.
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin WongMi Amor
TakashiGet Back To You
LexyCinta Tak Biasa
SusantiLove and Trouble
Mimi XuBaby, You are so cute
Callie WangSee You Next Time
Cherry BlossomThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)