The True Identity of My Hubby - Bab 168 Konflik
Pada akhirnya Clarissa Yuan pun melangkah maju dan bertanya kepadanya: "Julius, sebenarnya apa yang terjadi?"
Julius Yi membungkukan badan, dan menaruh kedua tangannya di atas meja kerja, menggertakkan gigi, dan menjaga agar suaranya tetap tenang: "Awalnya aku berpikir lahan Xili itu akan menjadi harapan terakhir Perusahaan Yi, tidak kusangka itu hanya harapan kosong."
"Muncul masalah apa?"
"Perusahaan Real Estat Hua Dong sebenarnya sudah berencana untuk mengambil alih lahan ini, dan juga sudah mengirim delegasi ke sana, tidak disangka setelah ditinjau terkuaklah situs reklamasi yang dikubur secara pribadi oleh penduduk desa 20 tahun yang lalu. Negara mempunyai peraturan untuk tidak membangun apa pun di sana, tidak ada izin membangun, pada saat itu, penduduk desa memutuskan untuk menjual tanah karena mereka menerima pemberitahuan penghancuran nasional."
"Ya Tuhan, bagaimana bisa begitu?" Clarissa Yuan tertegun.
Dia ingat lahan itu dibeli satu bulan yang lalu oleh Perusahaan Yi sebelum dia menjadi penasihat hukum Perusahaan Yi, totalnya menghabiskan sekitar lebih dari 4 triliun, dan rencananya akan didirikan sebuah taman bermain dengan pemandangan laut berkelas tinggi.
Karena jaraknya dari kota hanya sekitar 70 kilometer, pemandangan depannya sangatlah indah, tidak disangka akan menjadi seperti ini.
"Ini sungguh salahku." Julius Yi menghela nafas dengan kecewa: "Tidak seharusnya aku mengirim Juwono Yi untuk meninjaunya, semenjak masuk ke dalam perusahaan, selain membuat masalah untuk perusahaan, apa hal baik yang pernah dilakukan oleh Juwono? Bagaimana aku bisa begitu bodoh mengirim Juwono untuk peninjauan? Bagaiamana aku bisa sebodoh itu untuk mempercayainya?! Ini adalah pelajaran bagiku!"
Sesampainya di belakang kalimatnya, dia pun berteriak dengan marah kepada Clarissa Yuan.
Clarisssa Yuan yang meihatnya kesakitan dan penuh rasa penyesalan, dengan penuh sayang menarik tangannya dan menghiburnya: "Jangan salahkan dirimu sendiri, ini bukan salahmu."
"Bagaimana mungkin ini bukan kesalahanku? Kamu tahu apa maksudnya ini? Maksudnya dalah uang 4 triliun itu lenyap begitu saja, sekarang perusahaan masih memiliki sebagian hutang dengan para penduduk desa, kamu pikir begitu mereka mendengar bahwa Perusahaan Yi goyah mereka akan diam saja?" Julius Yi menggelengkan kepala dan tertawa pahit: "Noah Tsu si tua bangka itu juga pasti akan menggunakan kesempatan ini untuk menuangkan minyak dalam api, dengan kejam menindas kita."
"Tapi masalah ini cukup sampai di sini, membenci dirimu sendiri juga tidak ada gunanya, lain kali harus lebih berhati-hatilah." Clarissa Yuan tahu penghiburannya kepada Julius Yi sangat sia-sia, tapi dia juga tidak tahu harus mengatakan apalagi.
Sungguh hujan lebat malam hari turun dengan derasnya di saat rumah sedang bocor, saat seseorang sedang mengalami kesialan bahkan minum air pun bisa menjadi masalah.
"Mana ada kesempatan lagi? Sudah tidak akan ada lagi." Julius Yi menggelengkan kepala dengan pedih.
"Jangan begitu negatif, bukankah kamu selalu sangat percaya diri?"
Julius Yi mendongakkan kepala menatapnya, dan akhirnya menghela nafas panjang, mengulurkan tangan dan menarik Clarissa Yuan ke dalam pelukannya.
"Sebelumnya tidak pernah aku merasa begitu tidak berguna." Julius Yi berkata.
"Bukankah sudah kukatakan, ini bukan salahmu, jika sungguh ingin menyalahkanmu, juga hanya menyalahkanmu yang terlalu mempercayai Juwono Yi."
"Terima kasih atas hiburanmu." Julius Yi mengusap belakang kepala Clarissa Yuan.
Meskipun kata-kata hiburan Clarissa Yuan tidak mengurangi kepedihan dan kesedihannya, tapi di saat yang paling putus asa melihatnya, dan memeluknya, Julius Yi merasakan ketenangan yang begitu besar.
****
Noah Tsu bukanlah lampu yang kurang bahan bakar, dan telinganya begitu tajam, begitu mendengar berita Daerah West Town, dia segera menyebarkan angin keruntuhan Perusahaan Yi ke telinga orang-orang Xili.
Setelah mendengar kabar itu, para penduduk desa yang belum menerima uang kompensasi, karena takut tidak mendapatkan uang mereka berbondong-bondong datang ke kantor untuk meminta uangnya.
Esok pagi harinya, kantor dibanjiri dengan segerombol penduduk desa.
Asisten Li dan beberapa petugas keamanan dari lantai atas turun untuk menenagkan warga, dan berjanji bahwa perusahaan pasti akan memberikan uang kompensasi kepada mereka.
Sayang sekali para warga desa itu tidak mengindahkan perkataannya, dan meminta penanggungjawab perusahaan untuk keluar dan berbicara kepada mereka.
Julius Yi melihatnya dari jendela lantai atas, dan melihat orang-orang itu saling mendorong membuat kerusuhan, Asisten Chen berkata dari belakangnya: "Presdir Yi, bagaimana? Mereka semakin bertambah banyak."
"Aku akan turun." Julius Yi berbalik, dan bersiap untuk mengambil jaketnya yang ada di atas sofa.
"Presdir Yi, anda tidak boleh pergi." Asisten Chen mencegahnya, dan melanjutkan: "Para warga itu membawa banyak tukang pukul, saat melihatmu nanti, dan jika tidak terkendali, anda bisa terluka bagaimana?"
"Tapi membiarkan mereka seperti itu juga bukan solusi, bisa mempengaruhi rutinitas keseharian perusahaan." Julius Yi kembali melihat dari jendela, sudah ada sebagian karyawan yang datang terlambat memutuskan untuk pulang karena tidak bisa masuk kantor. Jika tidak mengusir orang-orang itu pergi, para karyawan tidak akan bisa bekerja seperti biasanya.
"Asisten Lin dan Kepala Bagian Wang saja sudah cukup, mereka datang untuk meminta uang, sekarang perusahaan tidak bisa mengeluarkan uang, anda turun pun juga tidak merubah apa pun." Asisten Chen membujuk dengan sekuat tenaga.
****
Saat Clarissa Yuan baru saja melangkah masuk ke dalam kantor, dia mendengar huru-hara di Perusahaan Yi, dan tanpa berpikir panjang dia pun berbalik dan meninggalkan kantor untuk pergi ke Perusahaan Yi.
Sesampainya dia di sana, dia melihat pintu perusahaan yang dipenuhi dengan penduduk desa.
Clarissa Yuan menyapukan pandangan ke arah gerombolan itu, dan melihat Asisten Lin di tengan gerombolan itu tidak tahu harus melakukan apa untuk menenangkan mereka, dia diam di dalam mobil sejenak sebelum membuka pintu mobil dan turun.
Dia menyeruak di antara gerombolan orang itu, dan mendekat ke samping Asisten Lin lalu bertanya: "Ada apa? Apa yang terjadi?"
Sambil berusaha untuk menenangkan warga, Asisten Lin berkata dengan nafas terburu: "Pengacara Yuan anda datang sungguh bagus, cepatlah katakan kepada mereka, perusahaan pasti akan memberikan uang merka dengan bersih, jangan membuat huru-hara di sini."
"Tapi apa yang harus kukatakan kepada mereka?" Clarissa Yuan berkata pelan.
Dia bisa mengatakan apa? Mereka datang untuk meminta uang, jelas-jelas Perusahaan Yi sekarang sedang sangat kekurangan uang.
"Kamu bilanglah kepada mereka bahwa perusahaan akan memberikan uang mereka dalam waktu singkat ini, kamu adalah pengacara, perkataanmu lebih bisa mereka percayai daripada perkataan kami." Setelah berkata begitu, Asisten Lin berbalik dan berkata dengan suara keras kepada mereka: "Semuanya tenangglah, tenanglah, ini adalah Pengacara Yuan, Pengacara Yuan akan menjelaskannya dengan jelas kepada kalian, kalian tenanglah dulu ya?"
Begitu mendengar bahwa ada pengacara yang datang, para warga pun perlahan mulai tenang.
Begitu berbalik dan menghadapi mereka, otak Clarissa Yuan pun terasa kosong, dan kemudian dia mengeluarkan sebuah tanda pengenal dari dalam tasnya, dan menunjukkannya kepada para warga: "Bapak dan ibu sekalian, nama saja Clarissa Yuan, dari Future Law Office. Hm..... tentang masalah kompensasi, Perusahaan Yi akan berusaha untuk mengembalikan uang itu kepada kalian semua dalam jangka waktu singkat, saya harap warga bisa memberikan waktu untuk Perusahaan Yi...."
"Dengar-dengar Perusahaan Yi akan bangkrut, bagaimana bisa mereka memberi kami kompensasi dengan pantaas?" Seorang warga berteriak.
"Itu.... itu....." Mereka pun kembali berteriak.
"Semuanya tenanglah dulu." Clarissa Yuan mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk menenangkan mereka, dan berkata dengan serius: "Perusahaan Yi adalah perusahaan besar, tidak akan bisa bangkrut dengan begitu mudahnya, berita bohong itu sengaja disebarkan kepada kalian semua, tolong jangan mempercayainya...."
"Masih mau berbohong! Saham perusahaan Yi sudah turun beberapa hari ini, kami tidak buta juga tidak bodoh!"
"Penurunan saham juga dipengaruhi oleh gosip." Suara para warga semakin keras, Clarissa Yuan menambah volume suaranya: "Dan lagipula kalian membuat keributan di sini juga tidak menjadi solusi, lagipula Perusahaan Yi sudah setuju untuk membayar kompensasi kepada kalian, berikanlah sedikit waktu untuk Perusahaan Yi ya? Jika kalian terus ribut di sini, para karyawan tidak bisa bekerja seperti biasanya, dan tidak ada keuntungan apa-apa untuk kalian semua."
"Sedikit waku sampai kapan? Kamu adalah pengacara, berikan waktu yang tepat!"
Clarissa Yuan menengok ke arah Asisten Lin, Asisten Lin berbisik pelan: "Totalnya ada 160 milyar lebih, perusahaan tidak bisa mengeluarkannya."
"Kalau begitu tidak ada cara lain, usir mereka dulu baru membicarakannya lagi." Setelah itu Clarissa Yuan kembali menatap mereka dan berkata: "Tolong berikan perusahaan waktu satu bulan, setelah satu bulan jika belum menerima uang kompensasi, datanglah lagi ke sini, bagaimana?"
Mereka menatap satu sama lain untuk sesaat, dan kemudian menyetujuinya: "Baiklah, satu bulan lagi jika tidak menerima uangnya, kamu akan membakar perusahaan Yi."
Clarissa Yuan tidak bisa berkata-kata, dari awal Perusahaan Yi sudah digadaikan ke bank.
Tapi bisa membuat mereka pergi, juga tidak perlu mempedulikan mereka berkata apa.
"Pengacara Yuan, memang kamu ahlinya." Asisten Lin berkata dengan tubuh penuh peluh di tengah cuaca dingin.
"Tidak tahu apakah Presdir Yi akan membunuhku." Clarissa Yuan berkata ragu.
"Tidak mungkin, ini adalah sesuatu yang tak bisa dibantu lagi.
Di saat para warga itu mulai tenang dan bersiap untuk pulang, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang memprovokasi, beberapa pria muda berlari mendekat, sambil berteriak-teriak: "Bapak Ibu jangan dibohongi oleh wanita ini, dia bukanlah pengacara atau apa punitu, dia adalah istri Tuan Muda Pertama Keluarga Yi, dia diutus oleh Perusahaan Yi untuk mengusir kita....!"
Warga yang mendengarnya, segera berbondong-bondong kembali.
Para warga itu datang mengikuti para pemuda itu untuk maju, tangannya membawa batu bata.
Clarissa Yuan yang terkejut, hanya menatap kosong ke arah pemuda yang brutal itu, dan dengan bodohnya tidak sembunyi.
Matanya menatap lekat ke arah salah seorang dari pemuda itu yang berusaha memukulkan batu bata itu ke kepalanya, tapi karena kaget, dai pun tidak punya waktu untuk berkelit.
"Nyonya Muda hati-hati!" Asisten Lin juga terjekut.
Saat batu bata itu nyaris menghantam kepala Clarissa Yuan, tubuhnya ditarik ke samping, dan didekap ke dalam pelukan yang hangat.
Saat beada di dalam pelukan orang itu, dan seketika mendengar suara nafas yang begitu tidak asing, dia akhirnya kembali sadar.
"Julius?" Clarissa Yuan berkata dengan terkejut.
"Kamu tidak apa-apa?" Julius Yi memeluknya dan bertanya kepadanya.
"Aku tidak apa-apa." Dengan adanya dia, Clarissa Yuan tiba-tiba merasa begitu aman.
Tapi beberapa pemuda itu tidak jera, dan menarik keluar Clarissa Yuan dari pelukan Julius Yi, sambil terus berteriak-teriak: "Pembohong! Mati kamu dasar pembohong!"
Para pemuda itu berusaha untuk menarik Clarissa Yuan keluar, Julius Yi berusaha untuk tetap mendekap nya dalam pelukan, tapi kepala Clarissa Yuan masih juga terpukul dengan batu bata, dan mengucurkan darah segar.
Clarissa Yuan merasakan sakit di belakang kepalanya, rasa sakitnya membuatnya pusing, kedua kakinya pun terasa tak bertenaga.
"Clarissa.....!" Julius Yi memeluknya dengan panik, dan menghadap ke gerombolan orang itu dan berteriak: "Manusia barbar! Pergi kalian dari hadapanku!"
Warga yang melihat Clarissa Yuan pingsan, dan darah segar mengucur dari kepalanya, dan melihat ke arah Julius Yi yang begitu garang, perlahan mulai surut, dan tidak berani membuat keributan lagi, dan dengan menurut membukakan jalan untuk mereka.
Julius Yi menggendong Clarissa Yuan di pelukannya, dan dengan hati kalut dan panik membawanya ke mobil, Asisten Lin pun ikut naik ke mobil.
Di dalam mobil, Asisten Lin dengan cepat mengemudikan mbil, dan Julius Yi menekan luka di kepala Clarissa Yuan dengan tangannya, dan sesekali berteriak dengan panik kepada Asisten Lin: "Cepatlah sedikit! Cepat!"
"Presdir Yi ini sudah sangat cepat, tolong jangan panik." Asisten Lin menginjak gas dalam-dalam.
Novel Terkait
My Perfect Lady
AliciaCinta Yang Berpaling
NajokurataCinta Yang Dalam
Kim YongyiHusband Deeply Love
NaomiMarriage Journey
Hyon SongIstri Yang Sombong
JessicaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)