The True Identity of My Hubby - Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)

Di depan cermin, Clarissa berkata kepada penata rias : “Tolong bantu aku dandan sederhana saja, usahakan jangan menor.”

Penata rias dengan baik hati mengingatkan : “Tapi nyonya Yi, karena malam hari, di pesta sana penuh dengan cahaya lampu, harus dandan menor baru tampak bagus.”

“Tidak apa-apa, aku tidak perlu tampak terlalu cantik.” Dandan saat hamil memang kurang baik, dia takut akan mempengaruhi sang bayi kalau dandan menor.

Penata rias menatap Julius yang di sofa seolah meminta persetujuan.

Julius tertawa dan berkata : “Ikuti saja apa yang dikatakan nyonya Yi, aku juga takut dia akan digaet orang lain kalau dandan terlalu cantik.”

Setelah mendapat petunjuknya, penata rias tersebut pun mulai turun tangan.

Meskipun hasil dandanannya sangat tipis, tapi karena keterampilan tangan penata rias, Clarissa tampak segar dan natural, juga serasi sekali dengan gaun pesta sederhana berwarna hijaunya itu.

Clarissa mengamati dirinya di cermin, lalu membalikkan badan bertanya kepada Julius : “Cantik tidak?”

“Cantik.” Jawab Julius.

Clarissa terkejut, dia melambaikan tangan di depan matanya : “Kamu juga tidak bisa melihat.”

“Aku bisa membayangkannya.”

“Dasar.” Clarissa melihatnya sekilas.

“Ayo, kita tidak boleh terlalu terlambat.” Julius bangkit berdiri, dengan terbiasanya dia mengangkat lengan, dan Clarissa juga dengan terbiasanya melingkarkan tangan ke situ.

Saat Julius dan Clarissa masuk, memang muncul kericuhan, bukan karena Clarissa, sebab bagaimana pun pula di sini penuh dengan wanita cantik, wanita yang tidak termasuk sangat menawan seperti Clarissa, biasanya tidak akan menarik perhatian orang.

Malah penampilan Julius yang tidak kalah dari artis mau pun model mana pun itu yang menarik perhatian banyak wanita.

Clarissa mengamati seluruh ruangan dengan penasaran, ternyata memang benar semuanya tidak biasa-biasa saja, dan banyak sekali wanita cantik.

“Banyak sekali wanita cantiknya, untung kamu tidak bisa melihat.” Ucapnya dengan suara kecil.

“Kenapa untung?” Julius tersenyum.

“Karena aku juga takut kamu digaet oleh wanita cantik.” Clarissa tertawa lebar.

“Julius, Clarissa, kalian sudah datang?” Gwendolyn muncul dari kerumunan dan menyambut dengan ceria, digandengnya Julius dan berkata : “Ayo, aku bawa kamu ketemu dengan teman lama.”

Dengan cepat Julius sudah ditarik pergi oleh Gwendolyn, Clarissa diam di tempat dengan canggung, tidak tahu harus pergi ke mana. Dia yang tidak pernah ikut pesta seperti ini, juga tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Ia lihat kebanyakan orang memegang bir dan saling mengobrol, sepertinya saling mengenal akrab. Sedangkan dia tidak bisa minum bir, juga tidak ada yang ia kenal di seluruh ruangan.

“Hai! Adik kelas!” Saat dia tidak tahu harus bagaimana, tiba-tiba terdengar suara yang familiar namun menyebalkan dari belakang.

Dia menoleh dan melihat Frans yang satu tangan memegang bir, satu tangannya lagi merangkul wanita ramping sedang tersenyum ke dirinya.

“Pergilah main.” Frans melepaskan wanita cantik di pelukannya, wanita cantik itu pun melototi Clarissa dengan sebal dan membalikkan badan pergi.

“Kenapa? Merasa bosan?” Tanya Frans sambil mengamati Clarissa.

Clarissa menggeleng : “Tidak bosan.”

“Jelas-jelas kamu sudah gugup sampai wajah memerah.” Frans menarik tangannya : “Ayo, kakak bawa kamu main.”

“Aku tidak mau……” Clarissa refleks menolak.

Namun Frans tidak melepaskan tangannya dan berkata : “Julius tidak akan menghiraukan kamu, lebih baik sama aku saja.”

Clarissa ditarik ke taman bunga oleh Christian, di taman bunga sini juga semuanya asyik mengobrol dan tertawa, Frans menarik Clarissa ke salah satu kerumunan dan berkata : “Perkenalkan, ini teman aku, Clarissa, seorang pengacara, mohon perhatiannya kelak.”

Dengan terkejut sekali Clarissa menyadari, beberapa dari sekelompok orang ini adalah pimpinan di dunia hukum, banyak yang ia kenal, hanya saja pimpinan tersebut tidak mengenal dia.

Ada yang mengangkat gelas bir ke arahnya dan mengobrol, dengan cepat dia mengambil segelas jus buah dari pelayan dan kembali mengangkat ke arahnya sebagai tanda hormat.

Setelah seorang wanita cantik menatap Clarissa dengan teliti, tiba-tiba ia bertanya : “Tuan muda Tsu, kenapa aku merasa mukanya agak familiar?”

“Betul, betul, agak mirip dengan nyonya Tsu, tidak mungkin kakak adik bukan?” Salah satu wanita melanjutkan.

Clarissa tertawa kaku kepada mereka, dia tidak tahu siapa nyonya Tsu yang mereka maksud, juga tidak tahu apanya yang mirip, sehingga ia hanya bisa menatap Frans seolah meminta bantuan.

Di saat ini juga Frans menoleh ke samping, senyuman di wajahnya berganti menjadi tercengang, dengan teliti diamatinya Clarissa.

“Siapa itu nyonya Tsu?” Tanya Clarissa sambil tertawa kering.

“Tentu saja istri tuan muda Tsu?” Jawab wanita cantik tadi.

“Oh.” Clarissa menganggukkan kepala, ternyata Frans sudah menikah, baguslah kalau demikian!

Tiba-tiba Frans pun tertawa, lalu merangkul pundak Clarissa serta berkata : “Dia adik kelas aku ketika SMP, tidak ada hubungan apa pun dengan istriku.”

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu