The True Identity of My Hubby - Bab 215 Persetujuan Perceraian

Julius Yi meraba ponselnya dan menghubungi nomor Clarissa Yuan, mendapatkan jawaban bahwa ponselnya tidak aktif. Dia meletakkan ponselnya dengan tak berdaya, dia menghitung-hitung waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Kanada, seharusnya sudah mendarat dari beberapa jam yang lalu, mengapa ponselnya masih tidak aktif?

"Julius, makanlah bubur terlebih dahulu." Nenek membawa masuk semangkok bubur daging ke depan Julius Yi yang dibawakan oleh Kak Sarah.

Julius Yi bertanya, "nenek, apakah Clarissa ada menelepon? Mengapa ponselnya masih tidak aktif?"

Nenek menjawab sambil tersenyum, "dia ada menelepon saat kamu sedang tidur, dia menitip pesan bahwa pelatihannya sudah mau dimulai, tidak boleh menyalakan ponsel."

"Pelatihan apa yang harus tertutup seperti itu?" Julius Yi tidak mengerti.

"Dia ada mengatakan suatu nama, tapi aku melupakannya." Sejak awal nenek sudah mempersiapkan untuk memberi jawaban apa kepada Julius Yi, maka dari itu dia menjawab dengan sangat tenang, tidak terlihat mencurigakan.

Nenek melihatnya diam-diam dan berkata, "anak pintar, bukalah mulutmu dan makan buburnya."

Pikiran Julius Yi berhasil dialihkan, sambil tersenyum berkata, "mana boleh merepotkan nenek untuk menyuapiku, aku makan sendiri saja."

"Memangnya kenapa jika nenek menyuapimu? Waktu kamu kecil, nenek selalu menyuapimu."

"Tetapi sekarang aku sudah bukan anak kecil." Julius Yi mengangkat tangannya dengan hati-hati dan mengambil mangkok yang ada di tangan dia berkata, "aku saja, aku bisa makan sendiri."

"Hati-hati panas."

"Aku tahu." Meskipun kain kasa pada mata Julius Yi belum dilepaskan, tetapi dia masih bisa melihat karena Clarissa Yuan pernah mengajarinya, dia juga sudah bisa makan sendiri.

Clarissa Yuan berjalan tanpa tujuan di jalan, bahkan dia tidak menyadari langit sudah menjadi gelap.

Tidak tahu sebuah kebetulan atau di sengaja, ternyata dia datang ke Plaza Sungai A. Lalu berhenti di depan karosel, melihat kuda-kuda yang berwarna-warni dan senyuman anak-anak yang begitu bahagia. Dia seperti melihat pemandangan Liam dan Natasia yang sedang bermain karosel.

Pada saat itu mereka sangat bahagia, memanggil dia dan Julius Yi dengan sebutan paman dan bibi.

Jika dipikirkan sekarang, ternyata pada malam itu mereka berempat sekeluarga untuk pertama kalinya dan sekali seumur hidup untuk berkumpul bersama, sangat disayangkan waktu yang begitu singkat, dalam satu kejapan sudah berlalu.

Clarissa Yuan melewati taman bermain anak-anak, menyeberangi jalan raya dan datang ke toko pencuci mulut yang berada di seberang taman.

Dia tetap duduk di posisi yang dekat dengan jendela, dia memesan makanan camilan yang disukai oleh Liam dan Natasia, dan memakannya dalam diam. Dia kembali teringat pemandangan di saat Liam dan Natasia sedang memakan camilan di sini.

Mereka alergi kacang yang ternyata merupakan keturunan dari Julius Yi. Dia ingat pertama kali datang ke sini, dia ada bertanya kepada Frans Tsu mengenai bawaan genetik dari siapa alergi Liam dan Natasia, Frans Tsu menjawab tidak dari siapa-siapa.

Frans Tsu tidak pernah memberi tahunya bahwa anak-anak bukan anak kandung dari dia dan istrinya, dan dia juga tidak pernah mengetahuinya.

Clarissa Yuan terduduk lama di dalam toko pencuci mulut dan pergi.

Jika berjalan lurus lagi akan sampai di rumah sakit, dia ingin masuk untuk melihat Julius Yi, tetapi dia takut bertemu dengan orang yang dikenalnya. Dia seharusnya cepat-cepat pergi tetapi kakinya seperti memiliki akar, sehingga tidak bisa digerakkan.

Dia berdiri di depan pintu rumah sakit dan ragu-ragu dalam waktu yang panjang, akhirnya dia memilih untuk masuk dan menghampiri ruangan rawat inap dimana Julius Yi berada.

Karena sudah malam, tidak banyak orang yang berlalu lalang di lorong rumah sakit. Melalui kaca yang ada pada pintu, dia melihat Julius Yi sedang duduk bersender pada kasur, kedua matanya dibungkusi dengan kain kasa dan jari-jarinya yang panjang sedang memainkan ponsel yang khusus digunakan oleh orang-orang yang tidak bisa melihat.

Melihat keadaanya yang baik, dia sudah tenang.

Clarissa Yuan hanya berdiri di depan pintu selama beberapa menit dan bergegas pergi karena takut terlihat oleh orang lain.

Hingga sampai ke hari dimana dia akan melepaskan kain kasanya, Julius Yi sangat berharap bukan dokter yang akan membantunya melepaskan kain kasa melainkan Clarissa Yuan. Apakah dia bisa kembali di detik ini dan menemani di sisinya untuk melihat hasil bersama-sama.

Bukannya di dalam film semuanya akan seperti ini, di saat satu pihak sedang kesusahan, pihak lainnya akan segera muncul di depannya.

Dia sudah berulang kali menelepon nomor Clarissa Yuan, tetapi selalu mendapatkan jawaban yang sama yaitu tidak aktif.

Sebersit kekecewaan masuk ke hatinya, kelihatannya tidak akan datang.

Setelah perawat rumah sakit menutup gorden yang berada di ruangan rawat inap dia, dan langsung melakukan kegiatan melepaskan kain kasa Julius Yi.

Justin Yi dan nenek yang berada di samping sangat gugup, sedangkan Julius Yi sendiri terlihat sangat tenang.

Pada saat kain kasanya lepas dari matanya, dia jelas melihat cahaya yang agak redup dan juga melihat nenek dan Justin Yi yang berada di seberangnya serta melihat dokter dan perawat berada di sampingnya. Tetapi dia tidak melihat Clarissa Yuan.

"Bagaimana Julius, apakah kamu bisa melihat?" Nenek bertanya dengan buru-buru.

Julius Yi menganggukkan kepalanya dan berkata, "iya aku dapat melihat."

"Benarkah? Sangat baik!" Nenek merasa bahagia hingga menangis dan menoleh ke arah Justin Yi yang berada di sampingnya berkata, "Justin, kamu dengar tidak? Julius mengatakan dia sudah bisa melihat."

"Aku sudah mendengarnya." Justin Yi merangkul pundak neneknya sambil tersenyum tipis.

Nenek dengan bahagia kembali menoleh ke arah dokter dan mengucapkan terima kasih.

Dokter sambil tersenyum berkata, "sudah pernah aku katakan sebelumnya, operasinya sangat berhasil, kemungkinan besar untuk bisa melihat sangat besar."

"Iya, terima kasih dokter, akhirnya kami sudah bisa tenang." Nenek menjawab.

Julius Yi melihat ke arah sekeliling dan merendahkan suaranya bertanya kepada nenek, "nenek, Clarissa dimana? Jangan-jangan dia ingin memberiku sebuah kejutan dan sedang bersembunyi di suatu tempat?"

Senyuman di wajah nenek sedikit melamban dan kembali tersenyum berkata, "tidak ada, Clarissa belum kembali."

"Benar?"

"Tentu saja benar, bukannya Clarissa sudah pernah mengatakan paling cepat juga membutuhkan setengah bulan."

"Tetapi hari ini merupakan hari yang spesial." Julius Yi mengela nafas.

Nenek sambil tersenyum dan membujuknya, "Julius, detik ini juga pasti Clarissa juga sangat menginginkan untuk terbang kemari dan berada di sisimu karena dia pasti juga tidak ingin melewatkannya begitu saja, kamu jangan terlalu memikirkan dia, tunggu dia selesai pelatihan pasti akan pulang."

"Iya, benar juga." Julius Yi tertawa.

Setelah tidak lagi membahas Clarissa Yuan, dia akhirnya bisa merasakan kesenangan karena bisa kembali melihat cahaya.

Dia ingin menjadi pria yang dapat melihat, dapat menjaga Clarissa dan keluarganya serta pria yang dapat membantu di Perusahaan Besar Yi. Semua keinginan ini sudah di nantikan dia selama beberapa bulan ini.

Seminggu berlalu, penglihatan Julius Yi semakin membaik, tetapi emosinya tidak stabil menjadi semakin mudah marah.

Untuk kesekian kalinya dia menghubungi nomor yang sama, dan tetap mendapatkan jawaban yang sama untuk kesekian kalinya yaitu tidak aktif. Akhirnya Julius Yi sudah tidak bisa menahannya kembali, dia langsung naik ke lantai dua dan memasuki ruangan nenek.

Nenek yang baru saja ingin menaikki ranjang untuk tidur, dia terkejut karena melihat dia yang memasuki ruangannya, sambil melihatnya dia bertanya, "Julius, kamu kenapa? Apa yang terjadi?"

Meskipun mulutnya sedang melontarkan pertanyaan, tetapi hatinya memiliki perasaan tidak baik.

Julius Yi langsung bertanya pada intinya, "nenek, kamu beritahu aku sebenarnya kemana Clarissa pergi? Mengapa ponselnya masih tidak aktif?"

"Bukannya sudah aku katakan, dia sedang pelatihan....."

"Tidak mungkin!" Julius Yi langsung memotong pembicaraannya dan melanjutkan, "dia itu orang hukum, bukan orang yang meneliti alat-alat mesin, mana mungkin 'tertutup' selama itu? Hingga panggilan ponsel pun tidak boleh menjawabnya."

Nenek pada awalnya berpikir jika bisa membohonginya sehari sebaiknya dilanjutkan terus hingga matanya sudah benar-benar membaik. Tetapi, dia melihat ekpresi Julius Yi yang begitu tegas, dirinya tahu bahwa dia sudah tidak bisa membohonginya kembali.

Julius Yi melihat nenek yang terdiam, dengan terburu-buru dia memajukan langkahnya dan memegang lengan nenek berkata, "nenek, sebenarnya apa yang terjadi? Ada ada dengan Clarissa?"

"Clarissa, dia...sangat baik."

"Kalau begitu kenapa nomornya tidak aktif? Kenapa tidak datang menemuiku?"

"Julius...." Nenek menghela nafas, menatapnya dan berkata, "aku bisa memberitahumu kebenarannya, tetapi kamu harus berjanji jangan terlalu emosi, terlalu sedih karena matamu dengan tidak mudah baru bisa kembali melihat......."

"Nenek, kamu cepat katakan!" Julius Yi merasa hatinya sudah mau melompat keluar dari tubuhnya, mana mungkin masih bisa memikirkan penglihatannya.

Nenek terdiam selama dua detik dan berkata, "Clarissa mempercayai ucapan ibunya, dan sudah memutuskan untuk bercerai."

"Mana mungkin?" Julius Yi menggelengkan kepalanya, dia tidak percaya, dia semakin gugup kembali bertanya, "nenek, kamu katakan yang sebenarnya, apakah Clarissa terkena masalah? Gwendolyn Tsu yang menyerangnya? Atau.......?"

Bahkan Julius Yi sendiri tidak menyadari matanya sudah berlinangan air mata, dia terlalu terburu-buru, terlalu khawatir, dia terlalu khawatir akan Clarissa apakah tertimpa masalah atau tidak.

Nenek juga menangis, memegang tangannya berkata, "ini kebenarannya. Dulu pada saat kamu tidak bisa melihat, dokter mengatakan tingkat kemungkinan untuk kamu bisa melihat kembali sangat rendah. Ibu dari Clarissa pun meminta dia untuk bercerai denganmu, dan dia telah menyetujuinya."

"Tidak, beberapa bulan ini Clarissa sangat baik kepadaku, dia membiarkan aku memarahinya dan menyakitinya, tetapi dia tetap tidak meninggalkan aku. Dia mengatakan bahwa dia tidak peduli apakah aku bisa melihat atau tidak, dan dia juga mengatakan bahwa di bersedia menjadi mataku seumur hidup." Julius Yi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Itu karena aku yang memohon kepadanya, aku memohonnya tunggu matamu sembuh baru bercerai." Nenek menjawab.

"Nenek, kamu jangan membohongiku lagi, aku tidak akan percaya." Julius Yi melanjutkan, "jika memang benar Clarissa meninggalkan aku, itu juga pasti karena dipaksa, pasti dia dipaksa."

"Julius, kamu teralu mempercayai wanita. Dulu kamu juga sangat mempercayai Gwendolyn Tsu yang pada akhirnya kamu menderita. Sekarang kamu kembali mempercayai Clarissa Yuan. Kenapa kamu tidak bisa dewasa dalam masalah hubungan?"

"Jangan bandingkan Clarissa dengan wanita seperti Gwendolyn Tsu!" Julius Yi berkata dengan marah.

"Di dunia ini tidak ada wanita yang tidak mencintai uang, kamu lihat ibu tirimu, dan Yuliana Liu. Kamu pikir Clarissa tidak meninggalkanmu karena kamu? Jika bukan ada Keluarga Yi yang menopangmu, dulu dia tidak akan memilih menikah denganmu dan dia tidak ingin meninggal dengan menduduki posisi Nyonya Muda di dalam Keluarga Yi. Wanita seperti itu, jika ingin pergi biarkan saja, kamu masih ingin sedih karenanya?" Nenek menarik nafas dalam dengan sedih.

Setiap perkataan buruk mengenai Clarissa Yuan, hatinya semakin merasa bersalah. Tetapi, demi Julius Yi bisa merelakannya dengan cepat, dia tidak bisa mempedulikan begitu banyak.

Tidak peduli apa yang dia katakan, Julius Yi tetap tidak mempercayai bahwa Clarissa merupakan orang yang gila harta, dan dia lebih tidak mempercayai bahwa dia akan meninggalkan dirinya sendirian.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu