The True Identity of My Hubby - BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
Gwendolyn Tsu menoleh badan kemari, tidak senang berkata: “apakah makan dan minum maka kaki aku sudah bisa sembuh?”
Nyonya Tsu dibalas satu kata oleh dia sampai tidak bisa berbicara apa-apa.
Demi menghibur dia bahagia, nyonya Tsu berpikir-pikir berkata: “oh iya Gwendolyn, ayah kamu sudah memanfaatkan hubungan menghukum berat Yuliana Liu itu, sudah membantu kamu balas dendam.”
Pada awalnya mengira Gwendolyn Tsu mendengar berita ini akan senang, akan senang diatas penderitaan orang lain, tidak kepikiran dia sedikit reaksi juga tidak ada, seperti masalah ini tidak ada hubungan apa-apa dengan dia.
“Kenapa? Kamu tidak merasa senang?”
“Senang?” Gwendolyn Tsu dengan tidak setuju ketawa, melihat ibu berkata: “ibu, Yuliana Liu hanya seorang badut yang dipinggir jalan saja, apakah aku perlu karena kecenderungan situasi dia berubah perasaan hati? Meskipun polisi tidak menghukum dia, aku sembarangan mencari seorang pergi sudah bisa membuat dia mati.”
“Lihat kamu, kaki sudah terluka menjadi begini, masih tidak mengingat.” Nyonya Tsu dengan tidak berdaya menghela nafas: “anak perempuan, apakah boleh jangan sedikit-sedikit langsung berkelahi dan membunuh?”
“Tidak perlu kamu mengurus.” Gwendolyn Tsu tidak sabar membalikkan badan melihat depan pintu sekilas bertanya: “ayah mana? Mengapa masih tidak datang melihat aku?”
“Ayah kamu dibawah lantai berhenti mobil, sebentar akan datang, kamu sarapan dulu baik tidak?” nyonya Tsu dengan bersusah payah menghibur.
Yang didapatkan malah tetap adalah satu kata Gwendolyn Tsu: “aku tidak makan.”
“Tidak makan bagaimana boleh? Jangan-jangan kamu mau diri sendiri lapar menjadi kulit pembalut tulang?” Noah Tsu dari luar ruang pasien berjalan masuk, “Ayah.......” Gwendolyn Tsu melihat Noah Tsu masuk, segera menggerakkan kursi roda menyambut, dengan ingin menangis berkata: “ayah, kamu mengapa sekarang baru datang melihat aku? Selain kamu, aku siapapun juga tidak ingin bertemu.”
Pada saat berkata perkataan ini, Gwendolyn Tsu tidak senang melihat nyonya Tsu yang disamping sekilas.
Noah Tsu condongkan badan menepuk-tepuk pundak putri, dengan bersenyum berkata: “ayah harus bekerja, juga tidak boleh setiap hari disini menemani kamu.”
“Kamu setiap hari hanya tahu bekerja.” Gwendolyn Tsu dengan nada menyalahkan berkata.
“Aku tidak bekerja perusahaan Tsu bagaimana? Sudah tidak mau?”
“Ayah, apakah kamu sedikitpun tidak menaruh masalah aku didalam hati?”
“Bagaimana tidak menaruh didalam hati? Ayah bukannya sudah pernah menyetujui kamu, asalkan ada waktu langsung akan kemari melihat kamu.”
“Yang aku bilang adalah Julius Yi!” Gwendolyn Tsu dengan kesal berkata: “jangan-jangan kamu sudah melupakan masalah ini?”
“Julius Yi?” Noah Tsu tidak mengerti melihat dia, kemudian langsung terkejut berkata: “dia bukannya sudah buta? Kamu masih ingin menikah dengan dia?”
“Aku ingin.”
“Gwendolyn kamu sudah gila! Kaki kamu sendiri sudah tidak baik, masih mau menikah dengan seseorang yang cacat begini? Kamu ingin berubah keluarga kita menjadi pusat orang cacat?” Noah Tsu dengan marah berkata.
Melihat wajah Gwendolyn Tsu murung, Noah Tsu segera berubah perkataan: “Gwendolyn, maksud ayah adalah meskipun kaki kamu tidak baik, tetapi berdasarkan latar belakang keluarga kita yang kuat, lelaki yang ingin menikahi kamu masih sangat banyak yang tidak terhitung, kamu tidak perlu harus menikah dengan Julius Yi yang cacat itu, kamu seharusnya menikah dengan seorang lelaki yang normal, menyuruh dia menyanyangi dan mencintai kamu dengan baik-baik.”
Nyonya Tsu dengan buru-buru berkata: “iya, Gwendolyn, jangan jengkel dengan Clarissa Yuan lagi, melukai adalah diri kamu sendiri.”
“Sudah cukup!” Gwendolyn Tsu tidak sabar memaki dua orang tua, dengan marah berteriak-teriak: “aku sudah pernah bilang, aku seumur hidup ini selain Julius Yi siapapun juga tidak menikah, aku harus menikah dengan dia! Kalian siapapun yang berkata lagi aku segera lompat dari sini!” jari dia menunjuk, menunjuk teras yang diluar.
Noah Tsu dan nyonya Tsu saling melihat, hanya bisa dengan tidak berdaya menutup mulut.
“Ayah......” Gwendolyn Tsu dengan suara merasa sedih, menarik lengan tangan Noah Tsu memakai nada menangis berkata: “kamu pernah bilang akan membantu aku, apakah kamu ingin menyesal? Atau kamu sama sekali tidak ada cara terhadap mereka? Sama sekali tidak sanggup membantu aku?”
“Gwendolyn, ayah adalah tidak rela menikahi kamu untuk seorang buta!” Noah Tsu mengeluh berkata.
“Tetapi aku harus menikah dengan dia.”
“Baik, jika kamu harus menikah dengan dia, jika begitu ayah membantu kamu menyelesaikan harapan ini.” Noah Tsu mengangguk kepala menyetujui.
“Kali ini tidak mengizinkan berbohong aku lagi, jika tidak aku benar-benar akan melompat dari sini!” Gwendolyn Tsu tidak tenang mengancam berkata.
“Baik, tidak mengbohongi kamu, tetapi kamu juga harus patuh, makan dan tidur dengan baik-baik, memelihara kesehatan dengan baik-baik baru bisa dengan cantik menikah keluar.”
“Baik, aku menyetujui kamu.” Gwendolyn Tsu mengangguk kepala, menerima mangkuk nasi didalam tangan nyonya Tsu lalu makan.
Pada saat nyonya Tsu mengantar Noah Tsu meninggalkan rumah sakit, seluruh wajah dengan khawatir menyalahkan berkata: “Tuan tua, Gwendolyn ribut sembarangan, kamu mengapa juga membiarkan dia, jangan-jangan kamu benar-benar rela menikahi dia dengan seorang buta yang tidak menyanyangi dia?”
“Sifat Gwendolyn kamu juga bukan tidak tahu.” Noah Tsu dengan tidak berdaya menghela nafas: “aku tentu saja tidak rela, tetapi ada cara apa? Dia sudah memakai mati memaksa.”
“Ini harus bagaimana.”
“Terserah dia saja.” Noah Tsu berkata: “watak Gwendolyn mengikuti aku, diri sendiri ingin mendapatkan sesuatu barang harus mendapatkan, tidak mendapatkan lebih baik menghancurkan dia. Membiarkan dia menikah saja, tunggu dia sudah mendapatkan, sudah merasa bosan dan jenuh, dalam hati sudah seimbang mungkin diri sendiri akan melepaskan tangan, jika tidak bisa sampai waktu itu baru membiarkan mereka bercerai saja sudah bisa.”
Noah Tsu membalikkan badan, berkata terhadap dia: “kamu kembali menjaga dia dengan baik-baik saja, semuanya menyerahkan kepada aku pergi mengurus.”
Nyonya Tsu mengangguk-angguk kepala, atas wajah malah tetap adalah penuh kekhawatiran.
****
Karena masih belum sah menjatuhkan hukuman, Yuliana Liu masih tidak boleh berhubungan dengan orang luar.
Clarissa Yuan yang terus ingin bertemu dia sekali, dibawah bantuan Jutsin Yi akhirnya bisa bertemu dia.
Dibatasi pintu jendela, dia melihat Yuliana Liu dengan sebuah wajah yang dekaden dan terpaku, kecantikan dan genit sebelumnya sudah tidak milik dia lagi.
Melihat dia, dalam hati Clarissa Yuan tidak tahan muncul sebuah perasaan bersimpati terhadap dia, tidak kepikiran dia juga ada hari ini.
“Kamu mengapa sudah datang?” Yuliana Liu melihat dia pelan-pelan bertanya satu kata.
Dia tahu Clarissa Yuan berbaik hati, tetapi tidak perlu berbaik hati sampai saat tahu dia ditahan kemudian, sengaja berlari kemari melihat dia.
“Kamu sekarang masih masa menyusui, sesuai peraturan adalah tidak boleh ditahan.” Clarissa Yuan berkata.
“Noah Tsu mau menangani aku masih tidak gampang?” Yuliana Liu dengan tidak peduli ketawa: “sudah masuk juga bagus, paling tidak setelah masuk kesini nyawa aku sudah tidak akan bahaya, jika tidak diluar, tidak tahu hari apa akan dibuat mati oleh Gwendolyn Tsu yang hina itu.”
“Saling membalas dendam sampai kapan baru selesai? Apakah kamu sedikitpun tidak menyesal?”
“Aku bagaimana mungkin tidak menyesal? Aku menyesal diri sendiri waktu itu sudutnya tidak mencari lebih tepat lagi, tidak langsung menabrak dia sampai mati.” Yuliana Liu menggigit gigi dengan kesal selesai bicara, melihat Clarissa Yuan sekilas, berkata: “melihat Gwendolyn Tsu menjadi cacat, dalam hati kamu pasti sangat senang bukan? Waktu itu meskipun aku adalah diadu domba, tetapi benar-benar sudah melukai kamu, kali ini anggap saja adalah mengganti kerugian kamu saja, bagaimanapun orang yang Gwendolyn Tsu terus ingin melawan adalah kamu.
“Yang aku mau selama ini bukan mengganti kerugian seperti ini, aku lebih berharap waktu itu semuanya tidak terjadi.” Clarissa Yuan dengan sedikit tersenyum: “sudahlah, berkata lebih banyak hanya bisa menunjukkan aku munafik, aku hari ini datang ada sebuah masalah ingin bertanya kamu.”
“Katakan saja, masalah apa?”
“Tentang Charlie Shen.”
Yuliana Liu bengong sebentar, kelihatan jelas tidak kepikiran dia bisa tiba-tiba mengungkit orang ini.
“Charlie Shen?”
“Iya.” Clarissa Yuan berkata: “waktu itu selain aku, adalah kamu dan Charlie Shen yang jalannya lebih dekat, dan setelah itu aku mendengar beberapa teman sekolah memperbincangkan kepergian Charlie Shen sepertinya ada sedikit hubungan dengan kamu.”
Yuliana Liu ketawa: “waktu itu saat Charlie Shen pergi kamu tidak ada keberanian datang bertanya aku, sekarang sudah berlalu bertahun-tahun baru lari kemari bertanya, bukannya sudah agak terlalu telat?”
“Asalkan kamu bersedia memberitahu aku, maka tidak telat.” Clarissa Yuan menatap dia: “waktu itu karena merasa tidak mungkin, jadi tidak bertanya kamu.”
“Waktu itu mengapa merasa tidak mungkin?”
“Karena Charlie Shen tidak membawa kamu pergi bersama, dan setelah aku menyadari dia pergi meninggalkan, kamu juga pernah diam-diam menangis.” Clarissa Yuan mendengar dia berkata begini, dalam hati tidak tahan menjadi berat, jangan-jangan masalah ini benar-benar ada hubungan dengan dia?
Tidak salah, pada saat waktu itu Charlie Shen pergi, ada tidak sedikit teman sekolah semuanya sedang memperbincangkan masalah ini, masih ada info bilang kepergian Charlie Shen pergi ada hubungan dengan Yuliana Liu. Dan waktu itu pada saat dia lari pergi ke asrama Yuliana Liu bertanya dia, malah kebetulan melihat dia memeluk Charlie Shen memberi dia sebuah buku mengelola perusahaan dan berdiam-diam mengalir air mata.
Disaat kondisi seperti ini, dia bagaimana mungkin masih bisa mencurigakan dia? Bagaimana juga bisa bertanya keluar mulut?
Yuliana Liu menurunkan mata, sangat lama baru mengangkat mata kembali melihat dia berkata: “sebenarnya masalah sudah lewat begini lama, juga tidak ada apa yang harus melanjutkan bersembunyi, aku langsung memberitahu kebenaran kepada kamu saja.”
Jantung Clarissa Yuan tiba-tiba mengangkat keatas, hampir adalah menahan nafas menatap dia, menunggu dia melanjutkan berkata.
“Malam hari itu bukannya kebetulan adalah acara ulang tahun kakak kelas Andre Mo, dia sudah mabuk, dibawa teman sekelas tidur didalam kamar hotel, aku melihat kamu juga ada sedikit mabuk, tiba-tiba memanggil orang memberi beberapa gelas lagi untuk kamu, kemudian saat kamu tidak sadarkan diri melempar kamu diatas kasur kakak ipar Mo. Aku tahu Charlie Shen akan datang hotel menjemput kamu pulang kerumah, jika sengaja didepan pintu hotel bertemu dia, dan memberitahu nomor kamar kalian kepada dia, dan dia langsung naik.” Yuliana Liu berhenti sebentar, melanjutkan berkata: “setelah itu aku mendengar pada saat Charlie Shen naik keatas, kamu dan kakak kelas Mo kebetulan sedang berciuman, Charlie Shen sangat marah membalikkan badan pergi. Kakak kelas Mo karena khawatir Charlie Shen menghajar dia, ketakutan tengah malam membereskan barang kabur, aku mengira Charlie Shen bisa karena kamu mengkhianati dan marah, putus dengan kamu, kemudian aku sudah ada kesempatan, tidak kepikiran adalah dia hari kedua sudah menghilang.”
Clarissa Yuan tidak berani percaya melototi dia, mengapa dia apapun tidak tahu? Sedikitpun tidak tahu?
“Masalah adalah begini.” Yuliana Liu ketawa licik: “aku mengira Charlie Shen betapa mencintai kamu, betapa unggul, ternyata juga hanya begini saja, sebuah siasat kecil orang lain langsung membuat percintaan tiga tahun kalian hancur.”
“Kamu sama sekali tidak tahu apa-apa!” Clarissa Yuan bengong sangat lama, baru dengan marah berteriak satu kata terhadap dia. Langsung menatap dia bertanya: “Yuliana Liu kamu mengapa boleh begitu tidak tahu malu? Demi memisahkan aku dan Charlie Shen ternyata sampai masalah seperti ini juga bisa melakukan?”
“Aku pada awalnya adalah seseorang yang tidak tahu malu.” Yuliana Liu tidak peduli ketawa: “jika bukan karena tidak tahu malu, aku juga tidak akan berpikir segala cara menikah masuk keluarga Yi, berpikir segala cara mendepak kamu, juga tidak akan membiarkan Gwendolyn Tsu ada kesempatan memanfaatkan aku, lebih tidak akan jatuh sampai keadaan seperti hari ini.”
Berkata menyesal, ini baru adalah masalah yang paling menyesal seumur hidup dia!
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeThe Richest man
AfradenWahai Hati
JavAliusThe Gravity between Us
Vella PinkyCinta Seorang CEO Arogan
MedellineThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)