The True Identity of My Hubby - Bab 187 Justin Yi
“Ada apa?”
“Apa maksudnya?”
Para pemegang saham saling menatap dan mulai membahas.
Tidak menunggu mereka selesai membahas, Noah Tsu langsung mengisyaratkan mereka untuk diam dan menyambung: “Faktanya, Tuan Muda Kedua Justin Yi sudah meninggal sejak tiga tahun yang lalu karena kecelakaan, demi mendapatkan warisan yang lebih banyak, Tuan Muda Pertama Julius Yi menyamar sebagai Justin Yi. Seharusnya kalian ingat, tiga tahun lalu setelah kakak beradik Keluarga Yi terjadi kecelakaan dan rusak rupa, walaupun mengeklaim pada dunia luar bahwa dia operasi plastik menjadi sama persis, tetapi malah belum pernah muncul bersamaan, baik rapat pemegang saham setiap tahun maupun kegiatan penting Perusahaan Besar Yi, bahkan pemakaman Direktur Yi pun tidak muncul bersama, ini cukup membuktikan bahwa salah satu dari kakak beradik Keluarga Yi sudah meninggal.”
Gloria yang di samping sangat terkejut, dia sedang menatap Julius Yi dengan bengong, dan Nyonya Tua yang sudah mengetahui kebenaran terlihat sangat tenang.
“Ibu, ini terjadi apa?” Setelah Gloria selesai bengong, dia bertanya pada Nyonya Tua: “Apakah yang dia bilang benar? Justin sudah meninggal? Justin yang biasa kita temui adalah Julius?”
Nyonya Tua hanya melihat dia dengan dingin dan berkata dengan suara berat: “Tutup mulut kamu!”
“Apakah ini benaran?” Para pemegang saham bertanya pada Julius Yi dengan tercengang.
Julius Yi terdiam di tempat dengan ekspresi yang dingin, seketika tidak tahu bagaimana membalas pertanyaan orang-orang.
Noah Tsu malah tertawa dan mengarah pada Nyonya Tua dan Gloria: “Masalah ini kalian tanyakan pada Nyonya Tua Yi dan Nyonya Yi seharusnya paling jelas, benar tidak Nyonya-Nyonya?”
“Benar, benar, benar…….” Gloria mengangguk dengan mati-matian: “Aku bisa bersaksi pada masalah ini, tiga tahun ini, Tuan Muda Pertama dan Tuan Muda Kedua tidak pernah muncul bersamaan, satu kali pun tidak pernah.”
“Gloria!” tegur Nyonya Tua dengan pelan.
Gloria malah berkata dengan kesal: “Ibu, benar kata Direktur Tsu, ini Julius sedang melakukan penipuan, kalau Justin sudah meninggal, warisan Tuan Besar seharusnya diwariskan pada Julius dan Juwono saja, tetapi bukan dibagi tiga seperti ini, kalau begitu Juwono kan rugi besar?”
“Tutup mulut kamu!” Nyonya Tua menamparnya dan berkata dengan sangat marah: “Siapa yang bilang Justin sudah meninggal? Justin baik-baik saja!”
Gloria ditampar Nyonya Tua, saat itu dia berdiri di samping dan menutup wajahnya dengan marah dan merasa disuliti.
Noah Tsu berkata: “Nyonya Tua, kalau kamu bilang Justin Yi masih hidup, jadi sekarang telepon dia dan suruh dia datang, kita voting bersama dan memutuskan untuk menjual Perusahaan Besar Yi pada siapa.”
Nyonya Tua terbisu.
Noah Tsu malah terus memberi tekanan dan tertawa dingin: “Kenapa? Hal semudah itu juga tidak bisa dilakukan?”
“Dia……sakit.” kata Nyonya Tua.
“Sakit? Di rumah atau di rumah sakit? Kita pergi mencari dia untuk voting juga boleh.” Noah Tsu tertawa lagi: “Aku tebak kalian juga tidak bisa melakukannya kan?”
“Kamu keterlaluan, Julius Yi!” Gloria berteriak dengan sangat marah.
Noah Tsu tetap tertawa dan berkata: “Direktur Yi, aku dan Juwono Yi pernah membuat perjanjian, dia akan menjual seluruh saham dari pembagian warisan yang dia dapatkan padaku, kalau begitu perbedaan di antara kita menjadi besar. Aku adalah pemegang saham terbesar di Perusahaan Besar Yi, adalah satu-satunya pilihan Direktur Perusahaan Besar Yi, aku memiliki hak untuk menjual perusahaan pada siapapun.”
“Dan kamu……tanggung jawab utama saat ini adalah kerjasama dengan pihak kepolisian untuk menyelidiki tentang kasus penipuan warisan dan memperjuangkan peringanan sanksi.” Setelah Noah Tsu selesai berbicara, dia mengisyaratkan dua orang polisi yang berdiri di samping.
Kedua polisi segera maju satu langkah dan berkata pada Julius Yi: “Tuan Yi, tolong pergi ke kantor polisi bersama kami.”
Julius Yi menatap dua orang polisi yang serius, tetapi ekspresinya tidak panik.
Malah Clarissa Yuan yang di samping sangat kaget, berdiri dan berkata dengan panik: “Pak polisi, kalian jangan dengar si marga Tsu itu sembarang berbicara, kalian juga tidak boleh membawa Direktur Yi pergi …….”
“Apakah Tuan Tsu sembarang berbicara atau tidak, kami pulang dan menyelidikinya juga akan jelas, kami berharap Tuan Yi bisa bekerjasama untuk pekerjaan kami.” Setelah kedua polisi selesai berbicara, keduanya maju dan menahan Julius Yi di masing-masing sisi, berkata: “Silahkan Tuan Yi.”
“Direktur Yi…….” Clarissa Yuan mengejar ke depan, menahan tangan Julius Yi dan berkata dengan panik: “Direktur Yi, kamu jangan ikut mereka pergi, mereka tidak ada bukti, kenapa boleh sembarang menangkap orang?”
“Benar, Julius kamu jangan pergi dengan mereka.” Nyonya Tua menghampirinya dengan khawatir, menahan lengan Julius Yi dan memohon pada dua orang polisi: “Pak polisi, kalian tidak boleh membawanya pergi, kalau memang dia ada salah, itu juga urusan keluarga kami, tidak ada hubungan dengan orang lain.”
“Tidak bisa! Dia menipu saham Juwono, dia harus mengeluarkan saham milik Juwono.” kata Gloria.
Setelah mendengar Justin sudah meninggal, Juwono masih ada 5% saham diambil Julius Yi, Gloria merasa marah dan juga senang.
“Clarissa, Nenek, kalian jangan khawatir, aku tidak akan terjadi apa-apa.” Julius Yi menghibur Nyonya Tua dan Clarissa Yuan sambil tersenyum.
“Atau kita membiarkan Direktur Yi mendengarkan rapat sampai habis juga boleh?” Tiba-tiba Noah Tsu tertawa dan berkata: “Walaupun Direktur Yi melakukan penipuan, tetapi masih merupakan salah satu bagian Perusahaan Besar Yi kan. Kalau begitu kita voting dan memutuskan, sebenarnya ingin menjual Perusahaan Besar Yi pada Perusahaan Besar Jian atau Perusahaan Besar Tsu? Tentu saja, aku menyarankan untuk dijual pada Perusahaan Besar Tsu, jika ada yang tidak setuju, sekarang boleh sampaikan.”
Beberapa saat tidak ada yang tidak setuju, Noah Tsu masih berkata: “Tidak ada yang tidak setuju? Kalau begitu ini keputusannya.”
Di saat ini, dari depan pintu ruang rapat terdengar suara tepuk tangan, lalu terdengar suara yang asing dan sebuah badan yang tinggi dan tidak asing: “Seru! Ternyata memang seru!”
Semua orang menatap ke depan pintu ruang rapat secara bersamaan, seketika orang-orang di dalam ruang rapat terkejut, termasuk Clarissa Yuan dan Nyonya Tua, juga sepasang Ayah dan anak perempuan Keluarga Tsu, tatapan semua orang terhenti di pria tampan yang datang perlahan-lahan dan berwajah sama persis dengan Julius Yi.
“Justin Yi?” Setelah beberapa saat, yang pertama bersuara adalah Gwendolyn Tsu.
Bagaimanapun dia tidak terpikir Justin Yi akan tiba-tiba muncul, bagaimanapun juga tidak terpikir!
“Gwendolyn, kita baru beberapa hari tidak bertemu, kenpa terlihat seperti tidak mengenali aku?” Justin Yi berjalan ke depan Gwendolyn Tsu, tersenyum dan menatapi dia.
Gwendolyn Tsu malah berteriak seperti melihat hantu: “Dia bukan Justin Yi! Dia Bukan!”
Justin Yi tertawa, mengamati Noah Tsu yang wajahnya pucat dan berkata: “Kalian berdua lucu sekali, sebentar bilang aku sudah mati dan memaksa aku datang ke kantor, sekarang aku susah payah kemari, lalu bilang aku bukan Justin Yi.”
“Dia bukan! Wajah Justin Yi bukan seperti ini!” Gloria juga berteriak dengan panik: “Dia pasti pengganti yang dicari Julius Yi, aku berani memastikan!”
Sebelum ini, dia hampir setiap hari bertemu Justin Yi, mana mungkin dia tidak tahu jelas wajah Justin Yi seperti apa? Walaupun pria di depan mata ini mirip dengan Julius Yi, tetapi dia bisa mengetahui dia bukan Justin Yi yang hidup bersama dan makan bersama dengannya setiap hari dalam sekali pandang.
Justin Yi balik badan dan berjalan padanya, menatap dia dan tersenyum: “Ibu Tiri, maksud kamu ingin membuktikannya? Apakah perlu melakukan tes DNA untuk membuktikan aku anak Keluarga Yi atau bukan? Aku bisa menemani kapanpun, malah anak kamu Juwono, kamu berani suruh dia tes DNA juga tidak?”
“Kamu——!” Gloria ketakutan dan melototi dia dengan tercengang.
Dia sudah tahu? Dia benar-benar sudah tahu!
“Apa maksudnya?” Nyonya Tua menahan Gloria dan bertanya.
“Aku……aku juga tidak tahu dia sedang bilang apa.” Gloria pura-pura tidak tahu.
Dan Justin Yi sudah balik badan kembali, melihat semua orang yang tidak mengerti situasi dan berkata: “Tadi membuat kalian menikmati drama jelek yang dilakoni Direktur Tsu sebagai peran utama secara gratis, alurnya masih bisa dibilang seru kan?”
“Apa maksudnya? Sebenarnya sedang berbuat apa?” Ada yang bertanya.
“Maksudnya yang tadi Direktur Tsu bilang tidak benar, kebenarannya seharusnya begini, setelah beberapa bulan lalu Nona Besar Tsu jatuh cinta pada Tuan Muda Pertama, dia memaksa untuk meninggalkan aku dan menikah dengan Tuan Muda Pertama, karena Tuan Muda Pertama sudah menikah, jadi dia menolaknya. Maka Direktur Tsu menjadi marah karena malu dan memutuskan untuk menghancurkan Perusahaan Besar Yi, juga memilih dan memanfaatkan Juwono Yi yang tidak pandai, menjebaknya dan membawa dana Perusahaan Besar Yi dalam jumlah besar, lalu membeli sahamnya dan menjadi pemegang saham terbesar kedua di Perusahaan Besar Yi, Direktur Tsu yang ingin menghancurkan Perusahaan Besar Yi masih ingin menjadi pemegang saham terbesar di Perusahaan Besar Yi, yaitu pemegang keputusan tertinggi di Perusahaan Besar Yi, jadi dia mengarang cerita bahwa Tuan Muda Pertama menipu warisan Direktur. Direktur Tsu memang pintar, tetapi dia ada sedikit kesalahan, dia kira mendapatkan saham Juwono Yi langsung akan menjadi pemegang saham terbesar di Perusahaan Besar Yi, dia kira hanya dia yang tahu fakta Juwono Yi bukan anak kandung Direktur, bahkan dia tidak tahu Ayahku menunjuk bahwa semua pewaris harus memiliki hubungan darah dengannya di dalam wasiat. Maksudnya saham yang dipegang Juwono Yi tidak sah, termasuk 5% yang sebelumnya, saat Ayahku memberikan kami saham, juga menunjuk harus ada hubungan darah di surat persetujuan.”
Justin Yi balik badan dan berkata pada Pengacara Chen di belakangnya: “Pengacara Chen, tunjukkan wasiat dan surat persetujuan Ayahku pada Direktur Tsu.”
“Baik.” Pengacara Chen mengangguk, menunduk dan mengeluarkan dua buah dokumen dari tas kantornya, lalu diberikan pada Direktur Tsu.
Novel Terkait
Bretta’s Diary
DanielleCutie Mom
AlexiaBeautiful Lady
ElsaThe Richest man
AfradenInnocent Kid
FellaTen Years
VivianBlooming at that time
White RoseThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)